HUTAN DAN SAINS Oleh: Dr. Henri Bastaman, MES Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Disampaikan pada Konferensi Jurnalis Sains Indonesia 2015 Kampus Litbang dan Inovasi, Gunung Batu Bogor, 29-30 Agustus 2016 Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi mempunyai tugas menyelenggarakan penelitian, pengembangan, dan inovasi di bidang lingkungan hidup dan kehutanan (Perpres 16 /2015) 1. Mengembangkan IPTEK 2. Mendukung Pelaksanaan Kegiatan Eselon I yang lain, 3. Mendukung Pemerintah Daerah 1
Hasil Penelitian, Pengembangan dan Inovasi 1. Teknologi dasar pengembangan IPTEK 2. Teknologi terapan penerapan 3. Bahan Kebijakan kebijakan Penyuluh Jurnalis Widyaiswara Sasaran: - Policy makers - Private sectors - Masyarakat umum - Scientist Agar dukungan yang diberikan dapat sesuai yang dibutuhkan: 1. Pertemuan Bilateral 2. Diseminasi Hasil dengan thema yang sesuai 3. Publikasi Hasil Penelitian 4. Kegiatan Pengembangan dan Inovasi dengan melibatkan calon pengguna 5. Jejaring kerja dengan calon pengguna 2
Beberapa IPTEK Hasil Litbang untuk Menjawab Tantangan Terkini: 1. Benih unggul Tanaman Hutan 2. IPTEK untuk mitigasi dan adaptasi dampak El Nino 3. Metode Perhitungan Karbon dengan INCAS (Indonesia Carbon Accounting System) 3. Pengembangan Bioenergi dari tanaman hutan 4. Pengembangan Sutera Alam 5. Pengembangan Gaharu 6. Pengembangan Masyarakat Pelestari Hutan dengan Mikrohidro 7. Carbon Sphere Nano-Porous untuk Baterai Lithium Mobil Listrik dari pati/selulosa 1. Benih Unggul Tanaman Hutan 1) Benih unggul A. mangium mampu meningkatkan produktivitas tegakan mencapai 30-50 persen dibandingkan dengan benih biasa yang tidak dimuliakan. Volume tegakan mencapai 290-325 m3/th 2) Akasia hibrida yg merupakan varietas baru hasil persilangan antara Acacia magium dan A. Auriculiformis. Produktivitas tegakan Akasia hibrida mampu mencapai riap sebesar 45 m 3 /ha/tahun, nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan tanaman Akasia biasa yang hanya mencapai 25 30 m3/ha/tahun 3) Benih unggul tanaman kayu putih (Melaleuca cajuputi) meningkatkan produksi minyak kayu putih antara 2 s/d 3,8 0%, atau 2 s/d 4 kali rendemen minyak kayu putih biasa 4) Tanaman sengon tahan penyakit karatpuru 5) Jati unggul purwobinangun untuk hutan rakyat 3
2. IPTEK untuk mitigasi dan adaptasi dampak El Nino: Teknologi penyiapan lahan tanpa bakar yang dapat didorong untuk diterapkan pada sektor kehutanan dan perkebunan guna meminimalisir terjadinya kebakaran lahan Hasil penelitian pemetaan kerawanan kekeringan di beberapa kawasan hutan dapat diperluas untuk memetakan kerawanan kekeringan pada daerah terdampak El nino. Pemantauan kualitas udara dan sumber air pada daerah rawan dampak el nino dapat dilakukan oleh Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan Sumber: Proyeksi Emisi Hutan Prof.Dr. San Afri Awang, Agustus 2015 RAN-GRK, 2011: PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 Tahun 2011 Tanggal 20 September 2011 tentang RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA Sektor EMISSION REDUCTION TARGET (Giga ton CO 2 e) 26% Percentage +15% (Total 41%) Percentage Total Percentage Kehutanan and Lahan Gambut 0,672 87,6% 0,367 87,0% 1,039 87,4% Limbah 0,048 6,3% 0,030 7,1% 0,078 6,6% Pertanian 0,008 1,0% 0,003 0,7% 0,011 0,9% Industri 0,001 0,1% 0,004 0,9% 0,005 0,4% Energi and Transportasi 0,038 5,0% 0,018 4,3% 0,056 4,7% Total 0,767 100,0% 0,422 100,0% 1,189 100,0% 26% from 2,950 Giga tons CO 2 e = 0,767 Giga tons CO 2 e 4
