HUTAN DAN SAINS. Oleh: Dr. Henri Bastaman, MES Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi

dokumen-dokumen yang mirip
Dialog Mingguan, 10 Agustus 2015 Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi BADAN LITBANG DAN INOVASI MENJAWAB TANTANGAN TERKINI

RISET dan REGULASI PENGELOLAAN DAS

PROGRESS DAN KENDALA PENGELOLAAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL BADAN LITBANG KEHUTANAN. Oleh: Kepala Badan Litbang Kehutanan OUTLINE

Isi Paparan. REL Tanah Papua Tahun dari Sektor Kehutanan 6/22/ Roadmap Implementasi REDD+ di Tanah Papua 4.

INTEGRASI RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GRK KE DALAM PEMBANGUNAN

PENGEMBANGAN BIDANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS HUTAN

KERANGKA KERJA RPPI PENGEMBANGAN

Lembar Fakta Kurva Biaya Pengurangan Emisi GRK (Gas Rumah Kaca) Indonesia

PENCEGAHANKEBAKARAN LAHAN DAN KEBUN. Deputi Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Solo, 27 Maret 2013

TRAINING UPDATING DAN VERIFIKASI DATA PSP UNTUK MRV KARBON HUTAN

IKLIM. Dr. Armi Susandi, MT. Pokja Adaptasi, DNPI

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Kalimantan Tengah

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Gorontalo

PENDAHULUAN. hutan yang luas diberbagai benua di bumi menyebabkan karbon yang tersimpan

KEBIJAKAN NASIONAL ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN. Deputi Bidang SDA dan LH

KERTAS KERJA PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL BALAI BESAR PENELITIAN BIOTEKNOLOGI DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN

Strategi dan Kebijakan Provinsi Maluku Untuk Mencapai Target Penurunan Emisi:

RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK)

RPPI Revitalisasi Pemanfaatan Hasil Hutan Pasca Panen untuk Energi, Pangan dan Obat-obatan Alternatif dari Hutan

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Jawa Timur

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

KEBIJAKAN NASIONAL MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Jawa Barat

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Bali

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Maluku

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di DKI Jakarta

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Aceh

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Papua

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Nusa Tenggara Timur

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Sulawesi Tenggara

27/05/2015. Bogor, 26 Mei 2015

Rancangan Umum Pengembangan Bioenergi Berbasis Kehutanan : Sebuah Inisiasi

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Sulawesi Utara

Pelaksanaan RAN/RAD-GRK: Sebagai Pedoman Mewujudkan Pembangunan Rendah Karbon

Kebijakan Sektor Pertanian Mendukung Pengembangan BBN

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Konferensi pers persiapan penyelenggaraan Tropical Landscape Summit Jakarta, 31 Maret 2015

(RAD Penurunan Emisi GRK) Pemanasan Global

Integrasi Isu Perubahan Iklim dalam Proses AMDAL Sebagai Alternatif Penerapan Ekonomi Hijau Pada Tingkatan Proyek

VISI : Menjadi Pusat Keunggulan IPTEK (Centre of Excellence) untuk Peningkatan Produktivitas Hutan dan Mewujudkan Pengelolaan Hutan Lestari.

RENCANA KERJA 2015 DAN PENELITIAN INTEGRATIF

PERAN BENIH UNGGUL DALAM MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

Permasalahan. Pengelolaan HHBK belum optimal yang mengakibatkan pemanfaatan HHBK belum optimal (Permenhut No. P.19/Menhut-II/2009)

KEMENTERIAN PERTANIAN

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana.

