ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA PETUGAS ASSEMBLING DAN KODING BERDASARKAN TEORI WISN DI RSUD UNGARAN TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian. [1] Untuk

Analisa Beban Kerja Petugas Koding BPJS Rawat Inap Dengan Metode WISN Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2014 FARADILA AYU DINIRAMANDA.

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA KODING/INDEKSING BPJS DENGAN METODE WISN DI RS. PANTI WILASA Dr.CIPTO SEMARANG TAHUN 2015

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASAKAN BEBAN KERJA UNIT REKAM MEDIS RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL TAHUN 2015

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASARKAN WISN DI BAGIAN KODING INDEKSING RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 2 No 1 - Januari 2015

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

ANALISIS KEBUTUHAN JUMLAH TENAGA KERJA BERDASARKAN BEBAN KERJA DI UNIT REKAM MEDIS RUMAH SAKIT UMUM ASSALAM GEMOLONG

ANALISIS BEBAN KERJA BERDASARKAN METODE WISN PETUGAS ASSEMBLING DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permenkes No269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASARKAN TEORI WISN DI BAGIAN FILING RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2013

ANALISA BEBAN KERJA PETUGAS ASSEMBLING PASIEN BPJS DENGAN METODE WISN DI RSUD KOTA SEMARANG PADA TAHUN 2015 ABSTRAK

ANALYSIS OF THE NEEDS OF LABOR IN PART THE FILINGS OUTPATIENT ACCORDING TO THE THEORY WISN IN RSI SULTAN AGUNG SEMARANG THE YEAR 2015

ANALISIS BEBAN KERJA PETUGAS TPPRJ RSUD TUGUREJO SEMARANG BERDASARKAN METODE WISN PADA TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aditia Novitasari *), ArifKurniadi, M.Kom **)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

ANALISIS BEBAN KERJA PETUGAS FILING BERDASARKAN METODE WORKLOAD INDICATOR STAFF NEED

PREDIKSI KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASARKAN BEBAN KERJA DI BAGIAN LOKET PENDAFTARAN RAWAT JALAN POLI RADIOTERAPI RSUP DR KARIADI SEMARANG TAHUN 2017

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA REKAM MEDIS BAGIAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DI UPT PUSKESMAS PUCANG SAWIT SURAKARTA

ANALISIS BEBAN KERJA PETUGAS ASSEMBLING DENGAN METODE WISN DI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN 2014

LAELA MIFTAHUL JANNAH

TINJAUAN KEBUTUHAN RAK FILE DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) RAWAT INAP DI RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL TAHUN 2016

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA PETUGAS ASSEMBLING DAN KODING BERDASARKAN TEORI WISN DI RSUD UNGARAN TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH

Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja dengan menggunakan rumus Work Load Indicator Staff Need atau WISN Bagian Filing RSUD Dr. Moewardi Periode Tahun 2016.

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI BAGIAN PENDAFTARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE WISN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN 2015 ABSTRACT

Tinjauan Pelaksanaan Prosedur Pengembalian DRM dari Assembling ke Filing di RS Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit mempunyai

EVALUASI KINERJA ASSEMBLING DALAM PENGENDALIAN KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI ASSEMBLING RSUD UNGARAN TAHUN Devi Ayu Kumalasari*),

Analisis Kebutuhan Petugas Rekam Medis Berdasarkan Beban Kerja di Instalasi Rekam Medis RS Aisyiah Muntilan

BAB III METODE PENELITIAN. Kapasitas Kerja. a. Umur b. Keterampilan c. Pendidikan d. Lama Bekerja e. Jenis Kelamin

JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011

GAMBARAN PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUANG VII TRIWULAN IV TAHUN 2013 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN (TPPRJ) BERDASARKAN BEBAN KERJA DI RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO TAHUN 2014

Program Studi DIII Rekam Medis & Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2013 ABSTRAK

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG PADA PERIODE BULAN MEI 2013 ARTIKEL

