BAB 1. PENDAHULUAN. mood, khususnya gangguan ansietas. 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1. PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan sehingga mampu meningkatkan rata-rata usia harapan hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Mycobacterium tuberculosis dan bagaimana infeksi tuberkulosis (TB)

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. TB Paru merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan dunia karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) sejak tahun 1993

BAB I PENDAHULUAN. global.tuberkulosis sebagai peringkat kedua yang menyebabkan kematian dari

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang merupakan salah satu masalah kesehatan. anak yang penting di dunia karena tingginya angka

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. kasus baru TB BTA positif dengan kematian Menurut. departemen kesehatan sepertiga penderita tersebut ditemukan di RS dan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit di seluruh dunia, setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV). negatif dan 0,3 juta TB-HIV Positif) (WHO, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk percikan dahak (droplet nuclei) ( Lippincott, 2011). 39 per penduduk atau 250 orang per hari. Secara Global Report

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari atau hampir 2 juta

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis, sejenis bakteri berbentuk batang (basil) tahan asam

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menyebabkan masalah kesehatan yang buruk di antara jutaan orang setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini tergolong

Lampiran 1. Medan, Januari 2012 Hormat Saya, dr. Dessy Mawar Zalia. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) merupakan agenda serius untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.bakteri ini berbentuk batang dan bersifat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi paling. umum di dunia dengan perkiraan sepertiga populasi

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan penting di

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. kedua di dunia setelah HIV/AIDS. Pada tahun 2012, terdapat 8.6 juta orang

BAB I PENDAHULUAN. bakteri mycrobacterium tuberculosis. 1 Bakteri tersebut menyerang bagian

BAB I PENDAHULUAN. Hemoptisis atau batuk darah merupakan masalah kesehatan yang berpotensi

BAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. TB sudah dilakukan dengan menggunakan strategi DOTS (Directly Observed

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah

BAB I PENDAHULUAN. bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB dapat menyebar melalui droplet

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis complex (Depkes RI, 2008). Tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menimbulkan komplikasi kesakitan (morbiditas) dan kematian

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Namun tidak semua orang beruntung memiliki jiwa yang. sehat, adapula sebagian orang yang jiwanya terganggu atau dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dibandingkan populasi anak sehat (Witt et al., 2003). Pasien dengan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Identifikasi Faktor Resiko 1

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh (Mycobacterium tuberculosis). Penyakit ini juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang baik dan berkeadilan, sebagaimana diatur dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. infeksi di seluruh dunia setelah HIV. Pada tahun 2014, WHO melaporkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA penjamu. imun, hal ini terjadi karena virus HIV menggunakan DNA dari CD4 + dan

BAB I PENDAHULUAN. kematian terbesar kedua di dunia setelah Human Immunodeviciency Virus

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor risiko..., Helda Suarni, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker. Terhitung 1

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat saat ini dan termasuk ke dalam global emergency. TB adalah

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang masih menjadi

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pneumonia merupakan penyebab kematian tersering. pada anak di bawah usia lima tahun di dunia terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) bahwa kurang lebih 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

KERANGKA ACUAN PROGRAM TB PARU UPTD PUSKESMAS BANDA RAYA KECAMATAN BANDA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health

BAB I PENDAHULUAN juta orang di seluruh dunia (Junaidi, 2010). Asma bronkial bukan hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 : PENDAHULUAN. satu di dunia. Data World Health Organization (WHO) tahun 2014 menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup penduduk adalah salah satu indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

Transkripsi:

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Gangguan ansietas dan depresi biasa terjadi pada semua daerah di seluruh dunia. Penyakit kronis meningkatkan morbiditas dengan gangguan perasaan dan/atau gangguan ansietas, dan penyakit tuberkulosis dengan durasi pengobatan yang lama merupakan salah satu penyakit kronis. Tuberkulosis paru tetap menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun ini, banyak usaha dilakukan untuk menilai kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan yang dialami oleh orang-orang yang terinfeksi tuberkulosis paru. Ada kebutuhan untuk menilai kontribusi gangguan mood, khususnya gangguan ansietas. 1 Beban dari penyakit tuberkulosis menyatakan keadaan neuropsikiatri yang dihitung sampai seperempat dari semua kecacatan yang terjadi selama menderita penyakit bertahun-tahun. Di negara yang berpenghasilan menengah ke bawah, gangguan neuropsikiatri seperti depresi, ansietas dan gangguan somatoform terhitung 9,8% dari penderita tuberkulosis. 1 Tuberkulosis paru merupakan penyakit pada individu dengan pengobatan yang lama yang berdampak pada pasien baik kondisi fisik

