BAB V ANALISA AIR LIMBAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dikelola secara individual dengan menggunakan pengolahan limbah yang berupa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENURUNAN KONSENTRASI CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. peternakan semakin pesat. Daging yang merupakan salah satu produk

BAB IV KONDISI MASYARAKAT SEKITAR IPAL KOMUNAL SENGKAN

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

SINKRONISASI STATUS MUTU DAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN AIR SUNGAI METRO

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pakaian. Penyebab maraknya usaha laundry yaitu kesibukan akan aktifitas sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

: Limbah Cair dan Cara Pengelolaannya

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

BAB I PENDAHULUAN. usaha dari laundry di dalam perkembangan aktivitas masyarakat saat ini (Antara dkk.

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

kini dipercaya dapat memberantas berbagai macam penyakit degeneratif.

BAB I PENDAHULUAN. mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk

Pengolahan Limbah Rumah Makan dengan Proses Biofilter Aerobik

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

PERBEDAAN KUALITAS AIR LINDI SEBELUM DAN SESUDAH PENGOLAHAN DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (Studi Kasus TPA Sampah Botubilotahu Kec. Marisa Kab.

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

BAB I PENDAHULUAN. instalasi pengolahan sebelum dialirkan ke sungai atau badan air penerima.

METODE PENELITIAN. penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6 Gambar 12. dengan bulan Juli 2016, dapat dilihat Lampiran 6 Tabel 5.

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya produksi minyak kelapa sawit di Indonesia sehingga

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sanggrahan Kecamatan Karanggan Kabupaten Temanggung dengan. 1. Kondisi dan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah

PERENCANAAN PENGOLAHAN LIMBAH DOMESTIK MENGGUNAKAN METODE ANAEROBIC BAFFLED REACTOR (STUDI KASUS: PERUMAHAN ROYAL SUMATRA, MEDAN)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu.

Perencanaan Peningkatan Pelayanan Sanitasi di Kelurahan Pegirian Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

Teknik Lingkungan KULIAH 9. Sumber-sumber Air Limbah

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK disusun oleh : Dr. Sugiarto Mulyadi

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tadi tidak hanya berasal dari buangan industri pabrik-pabrik yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia terhadap lingkungan adalah adanya sampah. yang dianggap sudah tidak berguna sehingga diperlakukan sebagai barang

PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

I. PENDAHULUAN. kesehatan lingkungan. Hampir semua limbah binatu rumahan dibuang melalui. kesehatan manusia dan lingkungannya (Ahsan, 2005).

4.1. Baku Mutu Limbah Domestik

I. PENDAHULUAN. kandungan nilai gizi yang cukup tinggi. Bahan baku pembuatan tahu adalah

BAB III METODOLOGI. Diagram alir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1. Studi Literatur. Pembuatan Reaktor.

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

Penurunan Bod dan Cod Limbah Cair Industri Batik Menggunakan Karbon Aktif Melalui Proses Adsorpsi Secara Batch

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

penelitian ini reaktor yang digunakan adalah reaktor kedua dan ketiga. Adapun

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

BAB III METODE PERENCANAAN

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. 2006), menjadi peluang besar bagi industri ini dalam pemanfaatan limbah untuk

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat. Kehadiran jasa laundry memberikan dampak positif yaitu dapat

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA PABRIK TAHU DI KELURAHAN MULYOJATI 16 C KOTA METRO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah Susun Tanah Merah Surabaya

2.2 Komposisi dan Sifat-sifat Air Buangan Domestik 6

Transkripsi:

BAB V ANALISA AIR LIMBAH Analisa air limbah merupakan cara untuk mengetahui karakteristik dari air limbah yang dihasilkan serta mengetahui cara pengujian dari air limbah yang akan diuji sebagai karakteristik pencemar, yang kemudian membandingkannya dengan baku mutu air limbah untuk mengetahui nantinya pengurangan konsentrasi pencemar pada tiap unit yang akan direncanakan. 5.1 Analisa beban pencemar air limbah Kriteria air limbah merupakan suatu ciri ciri air limbah baik yang dapat ditinjau dari segi kuantitas maupun kualitas air limbahnya. Dalam perencanaan ini parameter air limbah yang diuji berupa BOD, COD dan TSS. Parameter uji air limbah berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai acuan dalam pengujian, adapun SNI yang digunakan dapat dilihat pada tabel 5.1. Tabel 5.1 Standar uji parameter air limbah No Parameter SNI 1 Biochemical Oxygen Demand (BOD) SNI 6989.72:2009 2 Chemical Oxygen Demand (COD) SNI 6989.2:2009 3 Total Suspended Solid (TSS) SNI 06-6989.3-2004 Pada analisa beban pencemar dikelompokkan menjadi 2 berdasarkan pengambilan sampel air limbah, yaitu : air limbah dari tangki septik yang jauh dari sungai (A) dan air limbah dari tangki septik yang dekat dengan sungai (B). 5.1.1 Biochemical Oxygen Demand (BOD) Berdasarkan SNI 6989.72:2009 Biochemical Oxygen Demand (BOD) adalah jumlah miligram oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba aerobik untuk menguraikan bahan organik karbon dalam 1 L air selama 5 hari pada suhu 20