Halaman Pengesahan. Artikel Ilmiah

ANALISA PELAKSANAAN INDEKS PENYAKIT PADA BAGIAN KODING/INDEKSING DI RSI KENDAL TAHUN 2016

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA ASSEMBLING REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSUD DR.ADJIDARMO KABUPATEN LEBAK TAHUN 2016

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Undang-Undang No.44 Tahun 2009 menyebutkan bahwa

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik Medica Farma Husada Mataram 80 Volume 1. No. 2 Oktober 2015

: Delay Repayment, Of Medical Record Documents, Assembling

KEAKURATAN KODE DIAGNOSA UTAMA DOKUMEN REKAM MEDIS PADA KASUS PARTUS DENGAN SECTIO CESAREAN DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM TAHUN 2009

ANALISIS PELAKSANAAN RETENSI DAN PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS INAKTIF FILING RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2016

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF PASIEN RAWAT INAP PADA KASUS PENYAKIT HERNIA PERIODE TRIWULAN 1 TAHUN 2014 DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

: DIKA BAYU SETIANTO NIM D

dimiliki oleh suatu instansi. Man yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) adalah petugas yang bertanggung jawab mengisi formulir / berkas.

EVALUASI PENGELOLAAN FILING REKAM MEDIS RAWAT JALAN UNTUK PENCEGAHAN MISSFILE DI RSUD MAJENANG KABUPATEN CILACAP TAHUN 2016

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI BAGIAN ASSEMBLING BERDASARKAN METODE WISN DI RSUD AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG PADA TAHUN 2016

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASARKAN BEBAN KERJA WORK LOAD INDICATOR STAFF NEED ATAU WISN BAGIAN TPPRJ RSUD KABUPATEN SRAGEN ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. Tinjauan Spesifisitas Penulisan Diagnosis Dan Ketepatan Kode Berdasarkan ICD-10 Pada

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

Retno Mukti*), Arif Kurniadi**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro **) Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BEBAN KERJA, KAPASITAS KERJA DAN PRODUKTIVITAS KERJA. Oleh: ENI MAHAWATI, SKM, M.KES

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

TINJAUAN HUBUNGAN ANTARA SPESIFISITAS DIAGNOSIS UTAMA DENGAN AKURASI KODE KASUS PENYAKIT BEDAH PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BANGSAL KELAS III BERDASARKAN INDIKATOR BARBER JOHNSONTAHUN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

ARTIKEL ILMIAH ANALISA KEBUTUHAN RAK FILE BERDASARKAN POLA PERTAMBAHAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI FILING RSU PKU MUHAMMADIYAH GUBUG PERIODE

Tin Herniyani, SE, MM

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya memberikan pelayanan informasi kesehatan

ANALISA KUANTITATIF TERHADAP KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT PANTI WILASA DR.CIPTO SEMARANG TRIWULAN IV

QUANTITATIVE ANALYSIS OF THE MEDICAL RECORD DOCUMENT CASES OF STROKE HOSPITALIZATIONS FOURTH QUARTER OF 2012 IN THE HOSPITAL KRT SETJONEGORO WONOSOBO

Isfi Arichah. Abstrak

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PENYERAHAN DOKUMEN REKAM MEDIS DARI RAWAT INAP KE BAGIAN FILING DI RS PANTI WILASA DR.CIPTO SEMARANG TAHUN 2013

TINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Tin Herniyani, SE, MM

DESCRIPTIVE ANALYSIS INDICATORS GROSS DEATH RATE ( GDR ) AND NET DEATH RATE ( NDR ) IN RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN

Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ASTRI SRI WARIYANTI J

PREDIKSI KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN POLI MATA ( SEC ) TAHUN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

ANALYSIS THE EFFICIENCY OF INPATIENT WARD ACCORDING TO STANDARD OF BARBER JOHNSON IN BHAYANGKARA HOSPITAL SEMARANG IN 2015

FAKTOR KETERLAMBATAN PENYERAHAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP DARI BANGSAL KE ASSEMBLING DI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG 2013

ABSTRACT. : Inpatient Medical Record Documents patients BPJS case SectioCaesaria, Review of Quantitative, Qualitative Review, Accuracy Code.

