Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

dokumen-dokumen yang mirip
Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

III. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

METODE. Materi. Rancangan

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Lampiran 1 Formulir organoleptik

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Penelitian mengenai Aplikasi Asap Cair dalam Pembuatan Fillet Belut

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

Lampiran 7 Persentase bumbu berdasarkan berat daging (Resep Standar) Lampiran 8 Rekap Data Uji Beda Sie Reuboh pada Penelitian Pendahuluan

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Bahan dan Metode

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kimia

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

4. Total Soluble Carbohydrate (Metode Phenol-AsamSulfat)

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Air dengan Metode Gravimetri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Industri Rumah Tangga Produksi Kelanting MT,

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1 Prosedur analisis fisik

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

Lampiran 1. Diagram alir pembuatan sabun transparan

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

BAHAN DAN METODA. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi

Bahan ditimbang 0,1 g Dimasukkan dalam Labu Kjeldahl. Ditambahkan 5 ml HNO 3. Ditambahkan 3 ml HClO 4

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

Lampiran 1. Prosedur Analisis

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di. PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah.

METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

Lampiran 2. Metode Analisa Kimiawi. 2.1 Uji Kadar Air 35

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dan analisis proksimat kadar air, kadar protein, dan kadar lemak

Transkripsi:

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi azeotropik kontinyu dengan menggunakan pelarut non polar. Air yang dikumpulkan dalam tabung penerima dan volume air yang terkumpul dapat diketahui. Karena berat jenis pelarut lebih kecil dari berat jenis air, maka air selalu berada di bawah pelarut dan pelarut akan kembali ke labu didih. Erlenmeyer 500 ml disambungkan dengan penerima air aufhauser. Penerima berkapasitas 5 ml dikalibrasi dengan mengetahui jumlah air yang masuk kolom dan mengetahui kolom air untuk 0.01 ml. Tabung penerima dan kondensor dibersihkan dengan campuran pembersih asam kromat, dibilas seluruhnya dengan air, kemudian 0.5 N alkohol KOH dan dikeringkan di oven 10 menit untuk mencegah jumlah air yang lewat batas masuk ke permukaan dalam selama penentuan kadar air. Sebelum dikeringkan, sambungan penahan diputus dari kondensor agar tetap kering. Jika sampel mudah mengembang, abu kering ditambahkan di permukaan bawah labu. Zylen ditambahkan untuk menutupi sampel secara sempurna (75 ml). Sampel ditimbang 4 gram dan dicampurkan ke dalam zylen untuk memberikan 2-5 ml air dan peralatan disambungkan. Tabung penerima diisi dengan zylen, dimasukkan ke dari puncak kondensor. Didihkan dan disuling perlahan, 2 tetes/detik, sampai semua air melewati, kemudian kecepatan ditingkatkan menjadi 4 tetes/detik. Dilanjutkan sampai 15 menit menunjukkan tidak ada perubahan. Setelah semua air sudah habis, kondensor dicuci dengan menuangkan zylen dari puncak kondensor, dilanjutkan dengan distilasi pendek untuk melihat apakah ada air yang terdistilasi, jika ada, proses pencucian diulangi. Jika ada sisa di kondensor, dihilangkan dengan menyikat memakai tabung sikat yang diikat ke kawat tembaga dan jenuhkan dengan 5 ml zylen. Distilasi dilanjutkan selama 3 sampai 5 menit. Tabung penerima diletakkan pada suhu ruang. Jika ada tetes yang masih menempel pada tabung, dipaksa untuk turun, menggunakan kawat tembaga dengan dibungkus dengan tali karet, pelarut dan air. Larutan dan lapisan air seharusnya jernih, dibiarkan sampai kejernihan terjadi. Volume air dibaca dan dihitung dengan persentase. 53

