BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. ISAK 8 merupakan panduan untuk menentukan apakah suatu perjanjian

dokumen-dokumen yang mirip
PLN DAN ISAK 16 (ED) Electricity for a Better Life. Jakarta, Mei 2010

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan

Indonesian Institute Of Certified Public Accountants TECHNICAL newsflash

BAB II LANDASAN TEORI

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau

BAB I PENDAHULUAN. satu tahun periode kebelakang, memperlihatkan posisi finansial perusahaan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap entitas memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada negara sesuai

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai jumlah aset tetap yang cukup signifikan dalam laporan keuangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat tingginya investasi awal dalam aktifitas operasi perusahaan, entitas perlu

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD

BULETIN AKUNTANSI STAF BAPEPAM dan LK PEMBERIAN TANTIEM DAN BONUS SERTA TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

BAB I PENDAHULUAN. adalah laba yang optimal, kelangsungan hidup yang terus-menerus dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH

ANALISIS KOMPARASI SAK 30 SEWA DENGAN SAK SYARIAH 107 IJARAH

BAB II AKUNTANSI SEWA

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam, tenaga kerja, modal, wirausaha dan teknologi.

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

AKUNTANSI PROPERTY INVESTASI

30 JUNI PT KATARINA UTAMA Tbk. NERACA. DENGAN ANGKA PERBANDINGAN 30 JUNI 2011 (Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007)

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar

PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN 30 September 2011 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA S..A...LINAN

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

DAFTARISI. Halaman. Neraca 1. Laporan Laba Rugi 2. Laporan Perubahan Ekuitas 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5-21

KAJIAN EVALUASI RISIKO FISKAL ATAS KEBIJAKAN PSO DAN PEMBENTUKAN HOLDING COMPANY

BAB II LANDASAN TEORI. 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee

PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 Juni 2010 dan 2009 ( Dalam Rupiah )

PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa. Ellyn Octavianty

BAB I PENDAHULUAN. canggih sehingga tanpa disadari juga berpengaruh kedalam dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PT. PLN (PERSERO)

Analisis Aktivitas Pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang atau suatu badan lainnya yang kegiatannya melakukan produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu pengeluaran adalah beban atau aktiva dapat berpengaruh sangat besar pada

PSAK 8 - Peristiwa setelah Periode Pelaporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

Modul ke: Manajemen Perpajakan 06FEB. Samsuri, SH, MM. Fakultas. Program Studi Akuntansi

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2013 DAN 31 MARET 2012 (MATA UANG INDONESIA)

BALANCE SHEET. (laporan Posisi Keuangan NERACA)

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis moneter yang telah melumpuhkan perekonomian di Indonesia sehingga

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DRAF EKSPOSUR PSAK 73 SEWA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang timbul karena banyaknya perusahaan-perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN 31 Maret 2012 (Unaudited), 31 Desember 2011 dan 1 Januari 2011 / 31

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, diperlukan suatu upaya untuk membangkitkan kembali elemen-elemen

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK

PERUSAHAAN KONSTRUKSI & INFRASTUKTUR. Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 55 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

Standar Akuntansi Keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. Industri Dana Pensiun saat ini mempunyai peranan yang makin besar

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT ZEBRA NUSANTARA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2012 (Unaudited), 31 DESEMBER 2011 (Audited) DAN 31

BAB I PENDAHULUAN. informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas (kesatuan)

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK LAPORAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL - TANGGAL 31 MARET 2013 DAN 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Pada Tanggal 31 Agustus 2017 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS

PT. TRIWIRA INSANLESTARI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. PT PLN (Persero) Area Surabaya Selatan adalah sebuah perusahaan BUMN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan berkembang menjadi semakin luas dan maju tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan dunia usaha yang semakin maju perusahaan

PT LIONMESH PRIMA Tbk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ISAK 8 merupakan panduan untuk menentukan apakah suatu perjanjian mengandung suatu sewa, tetapi tidak memberikan panduan untuk menentukan sewa tersebut harus diklasifikasi sesuai PSAK 30. Suatu entitas dapat melakukan suatu perjanjian dimana bentuk legal perjanjian tersebut bukan suatu sewa tetapi perjanjian itu memberikan hak kepada pihak lain untuk menggunakan suatu asset dengan imbalan suatu atau serangkaian pembayaran. Dalam menentukan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian yang mengandung sewa perlu diperhatikan substansi perjanjian dan dilakukan evaluasi pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset atau aset-aset tertentu dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. PSAK 30 mengatur kebijakan akuntansi dan pengungkapan yang sesuai, baik bagi lessee maupun lessor dalam hubungannya dengan sewa (lease). Suatu sewa dapat diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan dan sewa operasi. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. 1

