BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan hidup seluruh umat manusia sejak zaman. dibicarakan di dalam maupun di luar peraturan hukum.

BAB IV ANALISIS PANDANGAN TOKOH MUI JAWA TIMUR TERHADAP PENDAPAT HAKIM PENGADILAN AGAMA PASURUAN TENTANG STATUS ISTRI SETELAH PEMBATALAN NIKAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HAKIM MENGABULKAN CERAI GUGAT DENGAN SEBAB PENGURANGAN NAFKAH TERHADAP ISTERI

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

BAB III PERKAWINAN SIRI DI INDONESIA. A. Upaya Pemerintah Dalam Menangani Maraknya Perkawinan Siri

BAB IV KOMPARASI ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP STATUS PERKAWINAN KARENA MURTAD

KAJIAN YURIDIS PENETAPAN PENGADILAN AGAMA MUNGKID NOMOR PERKARA 0019/Pdt.P/2012/PA. Mkd TENTANG ITSBAT NIKAH DALAM MENENTUKAN SAHNYA STATUS PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB IV CERAI TALAK DALAM PERSPEKTIF YURIDIS. DALAM PUTUSAN PERKARA NO. 0181/Pdt.G/2013/PA.Gs PENGADILAN AGAMA GRESIK

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HAKIM PENGADILAN AGAMA. MALANG NOMOR 0038/Pdt.P/2014/PA.Mlg

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG ISBAT NIKAH. Mengisbatkan artinya menyungguhkan, menentukan, menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa secara berpasangpasangan. yaitu laki-laki dan perempuan. Sebagai makhluk sosial, manusia

BAB IV. Setelah mempelajari putusan Pengadilan Agama Sidoarjo No. 2355/Pdt.G/2011/PA.Sda tentang izin poligami, penulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang memiliki harapan untuk membentuk sebuah keluarga dan untuk

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN PERKARA PENOLAKAN ISBAT NIKAH POLIGAMI DI PENGADILAN AGAMA BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN. kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1 Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia untuk menikah, karena menikah merupakan gharizah insaniyah (naluri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Prosedur Pengajuan Izin Poligami Di Pengadilan Agama

PEMBATALAN PERKAWINAN DAN PENCEGAHANNYA Oleh: Faisal 1

BAB IV ANALISIS UNDANG-UNDANG NO. 7 TAHUN 1989 TERHADAP PENENTUAN PATOKAN ASAS PERSONALITAS KEISLAMAN DI PENGADILAN AGAMA SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. Qur anul Karim dan Sunnah Rosullulloh saw. Dalam kehidupan didunia ini, Firman Allah dalam Q.S. Adz-Dzaariyat : 49, yang artinya :

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

bismillahirrahmanirrahim

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kamus bahasa arab, diistilahkan dalam Qadha yang berarti

BAB IV. Putusan Pengadilan Agama Malang No.0758/Pdt.G/2013 Tentang Perkara. HIR, Rbg, dan KUH Perdata atau BW. Pasal 54 Undang-undang Nomor 7

bismillahirrahmanirrahim

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

BAB I PENDAHULUAN. untuk akad nikah.nikah menurut syarak ialah akad yang membolehkan seorang

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, perkawinan tidak hanya mengandung unsur hubungan manusia. harus memenuhi syarat maupun rukun perkawinan, bahwa perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

IZIN POLIGAMI AKIBAT TERJADI PERZINAAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah merupakan makhluk sosial yang

bismillahirrahmanirrahim

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

P E N E T A P A N NOMOR 01/Pdt.P/2013/PA.Msa BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BAB I PENDAHULUAN. menjadi utuh. Dalam syariat Islam ikatan perkawinan dapat putus bahkan

PENETAPAN Nomor: X/Pdt.P/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan adalah akad yang sangat kuat ( mitsaqan ghalidzan) yang

Nomor Putusan : 089/Pdt.G/2010/PA.GM Para pihak : Pemohon Vs Termohon Tahun : 2010 Tanggal diputus : 26 Mei 2010

BAB II. PERCERAIAN PASANGAN YANG MENIKAH di KUA dan KANTOR CATATAN SIPIL. Perceraian dalam istilah fiqih disebut t}ala>q atau furqah.

