BAB I PENDAHULUAN. berbagai media yang ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang lain mempunyai tingkatan dan nilai yang berbeda-beda. Kecantikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan formal di sekolah memiliki peranan penting dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan meningkatkan mutu kehidupan setiap individu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecantikan merupakan bagian terpenting dari gaya hidup wanita. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang undang dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. wajah bulat telur, mata bulat besar, kulit mulus dan rambut yang indah, gigi yang

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional (Undang Undang RI No. 20, 2003).

untuk memperbaiki penampilan dari kekurangan kekurangan yang ada ke arah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia seni peran mengalami perkembangan yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi, dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 MANFAAT HASIL PELATIHAN TATA RIAS PENGANTIN SOLO PUTRI SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA SALON RIAS PENGANTIN

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Setiap jenjang pendidikan formal memiliki tujuan yang berbeda-beda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian integral dalam perubahan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan yang pesat didunia kecantikan saat ini hanya

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap professional (Peraturan Pemerintah. No.29 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Cantik identik dengan wanita karena semua wanita ingin cantik, Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perkembangan dunia televisi di Indonesia menunjukkan. tersebut, tidak bisa dilepaskan dari dunia iklan.

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya kosmetik yang tersedia. Spesifikasi produk kosmetik juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai individu maupun sebagai warga negara. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang tata kecantikan. Kecantikan merupakan keelokan baik wajah

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. Kecantikan identik dengan penampilan diri dan merupakan aset berharga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis yang semakin pesat ini banyak para pebisnis. yang bermunculan. Sekarang ini banyak persaingan untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang diinginkan oleh setiap wanita. Kulit sehat akan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat digemari terutama oleh kalangan remaja-remaja, baik pria maupun wanita.

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

BAB I PENDAHULUAN. jenis kosmetika seperti lipstik, pelembab, pensil alis, mascara ataupun

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SMK Negeri 1 Beringin merupakan salah satu lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nova Kristiana,2014

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya perusahaan perusahaan baru

BAB I PENDAHULUAN. disekitarnya. Komunikasi sangat berperan penting baik dari segi kehidupan sosial, budaya, pendidikan, ekonomi, maupun politik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi persaingan bisnis semakin dinamis dan kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. sering disebut bahwa manusia adalah makhluk sosial.. Hal ini tentu memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. internet, dimana batasan waktu dan jarak tidak begitu berarti lagi disini.

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara sempurna sesuai kodrat kemanusiaanya. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Di era ini perusahaan dapat memperluas pasar produk dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang diinginkan setiap orang. Hal ini harus melakukan berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. objek memiliki arti yang personal dan penting, berkaitan dengan diri atau

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dalam keindahan dan keserasian berbusana, cara komunikasi, kecantikan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya perekonomian di Indonesia saat ini banyak. perusahaan yang menggunakan iklan untuk mengenalkan ataupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. di mana bisnis dan perekonomian juga semakin mengglobal, membuat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (TIK) yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. elektronik. Media cetak berupa koran, spanduk, dan pamflet. Sedangkan media

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi khalayak agar bertindak sesuai dengan keinginan pengiklan. Slogan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan posisi dalam persaingan bisnis dengan tujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. prenadamedia, 2010, h.65. Jakarta: Kencana Prenada media group, 2006, h. 57

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis bukanlah hal yang asing, tidak dipungkiri lagi

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan dan sikap untuk menghasilkan lulusan yang kompeten.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. ( Pada zaman orde baru pemerintah melarang

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. budaya dan kekuatan psikologis), maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Iklan adalah suatu penyampaian pesan melalui media-media yang

BAB I PENDAHULUAN. keserasian berbusana, cara komunikasi dan kecantikan wajah.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di pasar menjadikan tugas seorang pemasar makin sulit dan kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan kulit wajah secara teratur sangat penting dilakukan. secara langsung. Dalam mengatasi masalah tersebut kaum pria

HUBUNGAN ANTARA KETERTARIKAN IKLAN POND S DI TELEVISI DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK POND S PADA MAHASISWA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu pendukung pemilik kebudayaan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perempuan pada dasarnya mempunyai keinginan untuk dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin

PENGARUH IKLAN TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KOSMETIK MEREK WARDAH (Studi Kasus Pada Mahasiswi Universitas Gunadarma Kalimalang).