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP PADA PERIODE TRIWULAN I DI RSUD UNGARAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Dalam memberikan pelayanan. kesehatan harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah. yang bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive

PREDIKSI KEBUTUHAN TENAGA KERJA BAGIAN TPPRJ REGULER DENGAN MENGGUNAKANRUMUS WISN DI RUMAH SAKIT PARUdr. ARIO WIRAWANSALATIGA PERIODE TAHUN 2017

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KETIDAKLENGKAPAN FORMULIR INFORMED CONSENT DI RUMAH SAKIT UNGARAN TAHUN Efi Sriatmi*), dr.zaenal Sugiyanto,M.

*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. **) Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR TAHUN BERDASARKAN TREND BOR TAHUN DI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH.

Kata Kunci PENDAHULUAN

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) DI FILING RAWAT INAP INAKTIF RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2015.

ANALISA KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP KASUS DEMAM THYPOID DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PEKALONGAN PADA PERIODE TRIWULAN 1 TAHUN

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

TINJAUAN SISTEM PENOMORAN DI TPP RS BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG TAHUN 2015

Keywords: Quality assurance, qualitative and quantitative analysis, filling

BAB IV HASIL PENELITIAN. Rumah Sakit. Ken Saras dibangun pada tahun 2007 dengan ijin. Bupati Semarang nomor 648/049761/2009. Terletak di Kecamatan

analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

Transkripsi:

1

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA PETUGAS ASSEMBLING DAN KODING BERDASARKAN TEORI WISN DI RSUD UNGARAN TAHUN 2016 Viviene Pitaloka Sari Dewi *), Maryani Setyowati *) *) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro *) *) Staff Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Email : vivienepita@gmail.com ABSTRACT RSUD Ungaran is a type C hospital. Based on the initial survey the number of assembling and inpatient coding officers each was 1 officer. In assembling, there were accumulation of documents which impact to other units such as accumulation of inpatient coding. Therefore the match between the workload and the number of officers must be considered. The purpose of this study was to determine the workload and needs of assembling and coding personnel in inpatient unit RSUD Ungaran in 2016. This was descriptive research with observation and interview methods and cross sectional approach. The subject were one assembling officer and one inpatient coding officer. The research object were inpatient document. Data analyzed descriptively The observation in RSUD Ungaran, assembling officers and inpatient coding has been doing the job according to the job description. Available working time of assembling officer for 1 year was 1813.5 hours / year whereas inpatient coding officer was 1794 hours / year. The quantity of the main activities in 2016 was 14 508 document of assembling officer while the inpatient coding officer was 14628 documents. The standard of workload for 1 year was 27900 documents for assembling officers while inpatient coding was 19570.9 document. From the calculation of WISN method takes two officers of inpatient coding so it needs the addition of one officer. Based on the calculation known that the addition of labor at the inpatient coding is the impact of the number of tasks that must be done so that it need for a balance between the workload and the number of officers in order to avoid the fatigue that effects the productivity. Preferably, the addition one officer of inpatient coding and placing specialized staff of inpatient coding Keywords : assembling officer, inpatient coding officers, workload, WISN ABSTRAK RSUD Ungaran merupakan rumah sakit tipe C. Berdasarkan survei awal jumlah petugas assembling dan koding rawat inap masing-masing berjumlah 1 petugas. Di bagian assembling terjadi penumpukan dokumen yang berdampak pada pelayanan unit lain seperti kerja petugas koding rawat inap yang juga mengalami penumpukan dokumen. Untuk itu kesesuaian antara beban kerja dengan banyaknya jumlah petugas harus diperhatikan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui beban kerja dan kebutuhan petugas assembling dan koding rawat inap di RSUD Ungaran pada tahun 2016. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode observasi dan wawancara dan pendekatan cross sectional. Subjek adalah 1 petugas assembling dan 1 petugas koding rawat inap. Objek penelitian adalah dokumen rawat inap. Analisa data secara deskriptif. Hasil pengamatan di RSUD Ungaran, petugas assembling dan koding rawat inap telah melakukan pekerjaan sesuai dengan deksripsi pekerjaan. Waktu kerja tersedia petugas assembling selama 1 tahun adalah 1813,5 jam/tahun sedangkan petugas koding rawat inap adalah 1794 jam/tahun. Kuantitas kegiatan pokok tahun 2016 petugas assembling adalah 14508 dokumen sedangkan petugas koding rawat inap adalah 14628 dokumen. Standar beban kerja selama 1 tahun petugas assembling adalah 27900 dokumen sedangkan 2