USULAN STRUKTUR KELEMBAGAAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR TRANSPORTASI DI KOTA MALANG

PROGRAM KEHUTANAN UNTUK MITIGASI PERUBAHAN IKLIM & PENGUKURAN, PELAPORAN SERTA VERIFIKASINYA (MRV) Tindak Lanjut COP 15

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Sulawesi Barat

CAPAIAN OUTPUT DAN OUTCOME

BAB I. PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

Sambutan Endah Murniningtyas Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Balikpapan, Februari 2012

Kebijakan perubahan iklim dan aksi mitigasi di Indonesia. JCM Indonesia Secretariat

REHABILITASI HUTAN DAN MITIGASI PERUBAHAN IKLIM SEKTOR KEHUTANAN DI SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Hutan memiliki banyak fungsi ditinjau dari aspek sosial, ekonomi, ekologi

BAB I PENDAHULUAN. beragam sehingga menjadikan Negara Indonesia sebagai negara yang subur

KEMENTERIAN KEHUTANAN. DISEMINASI HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Untuk mendukung KPH. Oleh : Sekretaris Badan Litbang Kehutanan. Bogor, 12 Mei 2014

RPI dan RENJA 2015 Litbang Teknologi Pengolahan Hasil Hutan untuk Peningkatan Daya Saing Produk Kayu dan Bukan Kayu

IMPLEMENTA IMPLEMENT S A I S IRENCANA RENCAN A AKSI AKSI NAS NA I S O I NA N L PENURU PENUR NA N N EMISI EMISI GAS RUMA M H H KACA

Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Jambi Tahun I. PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. areal Hutan Tanaman Indusrti (HTI) telah banyak digunakan sebagai bahan baku kayu

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2012

Koordinator: Enny Widyati

Bogor, 28 Mei Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

Perkiraan Sementara Emisi CO 2. di Kalimantan Tengah

KEBIJAKAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMDA MELAKSANAKAN PROGRAM PENURUNAN EMISI GRK DAN SISTEM PEMANTAUANNYA

RPPI 14 Keekonomian & Daya Saing Industri serta Kebijakan Tata Kelola LHK

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN

Potensi pengurangan emisi. LULUCF 590 Mt (21%) Mt Mencegah deforestasi, SFM, reforestasi

IMPLEMENTASI RAN-GRK DI SEKTOR KEHUTANAN

Strategi dan Rencana Aksi Pengurangan Emisi GRK dan REDD di Provinsi Kalimantan Timur Menuju Pembangunan Ekonomi Hijau. Daddy Ruhiyat.

WORKSHOP PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING KARBON HUTAN:PENGELOLAAN HUTAN BERKELANJUTAN DAN MASYARAKAT SEJAHTERA

Provinsi Kalimantan Timur. Muhammad Fadli,S.Hut,M.Si Kepala Seksi Pemeliharaan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Prov. Kaltim

Oleh/by: Nurlita Indah Wahyuni

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

Menguji Rencana Pemenuhan Target Penurunan Emisi Indonesia 2020 dari Sektor Kehutanan dan Pemanfaatan Lahan Gambut

SRAP- REDD+ Papua Barat sebagai pendukung utama mi:gasi pengurangan emisi karbon Nasional Sampai Tahun 2020

Pelaksanaan RAN/RAD-GRK: Sebagai Pedoman Mewujudkan Pembangunan Berkualitas

Dinamika Upaya Pengarusutamaan Kegiatan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Perencanaan Pembangunan Kabupaten Kutai Timur

Pengukuran, Pelaporan dan Verifikasi REDD+ Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

Produksi minyak sawit berkelanjutanmelestarikan. masa depan hutan

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN J A K A R T A

Jati Unggul Purwobinangun

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Penyerapan karbon oleh hutan dilakukan melalui proses fotosintesis. Pada proses

2012, No BAB I PENDAHULUAN

BRIEF Volume 11 No. 02 Tahun 2017

Kebijakan Bioenergi, Lingkungan Hidup dan Kehutanan

RUMUSAN SEMINAR NASIONAL BENIH UNGGUL UNTUK HUTAN TANAMAN, RESTORASI EKOSISTEM DAN ANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM YOGYAKARTA, NOPEMBER 2014

PENDAHULUAN. mengkonversi hutan alam menjadi penggunaan lainnya, seperti hutan tanaman

Pemanfaatan canal blocking untuk konservasi lahan gambut

Memperhatikan pokok-pokok dalam pengelolaan (pengurusan) hutan tersebut, maka telah ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kehutanan Sumatera Selatan.