BAB I PENDAHULUAN. informasi mendalam suatu produk. Barang menurut Fandy (dalam Latif,

HUBUNGAN PROMOSI PENJUALAN DENGAN MINAT PEMAKAIAN JASA TERHADAP PT. BROADCAST STUDIO DI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Variasi bahasa tersebut dapat dilihat dari berbagai segi. Dari segi penutur, variasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kridalaksana dan Djoko Kentjono (dalam Chaer, 2012: 32),

BAB 1 PENDAHULUAN. wajah,mata,bibir,hidung,dagu dan alis diyakini sebagai cerminan pribadi dan hati seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dilepas dari kaum wanita. Secara psikologis wanita memang

2016 MANFAAT HASIL KURSUS TATA RIAS WAJAH PENGANTIN MODEREN SEBAGAI KESIAPAN MENJADI PENATA RIAS PENGANTIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang dan

UKDW. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah. Kecantikan dan keindahan wajah merupakan dambaan dan daya tarik tersendiri

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya industri yang bermunculan dengan produk dan kualitas yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan industri kecantikan di

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. UU RI No. 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Bab II Pasal 3 yaitu :Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakan bagian bagian wajah yang kurang sempurna menjadi bentuk

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpenampilan. Cantik merupakan kunci utama bagi kaum wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. memustahilkan adanya keterpaduan atau asimilasi bunyi. Keraf (2001: 118)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis dalam sektor jasa saat ini terus berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri bagi setiap orang. Untuk itu yang selalu ingin berpenampilan menarik,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan komunikasi yang pesat saat ini menjadikan masyarakat mudah untuk mendapatkan informasi yang ingin di ketahui dengan berbagai media yang ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi belakang ini, media ditempatkan sebagai salah satu faktor dengan pengaruh terbesar dalam pembentukan pencitraan (AnneAhira, 2013). Media cetak merupakan suatu sumber informasi dalam kehidupan modren. Majalah sebagai salah satu jenis media yang membawa pesan-pesan persuasif. Sebagaimana yang kita ketahui, saat ini penyebaran majalah tidak hanya tertuju kepada masyarakat lokal saja akan tetapi juga di masing-masing negara, bahkan di seluruh dunia (Ronald, 1994). Majalah sebagai salah satu media cetak yang telah berkembang dengan pesat, hal ini bisa dilihat dari munculnya majalah yang tidak hanya bersifat umum, namun juga khusus. Majalah adalah sebuah penerbitan berkala (buku harian) yang terbit secara teratur dan sifat isinya tidak menampilkan pemberitaan atau sari berita, melainkan berupa artikel, atau bersifat pembahasan yang menyeluruh dan mendalam. Majalah digolongkan berdasarkan pangsa pasarnya yaitu jenis kelamin, usia, hobi, minat, dan sebagainya. Majalah juga digolongkan berdasarkan sifat atau misinya yaitu majalah berita, majalah hiburan, majalah berbahasa daerah dan majalah agama (Ronald, 1994). 1

2 Media cetak dalam bentuk majalah telah lama dikenal masyarakat. Media cetak dalam hal ini, majalah merupakan sarana komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan informasi selengkap dan semenarik mungkin. Informasi - informasi yang terdapat pada majalah dikemas sedemikian rupa dalam aneka bentuk publikasi sepertu liputan berita, liputan khusus, features, iklan, dan lain-lainnya sehingga menjadi menarik (Christin, 2009). Perkembangan dunia yang semakin modern, kecantikan menjadi kualitas yang diperdagangkan, sehingga perempuan seolah tidak punya pilihan untuk mendefenisikan kecantikannya. Mulai dari produk perawatan rambut, mencerahkan kulit wajah, produk menambah tinggi badan, pelangsing. Produk produk kecantikan tersebut berusaha bersaing dengan produk sejenisnya dengan berbagai macam cara agar produknya senantiasa digunakan oleh konsumen (Jonson, 2013). Seorang guru dituntut memiliki kompetensi dalam pembelajaran, baik itu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional ( UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen). Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru. Menurut Rusman (2011), Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Kepribadian guru adalah tampilan dari pribadi individualistic seorang guru, dengan kata lain kepribadian guru ini adalah gambaran diri baik secara psikologis maupun fisik dari diri seorang guru