BAB I PENDAHULUAN. sahnya perkawinan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

PENETAPAN Nomor : 117/Pdt.P/2010/PA.Sub.

P E N E T A P A N. NOMOR 03/Pdt.P/2012/PA.Msa B ISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM. penetapan itsbat nikah sebagai berikut dalam perkara yang diajukan oleh:

bismillahirrahmanirrahim

BAB I PENDAHULUAN. bersama yang disebut dengan lembaga perkawinan. merupakan ibadah (Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam). 2

BAB III PUTUSNYA PERKAWINAN KARENA MURTAD MENURUT HUKUM POSITIF. A. Putusnya Perkawinan karena Murtad dalam Hukum Positif di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu manusia wajib berdoa dan berusaha, salah satunya dengan jalan

BAB IV. A. Analisis hukum formil terhadap putusan perkara no. sebagai tempat untuk mencari keadilan bagi masyarakat pencari keadilan.

BAB I PENDAHULUAN. bermakna perbuatan ibadah kepada Allah SWT, dan mengikuti Sunnah. mengikuti ketentuan-ketentuan hukum di dalam syariat Islam.

- Bahwa penggugat adalah istri sah tergugat, telah melangsungkan pernikahan di. P U T U S A N Nomor: 622 / Pdt.G/2011/PA Prg.

BAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan

bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRRAHMANNIRAHIM

P U T U S A N Nomor 153/Pdt.G/2014/PA.Mtk

BAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH

PROSEDUR BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA JEMBER

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PERKAWINAN DI BAWAH UMUR TANPA DISPENSASI KAWIN PENGADILAN AGAMA

A. Pertimbangan Hukum Hakim dalam Perkara Perceraian Putusan. mediator yang tujuannya agar dapat memberikan alternatif serta solusi yang terbaik

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Bismillahirrahmanirrahim

al-za>wa>j atau ahka>m izwa>j. 1

BAB II LEGALISASI PERNIKAHAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP STATUS ISTRI & ANAK PASCA PENOLAKAN PERKARA ISBAT NIKAH POLIGAMI

TENTANG DUDUK PERKARA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI. PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NO: PERLAWANAN TERHADAP PUTUSAN VERSTEK

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN BAGI PEGAWAI NEGERI PADA POLRI. sehari-hari orang Arab dan banyak terdapat dalam Al-Quran dan

bismillahirrahmanirrahim

P U T U S A N Nomor : 773/Pdt.G/2011/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim

bismillahirrahmanirrahim

Contoh Surat Gugatan

bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor:03/ Pdt.G / 2008 /PTA.Pdg

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

BAB III AKTA NIKAH DALAM LINTAS HUKUM. A. Akta Nikah dalam Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perkawinan yang di lakukan oleh manusia bukanlah persoalan nafsu

bismillahirrahmanirrahim

BAB5 PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NOMOR 1 TAHUN 1974.

IMPLIKASI PERKAWINAN DI BAWAH TANGAN DALAM PRESFEKTIF HUKUM ISLAM DAN UU NO. 1 TAHUN 1974

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

Lingkungan Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak terjadi dan sulit untuk dilakukan upaya pencegahan.