Kadar Air (%) = Volume air yang terdistilasi (ml) x 100% Jumlah sampel yang diambil (gr) 2. Kadar Abu (AOAC, 1995) Cawan porselin dikeringkan dalam oven bersuhu 105 C, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang bobotnya (A). Sebanyak 3-5 gram sampel dimasukkan ke dalam cawan kemudian ditimbang kembali bobotnya (B). Cawan berisi sampel selanjutnya dibakar di atas hot plate hingga tidak berasap, kemudian dimasukkan ke dalam tanur pada suhu 500 C selama 6 jam hingga diperoleh abu berwarna keputih-putihan. Cawan berisi sampel selanjutnya dikeluarkan dari tanur dan didinginkan dalam desikator selama 15 menit. Setelah bobotnya konstan, cawan dan abu ditimbang bobotnya (C). Kadar Abu = C A x 100% B A Keterangan : A = Bobot awal cawan (gram) B = Bobot cawan dan sampel (gram) C = Bobot akhir cawan dan sampel (gram) 3. Kadar Protein (AOAC, 1995) Sebanyak 0.1 gram bahan ditimbang, kemudian ditambahkan katalis (CuSO 4 dan Na 2 SO 4 ) dengan perbandingan 1 : 1.2 dan 2.5 ml H 2 SO 4 pekat. Setelah itu, didekstruksi sampai bening (hijau). Kemudian didinginkan dan dicuci dengan aquades secukupnya. Selanjutnya didestilasi dan dilakukan penambahan NaOH 50% sebanyak 15 ml. Hasil destilasi (destilat) ditampung dengan H 2 SO 4 0.02 N. Proses destilasi dihentikan apabila volume destilat telah mencapai dua kali volume sebelum destilasi. Hasil destilasi tersebut kemudian ditritasi dengan H 2 SO 4 0.02 N dan indikator mengsel yang merupakan campuran dari metal red dan metal blue. % Total N = (ml titrasi (blanko bahan)) x N H 2 SO 4 x 14 x 100% Gram Bahan x 1000 % Total Protein = % Total N x Faktor Koreksi (6.25) 54

4. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Sampel ditimbang sebanyak 2 gram (dalam keadaan kering), kemudian dimasukkan ke dalam ekstraksi soxhlet, disertai dengan air pendingin yang dialirkan melalui kondensor. Tabung ekstraksi dipasang pada alat destilasi soxhlet dengan pelarut petroleum eter selama 6 jam. Setelah itu, bahan dikeringkan dalam oven sampai bobot konstan. Kadar lemak dihitung dengan rumus : Kadar Lemak (%) = a b x 100% c Keterangan : a = berat labu setelah ekstraksi (gram) b = berat labu sebelum ekstraksi (gram) c = berat sampel (gram) 5. Kadar Serat (AOAC, 1995) Sebanyak 1 2 gram bahan hasil kadar lemak dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, kemudian ditambahkan 100 ml H 2 SO 4 0.325 N dan di otoklaf 105 C selama 15 menit. Kemudian ditambahkan dengan 50 ml NaOH 1.25 N dan di otoklaf 105 C selama 15 menit. Saring menggunakan kertas saring yang telah di oven terlebih dahulu untuk mengetahui bobot awal. Bilas menggunakan air panas, 25 ml H 2 SO 4 0.325 N, dan 25 ml alkohol. kertas yang telah dipakai di oven untuk mengetahui bobot akhirx. Kadar Lemak (%) = a b x 100% c Keterangan : a = berat kertas saring awal (gram) b = berat kertas saring akhir (gram) c = berat sampel (gram) 6. Kadar Asam Lemak Bebas (AOAC, 1995) Contoh sebanyak 5 gram ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. Setelah itu, ditambahkan 50 ml alkohol netral 95%, dipanaskan sampai mendidih untuk melarutkan asam lemaknya, ditambahkan 2 tetes indikator phenolphatein, kemudian dititrasi dengan KOH 0,1 N hingga warnanya menjadi merah muda. 55

