RUTINITAS PIJAT BAYI DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN DAN PERKEMBANGAN PADA BAYI USIA 3-12 BULAN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI, DURASI MENYUSUI DENGAN BERAT BADAN BAYI DI POLIKLINIK BERSALIN MARIANI MEDAN

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

BAB I PENDAHULUAN. (Departemen Kesehatan, 2009). Di Indonesia tahun 2012 tercatat jumlah bayi

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. pencapaiannya dalam MDGs (Millenium Development Goals) yang sekarang

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG

76 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN. diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai masa keemasan (golden period),

ABSTRAK. Kata Kunci: Tumbuh Kembang, ASI, MP-ASI Daftar Pustaka: 33 buah ( )

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANGPIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

52 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat, yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan mental,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU

BAB 1 PENDAHULUAN. bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap

RIWAYAT BERAT BAYI LAHIR (BBL) DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH

BAB V PEMBAHASAN. Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK UMUR 1 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKUAN BARU KOTA JAMBITAHUN 2013

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BALITA USIA 0-2 TAHUN DI BPM Ny. N BANYUWANGI TAHUN 2015

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober Sri Sudarsih 1, Pipit Bayu Wijayanti 2 *)

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada pertengahan tahun 2008 karena penurunan ekonomi global.

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

PERBEDAAN FREKUENSI MENYUSU ASI EKSKLUSIF SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PIJAT BAYI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI MOTORIK KASAR DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

PEMBERIAN STIMULUS TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3 5 TAHUN GIVING STIMULUS OF CHILDREN DEVELOPMENT AGES 3-5 YEARS OLD ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang berbeda menginformasikan bahwa terdapat hubungan yang. pada anak akan diikuti oleh gangguan perkembangannya.

PERILAKU PIJAT BAYI BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA

HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA CAWAS KLATEN TAHUN 2007

Naili Nur Meifanna. Kata kunci : motorik halus, ASI, susu formula. Kepustakaan : 30 ( )

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

PENGARUH HEALTH EDUCATION

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN FREKUENSI PIJAT DENGAN PERTUMBUHAN BERAT BADAN PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI RUMAH BERSALIN RACHMI NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) Abstrak

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tahapan perkembangan merupakan tingkatan tumbuh dan

1

USIA DENGAN KEJADIAN ABORTUS PADA IBU HAMIL

Noviyanti 1, Sastri Nufaisa 2 ABSTRAK. Kata Kunci : Efektifitas, Pijat Bayi Kepustakaan : 20 ( )

HUBUNGAN RIWAYAT BBLR DENGAN RETARDASI MENTAL DI SLB YPPLB NGAWI Erwin Kurniasih Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan skill dalam

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Periode lima tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

GAMBARAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 6-24 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI DESA GASOL KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR ABSTRAK

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 7-24 Bulan di Desa Jembungan

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Motorik halus adalah pergerakan yang melibatkan otot-otot halus pada tangan

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-24 BULAN DI DESA TRIGUNO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN TAHAP PENCAPAIAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 4-5 TAHUN DI KELURAHAN MEDONO KOTA PEKALONGAN

Hubungan Frekuensi Pijat Bayi dengan Perkembangan pada Bayi Usia 3-6 Bulan di BPM SukoAsih Sukoharjo

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

Tri Puspa Kusumaningsih, Novia Ayunita. Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo Jl.Soekarno Hatta, Borokulon, Banyuurip, Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan anak saat ini. Akan tetapi pelaksanaan untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN TEORI. suatu rumah tangga. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. deteksi dan intervensi dini (Soetjiningsih, 2014).