PUTUSAN. Nomor : 1372/Pdt.G/2012/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

TENTANG DUDUK PERKARANYA

BAB 5 PENUTUP. Universitas Indonesia

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA KECAMATAN SUKODONO MENURUT KHI DAN FIQIH MADZHAB SYAFI I 1. Analisis Implikasi Hukum perkawinan akibat pemalsuan status calon suami. Perkawinan dalam literatur fiqih berbahasa Arab disebut dengan dua kata yaitu nikah dan zawaj. Kata ini kata yang terpakai dalam kehidupan sehari-hari orang Arab dan banyak terdapat dalam al-qur an dan hadits Nabi. Secara arti kata nikah atau zawaj berarti bergabung, hubungan kelamin dan juga berarti akad. Yang artinya akad atau perjanjian yang mengandung maksud membolehkan hubungan kelamin dengan menggunakan lafaz na-ka-ha atau za-wa-ja. 1 Dalam pernikahan apabila terdapat unsur-unsur yang belum dipenuhi, maka pernikahannya batal demi hukum namun sah menurut agama. Sebelum melangsungkan pernikahan maka harus memperhatikan syarat-syarat suami dan istri sehingga tidak mengakibatkan penyesalan atau kerugian atau dampak pada kemudian hari Implikasi hukum akibat pemalsuan status perkawinan yang dilakukan calon suami adalah perkawinan menjadi fasakh dan terdapat kekecewaan bagi pihak istri yang telah dirugikan dan tertipu sehingga perkawinan yang seharusnya berjalan 1 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih, (Jakarta: Kencana, 2003), 73-74. 71

72 dengan baik mengikuti sunnah rasulnya menjadi terhalang karena pihak suami yang melakukan kecurangan. Pernikahan itu dapat dikatakan berlaku bila rukunnya sempurna, syaratsyaratnya sah, dan syarat berlakunya terpenuhi, dimana kedua pasangan ataupun pihak lain tidak dapat membatalkan pernikahannya atau memutuskannya. Karena maksud agama mengadakan syariat pernikahan adalah guna kelanggengannya pergaulan suami-istri, mendidik dalam mengurus kepentingan anak-anak,dimana halhal tersebut tak akan dapat dilakukan kecuali jika telah berlaku pernikahannya. 2 Sehubungan dengan ini, para ulama berkata bahwa syarat-syarat sempurnanya pernikahan pada dasarnya adalah satu yaitu agar salah seorang dari kedua pasangan tidak mempunyai hak membatalkan pernikahannya jika telah berlangsung ijab qabulnya dan berlaku akibat hukumnya. Kalau pada salah satu pihak masih ada hak untuk membatalkan, berarti pernikahnnya belum sempurna. 3 Pernikahan yang tidak berlaku adalah sebagai berikut: 1. Jika ternyata pihak laki-laki menipu pihak perempuan, atau sebaliknya. 2. Pihak laki-lakinya mandul yang tidak mungkin untuk memiliki anak, sedangkan sebelumnya, pihak perempuan tidak mengetahui kemandulannya itu, maka dalam keadaan seperti ini dia berhak 2 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Jilid 2 terjemah, cet I, (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006), 545. 3 Ibid., 547

73 membatalkan pernikahannya dan meminta putus, kecuali kalau perempuan tetap rela dan suka bergaul dengan dia dalam keadaan yang mandul itu. 4 Pihak suami yang ingin melakukan poligami wajib mengikuti prosedur pengadilan agama sehingga tidak merugikan pihak istri dan keluarganya. Apabila pihak suami enggan mengikuti prosedur pengadilan agama, sebaiknya berkata jujur jika telah memiliki istri sehingga tidak seharusnya memalsukan identitasnya dengan mengaku masih perjaka untuk menikah kedua kalinya. Untuk menghindari terjadinya pemalsuan status perkawinan yang akan menimbulkan kerugian pada orang lain, sebaiknya wajib dilakukan pencatatan perkawinan dan harus diperiksa dengan teliti supaya tidak adanya kebobolan. Pencatatan perkawinan bertujuan untuk mewujudkan ketertiban perkawinan dalam masyarakat. Ini merupakan suatu upaya yang diatur melalui perundangundangan untuk melindungi martabat dan kesucian perkawinan, dan lebih khusus lagi perempuan dalam kehidupan rumah tangga. Melalui pencatatan perkawinan yang dibuktikan dengan Akta Nikah, yang masing-masing suami istri mendapat salinannya, apabila terjadi perselisihan atau percekcokan diantara mereaka,atau salah satu tidak bertanggung jawab,maka yang lain dapat melakukan upaya hukum guna mempertahankan atau memperoleh hak-hak masing-masing. Karena akta tersebut, suami istri memiliki bukti otentik atas perbuatan hukum yang telah mereka lakukan. 5 4 Ibid, 549 5 Ahmad Rofiq, Hukum Islam Indonesia, (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 1997), 107