Bagi lessee kedua metode yaitu sewa pembiayaan dan sewa operasi mempunyai akibat yang berbeda terhadap penyajian neraca dan laporan laba rugi. Sewa pembiayaan akan menghasilkan jumlah laba yang lebih rendah dibandingkan dengan sewa operasi, hal ini disebabkan dalam sewa operasi mencatat beban yang lebih besar yang ditimbulkan dari beban bunga dan penyusutan atau amortisasi aset yang disewa. Sedangkan dalam sewa operasi hanya mencatat beban sewa yang jumlahnya merata sepanjang periode sewa. Ditinjau dari segi kewajiban, sewa pembiayaan dapat memperbesar kewajiban yang ada di neraca. Hal ini dikarenakan sewa pembiayaan menghendaki aset yang disewa dicatat di sisi kredit. PLN menyediakan tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan melalui produksi sendiri dari pembangkit PLN, pembelian tenaga listrik dari swasta, dan sewa pembangkit. Pihak swasta yang menjual tenaga listrik ke PLN dinamakan Independent Power Producer (IPP). Pembelian tenaga listrik dari IPP tersebut diikat dalam sebuah perjanjian jual beli tenaga listrik dalam jangka waktu tertentu (biasanya dalam jangka panjang). Perlakuan akuntansi untuk pembelian tenaga listrik dari IPP seperti pembelian barang biasa. Pada tanggal 1 Januari 2012, PLN mulai menerapkan ISAK 8 atas transaksi pembelian tenaga listrik dengan IPP. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh surat Bapepam-LK No. S-172/BL/2011 pada bulan Desember 2011 yang mengharuskan PLN menerapkan ISAK 8. PLN mempunyai kewajiban melaksanakan tugas dari Pemerintah untuk menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum (Public Service Obligation - 2

PSO). Berdasarkan UU No.19 tahun 2003 tentang BUMN, PLN sebagai BUMN juga dituntut untuk memperhatikan tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan. Sebagai konsekuensinya, bagi pelanggan golongan tarif yang harga jual tenaga listrik rata-ratanya lebih rendah dari Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik maka kekurangan BPP-nya dikompensasi oleh Pemerintah dalam bentuk pemberian subsidi untuk pelanggan. Atas pelaksanaan PSO tersebut seharusnya PLN mendapatkan marjin. Besarnya marjin yang diberikan berdasarkan persentase tertentu dari Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik. Komponen BPP meliputi pembelian tenaga listrik termasuk sewa diesel, biaya bahan bakar, biaya pemeliharaan, biaya kepegawaian, biaya administrasi, penyusutan aktiva tetap operasional, serta beban bunga dan keuangan. Pada tahun 2009 pemerintah menyetujui pemberian marjin kepada PLN sebesar 5%. Sedangkan pada tahun 2010, 2011 dan 2012 PLN mendapatkan marjin 5%, 8% dan 7%. Pelaksanaan PSO dan marjin yang baru diberikan pada tahun 2009 tentunya berpengaruh terhadap kondisi keuangan perusahaan sehingga PLN sangat membutuhkan pendanaan yang diperoleh dari antara lain obligasi. Sesuai laporan keuangan PT PLN (Persero) tahun 2012, sejak tahun 2006 s.d. 2012 PLN mengeluarkan obligasi berupa obligasi rupiah, surat utang jangka menengah global, dan obligasi terjamin yang sebagian besar digunakan untuk pengadaan bahan bakar. 3

B. Rumusan Masalah Bertolak dari perbedaan perlakuan akuntansi antara pembelian dengan sewa diatas serta kebutuhan pendanaan terutama untuk pengadaan bahan bakar, penulis ingin meneliti hal-hal sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan ISAK 8 dan PSAK 30 atas transaksi jual beli tenaga listrik dari Independent Power Producer (IPP) di PT PLN (Persero)? 2. Bagaimana dampak perlakuan ISAK 8 dan PSAK 30 terhadap kemampuan PT PLN (Persero) untuk membayar hutang? Oleh karena itu penulis akan mengajukan skripsi dengan judul Dampak Penerapan ISAK 8 dan PSAK 30 Terhadap Kemampuan PT PLN (Persero) Dalam Membayar Hutang. C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui hasil penerapan ISAK 8 dan PSAK 30 dan dampaknya terhadap kemampuan PT PLN (Persero) untuk membayar hutang. Kegunaan yang diperoleh dalam penyusunan skripsi ini sebagai berikut: 1. Bagi PT PLN, sebagai bahan masukan dalam kaitannya dengan penerapan PSAK 30 dan ISAK 8. 2. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan beberapa teori yang diperoleh dalam perkuliahan. 4

3. Bagi dunia pendidikan, memberikan tambahan referensi atau masukan yang berkaitan dengan penerapan PSAK 30 dan ISAK 8 terhadap perusahaan yang sejenis dengan PLN. 5