BAB IV PENUTUP. Penamaan PKPB dapat dibagi jenis-jenisnya. Masing-masing jenis PKPB tersebut

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang berupa bunyi yang bersifat sewenang-wenang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran merupakan suatu kegiatan yang inti bagi suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang menawan sangat penting bagi wanita. Hal ini dapat dibuktikan dengan

LAMPIRAN KUESIONER. Atas bantuan dan kerja samanya, saya mengucapkan banyak terima kasih.

BAB 1 PENDAHULUAN. memperluas target pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. masyarakat terhadap produk-produk hijau (green product) atau produk yang

I. PENDAHULUAN. saat ini tidak hanya membutuhkan produk yang sekedar untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. deodoran, atau antiperspirant untuk menjaga agar aroma tubuh lebih segar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia pasti membutuhkan sarana untuk mengungkapkan

1. Rambut : a. Panjang b. Pendek c. Sedang (sebahu) a. Keriting b. Ikal c. Lurus a. Hitam c. Kecoklatan c. Coklat

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Produk kosmetik sangat diperlukan manusia, baik laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. gel pengharum ruangan tersebut menghambat pelepasan zat volatile, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan ide-ide baru baik dari bidang makanan, pakaian, kosmetik, dan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia karena dengan bahasa manusia dapat

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK PARFUM THE BODY SHOP DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN

BAB I PENDAHULUAN. Wangi-wangian atau lebih dikenal dengan istilah parfum merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan di dalam bidang pemasaran produk begitu ketatnya,

I. PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu dan era globalisasi, saat ini dapat terlihat fenomena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini fenomena yang sedang terjadi adalah, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang dituntut untuk menjaga penampilannya melainkan kaum pria telah mulai

ABSTRAK Keywords: Sabun pembersih wajah, Pemasaran, Perilaku Pelanggan

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Gaya bahasa pada iklan sangat beragam sekali khususnya pada iklan


BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini berkembang sangat cepat dan signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan teknologi di era globalisasi saat ini mengalami peningkatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. produsen kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini beredar di pasar, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Produk yang memiliki kualitas baik berpengaruh besar di pilih oleh konsumen. Demikian

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut KBBI (2003 : 588), konsep adalah gambaran mental dari suatu objek,

MENGATUR PENGELUARAN UNTUK KECANTIKAN

I. PENDAHULUAN. Kosmetik adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani kuno. kosmetikus,

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di pasar menjadikan tugas seorang pemasar makin sulit dan kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Frasa merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya perusahaan perusahaan baru

DEFINISI. Parfum adalah substansi yang digunakan pada tubuh manusia atau obyek dan memberikan aroma yang menyenangkan

BAB V PENUTUP. Pemakaian bahasa dalam komunitas backpacker Indonesia memiliki

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 23/M-DAG/PER/5/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kemajuan dan berkembangnya dunia dapat diprediksi bahwa pola

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

BAB III PENJULAN PARFUM BERSEGEL PRAKTEK SPG DI ROYAL PLAZA SURABAYA DAN PLAZA SURABAYA. di Royal Plaza Surabaya dan Plaza Surabaya

BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan penuh dengan

KOSMETOLOGI. = Berasal dari bahasa yunani Cosmein = berias

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. memperbesar penjualan barang-barang dan jasa. 1 Sedangkan menurut Thomas

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. adalah apa yang tampak dan apa yang muncul dari dalam mendorong sesuatu

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS KOSMETIKA

2015, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Ne

FORMULASI DAN MEKANISME KERJA ANTIPERSPIRAN MAKALAH

BAB I PENDAHULUAN I.1

Lampiran 1. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: NIM : Adalah mahasiswa S-1 Jurusan Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta Barat.

LAMPIRAN 1. KUESIONER No. Responden :...

