Persepsi Peserta Didik dan Pasien tentang Pelaksaanaan Bedside Teaching dalam Pendidikan Klinik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Draft Naskah Akademik Pengembangan Staf Dosen Pendidik Klinis Menggunakan Metode e-learning. Perkembangan jumlah institusi pendidikan kedokteran,

BAB I PENDAHULUAN. akademik pada kasus-kasus nyata di klinik. Peserta didik juga diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbahaya, salah satunya medical error atau kesalahnan medis. Di satu sisi

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk menghasilkan dokter yang. sebagai bekal untuk belajar sepanjang hayat (Konsil Kedokteran

ABSTRACT

PENGARUH BEDSIDE TEACHING MODEL TERHADAP PENGUASAAN KASUS DAN KEMAMPUAN KETRAMPILAN MAHASISWA PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TAHUN II DAN TAHUN IV DI SKILLS LABORATORY PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tenaga kesehatan yang bermutu, yang mampu bersaing baik

Persepsi Mahasiswa Terhadap Tahap Persiapan Bedside Teaching Pada Pembelajaran Rotasi Klinik

BAB I PENDAHULUAN. bahan obat dan obat tradisional. Pekerjaan Kefarmasian harus dilakukan

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

MODUL PELATIHAN PELATIH PASIEN STANDAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hal yang penting dalam pendidikan kedokteran. adalah keterlibatan langsung mahasiswa ke dalam situasi

MODEL IDEAL BASIC CLINICAL SKILL DALAM STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan

Pengetahuan Tentang Jaminan Kesehatan Nasional pada Mahasiswa Tingkat IV Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung

BEDSIDE TEACHING: APAKAH METODE INI EFEKTIF PADA PEMBELAJARAN KLINIK MAHASISWA KEPERAWATAN?

I. PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

GAMBARAN PELAKSANAAN BEDSIDE TEACHING PADA PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN PRODI KEBIDANAN JENJANG DIPLOMA III STIKES 'AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB III METODE PENELITIAN. observasional analitik dengan desain cross sectional study dimana pengukuran

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

METODE PENELITIAN. observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010)

HUBUNGAN BIMBINGAN CLINICAL INSTRUCTUR DENGAN KEPUASAN MAHASISWA PRAKTIK DI RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan proses penting dari perubahan. perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diidentifikasi. Umpan balik dapat memberikan informasi kepada mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi adalah Healthcare-associated Infection (HAIs). HAIs

NASKAH PUBLIKASI GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT KESADARAN MAHASISWA PSPD FK UNTAN ANGKATAN 2009,2010, DAN 2011 MENGENAI OSCE

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ilmu keperawatan. Lulus dari ujian merupakan keharusan dan

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Suatu metode pembelajaran digunakan sesuai dengan. tujuan dan materi pembelajaran, serta karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. serta kualitas pelayanan kesehatan (Majumdar, et al., 1998; Steinert, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. rancangan penelitian Quasi Eksperimen with control group design (Sugiyono, O1 X O2 O3 - O4

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Metode pembelajaran PiTBL berdampak positif terhadap nilai student

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB III METODE PENELITIAN

Dewi Ratnawati, Riris Andono Ahmad, Firdaus Hafidz, Dibyo Pramono

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

John Toding Padang, Novita Medyati

kedokteran keluarga, salah satunya adalah patient centered care. Dalam

Tabel 1.1. Perbandingan Beberapa Indikator Kesehatan dan Biaya Kesehatan Antar Berbagai Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumen atas suatu produk (Bustami, 2011). Dalam pelayanan kesehatan, mutu pelayanan yang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Patria Asda STIKES Wira Husada Yogyakarta ABSTRACT

Nita Arisanti, Elsa Pudji Setiawati Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. observasional analitik dengan desain cross sectional yakni dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif non-eksperimental

REFLEKSI : PENTINGKAH BAGI DOSEN PENDIDIKAN KEDOKTERAN? dr. Rika Lisiswanti Bagian Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Marindra Firmansyah Persepsi Tingkat Kesiapan Dokter Muda di Rotasi Klinik RSI Unisma dan RS Mardi Waluyo

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

PENGARUH KETERAMPILAN DOSEN MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT II PADA MATA KULIAH KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB DIII KEBIDANAN FK UNS

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan di era global. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang

BAB III METODE PENELITIAN

radiografi konvensional merupakan penelitian analitik dengan menggunakan

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN SISTEM PELAYANAN FARMASI SATU PINTU