BRIEF Volume 11 No. 01 Tahun 2017

Arahan Kepala Badan Litbang dan Inovasi pada Rapat Kerja Lingkup Badan Litbang dan Inovasi Jakarta 12 Maret 2016

LATAR BELAKANG JATI PURWOBINANGUN 5/13/2016

Transkripsi:

HUTAN DAN SAINS Oleh: Dr. Henri Bastaman, MES Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Disampaikan pada Konferensi Jurnalis Sains Indonesia 2015 Kampus Litbang dan Inovasi, Gunung Batu Bogor, 29-30 Agustus 2016 Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi mempunyai tugas menyelenggarakan penelitian, pengembangan, dan inovasi di bidang lingkungan hidup dan kehutanan (Perpres 16 /2015) 1. Mengembangkan IPTEK 2. Mendukung Pelaksanaan Kegiatan Eselon I yang lain, 3. Mendukung Pemerintah Daerah 1

Hasil Penelitian, Pengembangan dan Inovasi 1. Teknologi dasar pengembangan IPTEK 2. Teknologi terapan penerapan 3. Bahan Kebijakan kebijakan Penyuluh Jurnalis Widyaiswara Sasaran: - Policy makers - Private sectors - Masyarakat umum - Scientist Agar dukungan yang diberikan dapat sesuai yang dibutuhkan: 1. Pertemuan Bilateral 2. Diseminasi Hasil dengan thema yang sesuai 3. Publikasi Hasil Penelitian 4. Kegiatan Pengembangan dan Inovasi dengan melibatkan calon pengguna 5. Jejaring kerja dengan calon pengguna 2

Beberapa IPTEK Hasil Litbang untuk Menjawab Tantangan Terkini: 1. Benih unggul Tanaman Hutan 2. IPTEK untuk mitigasi dan adaptasi dampak El Nino 3. Metode Perhitungan Karbon dengan INCAS (Indonesia Carbon Accounting System) 3. Pengembangan Bioenergi dari tanaman hutan 4. Pengembangan Sutera Alam 5. Pengembangan Gaharu 6. Pengembangan Masyarakat Pelestari Hutan dengan Mikrohidro 7. Carbon Sphere Nano-Porous untuk Baterai Lithium Mobil Listrik dari pati/selulosa 1. Benih Unggul Tanaman Hutan 1) Benih unggul A. mangium mampu meningkatkan produktivitas tegakan mencapai 30-50 persen dibandingkan dengan benih biasa yang tidak dimuliakan. Volume tegakan mencapai 290-325 m3/th 2) Akasia hibrida yg merupakan varietas baru hasil persilangan antara Acacia magium dan A. Auriculiformis. Produktivitas tegakan Akasia hibrida mampu mencapai riap sebesar 45 m 3 /ha/tahun, nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan tanaman Akasia biasa yang hanya mencapai 25 30 m3/ha/tahun 3) Benih unggul tanaman kayu putih (Melaleuca cajuputi) meningkatkan produksi minyak kayu putih antara 2 s/d 3,8 0%, atau 2 s/d 4 kali rendemen minyak kayu putih biasa 4) Tanaman sengon tahan penyakit karatpuru 5) Jati unggul purwobinangun untuk hutan rakyat 3

2. IPTEK untuk mitigasi dan adaptasi dampak El Nino: Teknologi penyiapan lahan tanpa bakar yang dapat didorong untuk diterapkan pada sektor kehutanan dan perkebunan guna meminimalisir terjadinya kebakaran lahan Hasil penelitian pemetaan kerawanan kekeringan di beberapa kawasan hutan dapat diperluas untuk memetakan kerawanan kekeringan pada daerah terdampak El nino. Pemantauan kualitas udara dan sumber air pada daerah rawan dampak el nino dapat dilakukan oleh Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan Sumber: Proyeksi Emisi Hutan Prof.Dr. San Afri Awang, Agustus 2015 RAN-GRK, 2011: PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 Tahun 2011 Tanggal 20 September 2011 tentang RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA Sektor EMISSION REDUCTION TARGET (Giga ton CO 2 e) 26% Percentage +15% (Total 41%) Percentage Total Percentage Kehutanan and Lahan Gambut 0,672 87,6% 0,367 87,0% 1,039 87,4% Limbah 0,048 6,3% 0,030 7,1% 0,078 6,6% Pertanian 0,008 1,0% 0,003 0,7% 0,011 0,9% Industri 0,001 0,1% 0,004 0,9% 0,005 0,4% Energi and Transportasi 0,038 5,0% 0,018 4,3% 0,056 4,7% Total 0,767 100,0% 0,422 100,0% 1,189 100,0% 26% from 2,950 Giga tons CO 2 e = 0,767 Giga tons CO 2 e 4

