BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab III. Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang menjadi acuan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan membahas tentang Strategi Produksi Program Reality

BAB. 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bagaimana strategi produser program RADIONET SHOW di BINUS TV dalam

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi program Icip-icip di BINUS TV dalam meningkatkan kualitas program.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam konteks penelitian ini, penelitian yang dilakukan termasuk jenis

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Jenis metode analisis data kualitatif digunakan penulis untuk melakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa akomodasi yang

Bab III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam penelitiannya. Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan salah satu langkah yang umumnya dilakukan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kualitatif, Menurut Ardianto (2011:60), Metode deskriptif kualitatif

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan. suatu kegiatan yang bersifat spekulatif (Ruslan, 2003: 206).

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di PT.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI SUITES JAKARTA (PT. GAPURA PRIMA) PERIODE JANUARI APRIL

BAB 3 METODE PENELITIAN. merupakan anak dari PT. Star World International. Penelitian akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metodologi yang dipakai dalam penelitian kali ini merupakan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Fokus Penelitian. Hardiness yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hardiness yang diartikan. B.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pos PAUD di RW 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi dan sekitarnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang objektif serta dibutuhkan data-data dan informasi yang aktual

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB 3 METODE PENELITIAN

Penelitian ini tidak tergolong kepada penelitian kuantitatif karena tujuan pokok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualititif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan identity formation pada gay.

Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan terhadap subjek. Penelitian kualitatif memberikan peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Dimaksud

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Priskwila Sejahtera (PAS) yang terletak di Jln. Swasembada Timur XXII,

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di PT. Kusuma Satria Dinasasri

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kualitatif. Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Moleong (2011:6), pada penelitian kualitatif, prosedur analisis tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Kedai Kopi AGP jl.mt Haryono Gang 17

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. terletak di Sudirman Plaza Indofood Tower, Jl. Jend. Sudirman Kav 76-78, Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan datanya tidak dibatasi pada kategori-kategori tertentu saja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. HalinisesuaidenganpendapatSugiyonoyangmendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai berikut: 69

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk

BAB 3 PENDAHULUAN. kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian yang berjudul IMPLEMENTASI INTRANET SEBAGAI SALURAN KOMUNIKASI INTERNAL BERBASIS CYBER-PR (SUATU STUDI PADA ASTRANET PT ASTRA INTERNATIONAL TBK), penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif guna mendapatkan pengembangan pemahaman atas implementasi AstraNet sebagai media komunikasi internal PT Astra International Tbk secara mendalam, terutama mengenai strategi dan proses implementasi Astranet tersebut dari sudut pandang beberapa informan yang memiliki kompetensi di bidang nya masing-masing. Penelitian kualitatif difokuskan untuk meneliti individu, kelompok, proses, organisasi atau sistem. Penelitian kualitatif (dalam Moleong, 2013: 11) lebih banyak mementingkan aspek proses daripada hasil. Hal ini dikarenakan hubungan bagianbagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses. Penelitian kualitatif tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling, bahkan populasi atau sampling yang digunakan oleh peneliti kualitatif sangat terbatas. Jika data yang didapatkan oleh peneliti sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu lagi untuk mencari sampling lainnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif lebih menekankan pada aspek kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data. (Kriyantono, 2006: 56-57) 3.2. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-kualitatif. Metode ini memberikan gambaran atau deskripsi tentang variabel dari sebuah fenomena yang diteliti. Penelitian dengan metode deskriptif juga biasa disebut dengan penelitian taksonomik, bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengklarifikasi suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan cara mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah atau unit yang diteliti. (Ardianto, 2011: 48) 37

38 Penelitian dengan metode deskriptif kualitatif hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Metode ini dirancang untuk mengumpulkan informasi mengenai keadaan-keadaan nyata yang sedang berlangsung. Tujuan utama dalam menggunakan metode ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. (Ardianto, 2011: 49) Salah satu ciri metode deskriptif kualitatif adalah menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah (natural setting). Artinya, peneliti langsung terjun ke lapangan dan bertindak sebagai pengamat. Peneliti membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam catatan observasi. Peneliti bebas mengamati objeknya, menjelajah, dan menemukan wawasan-wawasan baru sepanjang penelitian. Penelitiannya terus-menerus mengalami reformulasi dan redireksi jika ada informasi baru ditemukan. (Ardianto, 2011: 60) 3.3. Tipe/Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yang merupakan pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Jenis penelitian ini mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan-hubungan, kegiatankegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. (Moleong, 2006 : 138) Berdasarkan sifat penelitian deskriptif yang mana data yang terkumpul berupa kata-kata dan gambar, bukan angka-angka. Dengan demikian, data dalam penelitian ini adalah berupa kutipan-kutipan informan yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, foto, maupun dokumen resmi. Jenis riset deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Peneliti sudah mempunyai konsep dan kerangka konseptual (landasan teori). Melalui landasan teori ini, peneliti akan melakukan operasionalisasi konsep yang kemudian akan menghasilkan variable beserta indikatornya. Penelitian deskriptif ini untuk menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variabel. (Kriyantono, 2006: 69)