BAB IV METODE PENELITIAN. Dalam, Sub Bagian Gastroenterohepatologi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik observasional

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jumlah Paritas dengan Kematian Ibu di Kabupaten Bandung Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan. Tanpa perawat, kondisi pasien akan terabaikan. dengan pasien yang dimana pelayanan keperawatan berlangsung

Fahrizal Kusuma Wijaya 1, Sri Sundari 2. Abstract

Hubungan Tingkat Pengetahuan Bahaya Merokok dengan Tahapan Usaha Henti Rokok pada Mahasiswa Kedokteran

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan penelitian cross sectional yaitu rancangan

BAB I PENDAHULUAN. tentang pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran khususnya bidang ilmu biologi dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu kesehatan anak. Penelitian ini dilakukan di SMP N 5 Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang di gunakan adalah dengan mengunakan metode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas atau mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Hubungan Karakteristik Pasien dengan Kejadian Nefrolitiasis di Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka Tahun 2013

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. empat lahan praktik yaitu RS Muhammadiyah, RS Muhammadiyah Unit II

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

BAB I PENDAHULUAN. terselenggaranya pelayanan kesehatan yang berkualitas juga (Depkes, 2007).

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian akan dilakukan di pondok pesantren Darut Taqwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan kinerja tim multidisiplin

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu kebidanan dan kandungan divisi

HUBUNGAN FREKUENSI PENGGUNAAN SKILLS LAB DENGAN PENAMPILAN MAHASISWA PRAKTIK KETRAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK DI LAPANGAN

Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang Jl. Perintis Kemerdekaan, Magelang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

BAB 3 METODE PENELITIAN. cross-sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

Transkripsi:

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Persepsi Peserta Didik dan Pasien tentang Pelaksaanaan Bedside Teaching dalam Pendidikan Klinik Gilda Anindita Mahari 1, Rika Nilapsari 2, Yuktiana Kharisma 3 1,2,3 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung, Jl. Hariangbangga No.20 Bandung 40116 e-mail: 1 gildaanindita10@gmail.com, 2 rika.nilapsari@yahoo.com, 3 yuktiana@gmail.com Abstrak: Persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses yang masuk ke dalam alat indera. Bedside Teaching merupakan salah satu metode pembelajaran dalam program pendidikan kedokteran yang dapat membantu peserta didik dalam mengasah keahlian profesi. Penelitian ini bertujuan untuk menilai persepsi peserta didik dan pasien terhadap pelaksanaan bedside teaching di pendidikan fase klinik di RSUD Al-Ihsan dan RS Al-Islam. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode observasional analitik, dengan data primer yaitu kuesioner. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah peserta didik sebanyak 60 orang dan pasien sebanyak 50 orang yang mengikuti bedside teaching di kedua rumah sakit dan dianalisis dengan cara uji t tidak berpasangan menggunakan SPSS. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar peserta didik di RSUD Al-Ihsan dan RS Al-Islam memiliki persepsi mengenai beberapa aspek seperti aspek kenyamanan sebanyak >90%, kepuasan >60%, efektifitas >80%, BST sebagai motivasi belajar >90% dan metode pengajaran klinik >90%. Persepsi pasien mengenai beberapa aspek seperti kenyamanan >80%, kepuasan >50%, komunikasi dokter-pasien >40%, dan meningkatkan pengetahuan pasien >70%. Pada penelitian ini juga membandingkan persepsi peserta didik dan pasien antara kedua rumah sakit dan didapatkan nilai P (>0.05) yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan persepsi yang bermakna. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa peserta didik dan pasien memiliki persepsi yang bagus terhadap kenyamanan, kepuasan, komunikasi dokter-pasien dan aspek yang lainnya tentang pelaksanaan bedside teaching dan tidak ada perlakuan yang berbeda antara rumah sakit. Kata kunci: bedside teaching, pasien, persepsi, peserta didik A. Pendahuluan Kurikulum pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (Unisba) terdiri atas 2 program studi (prodi), yaitu Program Studi Sarjana Kedokteran (PSSK) dan Program Studi Profesi Dokter (PSPD). Modul pembelajaran di PSPD (Pendidikan Klinik) dilaksanakan di berbagai Rumah Sakit (RS) sebagai wahana pendidikan, yang terdiri dari Bedside Teaching (BST), Case Report Session (CRS), Clinical Science Session (CSS), dan Resource Person Session (RPS). Bedside Teaching memiliki frekuensi pelaksanaan paling banyak diantara 3 metode pembelajaran lain. 1 Bedside Teaching merupakan bentuk khusus dalam pembelajaran dengan kehadiran pasien. 2,3 Keterampilan bedside teaching dapat diterapkan dalam berbagai situasi (setting) dan membutuhkan kehadiran pasien. 3 Bedside teaching adalah proses pembelajaran yang dapat mengasah kemampuan peserta didik dalam anamnesis, pemeriksaan fisik dan mendiagnosis penyakit. Menurut penelitian Tariq dan Kianmehr pada tahun 2010 yang meneliti tentang persepsi peserta didik terhadap pelaksanaan bedside teaching didapatkan bahwa banyak keuntungan yang didapatkan peserta didik dalam bedside teaching. 7 Proses ini walaupun memberikan keuntungan, namun dinilai mengalami penurunan dalam hal frekuensi, sehingga membuat proses pembelajaran menjadi lebih sulit. 5 La Combe (1960) menyatakan frekuensi pembelajaran dengan bedside teaching 654

