BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. deskriptif yaitu : N merupakan jumlah data yang akan diolah dalam penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. tertinggi, standar deviasi, varian, modus, dan sebagainya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dengan rasio aktivitas, kita dapat mengetahui tingkat persediaan,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. asumsi klasik dan pengujian hipotesis adalah mengetahui gambaran atau

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

DAFTAR LAMPIRAN. Kriteria Sampel Nama Provinsi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. & investasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Retail adalah penjualan dari sejumlah

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

Biaya operasional terendah adalah dialami oleh PT. Centrin Online Tbk (CENT), dan tertinggi di alami oleh Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Profitabilitas, Kepemilikan Saham Oleh Publik dan Leverage terhadap Pengungkapan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian tentang Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Utara yang merupakan pemekaran dari Provinsi Maluku.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Dari 67 perusahaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif berkenaan dengan pengumpulan data yang dapat digambarkan atau disimpulkan untuk mendapatkan gambaran mengenai data tersebut sehingga lebih mudah untuk dibaca. Analisa dari statistik deskriptif yaitu : N merupakan jumlah data yang akan diolah dalam penelitian ini terdiri dari Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi hasil, dan Luas Wilayah. Dari perhitungan dengan SPSS for Windows Release 21.0, diperolah gambaran masing-masing variabel sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation BelanjaModal 99 112527,95544200 15732626,70284800 1024466,4064708180 2037309,97740994700 PendapatanAsliDaerah 99 80678,44931200 26670448,76600000 2294119,2910764490 3969905,38962068550 DanaBagiHasil 99 23983,00883500 662053367,00000000 7499942,9961464940 66477777,43080699000 LuasWilayah 99 664,01 319036,05 57629,4391 65313,04470 Valid N (listwise) 99 Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah data N masing-masing variabel sebanyak 99 sampel hasil pengamatan selama 3 tahun, dapat dideskripsikan sebagai berikut: a) Belanja Modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap. Dari tabel diatas Belanja Modal memiliki nilai rata-rata (mean) Tahun 2011-2013 sebesar 41

42 Rp 10.244.664.064.708.180 dan nilai standar deviasi Rp 203.730.997.740.994.700. Nilai maksimum sebesar Rp 1.573.262.670.284.800 yang dimiliki oleh provinsi DKI Jakarta pada tahun 2013 berarti provinsi tersebut memiliki anggaran pengeluaran untuk aset tetap tertinggi. Nilai minimum sebesar Rp 11.252.795.544.200 yang dimiliki oleh provinsi Gorontalo Tahun 2011 berarti provinsi tersebut memiliki anggaran belanja modal yang terendah. b) Pendapatan Asli Daerah adalah sumber pendapatan daerah yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan lain-lain PAD yang sah. Dari tabel diatas PAD memiliki standar deviasi Rp 396.990.538.962.068.550 dan nilai rata-rata (mean) Rp 22.941.192.910.764.490. Nilai maksimum sebesar Rp 2.667.044.876.600.000 yang dimiliki oleh provinsi DKI Jakartapada tahun 2013 berarti provinsi tersebut memiliki pendapatan asli daerah yang tertinggi. Nilai minimum sebesar Rp 8.067.844.931.200 yang dimiliki oleh provinsi Maluku Utara Tahun 2011 berarti provinsi tersebut memiliki pendapatan asli daerah yang terendah. c) Dana Bagi hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah berdasarkan pada presentase tertentu. Dari tabel diatas DBH memiliki standar deviasi Rp 6.647.777.743.080.699.000 dan nilai rata-rata (mean) Rp 74.999.429.961.464.940. Nilai maksimum sebesar Rp