39 Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dimana yang dikumpulkan berupa pendapat, tanggapan, informasi, konsep-konsep dan keterangan yang berbentuk uraian dalam mengungkapkan masalah. Dalam melakukan penelitian deskriptif kualitatif, peneliti harus bisa mengetahui kedudukannya pada saat melakukan pengumpulan data dilapangan. Kedudukan peneliti dalam penelitian deskriptif kualitatif tidak sama dengan kuantitatif. Menurut Moleong (2005: 9) dalam penelitian kualitatif penulis sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Penelitian dalam deskriptif kualitatif bertindak sebagai alat pengumpul dan penafsir data. Hal tersebut menurut Moleong dilakukan karena, jika memanfaatkan alat yang bukan manusia dan mempersiapkan dirinya terlebih dahulu sebagai lazim digunakan dalam penelitian klasik, maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan yang ada di lapangan. Menurut Sutopo (2006: 40), data yang dikumpulkan berupa pertama langsung dari sumbernya, peneliti menjadi bagian dari instrument pokok analisisnyam kedua data berupa kata-kata dalam kalimat atau gambar yang mempunyai arti. 3.4. Jenis Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data primer dan data sekunder. a. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara dan observasi yang didapatkan dari informan yang dianggap dapat memberikan informasi yang relevan mengenai hal-hal yang terkait dengan penelitian. Data primer ini merupakan data asli yang dikumpulkan dan diolah langsung oleh peneliti dan harus dicari melalui narasumber. Data ini berupa hasil wawancara penulis dengan informaan yang dijadikan sampel dalam penelitian. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat, dan juga mendengarkan. Adapun kategori data sekunder adalah sebagai berikut: Data bentuk teks : buku, dokumen, pengumuman, surat-surat

40 Data bentuk gambar : foto, animasi, billboard Data bentuk suara : hasil rekaman kaset Kombinasi teks, gambar dan suara seperti film dan iklan di televisi Dalam konteks ini, data sekunder yang penulis dapatkan adalah informasi yang berasal dari buku, jurnal baik jurnal nasional maupun jurnal internasional, dan juga dokumen dari perusahaan seperti annual report dan juga intranet PT Astra International Tbk yang bernama Astranet. 3.5. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang termasuk dalam data primer, yaitu: a. Pengumpulan data dengan Observasi Observasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati langsung objek yang diteliti. Dalam suatu penelitian, terdapat dua jenis observasi yakni observasi partisipan dan observasi non-partisipan. Observasi partisipan, yaitu periset ikut berpatisipasi sebagai anggota kelompok yang diteliti. Sedangkan observasi non-partisipan merupakan observasi dimana peneliti tidak memposisikan dirinya sebagai anggota kelompok yang diteliti. Terdapat pula observasi partispan-membership, artinya peneliti merupakan bagian dari kelompok yang diteliti. (Kriyantono, 2006: 64) Gambar 3.1 Jenis-jenis Observasi (Sumber: Kriyantono, 2006: 111)

41 Pada gambar jenis-jenis observasi diatas terdapat observasi terbuka (overtobservation) yang tampak pada kuadran I dimana peneliti teridentifikasi secara jelas dan selama observasi subjek riset sadar bahwa mereka sedang diobservasi. Dalam konteks ini, peneliti bertindak hanya sebagai pengamat (observer). Kuadran II disebut partisipan yang tampak (overt-participant), dimana subjek yang diteliti mengetahui kehadiran periset namun peneliti seakan-akan tidak bertindak sebagai observer tapi sebagai partisipan. Kuadran III merepresentasikan suatu observasi dimana peran peneliti hanya sebatas sebagai pengamat, tapi subjek yang diteliti tidak menyadari kehadiran periset sehingga mereka tidak mengetahui jika mereka sedang diteliti (covert/tertutup). Sedangkan pada kuadran IV menunjukan suatu kondisi dimana peneliti berperan sebagai partisipan dan subjek yang diteliti tidak menyadari jika sedang diriset. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi partisipan-membership di tempat penelitian, tepatnya di Divisi Public Relations PT Astra International Tbk-Head Office karena selama 3 bulan penelitian ini dilakukan, peneliti berada di lingkungan objek yang diteliti. b. Pengumpulan data melalui wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara dalam penelitian kualitatif disebut juga wawancara mendalam (depth interview) atau wawancara secara intensif (intensive interview) dengan tujuan agar data yang didapatkan lebih mendalam. Ada beberapa jenis wawancara yang biasa digunakan dalam penelitian (Kriyantono, 2006: 100-102) 1. Wawancara Pendahuluan Wawancara ini digunakan oleh peneliti untuk memperkenalkan diri kepada informan. Pada dasarnya, wawancara ini bertujuan untuk membangun konfidensi peneliti pada informan. Informan merupakan seseorang atau anggota kelompok yang diteliti, yang diharapkan mempunyai informasi penting. Wawancara ini menjadi pembuka yang bisa membujuk informan untuk menyampaikan informasi kepada peneliti, kemudian peneliti akan melanjutkan untuk melakukan wawancara lebih mendalam. Dalam penelitian kualitatif, jenis wawancara ini