Kadar Asam Lemak Bebas = A x N x B x 100% W A = Jumlah ml KOH untuk titrasi N = Normalitas larutan KOH B = Berat molekul asam laurat (asam lemak dominan) W = Berat contoh (gram) 7. Pengukuran Kadar VRS (AOAC, 1995) Sebanyak 1 gram contoh dimasukkan ke dalam labu aerasi VRS apparatus dan ditambahkan 10 ml air destilasi dan 10 ml KMnO 4 0.02 N. Alat VRS dipasang selama lebih kurang 40 menit. Kemudian ke dalam tabung aerasi tersebut segera ditambahkan 5 ml H 2 SO 4 6 N dan 3 ml KI 20%. Isi labu aerasi dituangkan ke dalam Erlenmeyer, labu dibilas dengan air destilasi, air bilasan dituangkan juga ke dalam Erlenmeyer. Titrasi dilakukan dengan menggunakan larutan natrium tiosulfat 0.02 N dan indikator kanji, yang ditambahkan pada akhir penitaran (setelah larutan menjadi kuning). Titrasi dihentikan apabila warna biru hilang. Lakukan juga terhadap blanko. Kadar VRS (meq./g contoh) = (a-b) ml x N Na-tiosulfat x 1000 Berat Bahan (gram) dimana : a = ml titran yang digunakan untuk menitrasi blanko b = ml titran yang digunakan untuk menitrasi contoh N = Normalitas Na-tiosulfat 8. Pengukuran ph (AOAC, 1995) Pengukuran ph dilakukan dengan menggunakan ph-meter yang sebelumnya telah dikalibrasi menggunakan dua buah buffer. Buffer yang digunakan adalah buffer ph 4 dan ph 7. Caranya ialah dengan menimbang 1 gram sampel, lalu ditambahkan 10 ml air. Campuran ini kemudian diaduk sampai rata, lalu batang pengukur ph dicelupkan ke dalam campuran tersebut dan dibaca nilai ph yang terukur. 56

9. Uji Organoleptik Hedonik (Soekarto, 1985) Uji organoleptik meliputi uji kesukaan (hedonik) produk. Panelis menilai bumbu pasta siap pakai percobaan yang disajikan. Setiap kali panelis selesai dan akan menilai bumbu pasta ayam goreng berikutnya, diberi tenggang waktu serta diberi air minum. Pemberian air minum dengan tujuan untuk menetralisir pengaruh dari atribut bumbu pasta siap pakai sebelumnya. Pada uji hedonik, panelis diharapkan dapat menanggapi persepsi kesukaannya pada sampel yang meliputi nilai hedonik warna, aroma, tekstur, dan rasa. Skala hedoniknya adalah : (1) sangat tidak suka; (2) tidak suka; (3) biasa; (4) suka; dan (5) sangat suka. Penilaian dilakukan oleh 30 orang panelis tidak terlatih. Panelis diminta secara spontan menyatakan penilaiannya terhadap sampel. Hasil penilaian akan dikonversi ke dalam skala numerik dan dianalisis dengan ANOVA kemudian dilanjutkan dengan Uji Duncan bila hasil analisis sidik ragam menunjukkan berpengaruh nyata antar semua perlakuan. 10. Total Mikroba (AOAC, 1995) Sebanyak 1 gram bumbu dimasukkan ke dalam tabung pengencer yang berisi 9 ml larutan pengencer steril (Tabung 1). Pengenceran -1 diperoleh dari pencampuran tersebut. Campuran dikocok kemudian ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml larutan pengencer steril ditambahkan 1 ml larutan tabung 1 sehingga diperoleh pengenceran -2, 10-3, 10-4, dan seterusnya. Pada tiap-tiap pengenceran yang dikehendaki, dilakukan pemupukan sebanyak 1 ml ke dalam cawan petri steril dan kemudian ditambahkan media PCA (Plate Count Agar) yang telah didinginkan pada suhu 45-50 0 C (dilakukan secara duplo). Cawan kemudian digoyang-goyang untuk meratakan sel-sel mikroba dan setelah agar memadat, cawan diinkubasikan pada suhu ruang dengan posisi terbalik selama 24-48 jam. Pengamatan terhadap total mikroba dilakukan setelah inkubasi, kemudian dihitung jumlah koloni yang tumbuh yang dinyatakan sebagai total mikroba. 57