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2010 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS KOSMETIKA

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi khalayak agar bertindak sesuai dengan keinginan pengiklan. Slogan

BAB I PENDAHULUAN. dari China yang masuk ke Indonesia antara lain seperti, industri makanan, industri

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan

Laboratorium Farmasetika

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2010 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS KOSMETIKA

I. PENDAHULUAN. konsumen juga dapat mengambil keputusan tentang jenis produk, jumlah produk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bervariasi dan semakin selektif. Melihat hal ini perusahaan pun berlomba

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar, setiap perusahaan berusaha menarik perhatian konsumen melalui. pemberian informasi tentang produk yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif

BAB I PENDAHULUAN. dan bersaing agar produknya menjadi unggulan. Banyak cara yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Inovasi desain berhubungan erat dengan pemasaran dan menurut Hsu (2011)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo The Body Shop

BAB I PENDAHULUAN. objek memiliki arti yang personal dan penting, berkaitan dengan diri atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis ritel di Indonesia dapat dikatakan cukup pesat

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan sebagai

Diksi : Pilihan kata Kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan suatu maksud. Pilihan kata merupakan unsur yang sangat penting, baik dalam dunia

PT MANDOM INDONESIA Tbk PUBLIC EXPOSE 27 JULI 2010

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dapat mencapai kesuksesan apabila semua komponennya berusaha

Penulisan Huruf Kapital

BAB I PENDAHULUAN. setiap kesempaatan. Pada umumnya riasan tebal tersebut hanya digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak mungkin. Hal ini menyebabkan perusahaan berlomba-lomba untuk

BAB II LATAR BELAKANG PERUSAHAAN DAN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan konsumsi minyak goreng meningkat. Selain itu konsumen

Hubungi Kami: LINE : brtcofficial. SMS Pin BB : : 2AF92EE7

DAFTAR ISI. Halaman BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 BAB I TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori... 11

Kemasana Makanan Kemasan Minuman Kemasan Kosmetik Kemasan Obat Kemasan Sabun Kemasan Keecap / Saus

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. prenadamedia, 2010, h.65. Jakarta: Kencana Prenada media group, 2006, h. 57

No. Nama Produk Jenis Bahan Pencampur Spesifikasi Formulasi/Perbandingan Dipakai antara lain untuk :

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan kulit wajah secara teratur sangat penting dilakukan. secara langsung. Dalam mengatasi masalah tersebut kaum pria

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Tanaman sereh banyak dibudidayakan pada ketinggian dpl.

Hiponim Hipernim Superordinat Subordinat Kohiponim

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Hal ini terbukti dengan banyaknya jenis kosmetika produksi

PRAKATA. kudrat dan irodat-nya serta karunia-nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecantikan merupakan bagian terpenting dari gaya hidup wanita. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang lain mempunyai tingkatan dan nilai yang berbeda-beda. Kecantikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. kosmetik sekarang ini semakin kompetitif. Hal ini dapat terlihat dari menuntut setiap

Transkripsi:

BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Penamaan PKPB dapat dibagi jenis-jenisnya. Masing-masing jenis PKPB tersebut mempunyai anggota hiponimi. Jenis-jenis PKPB, antara lain: pembersih badan, pewangi badan, pelembab kulit, dan perawatan tambahan. Anggota hiponimi dari pembersih badan, yaitu lulur dan sabun. Lulur dapat dibagi menjadi dua, yaitu lulur ber-scrub dan lulur tidak ber-scrub. Sementara itu, anggota hiponimi pewangi badan yakni ekstrak parfum, eau de perfume, eau de toilette, dan eau de cologne. Selanjutnya, anggota hiponimi dari pelembab kulit ialah body butter, body lotion, dan body mist. Terakhir, perawatan tambahan memiliki anggota hiponimi berupa gel dan krim, minyak, dan deodoran. Hubungan masing-masing anggota hiponimi tersebut disebut kohiponim. Bentuk kebahasaan nama PKPB berupa frasa. Frasa yang ditemukan ialah frasa endosentris. Frasa endosentris dalam penamaan PKPB ada dua, yaitu frasa endosentris atributif dan koordinatif. Berdasarkan jumlah unsur penyusunnya, frasa endosentris atributif dapat dibagi menjadi tiga, yakni dua unsur, tiga unsur, dan emppat unsur. Masing-masing jumlah unsur tersebut mempunyai tipe susunan frasa. Susunan frasa dapat berupa urutan kata, kata majemuk, frasa, kata majemuk berkonjungsi, frasa majemuk berkonjungsi, dan kata bentukan. Susunan frasa endosentris atributif dua unsur tipe atribut-pusat (AP2), antara lain: kata diikuti kata, kata diikuti frasa, kata diikuti frasa majemuk, kata diikuti frasa majemuk 104