medis. [3] Selain petugas assembling, keberadaan petugas koding juga sangatlah penting. koding rawat inap adalah 19570,9 dokumen. Dari hasil perhitungan dengan metode WISN didapatkan dibutuhkan 2 petugas koding rawat inap sehingga perlu penambahan 1 petugas. Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa penambahan tenaga kerja di bagian koding rawat inap merupakan dampak banyaknya tugas yang harus dikerjakan sehingga perlu adanya keseimbangan antara beban kerja dengan jumlah petugas agar tidak timbul kelelahan yang akan mempengaruhi produktivitas kerja. Sebaiknya dilakukan penambahan 1 petugas koding rawat inap dan menempatkan petugas khusus koding rawat inap. Kata kunci : petugas assembling, petugas koding rawat inap, beban kerja, WISN PENDAHULUAN Berdasarkan Permenkes RI No.269/Menkes/Per/III/2008 Bab 1 pasal 1 tentang rekam medis, menyebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien. [1] Setiap proses penyelenggaraan rekam medis dapat terlaksana dengan baik dan dapat memberikan informasi dan data yang lengkap, akurat dan tepat waktu jika didukung sumber daya menusia yang memadai dilihat dari segi kualitas dan kuantitasnya. Kualitas meliputi keterampilan, pengetahuan dan tingkat pendidikan sedangkan kuantitas adalah jumlah tenaga kerja yang ada harus sesuai dengan beban kerja. Tenaga kerja yang sesuai dengan beban kerja sangat mempengaruhi tingkat efisiensi dan produktivitas kerja. [2] Assembling adalah salah satu bagian URM yang sangat penting dan menjadi awal pelayanan di dalam URM. Tugas pokok dan fungsi assembling adalah merakit kembali formulir-formulir DRM menjadi urut atau runtut dengan kronologi penyakit pasien yang bersangkutan, meneliti ketidaklengkapan data yang tercatat didalam formulir rekam medis sesuai dengan kasus penyakitnya, mengendalikan dokumen rekam medis yang dikembalikan ke unit pencatat data karena isinya tidak lengkap, mengendalikan penggunaan nomor rekam medis dan mendistribusikan dan mengendalikan penggunaan formulir rekam Tugas dan fungsi petugas koding adalah mencatat dan meneliti serta menetapkan kode penyakit dari diagnosis yang ditulis dokter, dan kode sebab kematian dari sebab kematian yang ditetapkan dokter. [4] Berdasarkan survey awal di RSUD Ungaran pada bulan Maret 2016 pada bagian assembling terdapat 1 (satu) orang petugas, koding rawat inap terdapat 1 (satu) orang petugas dan koding rawat jalan terdapat 1 (satu) orang petugas. Terlihat terjadi penumpukan DRM di bagian assembling dan koding. Hal itu terjadi karena petugas assembling dan koding mempunyai beban kerja yang cukup tinggi dan minimnya jumlah petugas. Setiap paginya petugas assembling harus mengambil DRM dan SHRI (Sensus Harian Rawat Inap) ke setiap bangsal untuk kemudian merakit DRM dan meneliti kelengkapan DRM tersebut. Masalah yang terjadi di bagian assembling adalah banyak dokumen yang belum dirakit dan diteliti kelengkapannya, hal itu karena petugas hanya satu yang harus bertugas merakit sekaligus 3