Lampiran 2. Hasil Analisis Proksimat Bumbu Pasta Ayam Goreng Komponen Ulangan A1 A2 A3 Kadar Air Kadar Lemak Kadar Abu Kadar Serat Kadar Protein Karbohidrat by different Kadar FFA ph 1 67.31 52.11 49.75 2 65.00 49.86 49.88 1 15.41 15.17 14.51 2 16.93 15.35 14.95 1 1.51 3.25 4.50 2 1.99 4.47 4.51 1 5.27 7.13 7.49 2 5.96 6.88 6.59 1 5.55 10.16 14.32 2 5.55 11.53 14.35 1 4.77 12.04 9.58 2 4.77 12.04 9.58 1 4.55 4.56 4.05 2 4.57 4.55 4.56 1 5.10 5.20 5.30 2 5.00 5.30 5.40 A1 : Tanpa Penambahan Karagenan dan CMC A2 : Penambahan Karagenan dan CMC (1.05 % : 0.15 %) A3 : Penambahan Karagenan dan CMC (1.05 % : 0.2 %) 58

Lampiran 3. Analisis Statistik Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air Analisis Ragam Kadar Air Sumber Keragaman db JK KT F hitung F tabel 5% Rata-rata 1 18583.427 18583.427 Perlakuan 2 332.182 166.091 128.648 6.950 Galat 3 5.164 1.291 Total 6 18920.773 Uji Lanjut Duncan Kadar Air Bumbu Pasta Ayam Goreng Perlakuan Rata-Rata Kelompok A1 66.154 A A2 50.992 B A3 49.813 B 2. Kadar Lemak Analisis Ragam Kadar Lemak Sumber Keragaman db JK KT F hitung F tabel 5% Rata-rata 1 1420.679 1420.679 Perlakuan 2 2.128 1.064 3.345 6.950 Galat 3 1.272 0.318 Total 6 1424.079 3. Kadar Abu Analisis Ragam Kadar Abu Sumber Keragaman db JK KT F hitung F tabel 5% Rata-rata 1 68.108 68.108 Perlakuan 2 8.315 4.157 19.328 6.950 Galat 3 0.860 0.215 Total 6 77.283 59

Uji Lanjut Duncan Kadar Abu Bumbu Pasta Ayam Goreng Perlakuan Rata-Rata Kelompok A1 1.747 A A2 3.856 B A3 4.505 B 4. Kadar Serat Analisis Ragam Kadar Serat Sumber Keragaman db JK KT F hitung F tabel 5% Rata-rata 1 257.598 257.598 Perlakuan 2 2.651 1.326 7.837 6.950 Galat 3 0.677 0.169 Total 6 260.926 Uji Lanjut Duncan Kadar Serat Bumbu Pasta Ayam Goreng Perlakuan Rata-Rata Kelompok A1 5.613 A A2 7.005 B A3 7.040 B 5. Kadar Protein Analisis Ragam Kadar Protein Sumber Keragaman db JK KT F hitung F tabel 5% Rata-rata 1 629.391 629.391 Perlakuan 2 78.351 39.176 164.969 6.900 Galat 3 0.950 0.237 Total 6 708.693 60