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

Lilis Maghfuroh Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kecerdasan anak dan menyebabkan rendahnya perkembangan kognitif. Jika

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Untuk menjadi seseorang yang dewasa dengan motorik yang baik,

BAB I PENDAHULUAN. optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki inteligensi

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TUMBUH KEMBANG ANAK. OLEH: Rinkaning Nurul Wati.E

BAB I PENDAHULUAN. berlainan akan tetapi keduanya saling berkaitan. Pertumbuhan (growth)

Transkripsi:

RUTINITAS PIJAT BAYI DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN DAN PERKEMBANGAN PADA BAYI USIA 3-12 BULAN Hermina Humune* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email : admin@akbid-griyahusada.ac.id ABSTRAK Pendahuluan : Masa bayi merupakan fase terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada masa ini terjadi pematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang datang dari lingkungannya. Hasil studi pendahuluan pada 10 bayi di BPM Ny. Kisworo Surabaya tahun ditemukan bahwa masih kurangnya kemampuan perkembangan bayi yang tidak sesuai dengan tahapannya dan terdapat bayi yang mengalami kegagalan dalam peningkatan berat badan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara rutinitas pijat bayi dengan peningkatan berat badan dan perkembangan bayi usia 3-12 bulan di BPM Ny. Kisworo Surabaya tahun. Metode : Penelitian ini menggunakan analitik korelasional, dengan populasi semua bayi usia 3-12 bulan sebanyak 40 bayi. Teknik pengambilan sampel menggunakan Total Sampling, instrumen yang digunakan Kartu Pijat Bayi, Kartu Menuju Sehat (KMS) dan Kuisioner Praskrining Perkembangan (KPSP). Analisa statistik menggunakan uji Spearman Rank.. Hasil : Hasil penelitian yaitu sebagian besar responden rutin melakukan pijat bayi sebanyak 26 bayi (65 %), peningkatan berat badan bayi setengahnya adalah meningkat sebanyak 20 bayi (50 %), perkembangan bayi hampir seluruhnya adalah sesuai sebanyak 29 bayi (72,5 %). Hasil uji statistik menunjukan nilai ρ value (0,000) < ɑ (0,05) maka H o ditolak dan H 1 diterima, artinya ada hubungan antara rutinitas pijat bayi dengan peningkatan berat badan dan nilai ρ value (0,000) < ɑ (0,05) maka H o ditolak dan H 1 diterima, artinya ada hubungan antara rutinitas pijat bayi dengan perkembangan Diskusi :. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang manfaat pemijatan yang teratur sehingga terbentuk sikap positif untuk melakukan pemijatan secara rutin. Kata Kunci : Rutinitas Pijat Bayi, Peningkatan Berat Badan, Perkembangan PENDAHULUAN Perkembangan pada manusia tidak hanya dimulai saat dilahirkan, tetapi perlu diyakini bahwa perkembangan manusia sudah terjadi sejak masa konsepsi. Proses konsepsi menjadi dasar untuk setiap perkembangan pada manusia dan fase perkembangan akan berakhir pada saat manusia meninggal. Proses pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi dan balita merupakan proses yang teramat penting dalam menentukan masa depan anak baik secara fisik, mental maupun perubahan fisik dan peningkatan ukuran bagian tubuh dari seorang individu yang berbeda, sedangkan perkembangan merupakan bertambah sempurnanya setiap kemampuan, keterampilan, dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan motorik kasar, motorik halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dari kemandirian yang dimiliki individu utuk beradaptasi dengan lingkungannya (Potter & Perry, 2005). Menurut WHO (2012), diperkirakan 101 juta anak usia dibawah lima tahun diseluruh Dunia mengalami masalah berat badan kurang, prevalensi berat badan kurang pada anak di bawah usia lima tahun terdapat di Afrika (36%) dan Asia (27%). Meskipun prevalensi berat badan kurang pada anak usia di bawah lima tahun mengalami penurunan sejak tahun 1990, namun jutaan anak masih termasuk dalam kategori beresiko. Di Indonesia, salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sedang dihadapi saat ini adalah beban ganda masalah gizi. Masalah gizi yang terjadi dapat berdampak pada penurunan berat badan ataupun sebaliknya. Penurunan berat badan pun merupakan indikator menurunnya gizi anak dan perlu diwaspadai masalah pertumbuhannya. Sekitar 10-20% bayi mengalami gangguan kenaikkan berat badan. Pada tahun 1990, prevalensi gizi kurang dan gizi buruk sebanyak 31%, sedangkan pada tahun 2010 terjadi penurunan menjadi 17,9%. 51