74 Akan halnya tentang pencatatan perkawinan, Kompilasi Hukum Islam menjelaskan dalam pasal 5: 1. Agar terjamin ketertiban perkawinan bagi masyarakat islam, setiap perkawinan harus di catat. 2. Pencatatan perkawinan tersebut pada ayat 1 dilakukan oleh Pegawai Pencatat Nikah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1946 jo. Undang-undang Nomor 32 Tahun 1954. Teknisi pelaksanaannya,dijelaskan dalam pasal 6 KHI yang menyebutkan: 1. Untuk memenuhi ketentuan dalam pasal 5 KHI,setiap perkawinan harus dilangsungkan dihadapan dan dibawah pengawasan Pegawai Pencatat Nikah. 2. Perkawinan yang dilakukan diluar pengawasan {Pegawai Pencatat Nikah tidak mempunyai kekuatan hukum. Memperhatikan ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur tentang pencatatan perkawinan, dapat dipahami bahwa pencatatan tersebut adalah syarat administratif. Artinya perkawinan tetap sah, karena standar sah dan tidaknya perkawinan ditentukan oleh norma-norma agama dari pihak-pihak yang melangsungkan perkawinan. Pencatatan perkawinan diatur karena tanpa pencatatan suatu perkawinan tidak mempunyai kekuatan hukum. Akibat yang timbul adalah, apabila salah satu pihak melalaikan kewajibannya maka pihak lain tidak dapat

75 melakukan upaya hukum,karena tidak memiliki bukti-bukti yang sah dan otentik dari perkawinan yang dilangsungkannya. Tentu saja, keadaan demikian bertentangan dengan misi dan tujuan perkawinan itu sendiri. Lembaga pencatatan perkawinan merupakan syarat administratif, selain substansinya bertujuan untuk mewujudkan ketertiban hukum, ia mempunyai cakupan manfaat yang sangat besar bagi kepentingan dan kelangsungan suatu perkawinan. Pencatatan memiliki manfaat preventif, yaitu untuk menanggulangi agar tidak terjadi kekurangan atau penyimpangan rukun dan syarat-syarat perkawinan, baik menurut hukum agama dan kepercayaannya itu, maupun menurut perundangundangan. 6 Nikah yang dilakukan menurut hukum islam diawasi oleh pegawai pencatat nikah yang diangkat oleh Menteri Agama atau pegawai yang ditunjuk olehnya. 7 Pencatatan bukanlah suatu hal yang menentukan sah atau tidaknya suatu perkawinan. Perkawinan adalah sah kalau telah dilakukan menurut ketentuan agamanya,walaupun tidak atau belum didaftarkan. 8 Putusnya hubungan perkawinan dalam bentuk fasakh dapat terjadi karena adanya kesalahan yang terjadi waktu akad atau adanya sesuatu yang terjadi kemudian yang mencegah kelangsungan hubungan perkawinan itu. 9 6 Ibid, 111 7 Dr.Drs.Abd.Shomad, Hukum Islam Penormaan prinsip Syariah Dalam Hukum Indonesia,(Jakarta: Kencana, 2012), 280. 8 Ibid., 281.