105 berkonjungsi, frasa diikuti kata, frasa diikuti frasa, frasa diikuti frasa majemuk berkonjungsi, kata majemuk diikuti kata, kata majemuk berkonjungsi diikuti kata, dan kata majemuk diikuti frasa. Sementara itu, frasa endosentris dua unsur bertipe pusat-atribut (PA2) memiliki susunan, antara lain: kata diikuti kata, frasa diikuti kata, frasa diikuti frasa, frasa majemuk diikuti frasa, kata majemuk diikuti kata, dan kata majemuk diikuti frasa. Kemudian, susunan frasa endosentris tiga unsur tipe atribut-pusat (AP3), antara lain: kata diikuti kata diikuti kata, kata diikuti kata diikuti frasa, frasa diikuti kata diikuti frasa, frasa diikuti frasa diikuti frasa, dan frasa diikuti frasa majemuk berkonjungsi diikuti keterangan. Susunan frasa endosentris atributif tiga unsur bertipe pusat-atribut (PA3), diantaranya: kata diikuti kata diikuti kata, frasa diikuti preposisi diikuti frasa, dan kata majemuk diikuti frasa diikuti kata. Frasa endosentris atributif tiga unsur yang terakhir bertipe atribut terpisah (APA3). Susunannya, antara lain: kata diikuti frasa diikuti kata, kata diikuti frasa diikuti frasa, kata diikuti kata majemuk diikuti frasa, frasa diikuti kata diikuti kata, frasa diikuti frasa diikuti kata, frasa diikuti frasa diikuti frasa, frasa diikuti frasa diikuti kata majemuk, frasa diikuti kata majemuk diikuti kata, frasa diikuti frasa majemuk diikuti frasa, kata bentukan diikuti frasa diikuti frasa. Sementara itu, frasa endosentri atributif yang terakhir tersusun atas empat unsur. Tipe frasa tersebut ialah atribut terpisah (APA4). Susunannya hanya satu macam, yaitu frasa diikuti frasa diikuti kata diikuti kata. Frasa endosentris selanjutnya dalam penamaan PKPB ialah frasa endosentris koordinatif berkonstruksi penggabungan. Konstruksi ini terdiri dari kata majemuk. Selain kata dan frasa, bentuk kebahasaan yang ditemukan dalam

106 penamaan PKPB ialaha adanya makna denotative dan konotatif pada salah satu unsurnya. Unsur ino ialah spesifikasi tetentu. PKPB memiliki karakteristik tertentu. Karakteristik terletak pada unsur dan struktur yang dimilikinya. Salah satu aspek yang diteliti dalam panamaan PKPB yakni mengenai unsur dan struktur. Unsur penyusun nama PKPB, antara lain: merek dagang, jenis produk, spesifikasi tertentu, dan unsur tambahan. Spesifikasi tertentu dapat mengacu pada tiga hal, yakni aroma produk, bahan asal, dan efek penggunaan produk. Sementara itu, unsur tambahan lain berupa bentuk kemasan produk, status produk, dan anggota badan yang dituju. Unsur-unsur tersebut dapat membentuk sebuah struktur. Terdapat beberapa macam struktur nama PKPB. Struktur tersebut, antara lain: (1) struktur terkompleks, yakni terdri dari empat unusr: merek dagang diikuti jenis produk diikuti spesifikasi tertentu diikuti unsur tambahan; (2) struktur sedang, yang terdiri dari tiga atau dua unsur: merek dagang diikuti jenis produk diikuti spesifikasi tertentu, merek dagang diikuti spesifikasi tertentu diikuti jenis produk, jenis produk diikuti merek dagang diikuti spesifikasi tertentu, jenis produk diikuti spesifikasi tertentu diikuti unsur tambahan, jenis produk diikuti spesifikasi tertentu, spesifikasi tertentu diikuti jenis, dan unsur tambahan diikuti jenis; serta (3) struktur yang hanya terdiri dari satu unsur yaitu jenis produk. Dalam struktur penamaan ini, unsur yang paling penting dan selalu muncul dalam setiap struktur ialah njenis produk. Jenis produk menjadi penting untuk selalu dicantumkan karena jenis produk berkaitan langsung dengan fungsi produk. Struktur yang paling banyak ditemukan yaitu merek dagang diikuti jenis produk diikuti