Berdasarkan data Riskesdas (2010), prevalensi gizi lebih pada balita sebesar 14,0%, meningkat dari keadaan tahun 2007 yaitu sebesar 12,2%. Setiap tahunnya tidak kurang dari satu juta anak di Indonesia mengalami status gizi yang buruk. Masalah perkembangan anak di Amerika Serikat berkisar 12-16 %, Thailand 24 %, Argentina 22 %, dan di Indonesia antara 13-8 % (Hidayat, 2011). Berdasarkan laporan Departemen Kesehatan Republik Indonesia cakupan pelayanan kesehatan balita dalam deteksi tumbuh kembang balita yang mengalami gangguan tumbuh kembang anak di Indonesia sebesar 45,7% (Depkes RI, 2010). Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur melakukan pemeriksaan terhadap 2.634 anak dari usia 0-72 bulan. Dari hasil pemeriksaan untuk perkembangan normal sesuai dengan usia 53%, meragukan (membutuhkan pemeriksaan lebih dalam) sebanyak 13%, penyimpangan perkembangan sebanyak 34% (10% motorik kasar, 30% motorik halus, 44% bicara dan bahasa, 16% sosialisasi kemandirian). Sedangkan data yang didapatkan berdasarkan catatan Dinkes Propinsi Jawa Timur untuk deteksi tumbuh kembang balita di Jawa Timur ditetapkan 80% tetapi cakupan periksa 40-59% dan mengalami perkembangan tidak optimal sebanyak 14% (Depkes Jatim, 2009). Berdasarkan survey awal yang dilakukan di BPS Kisworo daerah Kemlaten, Surabaya pada 10 bayi usia 3-12 bulan didapatkan 3 bayi mengalami peningkatan berat badan 500 gr, 4 bayi tidak mengalami peningkatan berat badan atau tetap, 3 bayi mengalami penurunan berat badan. Sedangkan untuk perkembangannya diukur menggunakan KPSP pada 10 bayi yang sama usia 3-12 bulan didapatkan hasil 3 bayi mengalami perkembangan sesuai dengan tahapannya, 6 bayi mengalami perkembangan tidak sesuai dengan tahapannya pada motorik kasar dan motorik halus, sedangkan 1 bayi mengalami keterlambatan perkembangannya. Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa masih kurangnya kemampuan perkembangan pada bayi yang tidak sesuai dengan tahapannya dan masih terdapat bayi yang mengalami kegagalan dalam peningkatan berat badan di BPS Kisworo Surabaya tahun. Masalah pertumbuhan dan perkembangan pada bayi merupakan masalah yang harus diperhatikan pada masa bayi karena dapat mempengaruhi kehidupan atau tahap selanjutnya. Perubahan berat badan pada bayi merupakan indikator yang sangat sensitif untuk memantau pertumbuhan dan kesehatan bayi sehingga ketika timbul masalah kita harus segera mencari solusinya agar tidak mengalami pertumbuhan yang gagal. Penyebab dari keterlambatan perkembangan bayi salah satunya adalah kurang aktifnya perilaku orang tua dalam memberikan stimulasi kepada bayi dan ketidaktahuan orang tua terhadap pentingnya stimulasi perkembangan. Kurangnya rangsangan yang diberikan pada bayi akan memperparah keterlambatan perkembangan pada bayi. banyak riset menunjukan bahwa bayi membutuhkan rangsangan dini (Pratiwi, 2013). Jika keterlambatan pada pertumbuhan dan perkembangan tidak segera ditangani maka akab berdampak luas dimana dari keterlambatan pada pertumbuhan dan perkembangan bayi akan mempengaruhi terhadap keberhasilan pembangunan suatu bangsa yang berkaitan erat dengan kualita SDM yang baik. Pembentukan kualitas SDM yang optimal baik sehat secara fisik maupun psikologis sangat bergantung dari proses tumbuh kembang anak pada usia dini (Farida, 2013). Oleh karena itu penting bagi tenaga kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan pada ibu maupun keluarga untuk memberikan rangsangan/stimulasi berupa pijatan secara teratur untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sehingga sesuai dengan tahapannya. Berdasarkan uraian diatas maka penulis perlu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan rutinitas pijat bayi dengan peningkatan berat badan dan perkembangan bayi usia 3-12 bulan di BPSNy. Kisworo Surabaya METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian induktif karena penelitian ini bertujuan untuk Meningkatkan berat badan dan perkembangan bayi. Penelitian ini dilakukan pengambilan data data bulan April bertempat di BPS Ny.Kisworo Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi usia 3-12 bulan yang melakukan pijat di BPS Ny. Kisworo Surabaya sebanyak 40 orang bulan April tahun. 52