76 Bentuk kesalahan yang terjadi waktu akad: a. Ketahuan kemudian bahwa suami istri itu ternyata punya hubungan nasab atau sepersusuan. b. Waktu dikawinkan masih kecil dan tidak punya hak pilih,tetapi setelah besar dia menyatakan pilihan untuk membatalkan perkawinan. c. Waktu akad nikah berlangsung suatu kewajaran, kemudian ternyata ada penipuan, baik dari segi mahar atau pihak yang melangsungkan perkawinan. 2. Analisis Persamaan dan Perbedaan antara KHI dan Fiqih Madzhab Syafi i dalam Implikasi Hukum Perkawinan Akibat Pemalsuan Status Perkawinan Calon Suami Lelaki beristri mengaku tidak beristri supaya lamarannya diterima. Pendapat Ahkamul Fuqaha apabila ucapan dan pengakuan tersebut dianggap sebagai pernyataan cerai yang tidak terang (Kinayah Talaq) sedang terlaksananya perceraian atau tidak tergantung kepada niatnya sendiri. Seandainya seorang yang ditanya, apakah anda beristri? Dan ia menjawab tidak, maka jika ia tidak berniat talaq,maka istrinya tidak tertalaq karena ucapannya tidak jelas mengacu pada perceraian. Namun jika ia berniat talaq, maka talaq pun jatuh karena ucapannya memang memungkinkan akan perceraian. 10 9 Prof. Dr. Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih, 134. 10 Ahkamul Fuqaha,Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, Keputusan Muktamar,Munas dan Konbes Nahdhatul Ulama (1926-1999): (Surabaya, LTN NU Jawa Timur dan Diantama, Oktober, 2004) 52-53.

77 Dalam Kompilasi Hukum Islam, implikasi hukum perkawinan akibat pemalsuan status perkawinan yang dilakukan oleh suami dalam pasal 71 huruf a seorang suami melakukan poligami tanpa izin pengadilan agama Dan diatur dalam pasal 72 ayat 1 dan ayat 2 Seorang suami atau isteri dapat mengajukan permohonan pembatalan perkawinan apabila perkawinan dilangsungkan dibawah ancaman yang melanggar hukum dan seorang suami atau isteri dapan mengajukan permohonan pembatalan perkawinan apabila pada waktu berlangsungnya perkawinan terjadi penipuan atau salah sangka mengenai diri suami atau istri. Pasal 56 ayat 3 Kompilasi Hukum Islam dijelaskan perkawinan yang dilakukan dengan isteri kedua,ketiga atau keempat tanpa izin dari pengadilan agama,tidak mempunyai kekuatan hukum. Persamaan Kompilasi Hukum Islam dan Fiqih Maadzhab Syafi i yaitu: Implikasi hukum perkawinan akibat pemalsuan status perkawinan calon suami adalah perkawinannya sah, akan tetapi suami yang berpoligami tidak meminta izin kepada istri pertama dan Pengadilan Agama sehingga perkawinan dapat dibatalkan oleh pihak istri yang merasa tertipu dan mengajukan gugatan ke pengadilan agama meskipun syarat-syarat dan rukun nikah telah terpenuhi dengan sah oleh calon suami dan calon istri. Perkawinan hanya dapat dibatalkan oleh hakim di pengadilan agama yang berwenang.

78 Mengenai sebab merasa tertipu oleh pihak lawan berakad maka dapat memohon ke pengadilan karena terdapat hal-hal yang tidak mungkin mendatangkan ketenteraman dalam pergaulan hidup berumah tangga mereka. 11 Perbedaan Kompilasi Hukum Islam dan Fiqih Madzhab Syafi i yaitu: Dalam Kompilasi Hukum Islam BAB XI batalnya perkawinan pasal 71 hruf a dan pasal 72 ayat (2) bahwa perkawinannya dibatalkan. Menurut Fiqih Madzhab Syafi i apabila tidak terdapat kemudhlaratan bagi salah satu pihak maka perkawinannya tetap sah. Namun jika dikemudian hari terdapat kemudhlaratan dalam perkawinanannya maka wajib dibatalkan (fasakh). 11 Achmad Kuzari, Nikah Sebagai Perikatan,(Jakarta: Raja Grafindo Persada,1995),142.