meneliti DRM. Akibatnya akan berdampak pada bagian koding yang DRMnya tidak bisa segera di kode, kemudian berdampak pada bagian analising reporting yang laporannya tidak bisa tepat waktu. Hal ini berdampak pada bagian filing yang terlambat menyediakan DRM untuk kebutuhan pelayanan rekam medis. Adanya tugas tambahan terkadang memiliki kepentingan di luar rumah sakit seperti diklat, rapat, dan sebagainya. Diketahui setiap hari petugas assembling dan koding mengerjakan sebanyak rata-rata 50 DRM pasien rawat inap. Sesuai dengan protap petugas wajib menyelesaikan DRM rawat inap yang harus dikoding agar tidak terjadi keterlambatan apabila pasien akan menggunakan DRM tersebut untuk kontrol rutin setelah melakukan rawat inap. Petugas perlu memperhitungkan berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap kegiatan. Maka dari itu petugas perlu disesuaikan dengan beban kerjanya sehingga produktivitas petugas lebih optimal. Metode yang tepat untuk penelitian ini adalah metode WISN karena dihitung berdasarkan beban kerja. Tujuan Peneltian 1. Tujuan Umum Mengetahui kebutuhan tenaga kerja petugas assembling dan koding rawat inap di RSUD Ungaran berdasarkan teori WISN tahun 2016 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan pekerjaan (job description) petugas bagian assembling dan koding rawat inap di RSUD Ungaran b. Mendeskripsikan kapasitas kerja petugas assembling dan koding rawat inap berdasarkan umur, pendidikan, jenis kelamin, dan lama kerja c. Menghitung waktu kerja tersedia tiap petugas assembling dan koding rawat inap d. Menghitung volume kegiatan dan hari kerja efektif selama satu tahun untuk menghitung kuantitas kegiatan pokok e. Mengetahui standar beban kerja dan standar kelonggaran petugas assembling dan koding rawat inap f. Menghitung kebutuhan tenaga kerja dengan rumus WISN di bagian assembling dan koding rawat inap di RSUD Ungaran tahun 2016 METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu jenis penelitian yang menggambarkan keadaan objek yaitu beban kerja petugas assembling dan koding/indeksing rawat inap. Sedangkan metode yang digunakan adalah observasi yaitu melihat objek secara langsung keadaan masalah yang akan diamati dengan pendekatan cross sectional yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat yang bersamaan atau sekali waktu dan wawancara. Populasi penelitian ini terdiri dari subyek yaitu kepala rekam medis, petugas assembling, petugas koding rawat inap 4

RSUD Ungaran yang masing-masing berjumlah 1 (satu) orang. Sedangkan objek penelitian yaitu jumlah DRM rawat inap periode bulan Juni. Instrumen yang digunakan yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, tabel penelitian, stopwatch. Digunakan analisa deskriptif untuk menggambarkan keadaan sebenarnya sehingga berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat diambil kesimpulan tentang beban kerja petugas untuk mengetahui kebutuhan jumlah petugas assembling dan koding rawat inap dengan membandingkan menggunakan tabel WISN. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi pekerjaan Tabel 1 Tugas pokok petugas No Kategori SDM Tugas Pokok 1 Petugas Assembling Petugas assembling di RSUD Ungaran bertugas mengambil DRM ke bangsal, merakit DRM, meneliti kelengkapan isi DRM kemudian mendistribusikan DRM lengkap ke petugas koding. Selain itu petugas assembling mempunyai tugas tambahan membantu mengambil DRM ke bangsal rawat inap, melengkapi DRM pasien BPJS, mencarikan DRM pasien kontrol. 2 Petugas Koding Rawat Inap Petugas koding rawat inap di RSUD Ungaran bertugas menerima DRM yang sudah di assembling, memberikan kode diagnosa pasien dengan menggunakan ICD-10 dan kode tindakan menggunakan ICD-9, memasukkan data penyakit pasien ke komputer sebagai index penyakit kemudian mendistribusikan DRM yang sudah di kode ke ruang filing. Selain itu petugas koding mempunyai tugas tambahan mengkode DRM BPJS, mengurus DRM pasien BPJS yang naik kelas, mencarikan DRM kontrol. Petugas koding rawat inap juga merangkap sebagi ketua rekam medis. B. Kapasitas Kerja Berdasarkan hasil wawancara didapatkan hasil karakteristik responden sebagai berikut : Petugas Tabel 2 Karakteristik petugas assembling dan koding RI Karakteristik Petugas Umur (tahun) Pendidikan Jenis kelamin Lama kerja (tahun) Assembling (petugas A) Koding rawat inap (petugas B) Sumber : data primer 43 SMA Perempuan 22 50 S1 Kesmas Perempuan 27 5