HASIL DAN PENELITIAN Pendidikan Ibu yang Melakukan Pijat Bayi Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu yang Melakukan Pijat Bayi di BPS Ny. Kisworo Kota Surabaya Tahun Pendidikan Frekuensi (f) Prosentase (%) Dasar 5 12,5 Menengah 11 27,5 Tinggi 24 60 Sumber : Data Primer Penelitian, Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diinterpretasikan bahwa pendidikan ibu yang melakukan pijat bayi sebagian besar adalah pendidikan tinggi sebanyak 24 orang (60 %). Pekerjaan Ibu yang melakukan Pijat Bayi Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu yang Melakukan Pijat Bayi di BPM Ny. Kisworo Kota Surabaya Tahun Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%) (f) IRT 8 20 Wiraswasta 13 32,5 Swasta 9 22,5 PNS 10 25 Sumber : Data Primer Penelitian, Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diinterpretasikan bahwa pekerjaan ibu yang melakukan pijat bayi hampir setengahnya adalah wiraswasta sebanyak 13 orang (32,5 %). Rutinitas Pijat Bayi Tabel 3 Distribusi Frekuensi Rutinitas Pijat Bayi Usia 3-12 Bulan di BPS Ny. Kisworo Surabaya Tahun Rutinitas Frekuensi Prosentase (%) Pijat Bayi (f) Rutin 26 65 Tidak Rutin 14 35 Sumber : Data Sekunder Penelitian, Berdasarkan tabel 3 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden rutin melakukan pijat bayi sebanyak 26 bayi (65 %). Peningkatan Berat Badan Bayi Tabel 4 Distribusi Frekuensi Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 3-12 Bulan di BPM Ny. Kisworo Surabaya Tahun Peningkatan Frekuensi Presentase (%) Berat Badan (f) Meningkat 20 50 Tetap 14 35 Turun 6 15 Sumber : Data Sekunder Penelitian, Berdasarkan tabel 4 dapat diinterpretasikan bahwa peningkatan berat badan bayi setengahnya adalah meningkat sebanyak 20 bayi (50 %). Perkembangan Tabel 5 Distribusi Frekuensi Perkembangan Bayi Usia 3-12 Bulan di BPS Ny. Kisworo Surabaya Tahun Perkembangan Frekuensi (f) Prosentase (%) Sesuai 29 72,5 Meragukan 7 17,5 Menyimpang 4 10 Sumber : Data Primer Penelitian, Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa perkembangan bayi hampir seluruhnya adalah sesuai sebanyak 29 bayi (72,5 %) Hubungan Rutinitas Pijat Bayi dengan Peningkatan Berat Badan Bayi Tabel 6 Distribusi Tabulasi Silang Rutinitas Pijat Bayi Dengan Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 3-12 Bulan Di BPS Ny. Kisworo Surabaya Tahun Rutinitas Peningkatan Berat Badan Total Pijat Meningkat Tetap Turun Bayi % % % % Rutin 20 50 6 15 0 0 26 65 Tidak 0 0 8 20 6 15 14 35 Rutin Total 20 50 14 35 6 15 40 100 r: 0,788 p-value: 0, 000 a: 0,05 Sumber : Hasil uji SPSS Berdasarkan tabel 6 diatas dapat diinterpretasikan bahwa bayi yang rutin mendapat pijat bayi setengahnya mengalami peningkatan berat badan sebanyak 20 bayi (50 %). Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan Spearman Rank diperoleh hasil nilai ρ value (0,000) < ɑ (0,05) maka H o ditolak dan H 1 diterima, artinya ada hubungan antara rutinitas pijat bayi dengan peningkatan berat badan pada bayi usia 3-12 bulan di BPS Ny. Kisworo Surabaya tahun. Selain itu 53