3. Metode Perhitungan Karbon dengan INCAS (Indonesia Carbon Accounting System): Dilaunching oleh Menteri LHK pada 27 Maret 2015 di Jakarta INCAS merupakan sistem yang dikembangkan untuk mendukung persyaratan pelaporan emisi dari hutan, termasuk MRV untuk REDD+ yang merupakan syarat utama pelaksanaan program penurunan emisi GRK adalah tersusunnya sistem MRV (pengukuran, pelaporan dan verifikasi) yang kredibel dan transparan. Salah satu persyaratan mendasar dan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 26% pada tahun 2020 dengan upaya sendiri dan mencapai 41% dengan bantuan internasional dari kondisi tanpa adanya rencana aksi (business as usual) 4. Pengembangan Bioenergi dari Tanaman Hutan: BIODIESEL: Teknologi Pembuatan Biodiesel dari Jarak Pagar, Nyamplung, Kesambi, Kepuh, Malapari, Bintaro, dan Kemiri Sunan Teknologi pembuatan, bioetanol, biokerosin dan biooil dari tanaman hutan BIOMAS : Teknologi pembuatan wood pellet dan nano carbon untuk energi (batrei mobil listrik) Teknologi budidaya tanaman kayu energi dan jenis unggul kayu penghasil energi: Kaliandra dan AKOR 5

5. Pengembangan Sutera Alam: Benih Unggul Murbei Hibrid Suli 01 yang telah dilepas oleh Menteri Kehutanan, memiliki produktifitas tinggi dan tahan keringan Benih Unggul Ulat Sutera PS 01 yang telah dilepas oleh Menteri Kehutanan, menghasilkan bahan sutera yang lebih baik. Pengembangan ulat sutera dan murbei oleh Pemkot Tomohon, Ditjen BPDASPS, PT Sarongge, Perum Perhutani KPH Pati dan Temanggung 6. Pengembangan Gaharu: Isolat 23 jamur pembentuk jenis gaharu, koleksi dari 17 provinsi di Indonesia (ujicoba pd berbagai jenis tanaman penghasil gaharu di P. Bangka, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Jawa Barat, dan Banten). Telah terpilih 4 isolat jamur yg teruji sangat efektif dlm menginfeksi pohon penghasil gaharu (dari Jambi, Gorontalo, Sumatera Barat dan Kalimantan Barat) Keberhasilan inokulasi di Kalimantan Barat (548 pohon) dan Jawa Barat (80 pohon) sebesar 90% s/d 100%. Pelatihan inokulasi jamur gaharu dan inokulasi gaharu dan supporting pembentukan asosiasi-asosiasi petani gaharu 6

7. Carbon Sphere Nano-Porous untuk Baterai Lithium Mobil Listrik dari pati/selulosa Carbon sphere nano-porous dari bahan pati/selulosa yang memiliki konduktivitas tinggi, dihasilkan dari teknologi yang ramah lingkungan, dan digunakan sebagai bahan aktif pembuatan baterai lithium untuk mobil listrik dan baterai lainnya. Carbon sphere nano-porous merupakan hasil dari serangkaian proses yang meliputi homogenisasi bahan baku, proses karbonisasi hidrotermal, netralisasi karbon, pemisahan karbon sphere dari media air, hidrolis karbon dengan pelarut asam, netralisasi dengan air, aktivasi karbon dengan bahan aktivator dan netralisasi. Terima kasih 7