C. Hasil Perhitungan dan Analisa Beban Kerja dengan Metode WISN 1. Mencari waktu kerja tersedia Tabel 3 Waktu kerja tersedia petugas No Kriteria Waktu 1 Jumlah hari kerja 6 hari x 52 minggu = 312 hari (A) 2 Cuti tahunan 12 hari/tahun (B) 3 Libur nasional 15 hari (D) 4 Ketidakhadiran 6 hari (assembling) ; 9 hari (koding RI) (E) 5 Waktu kerja 5,5 jam/hari (F) 1) Petugas assembling = [A-(B+D+E)]xF = [312-(12+15+6)]x5,5 = 1534,5 jam 2) Petugas koding rawat inap = [A-(B+D+E)] xf = [312-(12+15+9)]x5,5 = 1518 jam 2. Kuantitas Kegiatan Pokok Per Tahun Tabel 4 Perhitungan trend dengan metode kuadrat kecil Tahun Y X XY X 2 2011 12168-2 -24336 4 2012 12175-1 -12175 1 2013 12758 0 0 0 2014 13634 1 13634 1 2015 13952 2 27904 4 total 64687 0 5027 10 Sumber : data primer Langkah-langkah untuk mencari prediksi beban kerja per tahun adalah sebagai berikut : 1) Mencari a dan b a = = = 12937,4 b = = 502,7 2) Masukkan ke dalam rumus kuadrat terkecil yaitu : Y = a+bx = 12937,4 + (502,7 x 3) = 14445,5 DRM 6

a) Volume kegiatan per hari 1) Petugas assembling Volume kegiatan = = = 51,7 = 52 DRM 2) Petugas koding rawat inap Volume kegiatan = = = 52,4 = 53 DRM b) Kuantitas kegiatan pokok per tahun 1) Petugas assembling Kuantitas kegiatan pokok per tahun = volume kegiatan per hari x hari kerja efektif = 52 x 279 = 14508 DRM/tahun 2) Petugas koding rawat inap Kuantitas kegiatan pokok per tahun = volume kegiatan per hari x hari kerja efektif = 53 x 276 = 14628 DRM/tahun 3. Standar beban kerja a. Petugas assembling Standar beban kerja = = = 23607,7 DRM b. Petugas koding rawat inap Standar beban kerja = = = 16560 DRM 4. Perhitungan kebutuhan tenaga kerja a. Kebutuhan petugas assembling Kebutuhan petugas = x FKK b. Kebutuhan petugas koding rawat inap = x 1,1 = 0,7 = 1 Kebutuhan petugas = x FKK = x 1,2 = 1,06 7