didapatkan nilai correlation coefficient (r) sebesar 0,788 yang menunjukan hubungan antara rutinitas pijat bayi dengan penigkatan berat badan bayi mempunyai korelasi yang kuat dan arah hubungannya positif (+) yang artinya jika semakin rutin pijat bayi dilakukan maka berat badan bayi akan semakin meningkat. Hubungan Rutinitas Pijat Bayi dengan Perkembangan Bayi Tabel 7 Distribusi Tabulasi Silang Hubungan Rutinitas Pijat Bayi Dengan Perkembangan Bayi Usia 3-12 Bulan Di BPS Ny. Kisworo Surabaya Tahun Rutinitas Pijat Bayi Perkembangan Total Sesuai Meragukan Menyimpang % % % % Rutin 26 65 0 0 0 0 26 65 Tidak Rutin 3 7,5 7 17,5 4 10 14 35 Total 29 72,5 7 17,5 4 10 40 100 r: 0,829 p-value: 0, 000 a: 0,05 Sumber : Hasil uji SPSS Berdasarkan tabel 7 diatas dapat diinterpretasikan bahwa bayi yang rutin mendapat pijat bayi sebagian besar mengalami perkembanganyang sesuaiyaitu sebanyak 26 bayi (65 %). Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan Spearman Rank diperoleh hasil nilai ρ value (0,000) < ɑ (0,05) maka H o ditolak dan H 1 diterima, artinya ada hubungan antara rutinitas pijat bayi dengan perkembanganpada bayi usia 3-12 bulan di BPS Ny. Kisworo Surabaya tahun. Selain itu didapatkan nilai correlation coefficient (r) sebesar 0,829 yang menunjukan hubungan antara rutinitas pijat bayi dengan perkembangan bayi mempunyai korelasi yang sangat kuat dan arah hubungannya positif (+) yang artinya jika semakin rutin pijat bayi dilakukan maka perkembangan bayi akan semakin baik sesuai dengan usianya. PEMBAHASAN Rutinitas Pijat Bayi usia 3-12 Bulan di BPS Ny. Kisworo Surabaya Tahun Berdasarkan tabel 3 dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden rutin melakukan pijat bayi. Rutinitas berasal dari kata rutin yang artinya prosedur yang teratur dan tidak berubah-ubah dalam melaksanankan suatu kegiatan (Ebta, 2010). Jadi pengertian rutinitas adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang secara terus menerus dan teratur untuk mencapai hasil yang maksimal. Rutinitas pijat bayi merupakan terapi sentuhan pada bayi yang dilakukan secara rutin dengan frekuensi 2 minggu 1 kali dengan menggunakan prosedur yang telah ditetapkan. Rutinitas pijat bayi sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pijat bayi biasa disebut dengan stimulus touch. Menurut Riksani (2013), pijat bayi merupakan salah satu bentuk stimulasi yang merangsang perkembangan struktur maupun fungsi dari kerja sel-sel dalam otak. Seorang anak yang mendapatkan stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat bertumbuh berkembang dibandingkan dengan yang kurang mendapatkan stimulasi. Adapun kegiatan penunjang lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang manfaat pijat bayi sehingga menimbulkan kesadaran akan pentingnya pijat bayi dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi yaitu dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan tentang pijat bayi sehingga ibu akan lebih rutin melakukan pijat bayi baik di tenaga kesehatan maupun di rumah. Semakin sering atau rutin stimulasi sentuh yang diberikan maka akan semakin meningkatkan kualitas pertumbuhan dan perkembangan bayi. Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 3-12 Bulan di BPS Ny. Kisworo Surabaya Tahun Berdasarkan tabel 4 dapat diinterpretasikan bahwa peningkatan berat badan bayi setengahnya adalah meningkat. Pertumbuhan adalah perubahan yang terjadi di dalam tubuh meliputi aspek ukuran, jumlah, atau dimensi tingkat sel, organ mapun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (sentimeter, meter), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi-balita. Pada masa ini, berat badan dapat digunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi. Bayi 54