Uji Lanjut Duncan Kadar Protein Bumbu Pasta Ayam Goreng 6. Kadar Asam Lemak Bebas (FFA) Analisis Ragam Kadar Asam Lemak Bebas (FFA) Sumber Keragaman db JK KT F hitung F tabel 5 % Rata-rata 1 119.948 119.948 Perlakuan 2 0.088 0.044 1.350 6.950 Galat 3 0.130 0.033 Total 6 120.166 7. ph Perlakuan Rata-Rata Kelompok A1 5.546 A A2 10.844 B A3 14.336 C Analisis Ragam ph Sumber Keragaman db JK KT F hitung F tabel 5% Rata-rata 1 163.282 163.282 Perlakuan 2 0.093 0.047 12.444 6.950 Galat 3 0.015 0.004 Total 6 163.390 Uji Lanjut Duncan ph Bumbu Pasta Ayam Goreng Perlakuan Rata-Rata Kelompok A1 5.050 A A2 5.250 B A3 5.350 B 61

Lampiran 4. Hasil Uji Organoleptik Bumbu Pasta Ayam Goreng 62 62

Lampiran 5. Analisis Statistik Uji Organoleptik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Rasa Analisis Ragam Organoleptik Rasa Bumbu Pasta Ayam Goreng Sumber Keragaman db JK KT F hitung F tabel 5% Rata-rata 1 960.400 960.400 Perlakuan 2 2.067 1.033 1.452 3.150 Kelompok 29 50.267 0.711 Galat 58 41.267 Total 90 1054.000 2. Aroma Analisis Ragam Organoleptik Aroma Bumbu Pasta Ayam Goreng Sumber Keragaman db JK KT Fhitung F Tabel 5% Rata-rata 1 1123.600 1123.600 Perlakuan 2 1.400 0.700 1.070 3.150 Kelompok 29 27.067 0.654 Galat 58 37.933 Total 90 1190.000 3. Warna Analisis Ragam Organoleptik Warna Bumbu Pasta Ayam Goreng Sumber Keragaman db JK KT F hitung F tabel 5% Rata-rata 1 1013.378 1013.378 Perlakuan 2 10.822 5.411 5.364 3.150 Kelompok 29 31.289 1.009 Galat 58 58.511 Total 90 1114.000 63

Uji Lanjut Duncan Warna Bumbu Pasta Ayam Goreng Perlakuan Rata-Rata Kelompok A1 2.867 A A2 3.633 B A3 3.567 B 4. Tekstur Analisis Ragam Organoleptik Tekstur Bumbu Pasta Ayam Goreng Sumber Keragaman db JK KT F hitung F Tabel 5% Rata-rata 1 966.944 966.944 Perlakuan 2 5.756 2.878 4.014 3.150 Kelompok 29 18.722 0.717 Galat 58 41.578 Total 90 1033.000 Uji Lanjut Duncan Tekstur Bumbu Pasta Ayam Goreng Perlakuan Rata-Rata Kelompok A1 2.933 A A2 3.533 B A3 3.367 AB 64

Lampiran 6. Hasil Uji Organoleptik Aplikasi Bumbu Pasta Ayam Goreng 65 65

Lampiran 7. Analisis Statistik Uji Organoleptik Aplikasi Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Rasa Analisis Ragam Organoleptik Rasa Bumbu Pasta Ayam Goreng Sumber Keragaman db JK KT F hitung F Tabel 5% Rata-rata 1 1026.844 1026.844 Perlakuan 2 14.156 7.078 9.363 3.150 Kelompok 29 21.156 0.756 Galat 58 43.844 Total 90 1106.000 Uji Lanjut Duncan Rasa Bumbu Pasta Ayam Goreng Perlakuan Rata-Rata Kelompok A1 3.533 A A2 3.767 A A3 2.833 B 2. Aroma Analisis Ragam Organoleptik Aroma Bumbu Pasta Ayam Goreng Sumber Keragaman db JK KT F hitung F Tabel 5% Rata-rata 1 986.711 986.711 Perlakuan 2 13.756 6.878 9.594 3.150 Kelompok 29 35.956 0.717 Galat 58 41.578 Total 90 1078.000 Uji Lanjut Duncan Aroma Bumbu Pasta Ayam Goreng Perlakuan Rata-Rata Kelompok A1 3.500 A A2 3.667 A A3 2.767 B 66