o C ± 1 o C. Lihat Tabel 5.2 untuk mengetahui hasil pengujian BOD air limbah domestik untuk 4 RT di Kampung Nitiprayan. Tabel 5.2 Hasil uji BOD RT Parameter Unit A B 1 mg/l 203 244 2 mg/l 345 203 BOD 3 mg/l 162 142 4 mg/l 183 223 5.1.2 Chemical Oxygen Demand (COD) Berdasarkan SNI 6989.2:2009 Chemical Oxygen Demand (COD) adalah jumlah oksidan Cr 2 O 7 2- yang bereaksi dengan contoh uji dan dinyatakan sebagai miligram oksigen untuk tiap 1000 ml contoh uji. Lihat Tabel 5.3 untuk mengetahui hasil pengujian COD air limbah domestik untuk 4 RT di Kampung Nitiprayan. Tabel 5.3 Hasil uji COD RT Parameter Unit A B 1 mg/l 204 464 2 mg/l 346 271 COD 3 mg/l 394 294 4 mg/l 361 434 5.1.3 Total Suspended Solid (TSS) Berdasarkan SNI 06-6989.3-2004 Total Suspended Solid (TSS) adalah residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2 µm lebih besar dari ukuran partikel koloid. Lihat Tabel 5.4 untuk mengetahui hasil pengujian TSS air limbah domestik untuk 4 RT di Kampung Nitiprayan.

Tabel 5.4 Hasil uji TSS RT Parameter Unit A B 1 mg/l 144 123 2 mg/l 206 157 TSS 3 mg/l 186 781 4 mg/l 172 211 5.2 Baku mutu air limbah Baku mutu air limbah adalah batas maksimal air limbah yang dibuang ke lingkungan. Baku mutu yang digunakan berdasarkan Keputusan Gubernur DIY No. 7 Tahun 2010 tentang Baku mutu limbah cair untuk kegiatan IPAL Komunal. Baku mutu air limbah untuk kegiatan IPAL Komunal dapat dilihat pada Tabel 5.5 : Tabel 5.5 Baku mutu air limbah Parameter Satuan Kadar Max (mg/l) Ph 6.0-9.0 Suhu ± 3 0 C thd suhu udara Konduktivitas µmhos/cm 1.562,5 BOD mg/l 75 COD mg/l 200 TSS mg/l 75 TDS mg/l 1000 Detergen mg/l 5 Minyak dan Lemak Nabati mg/l 5 Sumber : KepGub DIY No. 7 Tahun 2010

5.3 Karekteristik air limbah Karakteristik air limbah merupakan suatu ciri dari air limbah yang di tinjau dari kualitasnya. Berdasarkan hasil uji laboratorium didapatkan konsentrasi air limbah berdasarkan parameter yang diuji pada Tabel 5.6 Tabel 5.6 air limbah Parameter Unit Rendah Sedang Tinggi BOD mg/l 142 213 345 COD mg/l 204 346 446 TSS mg/l 123 248 781 Data yang didapatkan berupa konsentrasi air limbah yang bersumber dari tangki septik warga dan saluran air limbah yang langsung membuang limbahnya ke sungai. Parameter yang diuji berdasarkan parameter yang sering dijadikan sebagai patokan pencemar yaitu BOD, COD dan TSS. Parameter yang diolah merupakan parameter fisik dan parameter kimia dari air limbah. Data hasil pengujian yang di dapatkan pada tabel 5.6 diolah secara acak sesuai dengan tingkatan konsentrasinya yaitu pada konsentrasi rendah, sedang dan tinggi. Tujuan pengolahan secara acak untuk dapat mempermudah penggelompokkan konsentrasi yang nantinya akan diolah sebagai data awal di dalam memperkirakan pengurangan masing masing parameter berdasarkan unit unit yang di rencanakan untuk pengolahan air limbah secara komunal. Data lengkap pengujian dapat dilihat pada lampiran uji laboratorium. 5.4 Perbandingan kualitas air limbah dengan baku mutu Perbandingan kualitas air limbah dengan baku mutu bertujuan untuk mengetahui berapa besar beban pencemar yang dapat mencemari lingkungan