3. Metode Perhitungan Karbon dengan INCAS (Indonesia Carbon Accounting System): Dilaunching oleh Menteri LHK pada 27 Maret 2015 di Jakarta INCAS merupakan sistem yang dikembangkan untuk mendukung persyaratan pelaporan emisi dari hutan, termasuk MRV untuk REDD+ yang merupakan syarat utama pelaksanaan program penurunan emisi GRK adalah tersusunnya sistem MRV (pengukuran, pelaporan dan verifikasi) yang kredibel dan transparan. Salah satu persyaratan mendasar dan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 26% pada tahun 2020 dengan upaya sendiri dan mencapai 41% dengan bantuan internasional dari kondisi tanpa adanya rencana aksi (business as usual) 4. Pengembangan Bioenergi dari Tanaman Hutan: BIODIESEL: Teknologi Pembuatan Biodiesel dari Jarak Pagar, Nyamplung, Kesambi, Kepuh, Malapari, Bintaro, dan Kemiri Sunan Teknologi pembuatan, bioetanol, biokerosin dan biooil dari tanaman hutan BIOMAS : Teknologi pembuatan wood pellet dan nano carbon untuk energi (batrei mobil listrik) Teknologi budidaya tanaman kayu energi dan jenis unggul kayu penghasil energi: Kaliandra dan AKOR 5
5. Pengembangan Sutera Alam: Benih Unggul Murbei Hibrid Suli 01 yang telah dilepas oleh Menteri Kehutanan, memiliki produktifitas tinggi dan tahan keringan Benih Unggul Ulat Sutera PS 01 yang telah dilepas oleh Menteri Kehutanan, menghasilkan bahan sutera yang lebih baik. Pengembangan ulat sutera dan murbei oleh Pemkot Tomohon, Ditjen BPDASPS, PT Sarongge, Perum Perhutani KPH Pati dan Temanggung 6. Pengembangan Gaharu: Isolat 23 jamur pembentuk jenis gaharu, koleksi dari 17 provinsi di Indonesia (ujicoba pd berbagai jenis tanaman penghasil gaharu di P. Bangka, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Jawa Barat, dan Banten). Telah terpilih 4 isolat jamur yg teruji sangat efektif dlm menginfeksi pohon penghasil gaharu (dari Jambi, Gorontalo, Sumatera Barat dan Kalimantan Barat) Keberhasilan inokulasi di Kalimantan Barat (548 pohon) dan Jawa Barat (80 pohon) sebesar 90% s/d 100%. Pelatihan inokulasi jamur gaharu dan inokulasi gaharu dan supporting pembentukan asosiasi-asosiasi petani gaharu 6
7. Carbon Sphere Nano-Porous untuk Baterai Lithium Mobil Listrik dari pati/selulosa Carbon sphere nano-porous dari bahan pati/selulosa yang memiliki konduktivitas tinggi, dihasilkan dari teknologi yang ramah lingkungan, dan digunakan sebagai bahan aktif pembuatan baterai lithium untuk mobil listrik dan baterai lainnya. Carbon sphere nano-porous merupakan hasil dari serangkaian proses yang meliputi homogenisasi bahan baku, proses karbonisasi hidrotermal, netralisasi karbon, pemisahan karbon sphere dari media air, hidrolis karbon dengan pelarut asam, netralisasi dengan air, aktivasi karbon dengan bahan aktivator dan netralisasi. Terima kasih 7