107 spesifikasi tertentu. Struktur ini sangat proporsional untuk digunakan karena memuat kelengkapan informasi produk, mulai dari merek dagang, jenis produk, sampai dengan spesifikasi tertentu yang dapat mengacu pada aroma produk, bahan asal, dan efek penggunaan produk. Aspek terakhir dalam penamaan PKPB ialah kode bahasa. Penamaan PKPB ini menggunakan beberapa kode bahasa. Selain bahasa Indonesia, digunakan pula bahasa-bahasa lain. Bahasa lain tersebut berupa bahasa asing dan bahasa daerah. Bahasa asing yang digunakan antara lain: bahasa Inggris, Perancis, Italia, dan Melayu. Sementara itu, bahasa daerah, meliputi bahasa Sunda. Walaupun produkproduk kosmetik perawatan badan ini berasal dari Indonesia, penggunaan bahasa Indonesia dalam penamaannya terbilang sedikit atau persentasenya tidak melebihi pemakaian bahasa Inggris. Jumlah nama produk yang menggunakan campuran bahasa Indonesia dengan Inggris adalah yang terbanyak. Motivasi penggunaan bahasa-bahasa tersebut bermacam-macam. Bahasa asing terutama, Inggris, Perancis, dan Italia digunakan dengan alasan tertentu, misalnya: mengikuti bahasa negara-negara fashion dunia, kata dalam bahasa asing tersebut dianggap lebih praktis, dan mungkin belum ada padanan kata yang pas dalam bahasa Indonesia. Selain itu, penamaan yang bersifat universal juga diutamakan karena perusahaan kosmetik Indonesia tengah bersaing di pasar dunia sehingga konsumennya bukan hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga dari mancanegara. Sementara itu, alasan penggunaan bahasa daerah ialah untuk mengacu pada hal tertentu. Hal tertentu ini ialah spesifikasi sebauh produk, misalnya kata sinangling dalam bahasa Indonesia berarti bersinar. Kata bersinar dan sinangling dapat

108 dimungkinkan tercantum pada nama sebauh produk. Namun, kata yang dipilih adalah sinangling. Alasannya, karena kata ini lebih spesifik menunjukkan efek penggunaan sebuah produk tertentu sekaligus lebih menonjolkan sifat ketradisonalannya. 4.2 Saran Penamaan produk kosmetik perawatan badan menunjukkan bahwa bahasa juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi sesuatu. Penamaan produk yang menarik berkaitan dengan tujuan perusahaan kosmetik untuk menarik minat konsumen. Semakin unik nama sebuah produk, semakin banyak pula calon konsumen yang tertarik dengan sebuah produk tertentu. Penamaan produk kosmetik ini masih bisa diteliti dari aspek yang lain, misalnya peamaan yang dihubungkan dengan sisi komersil atau bisnis. Penulis menyadari bahwa dalam penelitian mengenai penamaan PKPB ini masih terdapat banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan. Maka dari itu, penulis selalu membuka diri untuk menerima segala kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki isi penelitian ini.