3 tersebut. Penampilan luar (fisik) seorang guru bisa dijadikan sebagai acuan siswa dalam menilai kepribadian gurunya, meskipun terkadang penampilan fisik dari luar tidak selalu menggambar kepribadian guru tersebut. Siswa akan lebih merasa tertarik dengan pelajaran yang dibawakan gurunya, apabila gurunya memiliki penampilan yang menarik dan didukung dengan kepribadian yang baik. Namun sebaliknya, siswa tidak akan merasa tertarik dengan pelajaran yang dibawakan gurunya, apabila gurunya memiliki penampilan yang kurang menarik. Pada umumnya guru guru ingin tampil lebih cantik khususnya guru guru di SMK Negeri 1 Berastagi. Dimana guru guru sudah terlihat memakai kosmetik tata rias wajah sehari hari. Namun kebanyakan guru guru di SMK Negeri 1 Berastagi memakai kosmetik yang tidak sesuai dengan warna kulit. Kebanyakan guru guru memilih warna bedak yang mereka anggap cantik dan tidak disesuaikan dengan warna serta jenis kulit sehingga tampak perbedaan warna kulit asli dengan warna bedak yang dipakai mereka. Guru guru di SMK Negeri 1 Berastagi juga memilih kosmetik dengan melihat iklan iklan yang ada ditelevisi tanpa melihat kegunaan serta fungsi dari kosmetik tersebut tanpa memperhatikan jenis kulit. Dan guru guru di SMK Negeri 1 Berastagi kurang pengetahuan tentang kosmetik yang sesuai dengan jenis dan warna kulit serta cara pemakaian yang benar. Berdasarkan pengalaman dalam Program Pengalaman Lapangan (PPL) peneliti melihat bahwa guru- guru di SMK Negeri 1 Berastagi memakai kosmetik yang kurang sesuai dengan penampilan guru-guru yang ada di SMK Negeri 1 Berastagi. Penampilan guru yang menarik dilihat dari riasan wajah dan juga

4 busana yang digunakan guru. Banyak guru berupaya untuk mencapai kecantikan yang diidam - idamkan. Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara penelitin pada tanggal 14 februari 2014, ibu Rosmiati Br. Ginting S.Pd selaku wakil kepala sekolah bagian edukasi mengatakan bahwa guru-guru di SMK Negeri 1 Berastagi sebanyak 85 orang dan 45 diantaranya memilih kosmetik yang berasal dari katalog - katalog. Karena didalam media cetak yang berupa katalog hanya menyampaikan jenis kosmetik serta harga jual kosmetik. Pemilihan kosmetik yang berasal dari katalog - katalog tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan tata rias wajah. Berdasarkan observasi peneliti diatas maka sekolah ini memiliki guru-guru yang memakai kosmetik yang berasal dari media cetak. Dari hasil pengamatan dan hasil wawancara saya dengan salah satu guru, saya mendapat informasi bahwa media cetak merupakan salah satu media yang mempermudah guru - guru melihat dan memilih kosmetik yang diminati. Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Media Cetak Terhadap Pemilihan Kosmetik Bagi Guru Guru Di SMK Negeri 1 Berastagi.

5 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Masih rendahnya pengaruh media cetak terhadap pemilihan kosmetik bagi guru guru 2. Masih banyak guru guru yang kurang pengetahuan tentang pemilhan kosmetik 3. Kurangnya pengetahuan guru guru tentang kosmetik tata rias wajah 4. Kurangnya pengetahuan guru guru tentang pemilihan kosmetik terhadap warna dan jenis kulit C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas, maka perlu batasan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang dibahas, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti yaitu : 1. Media cetak yang digunakan adalah majalah tata rias wajah 2. Pemilihan kosmetik yang diteliti adalah kosmetik tata rias wajah sehari hari pada guru guru SMK Negeri 1 Berastagi 3. Pengaruh media cetak terhadap pemilihan kosmetik pada guru guru SMK Negeri 1 Berastagi tahun 2015

6 D. Rumusan masalah Sesuai dengan batasan masalah yang dikemukakan maka yang menjadi rumusan masalah dengan penelitian ini adalah : 1. Bagaimana penggunaan media cetak pada guru guru SMK Negeri 1 Berastagi? 2. Bagaimana pemilihan kosmetik pada guru guru di SMK Negeri 1 Berastagi? 3. Bagaimana /pengaruh media cetak terhadap pemilihan kosmetik bagi guru guru SMK Negeri 1 Berastagi? E. Tujuan penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui penggunaan media cetak bagi guru guru di SMK Negeri 1 Berastagi 2. Untuk mengetahui pemilihan kosmetik apa bagi guru guru SMK Negeri 1 Berastagi 3. Untuk mengetahui pengaruh media cetak terhadap penggunaan kosmetik bagi guru guru di SMK Negeri 1 Berastagi.

7 F. Manfaat penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas diharapkan hasil penelitian ini memiliki beberapa manfaat sebagai berikut : 1. Sebagai bahan informasi tentang media cetak terhadap pemilihan kosmetik bagi mahasiswa PKK program studi Tata rias Universitas Negeri Medan. 2. Untuk memberikan pengalaman dalam pembuatan karya ilmiah dan merupakan sarana dalam menambah wawasan, pengetahuan, sikap serta keterampilan bagi penulis. 3. Untuk memberikan masukan kepada pihak sekolah, khusus bagi para guru - guru SMK Negeri 1 Berastagi guna memilih kosmetik dengan menggunakan media cetak.