42 berguna dalam upaya menciptakan rapport (kepercayaan informan kepada peneliti) 2. Wawancara Terstruktur (Structured Interview) Wawancara Terstruktur merupakan wawancara yang menggunakan sejumlah pertanyaan yang terstruktur secara baku. Wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disediakan. Dengan wawancara terstruktur ini, setiap informan memperoleh pertanyaan yang sama, mulai dari urutan pertanyaannya, kata katanya, dan cara penyajiannya dan pengumpul data mencatatnya. Wawancara jenis ini dikenal pula sebagai wawancara sistematis atau wawancara terpimpin. Pertanyaan yang akan diajukan kepada informan sudah disusun secara sistematis, biasanya dari yang paling mudah menuju ke yang lebih kompleks sehingga wawancara ini menuntut peneliti untuk mengajukan pertanyaanpertanyaan yang susunannya ditetapkan sebelumnya, dengan kata-kata yang persis pula. 3. Wawancara Semiterstruktur (Semistructure Interview) Pada wawancara semistruktur, pewawancara biasanya mempunyai daftar pertanyaan tertulis tapi memungkinkan untuk menanyakan pertanyaanpertanyaan secara bebas yang terkait dengan pertanyaan penelitian atau permasalahan. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, serta ide idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Wawancara ini dikenal pula sebagai wawancara terarah atau wawancara bebas terpimpin. Artinya, wawancara dilakukan secara bebas namun tearah dengan tetap berada pada jalur pokok permasalahan yang akan ditanyakan dan telah disiapkan sebelumnya. Dalam konteks ini, peneliti dimungkinkan untuk

43 mengembangkan pertanyaan sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga dimungkinkan mendapatkan data yang lebih lengkap. 4. Wawancara Mendalam (Depth Interview) Wawancara mendalam dilakukan antara peneliti dengan informan yang dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulang-ulang) secara intensif. Pada wawancara mendalam, pewawancara relatif tidak mempunyai kontrol atas respons informan, artinya informan bebas memberikan jawaban. Oleh sebab itu, peneliti dengan wawancara mendalam mengemban tugas berat dalam mengupayakan agar informan bersedia memberikan jawaban yang lengkap dan mendalam tanpa ada sesuatu yang disembunyikan. Hal yang dapat dilakukan peneliti untuk mengatasi ini adalah dengan mengusahakan wawancara berlangsung informal seperti orang yang sedang mengobrol. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara semi terstruktur karena peneliti sudah mempersiapkan butir-butir pertanyaan dan membuat janji dengan informan untuk melakukan sesi wawancara namun ketika disaat wawancara terdapat pertanyaan lain yang ingin ditanyakan tapi tidak ada di butir pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya, maka pertanyaan itu akan tetap ditanyakan kepada informan guna memperdalam data penelitian. Pemilihan teknik wawancara ini diharapkan agar hasil wawancara dapat diperoleh secara sistematis dan deskriptif. Secara umum, teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah melalui observasi, wawancara (interview) dan studi kepustakaan (library research). 3.6. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan proses yang memerinci usaha secara formal guna menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data, juga sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis tersebut. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa analisis data merupakan proses untuk mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga tema dapat ditemukan dan hipotesis kerja dapat dirumuskan sebagaimana yang disarankan oleh data. Prinsip pokok analisis data pada penelitian

