DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM POLDA METRO JAYA SOSIALISASI PEDOMAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) DI LINGKUNGAN DITRESKRIMUM POLDA METRO JAYA Jakarta, Maret 2017
DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM POLDA METRO JAYA MAKSUD DAN TUJUAN : 1. Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pimpinan K/L dan Pemda dan pemangku kepentingan lainnya dalam membangun ZI untuk mewujudkan WBK/WBBM. 2. Tujuan penyusunan pedoman ini adalah memberikan keseragaman pemahaman dan tindakan dalam membangun ZI untuk mewujudkan WBK/WBBM
DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM POLDA METRO JAYA PENGERTIAN : 1. Zona Integritas (ZI) adalah sebutan atau predikat yang diberikan kepada K/L dan pemda yang pimpinan dan jajarannya mempunyai niat (komitmen) untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui upaya pencegahan korupsi, reformasi birokrasi dan peningkatan kualitas pelayanan publik. 2. Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) adalah sebutan atau predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi syarat indikator hasil WBK dan memperoleh opini Wajar Dengan Pengeculian (WDP) dari BPK atas laporan keuangannya. 3. Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) adalah sebutan atau predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi syarat indikator hasil WBBM dan memperoleh hasil penilaian indikator proses di atas 75 pada ZI yang telah memperoleh opini Wajar Dengan Pengeculian (WDP) dari BPK atas laporan keuangannya.
DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM POLDA METRO JAYA PROSES PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS : 1. Penandatangan dokumen Pakta Integritas 2. Pemenuhan Kewajiban LHKPN 3. Pemenuhan Akuntabilitas Kinerja 4. Pemenuhan Kewajiban Pelaporan Keuangan 5. Penerapan Disiplin PNS 6. Penerapan Kode Etik Khusus 7. Penerapan Kebijakan Pelayanan Publik 8. Penerapan Whisteblower Tindak Pidana Korupsi 9. Pengendalian Gratifikasi 10. Penanganan Benturan Kepentingan 11. Kegiatan Pendidikan / Pembinaan dan Promosi Anti Korupsi 12. Pelaksanaan Saran Perbaikan yang diberikan oleh BPK/KPK/APIP 13. Penerapan Kebijakan Pembinaan Purna Tugas 14. Penerapan Kebijakan Pelaporan Transaksi Keuangan yang tidak sesuai dengan Profil oleh PPATK 15. Rekrutmen secara terbuka 16. Promosi jabatan secara terbuka 17. Mekanisme pengaduan masyarakat 18. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa secara elektronik (E-Procurement) 19. Pengukuran kinerja individu sesuai dengan ketentuan yang berlaku 20. Keterbukaan Informasi Publik
DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM POLDA METRO JAYA SEKIAN DAN TERIMA KASIH
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DEPUTI BIDANG REFORMASI BIROKRASI, AKUNTABILITAS APARATUR DAN PENGAWASAN SOSIALISASI DAN IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI PAN RB NOMOR 60 TAHUN 2012 PEDOMAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM)
Esensi Reformasi Birokrasi Sebuah perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola pemerintahan Indonesia Upaya untuk menata ribuan proses tumpang tindih antar fungsi-fungsi pemerintahan Upaya menata ulang proses birokrasi dari tingkat (level) tertinggi hingga terendah Upaya merevisi dan membangun berbagai regulasi dan memodernkan berbagai kebijakan
Tujuan dan Sararan Reformasi Birokrasi reformasi birokrasi Menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bebas dan bersih Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara reformasi birokrasi Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme Meningkatnya kualitas pelayanan publik