PEMBAHASAN 1. Petugas Assembling Sesuai dengan hasil wawancara yang telah dilakukan, karakteristik petugas assembling dengan umur 43 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan terakhir SMA dan lama kerja 22 tahun. Dapat dilihat dari lama kerjanya petugas dan pengalaman sesuai usia petugas dapat membantu menentukan kecepatan dan ketepatan mengerjakan tupoksinya dan mempengaruhi kuantitas kegiatan pokok petugas dalam merakit dan meneliti kelengkapan DRM. Produktivitas kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu motivasi, kedisiplinan, etos kerja, keterampilan dan pendidikan. [5] Rata rata waktu per kegiatan petugas dalam merakit dan meneliti kelngkapan dokumen adalah sebesar 3,9 menit. Kuantitas kegiatan pokok adalah sebanyak 14508 DRM/tahun. Hari kerja efektif per tahun adalah 279 hari. Jam kerja efektif per tahun yaitu 1534,5 jam dan standar beban kerja dalam satu tahun adalah 23607,7 DRM. Standar kegiatan adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang terdidik dan terlatih dengan baik, terampil dan berdedikasi untuk melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan standar profesional dalam keadaan setempat (Indonesia dan provinsi/daerah) yang semaksimal mungkin dilakukan petugas suatu unit dalam catatan tahunan. [6}] Sedangkan standar beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang dapat dilaksanakan oleh seorang tenaga kesehatan profesional dalam 1 tahun kerja. [6] Dari hasil perhitungan tersebut dengan metode WISN didapatkan kebutuhan petugas assembling adalah 0,7 atau dibulatkan menjadi 1 petugas. Pada kenyataannya petugas assembling terdapat 1 petugas sehingga tidak perlu ada penambahan petugas, karena jumlah tenaga kerja sudah sesuai dengan beban kerja. Tenaga kerja yang sesuai dengan beban kerja sangat mempengaruhi tingkat efisiensi dan produktifitas kerja. Apabila tenaga kerja tidak sesuai dengan beban kerja yang ada maka pekerjaan tersebut akan mengakibatkan kelelahan kerja dan dapat mengakibatkan penurunan produktifitas kerja sehingga mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan rumah sakit. 2. Petugas Koding Rawat Inap Sesuai dengan hasil wawancara yang telah dilakukan, karakteristik petugas koding rawat inap dengan umur 50 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan terakhir S1 kesehatan masyarakat dan lama kerja 27 tahun. Dapat dilihat dari lama kerjanya petugas dan pengalaman sesuai usia petugas dapat membantu menentukan kecepatan dan ketepatan mengerjakan tupoksinya dan mempengaruhi kuantitas kegiatan pokok petugas dalam mengkode DRM. Produktivitas kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu motivasi, kedisiplinan, etos kerja, keterampilan dan pendidikan. [5] Rata rata waktu per kegiatan petugas dalam memberikan kode penyakit dan tindakan serta memasukkan data ke dalam komputer adalah sebesar 5,5 menit. Kuantitas kegiatan pokok adalah sebanyak 14628 DRM/tahun. Hari kerja efektif per 8