43 66.205.336.700.000.000 yang dimiliki oleh provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2011 berarti provinsi tersebut memiliki pendapatan dana dari pemerintah pusat tertinggi. Nilai minimum sebesar Rp 2.398.300.883.500 yang dimiliki oleh provinsi Gorontalo Tahun 2012 berarti provinsi tersebut memiliki pendapatan dana dari pemerintah pusat yang terendah. d) Luas Wilayah adalah suatu ukuran dan tata letak daerah yang dijadikan sebagai pengalokasian anggaran untuk pembangunan. Dari tabel diatas LW memiliki standar deviasi 65313,04 km 2 dan nilai rata-rata (mean) 57629,44 km 2. Nilai maksimum sebesar 319036,05 km 2 yang dimiliki oleh provinsi Papua pada tahun 2011-2013 berarti provinsi tersebut memiliki wilayah yang terluas. Nilai minimum sebesar 664,01km 2 yang dimiliki oleh provinsi DKI Jakarta Tahun 2011-2013 berarti provinsi tersebut memiliki wilayah yang tersempit.. B. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat variabel terikat dan variabel bebasyang mempunyai distribusi normal atau tidak normal. Untuk menguji normalitas digunakan uji statistic kolmogorov-smirnov dengan menggunakan hipotesis sebagai berkut:

44 Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Data yang terdistribusi normal adalah data yang signifiaknnya diatas 5% (0,05) Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 99 Kolmogorov-Smirnov Z,768 Asymp. Sig. (2-tailed),597 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Berdasarkan data pada tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa nilai Kolmogorov-smirnov sebesar 0,768 dan probabilitas signifikansi 0,597 α 0,05yang berarti data residual berdistribusi normal. Gambar 4.1

45 Dari grafik normal plot diatas dapat disimpulkan bahwa plot terlihat titik-titik menyebar disekitas daerah garis diagonal, serta penyebaran agak menjauh dari diagonal hal ini berarti model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. 2. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antara variabel independent dalam model regresi. Untuk mendeteksi adanya gejala multikolinearitas dalam model penelitian dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Varians Inflantion Factor (VIF). Apabila nilai VIF < 10 dan tolerance > 0,10 maka tidak terjadi masalah multikolinieritas, sedangkan apabila niali VIF > 10 dan tolerance < 0,10 maka terjadi adanya multikolinieritas. Berikut merupakan hasil analisisnya: Tabel 4.3 Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant) 1 PAD,643 1,556 DBH,650 1,539 LW,929 1,077 a. Dependent Variable: BM

46 Berdasarkan data dari tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinieritas antara variabel independen yang diindikasikan dari nilai tolerance dari setiap variabel lebih dari 0,10 yaitu PAD sebesar 0,643, DBH sebesar 0,650, dan LW sebesar 0,929. Hasil perhitungan memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10 yaitu PAD sebesar 1,556, DBH sebesar 1,539, dan LW sebesar 1,077. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi. 3. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplots antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X residualnya. Gambar 4.2

47 Dari grafik scatterplots diatas terlihat bahwa titik-titik tersebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Belanja Modal berdasarkan masukkan dari variabel independen (PAD, DBH dan LW). Tabel 4.4 Coefficients a Model t Sig. (Constant) 2,810,006 1 PAD,516,607 DBH -,482,631 LW -1,114,268 a. Dependent Variable: absut Dari hasil perhitungan regresi dengan menggunakan variabel bebasnya absolut residual diketahui bahwa nilai signifikansi dari ketiga variabel independen lebih dari 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.

48 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Pada pembahasan ini akan digunakan uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin Watson ( uji DW). Tabel 4.5 Model Summary b Model Durbin-Watson 1 1,711 a. Predictors: (Constant), LW, DBH, PAD b. Dependent Variable: BM Berdasarkan pada tabel 4.5 terdapat nilai DW yang dihasilkan dari model regresi 1,711 nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tsbel menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel (n=99) dan jumlah variabel (k=3)maka di tabel Durbin Watson didapat nilai batas bawah (dl) sebesar 1,611 dengan batas atas (du) sebesar 1,735. Hasil uji Durbin Watson statistik didapat sebesar 1,711 berada diarea dl < dw < 4-du ( 1,611< 1,711< 2,265) atau berada diarea tidak ada autokorelasi. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi pada model regresi yang digunakan.