8 A R E A P E R U B A H A N P R O G R A M - P R O G R A M R B Sasaran, Area Perubahan dan Program-program 1. Organisasi 2. Tatalaksana 3. Peraturan Perundangundangan 4. Sumber daya manusia aparatur 5. Pengawasan 6. Akuntabilitas 7. Pelayanan publik 8. Pola pikir (mind set) dan Budaya Kerja (culture set) 1) Manajemen Perubahan 2) Penataan Peraturan Perundang-undangan 3) Penataan dan penguatan Organisasi 4) Penataan Tatalaksana 5) Penataan Sistem Manajemen SDM 6) Penguatan Pengawasan 7) Penguatan Akuntabilitas Kinerja 8) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 9) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Kerangka Pikir ZI menuju WBK/WBBM Reformasi Birokrasi dan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani Implementasi di Instansi Sasaran Program-program Strategi Percepatan Reformasi Birokrasi Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme; Meningkatnya kualitas pelayanan publik Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi 1) Manajemen Perubahan 2) Penataan Peraturan Perundang-undangan 3) Penataan dan penguatan Organisasi 4) Penataan Tatalaksana 5) Penataan Sistem Manajemen SDM 6) Penguatan Pengawasan 7) Penguatan Akuntabilitas Kinerja 8) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 9) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Prioritas Programprogram dan Kegiatan Quick Wins Zona Integritas menuju WBK/WWBK
Latar Belakang Mengapa diterbitkan PerMENPANRB Nomor 60 Tahun 2012 Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi (WBK) Dan Wilayah Birokrasi Bersih Dan Melayani (WBBM) Indeks Persepsi Korupsi meskipun mengalami kenaikan setiap tahun, tetapi masih berada di posisi terendah dipersepsikan korupsi masih tinggi di pemerintahan Peringkat daya saing Indonesia, meskipun mengalami kenaikan (terakhir naik dari 50 menjadi 38 pada tahun 2013/2014) tetapi masih berada di bawah negaranegara ASEAN lainnya Inefisien birokrasi most problematic factors di Indonesia Peringkat Ease of Doing Business, berada jauh dibawah negara Asia kualitas pelayanan yang rendah, proses yang lama dan tidak efisien (biaya tinggi) Diperlukan unit yang menjadi contoh pelaksanaan reformasi birokrasi secara menyeluruh melalui penerapan ZI menuju WBK/WBBM
Penerapan ZI menuju WBK/WBBM Area Perubahan Organisasi Mind set dan Culture set Tata laksana pelayanan publik Peraturan Perundangundangan Akuntabilitas Sumber daya Manusia Pengawasan
Penerapan ZI menuju WBK/WBBM Program Untuk Tingkat Mikro 1) Manajemen Perubahan 2) Penataan Peraturan Perundang-undangan 3) Penataan dan penguatan Organisasi 4) Penataan Tatalaksana 5) Penataan Sistem Manajemen SDM 6) Penguatan Pengawasan 7) Penguatan Akuntabilitas Kinerja 8) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 9) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan KEMENTERIAN/LEMBAGA UNIT ESELON II UNIT ESELON III UNT ESELON I PIMPINAN ORGANISASI UNIT ESELON II UNIT ESELON III UNIT ESELON I UNIT ESELON II UNIT ESELON III
Penerapan ZI menuju WBK/WBBM Program Untuk Tingkat Mikro 1) Manajemen Perubahan 2) Penataan Peraturan Perundang-undangan 3) Penataan dan penguatan Organisasi 4) Penataan Tatalaksana 5) Penataan Sistem Manajemen SDM 6) Penguatan Pengawasan 7) Penguatan Akuntabilitas Kinerja 8) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 9) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan KEMENTERIAN/LEMBAGA UNIT ESELON II UNIT ESELON III UNT ESELON I PIMPINAN ORGANISASI UNIT ESELON II ZONA UNIT INTEGRITAS ESELON III UNIT ESELON I ZONA UNIT INTEGRITAS ESELON II UNIT ESELON III
Kriteria Penilaian INDIKATOR HASIL 1. Nilai Indeks Integritas 2. Nilai Kinerja Unit Pelayanan Publik 3. Kerugian Negara yang Belum Diselesaikan 4. Persentase temuan in-efektif 5. Persentase temuan in-efisien 6. Persentase Pegawai yang Dijatuhi Hukuman Disiplin 7. Persentase Pengaduan Masyarakat yang belum diselesaikan 8. Persentase Pegawai yang terlibat tindak pidana korupsi INDIKATOR PROSES 1. Promosi Jabatan secara terbuka 2. e-procurement 3. Pelaksanaan Saran Perbaikan yang Diberikan oleh BPK/KPK/APIP 4. Kebijakan Disiplin PNS 5. Kode Etik Khusus 6. Kebijakan Pembinaan Purna Tugas (Post Employment Policy) 7. Penandatanganan Dokumen Pakta Integritas 8. Kewajiban Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara 9. Mekanisme Pengaduan Masyarakat 10. Whistle Blower System Tindak Pidana Korupsi 11. Program Pengendalian Gratifikasi 12. Kebijakan penanganan benturan kepentingan (conflict of interest) 13. Akuntabilitas Kinerja 14. Kewajiban Laporan Keuangan 15. Keterbukaan Informasi Publik 16. Pengukuran Kinerja Individu 17. Pelaporan Transaksi Keuangan yang Tidak Sesuai dengan Profil oleh PPATK 18. Kebijakan Pelayanan Publik 19. Rekruitmen secara terbuka 20. Promosi dan Pendidikan/Pembinaan Anti Korupsi