secara umum, fungsi, dan kualitas hidupnya. Pasien yang menderita tuberkulosis menunjukkan morbiditas psikiatri yang lebih tinggi. Pasien menunjukkan reaksi psikiatri seperti penyangkalan, tidak ada harapan hidup, ansietas dan dikucilkan oleh keluarga dan masyarakat. 2 Faktor risiko untuk masalah kesehatan jiwa bersifat kompleks. Kemiskinan, pendidikan yang rendah, pengucilan sosial, jenis kelamin, masalah hidup dan bencana merupakan penentu sosial utama dari gangguan kejiwaan. Adanya tanda sakit medis dan perbedaan juga memegang peranan dalam perkembangan depresi. Penelitian Lancet terbaru pada masalah kesehatan jiwa secara umum mencatat kurangnya penelitian pada interaksi antara gangguan jiwa dan penyakit seperti tuberkulosis dan HIV/AIDS pada pasien yang berpenghasilan rendah. 1 Tuberkulosis paru seperti infeksi kronis lainnya, membutuhkan pengobatan untuk waktu yang lama. Tuberkulosis paru juga dapat menyebabkan reaksi psikologis yang berlawanan. Persepsi yang salah dapat menciptakan pandangan sosial dan kepanikan pada masyarakat. Kurangnya kesadaran atau pengetahuan yang salah tentang penyakit ini dapat menyebabkan persepsi yang salah mengenai berbagai aspek penyakit, yang akan menyebabkan laporan berkala dan tingkat kepatuhan yang rendah. 3

Angka kejadian tuberkulosis paru bervariasi pada negara yang berbeda, dan angka kejadian tuberkulosis paru sangat tinggi di Rumania. Pada tahun 2005 dijumpai 8,8 juta kasus tuberkulosis paru. Tingkat perkapita tinggi dijumpai di Afrika (28% disemua kasus tuberkulosis paru) dan setengahnya kasus baru dijumpai di enam negara Asean yaitu Bangladesh, Cina, India, Indonesia, Pakistan dan Filipina. Ada prevalensi kelainan jiwa pada pasien-pasien tuberkulosis paru, tetapi dokter umum dan ahli pulmonologi tidak melihat hubungan ini. Evaluasi gangguan jiwa dari pasien tuberkulosis paru dapat meningkatkan kepatuhan pengobatan dan mengurangi kekambuhan penyakit. Hal ini dapat memperbaiki prognosis kualitas hidup pasien dengan penyakit kronis ini. Dokter spesialis paru perlu mengembangkan strategi sistemik untuk mendata simtom gangguan jiwa pada pasien-pasien tuberkulosis paru dan harus meminta bantuan dari psikolog atau psikiater untuk mengobati morbiditas ini. 1,4 Pada tahun 2009 diperkirakan kasus TB multidrug-resistant (MDR) sebanyak 250.000 kasus (230.000 270.000 kasus), tetapi hanya 12% atau 30.000 kasus yang sudah terkonfirmasi. Dari hasil data WHO tahun 2009, lima negara dengan jumlah kasus terbanyak yaitu India (1,6 2,4 juta), China (1,1 1,5 juta), Afrika Selatan (0,4-0,59 juta), Nigeria (0,37 0,55 juta) dan Indonesia (0,35-0,52 juta).

India menyumbangkan kira-kira seperlima dari seluruh jumlah kasus didunia (21%). 5 Mengingat prevalensi yang tinggi dari permasalahan ini, sangat penting bagi klinisi untuk mampu secara cepat mengidentifikasi pasien-pasien yang membutuhkan perhatian lebih terhadap simtom ansietas maupun depresi pada pasien TB. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini untuk melihat tingkat keparahan ansietas pada pasien tuberkulosis paru yang berobat ke Instalasi Rawat Jalan SMF Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi RSUP H. Adam Malik Medan. 1. 2. Rumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Berapa proporsi tingkat keparahan ansietas pada pasien Tuberkulosis paru berdasarkan karakteristik demografik (usia, jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan dan tingkat pendidikan)? 2. Berapa proporsi tingkat keparahan ansietas pada pasien Tuberkulosis paru?

1. 3. TUJUAN PENELITIAN 1. 3. 1. TUJUAN UMUM Mengetahui proporsi tingkat keparahan ansietas pada pasien Tuberkulosis Paru (TB Paru) dengan menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A). 1. 3. 2. TUJUAN KHUSUS 1. Mengetahui proporsi tingkat keparahan ansietas pada pasien Tuberkulosis Paru (TB Paru) berdasarkan karakteristik demografik (usia, jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan dan tingkat pendidikan). 2. Mengetahui proporsi tingkat keparahan ansietas pada pasien 3. Tuberkulosis Paru (TB Paru). 1. 4. MANFAAT PENELITIAN 1. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai proporsi tingkat keparahan ansietas pada pasien TB paru. 2. Dengan diketahuinya informasi mengenai proporsi tingkat keparahan ansietas pada pasien TB paru ini dapat memberikan masukan kepada tenaga kesehatan untuk mendeteksi dini dan

mengantisipasi apabila diperlukan penanganan lebih lanjut pada pasien ini. 3. Hasil penelitian ini juga dapat dilanjutkan untuk bahan penelitian lanjutan yang sejenis ataupun penelitian lainnya yang memakai penelitian ini sebagai bahan acuannya.