tahun adalah 276 hari. Jam kerja efektif per tahun yaitu 1518 jam dan standar beban kerja dalam satu tahun adalah 16560 DRM. Standar kegiatan adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang terdidik dan terlatih dengan baik, terampil dan berdedikasi untuk melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan standar profesional dalam keadaan setempat (Indonesia dan provinsi/daerah) yang semaksimal mungkin dilakukan petugas suatu unit dalam catatan tahunan. [6] Sedangkan standar beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang dapat dilaksanakan oleh seorang tenaga kesehatan profesional dalam 1 tahun kerja. [6] Dari hasil perhitungan tersebut dengan metode WISN didapatkan kebutuhan petugas koding rawat inap adalah 1,06 atau dibulatkan menjadi 2 petugas. Pada kenyataannya petugas koding rawat inap terdapat 1 petugas dan perlu ada penambahan 1 petugas, karena jumlah tenaga kerja tidak sesuai dengan beban kerja. Tenaga kerja yang sesuai dengan beban kerja sangat mempengaruhi tingkat efisiensi dan produktifitas kerja. Apabila tenaga kerja tidak sesuai dengan beban kerja yang ada maka pekerjaan tersebut akan mengakibatkan kelelahan kerja dan dapat mengakibatkan penurunan produktifitas kerja sehingga mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan rumah sakit. KESIMPULAN 1. Job description petugas assembling adalah mengambil DRM ke bangsal, merakit DRM, meneliti kelengkapan isi DRM kemudian mendistribusikan DRM lengkap ke petugas koding. Sedangkan Job description petugas koding rawat inap adalah menerima DRM yang sudah di assembling, memberikan kode diagnosa pasien dengan menggunakan ICD-10 dan kode tindakan menggunakan ICD-9, memasukkan data penyakit pasien ke komputer sebagai indeks penyakit kemudian mendistribusikan DRM yang sudah di kode ke ruang filing. 2. Petugas assembling mempunyai karakteristik umur 43 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan terakhir SMA dengan lama kerja selama 22 tahun. Sedangkan petugas koding rawat inap mempunyai karakteristik umur 50 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan terakhir S1 Kesehatan Masyarakat dengan lama kerja selama 27 tahun. 3. Hari kerja petugas assembling dalam setahun 279 hari per tahun dan 1534,5 jam per tahun dalam menyelesaikan tugas pokoknya. Sedangkan hari kerja petugas koding rawat inap dalam setahun 276 hari per tahun dan 1518 jam per tahun dalam menyelesaikan tugas pokoknya. 4. Volume kegiatan harian petugas assembling adalah 52 DRM sedangkan kuantitas kegiatan pokok tahun 2016 adalah sebanyak 14508 DRM. Volume kegiatan harian petugas koding rawat inap adalah 53 DRM sedangkan kuantitas kegiatan pokok petugas koding rawat inap sebanyak 14628 DRM/tahun. 9

5. Standar beban kerja petugas assembling sebesar 23607,7 DRM dengan standar kelonggaran 10%. Sedangkan standar beban kerja petugas koding rawat inap sebesar 16560 DRM dengan standar kelonggaran 26% 6. Rata-rata waktu kegiatan petugas assembling dalam menyelesaikan tugasnya yaitu 3,9 menit sedangkan rata-rata waktu kegiatan petugas koding rawat inap dalam menyelesaikan tugasnya yaitu 5,5 menit. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode WISN didapatkan jumlah kebutuhan petugas assembling sebesar 1 petugas dan kebutuhan petugas koding rawat inap adalah 2 petugas. SARAN 1. Sebaiknya terdapat petugas khusus koding rawat inap sehingga petugas koding rawat inap tidak merangkap tugas sebagai kepala rekam medis. 2. Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan tenaga kerja menggunakan metode WISN di bagian koding rawat inap RSUD Ungaran pada tahun 2016 adalah 2 petugas sedangkan pada kenyataannya hanya ada 1 petugas. Sehingga petugas koding rawat inap memerlukan tambahan petugas sebanyak 1 petugas. Atau memperbantukan petugas lain yang memilki waktu kelonggraan cukup banyak untuk membantu petugas koding rawat inap dalam mengerkakan tugas pokoknya. DAFTAR PUSTAKA 1. Rustiyanto, Ery. Statistik Rumah Sakit Untuk Pengambilan Keputusan. Graha Ilmu. Yogyakarta:2010. 2. Depkes RI.Permenkes Nomor749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis 3. Depkes RI.Permenkes No.269/MENKES/PER/III.2008 tentang Rekam Medis 4. Putri, Erisda Amalia, Eni Mahawati, SKM, M.Kes. 2013. Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Berdasarkan WISN di Bagian Koding Indeksing RSUD Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. Semarang. Vol. 1 No. 2-3 5. Tarwaka, Solichul HA, Bakri, Lilik Sudiajeng. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. UNIBAPRESS. Surakarta.2004. 6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Buku Pedoman Pengembangan Indikator Beban Kerja Petugas Workload Indicators of Staffing Need WISN) Untuk Meningkatkan Perencanaan dan Pengelolaan Tenaga Kerja. Jakarta: 2009. 10