yang mendapat asupan gizi yang seimbang baik kualitas maupun kuantitasnya meliputi air, kabohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral akan memperoleh energi yang cukup untuk pertumbuhannya. Hal ini sesuai dengan Supariasa (2002) yang menyatakan bahwa kenaikan indeks berat badan per umur akan menggambarkan status gizi seseorang. Masalah gizi yang terjadi dapat berdampak pada penurunan berat badan ataupun sebaliknya. Penurunan berat badan pun merupakan indikator menurunnya gizi anak dan perlu diwaspadai masalah pertumbuhannya. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi anak baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian pendidikan ibu yang melakukan pijat bayi sebagian besar adalah pendidikan tinggi. Hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan keadaan gizi anak telah banyak diungkapkan oleh para ahli. Pada masyarakat yang rata-rata tingkat pendidikannya rendah, prevalensi gizi kurang yang tinggi dan sebaliknya pada masyarakat yang tingkat pendidikan cukup tinggi prevalensi gizi kurang lebih rendah. Dalam penelitian ini terdapat banyak responden dengan berat badan meningkat menunjukan bahwa pertumbuhannya baik. Tingkat Perkembangan Bayi Usia 3-12 Bulan di BPS Ny. Kisworo Surabaya Tahun Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa perkembangan bayi hampir seluruhnya adalah sesuai. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan (Soetjiningsih, 2007). Di dalam perkembangan terdapat proses pematangan sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sehingga masing-masing dapat melakukan fungsinya. Perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ / individu, seperti perkembangan emosi, intelektual, kemampuan motorik halus, motorik kasar, bahasa, dan personal sosial sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Adriana, 2011). Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi perkembangan di antaranya faktor internal dan ekternal. Beberapa faktor eksternal yaitu nutrisi, lingkungan pengasuh, stimulasi, dan sosio-ekonomi. Beberapa hal tersebut berkaitan erat dengan tingkat pengetahuan dan pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian pendidikan ibu yang melakukan pijat bayi sebagian besar adalah pendidikan tinggi. Pendidikan ibu yang masih rendah akan berpengaruh terhadap pemberian stimulasi pada anak sesuai dengan usianya. Pengetahuan yang dimiliki ibu bisa dimanfaatkan untuk dapat menentukan stimulasi apa yang harus diberikan pada anaknya sehingga anaknya bisa berkembang sesuai dengan tahap perkembangan pada usianya. Lingkungan pengasuhan juga dapat berpengaruh terhadap perkembangan anak karena interaksi ibu anak sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain kebutuhan akan stimulasi, anak juga memiliki kebutuhan lain seperti nutrisi, perawatan kesehatan dasar serta kasih sayang. Apabila kebutuhan anak cukup terpenuhi maka perkembangan anak juga semakin bagus. Hubungan antara Rutinitas Pijat Bayi Dengan Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 3-12 Bulan Di BPS Ny. Kisworo Surabaya Tahun. Berdasarkan tabel 6 diatas dapat diinterpretasikan bahwa bayi yang rutin mendapat pijat bayi setengahnya mengalami peningkatan berat badan. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan Spearman Rank diperoleh hasil nilai ρ value (0,000) < ɑ (0,05) maka H o ditolak dan H 1 diterima, artinya ada hubungan antara rutinitas pijat bayi dengan peningkatan berat badan pada bayi usia 3-12 bulan di BPM Ny. Kisworo Surabaya tahun 2016. Selain itu didapatkan nilai correlation coefficient (r) sebesar 0,788 yang menunjukan hubungan antara rutinitas pijat bayi dengan penigkatan berat badan bayi mempunyai korelasi yang kuat dan arah hubungannya positif (+) yang artinya jika semakin rutin pijat bayi dilakukan maka berat badan bayi akan semakin meningkat. Rutinitas pijat bayi sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pijat bayi biasa disebut dengan stimulus touch. Menurut Riksani (), pijat bayi merupakan salah satu bentuk stimulasi yang merangsang perkembangan struktur maupun fungsi dari kerja sel-sel dalam otak. Seorang anak yang mendapatkan stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat bertumbuh berkembang dibandingkan dengan yang kurang 55