49 C. Uji Kelayakan Model 1. Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi mengukur (R 2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi yang ditunjukkan dengan nilai adjusted R- squaredari model regresi digunakan untuk mengetahui besarnya pengungkapan yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya. Nilai koefisien determinasi dari model regresi penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.6 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square 1,808 a,652,641 a. Predictors: (Constant), LW, DBH, PAD b. Dependent Variable: BM Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa koefisien determinasi yang menunjukkan nilai adjusted R-squaresebear 0,641. Hal ini berarti bahwa 64,1% variasi jumlah belanja modal dapat dijelaskan secara signifikan oleh variasi variabel PAD, DBH dan LW. Sedangkan 100% - 64,1% = 35,9% jumlah belanja modal yang dapat dijelaskan oleh variabel lainnya.

50 2. Uji Signifikansi F Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh antara seluruh variabel bebas (PAD, DBH dan LW) dengan variabel terikat (Belanja Modal) secara bersama-sama. Hasil pengujian signifikansi F dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini : Tabel 4.7 ANOVA a Model F Sig. Regression 59,396,000 b 1 Residual Total a. Dependent Variable: BM b. Predictors: (Constant), LW, DBH, PAD Berdasarkan nilai statistik pada tabel hasil regresi Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil dan Luas Wilayah terhadap Belanja Modal pada provinsi seindonesia periode 2011-2013 dapat dilihat bahwa nilai F hitumg 59.396 dengan nilai signifikansi 0,000 < tingkat signifikansi α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil dan Luas Wilayah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal pada Provinsi seluruh Indonesia periode 2011-2013. Hal ini dapat dibuktikan dari niali F hitung 59.396 sedangkan F tabel 2.70 maka dapat diketahui bahwa F hitung > F tabel dan nilai signifikan sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.050 sehingga dapat

51 disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat diartikan bahwa Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil dan Luas Wilayah secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal. D. Uji Hipotesis 1. Uji Statistik t Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel independen yang dimasukan dalam model yaitu Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil dan Luas Wilayah mempunyai pengaruh secara persial terhadap variabel dependen yaitu Belanja Modal. Tabel 4.8 Coefficients a Model t Sig. (Constant) 6,388,000 1 PAD 6,439,000 DBH 5,699,000 LW,757,451 a. Dependent Variable: BM Hasil pengujian dapat dilihat dari nilai uji t dan hasil signifikansi pengujiannya dapat dilihat dari tabel 4.8 diatas. Dari uji statistik t antara masing-masing variabel dependen dapat dijelaskan sebagai berikut : a) Variabel PAD memiliki p-value dalam kolom sig, yaitu 0,000 < 0,05, sedangkan t-hitung 6,439 > 1,984, yang artinya signifikan. Dalam

52 pengambilan hipotesis, maka H 2 diterima yang artinya PAD berpengaruh terhadap Belanja Modal b) Variabel DBH memiliki p-value dalam kolom sig, yaitu 0,000 < 0,05, sedangkan t-hitung 5,699 > 1,984 yang artinya signifikan. Dalam pengambilan hipotesis, maka H 3 diterima yang artinya DBH berpengaruh terhadap Belanja Modal. c) Variabel Luas Wilayah memiliki p-value dalam kolom sig yaitu 0,451 > 0,05 sedangkan t-hitung 0,757 < 1,984 yang artinya tidak signifikan. Dimana pada variabel LW tersebut memiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan. Dalam pengambilan hipotesis maka H 4 ditolak yang artinya LW tidak berpengaruh terhadap Belanja Modal. E. Analisis Regresi Berganda Tabel 4.9 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) 5,154,807 1 PAD,341,053 DBH,241,042 LW,035,046 a. Dependent Variable: BM