apabila air limbah tersebut langsung di buang ke badan air ataupun diserap ke tanah. Analisis yang dilakukan terhadap karakteristik air limbah dengan baku mutu juga bertujuan untuk mendapatkan persentase removal dari tiap-tiap unit pengolahan IPAL yang direncanakan. Persentase removal diperoleh dari kemampuan tiap unit dalam mengolah beban pencemar berdasarkan kriteria desain dari masing masing unit. Pengurangan beban pencemar dari masing masing unit menghasilkan konsentrasi yang telah memenuhi batas aman (baku mutu) dari peraturan yang ada atau disebut sebagai Efluen. Efluen dapat di buang langsung ke badan air (sungai) ataupun di manfaatkan kembali. Pada perencanaan ini Efluen akan digunakan untuk agrikultur tanaman berupa tanaman jenis cattail atau bulrush. Pemanfaatan Efluen untuk agrikultur tanaman dapat disebut juga sebagai pengolahan lanjutan. Pengolahan lanjutan yang memanfaatkan media tanaman merupakan pengolahan secara biologis yang nantinya efluen tersebut dialirkan ke akar akar tanaman atau disebut wetland. Tanaman yang digunakan berupa lidi air, tanaman ini mampu tumbuh optimal di daerah tropis, dimana pada batang serta daun tanaman ini dapat dimanfaatkan menjadi bahan anyaman, sedangkan bunganya dijadikan isi dari jok kereta api. Untuk mengetahui removal dari masing masing unit dapat dilihat pada Tabel 5.7

Tabel 5.7 Removal beban pencemar pada masing masing unit IPAL Parameter (mg/l) Bak Pengendap Anaerobic Baffled Reactor Gravel Filter Removal Out Removal Out Removal Out Effluent (mg/l) PerGub DIY No.7 Tahun 2010 Biochemical Oxygen Demand (BOD 20 5) Chemical Oxygen Demand (COD) 345 25% 259 70% 78 65% 27 27 75 464 25% 348 75% 87 65% 30 30 200 Total Suspended Solid (TSS) 781 40% 469 70% 141 70% 42 42 75

Removal beban pencemar pada masing masing unit IPAL yang direncanakan merupakan hasil dari uji karakteristik air limbah serta efisiensi penguraian bahan pencemar dari kriteria desain unit IPAL komunal. Hasil pengolahan air limbah pada unit terakhir berupa efluen diharapkan mempunyai nilai baku mutu di bawah ambang batas sesuai Peraturan Gubernur DIY No 7 Tahun 2010 tentang Baku mutu limbah cair untuk kegiatan IPAL Komunal. Efluen dari IPAL yang direncanakan untuk pemeliharaannya di perlukan pemantauan atau cek kualitas air limbah yang di buang ke badan air (sungai widuri) setelah 3 tahun atau setelah adanya efluen yang di keluarkan dari unit terakhir (wetland) sebelum dibuang ke sungai. Setelah IPAL dapat di fungsikan pengecekkan secara berkala dilakukan setiap 6 bulan sekali ataupun 1 tahun sekali. Persentase removal tiap unit IPAL selain didaptkan dari kriteria desain, juga berdasarkan beberapa jurnal yang terkait dengan pengolahan menggunakan unit ABR maupun wetland. Parameter BOD dan COD dalam unit Anaerobic Baffled Reaktor mempunyai peranan penurunan yang besar yakni 70% penurunan BOD dan 75% penurunan COD, penurunan tersebut terjadi karena peningkatan kadar Dissolved Oxigen (DO) karena unit ini mempunyai sekat-sekat yang mampu menambah kadar oksigen untuk memberikan daur hidup maupun makanan pada bakteri anaerobik dengan aliran upflow. Unit wetland mempunyai peranan dalam menurunkan kadar BOD maupun COD pada air limbah, karena air limbah yang diserap melalui akar akar tanaman maupun oleh filter berupa kerikil pada wetland.