mendapatkan stimulasi. Semakin sering atau rutin stimulasi sentuh yang diberikan maka akan semakin meningkatkan kualitas pertumbuhan dan perkembangan bayi. Bayi yang mendapat stimulasi pijat akan mengalami peningkatan kadar enzim penyerapan dan insulin sehingga penyerapan terhadap sari makanan pun menjadi lebih baik. Alhasil bayi menjadi cepat lapar dan karena itu lebih sering menyusui sehingga dapat meningkatkan berat badan dan pertumbuhannya. Selain itu, saat bayi dipijat akan meningkatkan sirkulasi aliran darah, ketika aliran darah ke seluruh tubuh meningkat maka aliran darah ke bagian otak juga meningkat khususnya pada hipotalamus. Apabila aliran darah meningkat pada hipotalamus maka meningkatkan kemampuan dalam mensekresi Growth Hormon Releasing Hormon (GHRH). GHRH merangsang hormon pertumbuhan, kelenjar hipofisis anterior mensekresi hormon pertumbuhan pada tubuh di bagian tulang dan otot (Brunner & Suddart, 2002). Hal ini telah dibuktikan oleh peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Prof. T.Field dan Scafidi (1986) tentang pijat bayi premature, menunjukan bahwa pada 20 bayi premature (berat badan 1.280 gr sampai 1.176 gr), yang dipijat 3x 15 menit selama 10 hari mengalami kenaikan berat badan per hari 20 % sampai 47 % per hari lebih daripada yang tidak dipijat, dan pada penelitian bayi matur yang berusia 1 sampai 3 bulan yang dipijat selama 5 menit 2x seminggu selama 6 minggu didapatkn kenaikan berat badan yang lebih dari control (Roesli, 2001). Dalam menunjang petumbuhan dan perkembangan anak tidak hanya terfokus pada pemberian stimulasi. Selain pemberian stimulasi dengan rutin melakukan pijat bayi, perlu diperhatikan faktor lain salah satunya yaitu pemenuhan kebutuhan nutrisi/gizi. Pemberian nutrisi yang cukup pada bayi akan menunjang pertumbuhannya yang dapat dilihat dari peningkatan pada berat badannya. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa upaya meningkatkan tumbuh kembang anak antara lain gizi anak dengan pemenuhan nutrisi, kesehatan anak dengan berkonsultasi ke layanan tumbuh kembang untuk mendeteksi adanya gangguan atau tidak, lingkungan yang sehat, dukungan keluarga, dan stimulasi. Hubungan antara Rutinitas Pijat Bayi Dengan Perkembangan Usia 3-12 Bulan Di BPS Ny. Kisworo Surabaya Tahun Berdasarkan tabel 7 diatas dapat diinterpretasikan bahwa bayi yang rutin mendapat pijat bayi sebagian besar mengalami perkembangan yang sesuai. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan Spearman Rank diperoleh hasil nilai ρ value (0,000) < ɑ (0,05) maka H o ditolak dan H 1 diterima, artinya ada hubungan antara rutinitas pijat bayi dengan perkembangan pada bayi usia 3-12 bulan di BPM Ny. Kisworo Surabaya tahun. Selain itu didapatkan nilai correlation coefficient (r) sebesar 0,829 yang menunjukan hubungan antara rutinitas pijat bayi dengan perkembangan bayi mempunyai korelasi yang sangat kuat dan arah hubungannya positif (+) yang artinya jika semakin rutin pijat bayi dilakukan maka perkembangan bayi akan semakin meningkat. Ada empat parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak yaitu motorik kasar, motorik halus, kemampuan bicara dan bahasa, sosial dan kemandirian. Pemantauan perkembangan anak berguna untuk menemukan penyimpangan/hambatan perkembangan anak sejak dini, sehingga upaya pencegahan, upaya stimulasi dan upaya penyembuhan serta upaya pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas sedini mungkin pada masa-masa kritis tumbuh kembang anak. Perkembangan bayi menjadi lebih baik karena adanya stimulasi pada kulit bayi. Hal ini karena kulit merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai reseptor terluas yang dimiliki manusia.pemijatan juga meningkatkan syaraf nervus vagus akan terangsang untuk meningkatkan penyerapan makanan. Apabila penyerapan makanan dalam sel - sel maupun jaringan tubuh baik, maka nutrsi dalam tubuh tercukupi khususnya otak sebagai sistem saraf pusat. Nutrisi tubuh yang baik akan mempercepat pertumbuhan dan perkembangan personal sosial, bahasa baik motorik halus maupun motorik kasar. Selain itu rangsangan yang diberikan pada kulit akan meningkatkan myelinisasi sehingga meningkatkan komunikasi sel neuron. Dengan demikian akan merangsang syaraf motorik kasar sehingga gerakan fisik bayi seimbang dan dapat dikoordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh misalnya berjalan, berlari, berlompat dan sebagainya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Novia (2013), bahwa hasil penelitian didapatkan nilai 56

