Peran Mahasiswa Dalam Pengelolaan Hutan Sumedang di Masa Depan Penulis : Novianti E. 14 3522 2421 Mahasiswa STIA Sebelas April Sumedang Optimalisasi Lahan Dalam Upaya Kelestarian Hutan Serta Lingkungan di Kabupaten Sumedang
Pada hari kemarin, tepatnya Selasa (29/11/2016), Panitia KPUR menggelar kegiatan Pelantikan BPM, SEMA, dan UKM STIA Sebelas April Sumedang sekaligus Kuliah Umum Optimalisasi Lahan Dalam Upaya Kelestarian Hutan Serta Lingkungan di Kabupaten Sumedang.Suatutopik yang menarik untuk dibahas apalagi Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Ir. Ade Guntara hadir sebagai narasumber Dalam acara Kuliah Umum tersebut. Menjadi persoalan besar memang Sumedang sebagai salah satu kabupaten yang cukup terbilang sebagai penghasil oksigen terbanyak di Jawa Barat namun masih memiliki lahan kritis yang cukup luas. Itu bisa dilihat berdasarkan data dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan, masalah-masalah yang dihadapinya dimunculkan dari Isu-isu Strategis yang spesifik dari Kabupaten Sumedang yaitu pertama, masih adanya lahan kritis ± 14.000 Ha, Pada halluas Kabupaten Sumedang ± 152.220 Ha. Disebutlahan yang kritis karena ditandai dengan vegetasi yang kurang, sedimentasi, dan tingkat erosi tinggi yang berkaitan dengan tingginya tekanan terhadap lahan. Kedua, tingginya fluktuasi debit aliran sungai sehingga ketika terjadi hujan mengakibatkan banjir. Ketiga, masih terjadinya kerusakan hutan akibat kebakaran. Terakhir, Aspek social ekonomi yang menjadi masalah utama karena hutan adalah lingkungan manusia, sedangkan manusia memiliki banyak kebutuhan pokok yang bersumber dari sawah dan ladang, jika kedua sumber tersebut rusak atau tidak ada maka alternatif lain mereka adalah lari kehutan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Hal inilah barangkali menjadi beberapa faktor yang melandasi Kuliah Umum ini digelar. Kelalaian dan kelakuan Manusia yang secara masih dari tahun ketahun yang Pada akhirnya ketika terjadi curah hujan yang begitu besar dan lingkungan
sudah menderita sehingga mengakibatkan tragedy bencana longsor. Sementara itu, di Sumedang juga terkena akibatnya yaitu di Ciherang terjadi longsor yang diakibatkan karena parawarga menempati lahan yang tidak semestinya dijadikan tempat tinggal. Laluapa yang harus kita lakukan sebagai Mahasiswa? Barangkali dari dialog yang terjadi di Kuliah Umum tersebut ada beberapa hal yang sempat mengerucut bahwa Jika hidup kita ingin maju maka harus mengetahui dulu kelemahan dan kekurangan diri kitasen diri. Begitupun jika kita ingin Sumedang ini Maju dengan membangun daerah maka harus tahu dan merasionalkan permasalahan-permasalahan yang menyangkut kehidupan sehari-hari masyarakat Sumedang secara satu kesatuan. Sebab hidup ada lah pemecahan masalah karena hidup penuh dengan masalah. Ini memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa. Semua pasti bisa jika ada kemauan dan kesadaran dari setiap masyarakat Sumedang untuk melestarikan hutan dan lingkungan. Namun, mausaja tidak cukup tapi perlu kemampuan. Nah, pertanyaannya apa kah kita mampu khususnya sebagai Mahasiswa yang juga ikut berperan Dalam Pengelolaan hutan dan Lingkungan di Sumedang?. Tentu mampu. Jadi kita harus berpikir bisa, mampu, dan mau. Sehingga Kelestarian Sumedang ini tetap terjaga dan Jauh dari Bencana. Sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Ir. Ade Guntara yang memaparkan Visi Dinas Kehutanan dan Perkebunan yaitu Mewujudkan pembangunan kehutanan dan perkebunan yang handal dan berkelanjutan. Artinya handal itu dapat menjadi tumpuan fungsi-fungsi dari hutan dan secara terusmenerus
berkelanjutan tidak boleh berhenti karena hutan itu memberikan kemanfaatan bagi kesejahteraan manusia di muka bumi ini. Akan tetapi, ada motto yang paling penting bagi kita semuaya itu Sumedang Hijau, Sumedang Lestari, dan Sumedang Produktif. Sumedang Hijau artinya Lingkungannya subur, memberikan banyak oksigen dan memberikan manfaat bagi keberlangsungan hidup manusia. Sumedang Lestari (hidup) artinya terus dari waktu kewaktu eksistensinya bisa dilihat, bisa dirasakan dan bermanfaat. Sedangkan, Sumedang Produktif mengandung dua pengertian karena unsur lingkungan ada dua tujuanya itu melihat konservasi alam dan menghasilkan sesuatu untuk kehidupan seperti sandang, papan serta pangan atau komoditas-komoditas perhutanan dan perkebunanlainnya sebagai sumber penghidupan dan kehidupan manusia. Disampingitu, Dinas Kehutanan dan Perkebunan juga menggunakan tanamantanaman yang dapat dikombinasi dan dimanfaatkan Dalam rangka mewujudkan Sumedang hijau, lestari dan produktif maka ada komoditas perkebunan diluarkehutanan yaitu ada kopi, cengkeh, karet, dan sebagainya. Sedangkan fungsi kehutanan yang menghasilkan berbagai produk alam yaitu untuk mengatasi lahan kritis serta dipakai untuk bahan industrikayu yang menghasilkan kursi, meja maupun lemari. Nah, Dalam mengelola sumberdaya alam ini secara bijaksana maka dilakukan pula pemanfaatan lahan dengan beberapa model yang digunakan seperti Farm Foresty (kombinasi kegiatan kehutanan dengan perkebunan (modifikasi berupa aneka jenis tanaman) prioritas Pada kawasan penyangganya), Silvopasture (artinya Hutan Pada ng rumput yaitu gabungan komoditas kehutanan, komoditas perkebunan, dan komoditas peternakan), serta Silvofishery. Sumedang memang luar biasa namun tidak lepas dari tekanan dan ancaman karena semakin banyaknya pembangunan seperti waduk Jati Gede, jalan Tol Cisumdawu, dan beberapa pembangunan bendungan lainnya yang akan dibangun di kota kecil sejuta cerita ini. Pastinya itu akan mempengaruhi Kelestarian hutan dan alam di Kabupaten Sumedang. Untuk melakukan hal di atas tentunya selain modal kemampuan dan kemauan maka pemimpin di Kabupaten Sumedanglah
yang harus memiliki keberanian untuk mengembalikan dan mewujudnyatakan Visi dan Misi sumedang yaitu SENYUM MANIS dan agar tetap Hijau, Lestari serta Produktif di Masa Depan. Semoga! HIDUP SUMEDANG.!!! (Catatan : Saat ini yang termahal adalah berlian, namun ketika manusia sudah memasuki abad ke- 21 yangter mahal adalah Air. Maka jagalah Alam ini mulai dari hal kecil. )