3. Warna Analisis Ragam Organoleptik Warna Bumbu Pasta Ayam Goreng Sumber Keragaman db JK KT F hitung F tabel 5% Rata-rata 1 980.100 980.100 Perlakuan 2 10.067 5.033 8.124 3.150 Kelompok 29 20.900 0.620 Galat 58 35.933 Total 90 1047.000 Uji Lanjut Duncan Warna Bumbu Pasta Ayam Goreng Perlakuan Rata-Rata Kelompok A1 3.000 A A2 3.767 B A3 3.133 A 4. Tekstur Analisis Ragam Organoleptik Tekstur Bumbu Pasta Ayam Goreng Sumber Keragaman db JK KT F hitung F Tabel 5% Rata-rata 1 1067.778 1067.778 Perlakuan 2 0.689 0.344 0.811 3.150 Kelompok 29 28.889 0.425 Galat 58 24.644 Total 90 1122.000 67

Lampiran 8. Hasil Analisis Kadar Air Bumbu Pasta Ayam Goreng Selama Penyimpanan Hari ke Ulangan Nilon + LLDPE PET + LLDPE 30 C 35 C 45 C 30 C 35 C 45 C 1 1 52.109 52.109 52.109 52.109 52.109 52.109 2 49.875 49.875 49.875 49.875 49.875 49.875 2 1 49.875 54.054 52.500 49.875 49.875 51.980 2 48.632 51.980 54.863 49.383 51.345 52.369 9 1 51.852 54.187 54.863 52.109 54.187 54.726 2 50.000 52.826 54.187 52.109 52.109 54.321 16 1 52.239 53.750 54.726 52.500 54.726 54.455 2 51.345 53.483 55.000 51.852 53.922 54.726 23 1 52.500 54.187 55.419 53.790 54.455 54.455 2 52.369 53.086 54.321 52.500 54.321 54.863 30 1 52.500 54.455 55.693 54.863 54.863 54.726 2 52.500 53.483 54.863 52.109 54.187 54.726 37 1 52.500 54.591 56.931 54.726 54.863 54.863 2 53.616 53.616 55.000 52.369 54.455 54.591 44 1 53.218 54.054 57.214 54.455 54.321 54.726 2 53.616 54.321 54.863 54.187 55.000 56.931 51 1 54.187 54.591 57.072 54.455 54.455 56.511 2 53.750 54.863 57.072 54.863 56.931 57.214 68

Lampiran 9. Hasil Analisis Kadar VRS Bumbu Pasta Ayam Goreng Selama Penyimpanan Hari ke Ulangan Nilon + LLDPE PET + LLDPE 30 C 35 C 45 C 30 C 35 C 45 C 1 1 84.630 84.630 84.630 84.630 84.630 84.630 2 87.305 87.305 87.305 87.305 87.305 87.305 2 1 85.291 76.343 78.150 78.801 79.726 78.765 2 75.677 82.647 79.886 80.734 78.857 79.671 9 1 77.067 80.143 77.804 80.764 78.287 79.178 2 83.803 77.772 80.006 78.009 78.883 77.935 16 1 80.219 78.479 77.252 79.289 79.654 77.051 2 80.567 78.688 78.790 77.820 77.068 78.921 23 1 77.914 76.541 77.455 80.831 77.922 79.597 2 81.186 79.691 77.476 75.537 78.130 74.590 30 1 78.490 76.546 77.718 75.946 77.097 79.479 2 80.497 78.594 76.219 80.079 78.531 74.464 37 1 80.450 78.521 78.750 76.709 76.473 77.457 2 77.987 75.754 74.859 78.852 78.801 75.784 44 1 79.434 74.059 75.513 77.833 77.858 77.165 2 78.495 79.665 77.955 77.300 77.019 76.044 51 1 78.717 77.812 78.187 78.610 74.581 77.165 2 78.281 74.595 74.109 76.180 79.932 75.405 69