p value sebesar 0,029 < nilai = 0,05 sehingga menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara frekuensi pijat bayi dengan perkembangan pada bayi usia 3-6 bulan. Pada penelitian ini juga didapatkan hasil bahwa terdapat bayi yang tidak rutin melakukan pijat bayi sebanyak 14 bayi (35 %) dengan perkembangan yang menyimpang 4 bayi (10%). Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan tidak hanya dipengaruhi oleh stimulasi saja melainkan ada faktor lain. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi perkembangan diantaranya cinta dan kasih sayang orang tua terhadap anak. Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi namun sebaliknya kasih sayang yang berlebihan justru akan menjurus kearah memanjakan yang akan menghambat bahkan mematikan perkembangan kepribadian anak. Selain itu, kualitas dari interaksi juga dapat mempengaruhi proses perkembangan anak. Pendidikan ayah/ibu juga dapat mempengaruhi proses perkembangan pada anak. Semakin tinggi pendidikan orang tua, informasi yang dimiliki lebih luas dan lebih mudah diterima termasuk tentang informasi perkembangan anak. Seorang anak yang mendapatkan stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat bertumbuh berkembang dibandingkan dengan yang kurang mendapatkan stimulasi. Semakin sering atau rutin stimulasi sentuh yang diberikan maka akan semakin meningkatkan kualitas pertumbuhan dan perkembangan bayi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil penelitian disimpulkan bahwa rutinitas pijat bayi dengan peningkatan berat badan dan perkembangan bayi usia 3-12 bulan mengalami peningkatan berat badan, rutin pijat byi, perkembangan yang sesuai. Saran Diharapkan dapat memberikan memberikan pengetahuan tentang pijat dalam kaitannya dengan pembentukan praktik pemijatan yang tertatur dan memberikan informasi, pengetahuan dan wawasan bagi ibu, keluarga maupun masyarakat tentang manfaat pemijatan yang teratur sehingga terbentuk sikap positif untuk melakukan pemijatan secara teratur dan rutin. KEPUSTAKAAN Adriana, D. 2011. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta: Salemba Medika. Arikunto, Suharsimi, Dr.Prof. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Dewi, S. 2012. Pijat dan Asupan Gizi Tepat untuk Melejitkan Tumbuh Kembang Anak. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Depkes, RI. 2006. Pemantauan Pertumbuhan Balita. Jakarta: Depkes RI. Depkes, RI. 2009. Tahap Tumbuh Kembang Balita. Jakarta: Depkes RI. Diananda. 2009. Penurunan dan Penambahan Berat Badan Bayi. Jakarta: Balai Pustaka Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2009. Profil Kesehatan Provinsi Jatim tahun 2009. Yogyakarta. Ebta. 2010. Konsep Dasar Rutinitas. [Internet] http//www/konsepdasarrutinitas.com> diakses tanggal 16 April Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika. Hidayat, Aziz Alimul. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Kemenkes RI. 2010. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: KEMENKES RI Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Riksani, Ria. 2013. Cara Mudah dan Aman Pijat Bayi. Jakarta: Dunia Sehat. Roesli, Utami. 2001. Pedoman Pijat Bayi. Edisi Revisi XIII. Jakarta: Trubus Agriwidya. Roesli, Utami. 2008. Pertumbuhan Bayi yang Melakukan Pijat Bayi. Jakarta: EGC Ronald, H, S. 2011. Pedoman Perawatan Balita. Bandung: CV. Nuansa Aulia. Sari. 2004. Pijat bayi. Jakarta: Salemba Medika Soetjiningsih. 2008. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC Widyastuti, A & Widyani S.2008. Panduan Perkembangan Anak Usia 0-1 Tahun Jakarta : Puspa Swara 57