44 kualitatif adalah mengolah dan menganalisis data yang terkumpul menjadi data yang sistematis, teratur, terstruktur, dan mempunyai makna. (Ardianto, 2010: 217-218) Dalam penelitian ini, digunakan teknik analisis data dengan model Strauss dan Corbin. Menurut Strauss dan Corbin, analisis data kualitatif terdiri dari tiga jenis pengodean (coding) utama, yaitu: i. Pengodean terbuka (open coding) Pengodean terbuka adalah bagian analisis yang berhubungan dengan penamaan dan pengategorian fenomena melalui pengujian data secara teliti. Selama dilakukannya pengodean terbuka, data yang telah diperoleh oleh peneliti dipecah ke dalam bagian-bagian yang terpisah, diuji secara cermat, dibandingkan untuk persamaan dan perbedaannya, serta diajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena sebagaimana yang tercermin dalam data. ii. Pengodean berporos (axial coding) Pengodean berporos meletakkan data yang telah diperoleh peneliti kembali ke belakang bersama-sama dalam cara baru dengan membuat hubungan antara sebuah kategori dan subkategorinya. Dalam konteks ini, terdapat hubungan beberapa kategori utama untuk membentuk suatu rumusan teoretis yang lebih luas, serta mengembangkan apa yang mungkin menjadi salah satu dari beberapa kategori utama. Pengodean berporos merupakan pengkhususan sebuah kategori (fenomena) dalam istilah dari kondisi-kondisi yang dapat memberikan tambahan padanya: konteks, strategi-strategi tindakan/interaksional, dan konsekuensi dari strategi tersebut. iii. Pengodean selektif (selective coding) Dalam pengodean selektif, peneliti harus mengintegrasikan kategori-kategori yang telah dilakukan saat pengumpulan dan analisis data untuk membentuk sebuah teori dasar. 3.7. Teknik Keabsahan Data Dalam penelitian kualitatif, uji keabsahan data meliputi uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), confirmability (objektivitas). (Sugiyono, 2010: 273)

45 3.7.1 Credibility (Validitas Internal) Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. (Sugiyono, 2009 : 267) Dalam buku yang berjudul Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif (Ardianto, 2010: 195), validitas penelitian terbagi menjadi dua macam, yaitu validitas internal dan validitas eksternal Validitas internal merupakan ukuran kebenaran data yang diperoleh dengan instrumen, yakni apakah instrumen itu sungguh sungguh mengukur variabel yang sebenarnya. Bila ternyata tidak, data yang diperoleh tidak sesuai dengan kebenaran seperti yang diharuskan dalam penelitian, dan dengan sendirinya hasil penelitian tidak dapat dipercaya. Dalam penelitian kualitatif, validitas internal menggambarkan konsep peneliti dengan konsep yang ada pada partisipan. Terdapat dua macam mengukur kebenaran data dalam validitas internal, yaitu member-check dan triangulasi. i. Member-check Member-Check merupakan pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data dan dinilai sangat penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan. Pengecekan anggota dapat dilakukan baik secara formal dan informal. Terdapat banyak kesempatan yang tersedia untuk mengadakan pengecekan anggota, yaitu setiap hari pada waktu peneliti berinteraksi dengan para subjek yang diteliti. Misalnya ikhtisar wawancara dapat diperlihatkan untuk dipelajari oleh satu atau beberapa anggota yang terlibat, dan mereka diminta pendapatnya. (Moleong, 2013: 335) ii. Triangulasi Analisis Triangulasi, yaitu menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya melalui data empiris (sumber data lain-lainnya) yang tersedia. Terdapat 4 macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu (dalam Kriyantono, 2006: 72-73)

46 1. Triangulasi Sumber Dilakukan dengan cara membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. 2. Triangulasi Waktu Triangulasi waktu berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku manusia dapat berubah setiap waktu. Oleh sebab itu, peneliti perlu mengadakan observasi lebih dari satu kali. 3. Triangulasi Teori Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut. 4. Triangulasi Periset Dalam jenis ini, penelitian menggunakan lebih dari satu peneliti dalam mengadakan observasi atau wawancara karena masing-masing peneliti memiliki gaya, sikap, dan persepsi yang berbeda untuk mengamati suatu fenomena yang diteliti. Oleh sebab itu, hasil pengamatannya dapat berbeda meskipun fenomenanya sama. Observasi dan wawancara dengan menggunakan dua peneliti akan membuat data lebih absah. 5. Triangulasi Metode Merupakan usaha mengecek keabsahan data atau mengecek keabsahan hasil penelitian dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data guna mendapatkan hasil yang sama. Dari teknik keabsahan data melalui 5 jenis triangulasi diatas, penelitian ini menggunakan: (1) triangulasi metode, yakni dengan membandingkan hasil wawancara dengan observasi. Adapun observasi yang dilakukan dengan mengamati strategi implementasi dari divisi internal relations dan juga eksternal relations. Observasi dimulai sejak tanggal 20 Februari 2014 hingga 30 Mei 2014.

47 (2) triangulasi sumber, yakni dengan mewawancari informan ahli bernama Bapak Muhammad Ilham, S.Psi., Msi. Informan ahli ini merupakan seorang staff public relations yang memiliki kredibilitas yang tinggi untuk memberikan data penelitian. Wawancara dilakukan dengan informan ahli guna membandingkan apakah peranan Astranet dan strategi yang dilakukan oleh divisi internal relations dan eksternal relations dalam mengimplementasikan Astranet sebagai saluran komunikasi internal berbasis cyber-pr di PT Astra International Tbk sudah sesuai sebagaimana mestinya dan mengecek ulang derajat kepercayaan dari hasil wawancara dua informan sebelumnya.