53 Analisis regrasi linear berganda digunakan untuk menganalisa pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel tidak bebas dari hasil analisis regresi linier yang dilakukan maka dapat diperoleh persamaan sebagai berikut: Belanja Modal = 5,154 + 0,341 PAD + 0,241 DBH + 0,035 LW + e Dimana : a) Konstanta sebesar 5,154 menyatakan jika tidak ada PAD, DBH dan LW maka perubahan belanja modal sebesar 5,154 b) Koefisien regresi variabel PAD sebesar 0.341 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan PAD mengalami kenaikkan Rp1,- maka belanja modal (Y) akan mengalami peningkatan sebesar Rp 0,341. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara PAD dengan belanja modal, semakin meningkat PAD maka akan semakin tinggi belanja modal. c) Koefisien regresi variabel DBH sebesar 0,241 yang artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan DBH mengalami kenaikkan Rp1,- maka belanja modal (Y) akan mengalami peningkatan sebesar Rp 0,241. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara DBH dengan belanja modal, semakin meningkatnya DBH maka akan semakin tinggi belanja modal yang akan dianggarkan. d) Koefisien regresi variabel LW sebesar 0,035 artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan LW mengalami perluasan 1 km 2 maka belanja modal akan mengalami peningkatan sebesar Rp 0,035. Koefisien

54 bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara LW dengan belanja modal, semakin luasnya suatu daerah maka akan semakin tinggi belanja modal yang dianggarkan. F. Pembahasan Berdasarkan hasil pengujian diatas dapat diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.10 Interprestasi Hasil No. Variabel Independen Hasil Uji F Keputusan Hipotesis 1. Seluruh variabel independen Sig. 0,000 < 0,05 H 1 Diterima Uji t 2. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sig. 0,000 < 0,05 H 2 Diterima 3. Dana Bagi Hasil (DBH) Sig. 0,000 < 0,05 H 3 Diterima 4. Luas Wilayah (LW) Sig. 0,451 > 0,05 H 4 Ditolak Sumber : Data yang diolah (2015) Dari hasil pengujian diatas menunjukkan bahwa secara bersama-sama PAD, DH dan LW berpengaruh terhadap Belanja Modal yang ditunjukkan pada nilai Fhitung > Ftabelyaitu 59.396 > 2.70. Hal ini juga dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari tingkat signifikansi probabilitas sebesar 0.05 atau 5%. Dari hasil pengujian koefisien determinasi diperoleh nilai adjusted R squared sebesar 64,1% yang berarti sisanya sebesar 35,9 % (100% - 64,1%) dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

55 1. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Modal Untuk variabel independen PAD secara parsial memiliki pengaruh terhadap belanja modal. Hal ini sesuai dengan penelitian Kusnandar dan Siswantoro (2012) yang menyatakan bahwa secara persial PAD memiliki korelasi positif dan signifikan terhadap belanja modal. Namun tidak sejalan dengan penelitian paujiah (2012) dikota tasikmalaya menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh PAD terhadap belanja modal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran daerah untuk meningkatkan pendapatan asli daerah. Diharapkan daerah lebih terpacu untuk memanfaatkan sumber daya daerah yang akan digunakan untuk kegiatan yang dapat meningkatkan pendapatan daerah. 2. Pengaruh Dana Bagi Hasil (DBH) terhadap Belanja Modal Untuk variabel independen DBH secara parsial memiliki pengaruh terhadap belanja modal. Hal ini sesuai dengan penelitian Maryadi (2014) pada kota/kabupaten di Indonesia menunjukkan bahwa DBH berpengaruh signifikan terhadap belanja modal. Namun tidak sejalan dengan penelitian dari Tri Lestari (2010) dalam penelitian pengaruh PAD, DAU dan DBH terhadap belanja langsung pada pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Jambi yang menunnjukkan bahwa Dana Bagi Hasil tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja langsung. Hal ini karena tidak semua daerah memiliki potensi dan kekayaan alam yang dapat diterima oleh DBH.

56 3. Pengaruh Luas Wilayah terhadap Belanja Modal Untuk variabel luas wilayah secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap belanja modal. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Siswantoro dan Kusnandar (2012) yang menunjukkan bahwa luas wilayah berpengaruh positif terhadap belanja modal. Hal ini karena tidak adanya mengukuran ulang untuk daerah-daerah yang mengalami perluasan atau penyempitan daerah. Sehingga hasil setiap tahunnya tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap belanja modal. Diharapkan setiap daerah dapat memperhatikan setiap perubahaan yang terjadi di daerah agar belanja modal dapat digunakan untuk perbaikkan daerah dengan baik.