Lampiran 10. Hasil Analisis Kadar Asam Lemak Bebas Bumbu Pasta Ayam Goreng Selama Penyimpanan Hari ke Ulangan Nilon + LLDPE PET + LLDPE 30 C 35 C 45 C 30 C 35 C 45 C 1 1 4.559 4.559 4.559 4.559 4.559 4.559 2 4.550 4.550 4.550 4.550 4.550 4.550 2 1 5.006 5.006 5.046 5.006 5.026 5.066 2 5.006 5.026 5.016 5.016 4.996 5.036 9 1 5.056 5.056 5.036 5.076 5.026 5.046 2 5.036 5.046 5.076 5.016 5.076 5.066 16 1 5.036 5.046 5.046 5.026 5.076 5.066 2 5.066 5.056 5.066 5.076 5.046 5.066 23 1 15.077 17.625 22.616 15.047 20.063 22.661 2 15.047 17.521 22.661 15.137 20.183 22.616 30 1 15.107 17.660 22.706 15.198 20.304 22.796 2 15.107 17.590 22.796 15.107 20.183 22.842 37 1 15.228 17.766 22.706 17.695 20.304 22.842 2 15.137 17.555 22.842 17.660 20.223 22.842 44 1 17.660 17.660 22.842 17.731 20.183 25.179 2 15.228 17.766 22.751 17.695 22.661 22.751 51 1 17.695 17.766 25.229 17.731 25.079 25.129 2 17.695 20.103 22.706 20.103 22.661 25.129 70

Lampiran 11. Hasil Analisis Total Mikroba Bumbu Pasta Ayam Goreng Selama Penyimpanan Nilon + LLDPE PET + LLDPE Hari ke Ulangan 30 C 35 C 45 C 30 C 35 C 45 C 1 1.020 1.020 1.020 1.020 1.020 1.020 1 2 1.020 1.020 1.020 1.020 1.020 1.020 1 2.300 2.690 2.870 3.040 3.040 3.280 2 2 2.300 2.690 2.870 3.040 3.040 3.280 1 3.851 4.362 4.595 4.362 4.591 4.597 23 2 3.851 4.362 4.595 4.362 4.591 4.597 1 4.980 5.336 5.339 5.371 5.376 5.387 51 2 4.980 5.336 5.339 5.371 5.376 5.387 71

Lampiran 12. Persamaan Regresi Perubahan Mutu Parameter Kadar Air Kadar VRS Kadar FFA Jenis Kemasan Nilon + LLDPE PET + LLDPE Nilon + LLDPE PET + LLDPE Nilon + LLDPE PET + LLDPE Suhu ( C) Persamaan Regresi R² 30 y=0.0850x+49.8365 0.9644 35 y=0.0292x+53.0720 0.9678 45 y=0.0596x+53.7087 0.9721 30 y=0.0828x+50.5976 0.9462 35 y=0.1031 x+51.0039 0.9564 45 y=0.1007x+51.5766 0.9669 30 y=-0.0422x+80.7486 0.9729 35 y=-0.0653x+79.5965 0.9980 45 y=-0.0597x+79.0897 0.9737 30 y=-0.0480x+79.6023 0.9621 35 y=-0.0380x+79.0591 0.9713 45 y=-0.0587x+78.9725 0.9567 30 y=0.2977x+3.4396 0.9568 35 y=0.3256x+4.2716 0.9589 45 y=0.4491x+4.1134 0.9542 30 y=0.3327x+3.2380 0.9584 35 y=0.4375x+2.7950 0.9529 45 y=0.4887x+2.7034 0.9433 72