Sasaran dan Indikator hasil Meningkatnya kualitas pelayanan publik Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme; 1. Nilai Indeks Integritas 2. Kerugian Negara yang Belum Diselesaikan 3. Persentase Pegawai yang terlibat tindak pidana korupsi 4. Persentase Pegawai yang Dijatuhi Hukuman Disiplin 1. Nilai Kinerja Unit Pelayanan Publik 2. Persentase Pengaduan Masyarakat yang belum diselesaikan Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi 1. Persentase temuan inefektif 2. Persentase temuan inefisien
Area Perubahan dan Indikator Proses Organisasi Mind set dan Culture set Tata laksana pelayanan publik (tidak ada) Peraturan Perundangundangan Akuntabilitas Pengawasan Sumber daya Manusia
Area Perubahan dan Indikator Proses Organisasi Mind set dan Culture set Tata laksana pelayanan publik (tidak ada) Peraturan Perundangundangan Akuntabilitas Pengawasan Sumber daya Manusia
Area Perubahan dan Indikator Proses Organisasi pelayanan publik Mind set dan Culture set 1. e-procurement 2. Pelaksanaan Saran Perbaikan yang Diberikan oleh BPK/KPK/ APIP Tata laksana Peraturan Perundangundangan Akuntabilitas Pengawasan Sumber daya Manusia
Area Perubahan dan Indikator Proses Organisasi pelayanan publik Mind set dan Culture set Akuntabilitas 1. Kebijakan Disiplin PNS 2. Kode Etik Khusus 3. Kebijakan Pembinaan Purna Tugas 4. Rekruitmen secara terbuka 5. Promosi Jabatan secara terbuka Pengawasan Tata laksana Sumber daya Manusia Peraturan Perundangundangan
Area Perubahan dan Indikator Proses Organisasi pelayanan publik Mind set dan Culture set 1. Penandatanganan Dokumen Pakta Integritas 2. Kewajiban Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara 3. Mekanisme Pengaduan Akuntabilitas Masyarakat 4. Whistle Blower System Tindak Pidana Korupsi 5. Program Pengendalian Gratifikasi 6. Kebijakan penanganan benturan kepentingan. 7. Pelaporan Keuangan yang Tidak Sesuai dengan Profil oleh PPATK Tata laksana Sumber daya Manusia Peraturan Perundangundangan Pengawasan
Area Perubahan dan Indikator Proses Organisasi pelayanan publik Mind set dan Culture set 1. Akuntabilitas Kinerja 2. Kewajiban Laporan Keuangan 3. Keterbukaan Informasi Publik 4. Pengukuran Kinerja Individu Tata laksana Peraturan Perundangundangan Akuntabilitas Pengawasan Sumber daya Manusia
Area Perubahan dan Indikator Proses Organisasi Mind set dan Culture set Tata laksana pelayanan publik Kebijakan Pelayanan Publik Peraturan Perundangundangan Akuntabilitas Pengawasan Sumber daya Manusia
Area Perubahan dan Indikator Proses Organisasi Mind set dan Culture set Tata laksana pelayanan publik Promosi dan Pendidikan/ Pembinaan Anti Korupsi Peraturan Perundangundangan Akuntabilitas Pengawasan Sumber daya Manusia
Instansi pusat dan daerah yang mencanangkan ZI 200 150 100 50 0 Instansi Daerah Instansi Pusat Instansi Pusat Instansi Daerah Uraian Instansi pencanangan ZI Instansi Pusat 30 169 Evaluasi ZI 16 28 Hasil Evaluasi (WBK/WBBM) 0 0 Instansi Daerah
LANGKAH MEMBANGUN ZONA INTEGRITAS 1 2 3 4 PENCANANGAN ZONA INTEGRITAS TETAPKAN UNIT KERJA YANG AKAN DIJADIKAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK)/WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM). TETAPKAN RENCANA AKSI REFORMASI BIROKRASI UNTUK UNIT KERJA ZONA INTEGRITAS PELAKSANAAN RENCANA AKSI 5 6 7 UKUR INDIKATOR HASIL DAN PROSES YANG DICAPAI LAKUKAN MONITORING DAN EVALUASI ATAS INDIKATOR HASIL DAN PROSES YANG DICAPAI AJUKAN USULAN UNTUK DIEVALUASI OLEH KEMENTERIAN PANRB
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DEPUTI BIDANG REFORMASI BIROKRASI, AKUNTABILITAS APARATUR DAN PENGAWASAN Terima kasih