Persepsi Peserta Didik dan Pasien tentang Pelaksaanaan Bedside Teaching dalam Pendidikan Klinik 655 telah menurun dari tahun ke tahun, dari 75% pada 30 tahun yang lalu dan menjadi 16% pada tahun 1978, dan semakin menurun pada tahun 2008. 3,5 Adapun beberapa hambatan yang menyebabkan penurunan dari metode pembelajaran ini adalah meningkatnya beban kerja dokter klinik, masa rawat inap pasien yang lebih cepat dan fakta bahwa pengajaran ini memiliki nilai yang rendah, tidak seperti penelitian atau yang semacamnya. 3,6 Fakultas Kedokteran Unisba telah menerapkan metode pengajaran bedside teaching di Rumah Sakit (RS) pendidikan dan jejaringnya, namun tiap Rumah Sakit pendidikan tentu memiliki berbagai variasi penerapan bedside teaching dan kendala sesuai dengan status rumah sakit tersebut. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik untuk mengetahui persepsi peserta didik dan pasien terhadap pelaksanaan bedside teaching di rumah sakit pendidikan utama dan jejaringnya, yaitu RSUD Al-Ihsan dan RS Al-Islam yang status kepemilikannya pun berbeda. B. Metode Penelitian Subjek penelitian ini adalah peserta didik dan pasien yang ada di RSUD Al- Ihsan dan RS Al-Islam. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah peserta didik PSPD FK Unisba yang sedang menjalankan kepaniteraan di RS Pendidikan dan pasien rawat jalan atau rawat inap yang diketahui pernah mengikuti kegiatan bedside teaching. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Data penelitian ini diambil menggunakan data primer yaitu kuesioner, kuesioner yang digunakan telah diuji validitas dan reabilitas karena telah digunakan pada penelitian yang serupa di Universitas Hazrat Rasool pada tahun 2008. Variabel bebas pada penelitian ini adalah persepsi peserta didik PSPD dan pasien, variabel terikat yaitu pelaksanaan bedside teaching. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu dengan menentukkan jumlah sampel dan memilih sesuai kriteria inklusi sampai memenuhi jumlah sampel yang dibutuhkan. Kriteria inklusinya yaitu peserta didik PSPD yang aktif, peserta didik yang sudah mengikuti setidaknya lebih dari 2 bagian mayor dan pasien rawat inap dan rawat jalan yang pernah diikutsertakan dalam kegiatan bedside teaching. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengumpulkan data dari kuesioner di kedua rumah sakit selama bulan Februari sampai Juni 2015. C. Hasil Pengambilan data dilakukan terhadap peserta didik dan pasien yang pernah mengikuti kegiatan bedside teaching dan sesuai dengan rumus uji hipotesis beda 2 proposi didapatkan total sampel adalah 110 responden. Persepsi peserta didik tentang pelaksanaan bedside teaching di RSUD Al-Ihsan dan RS Al-Islam dapat dijelaskan pada tabel 2 berikut. Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

656 Gilda Anindita Mahari, et al. Tabel 2. Persepsi Peserta Didik di RSUD Al-Ihsan dan RS Al-Islam RSUD Al-Ihsan RS Al-Islam Variabel n % n % Kepuasan Puas 30 100 28 93,33 Tidak Puas 0 0 2 6,67 Total 30 100 30 100 Kenyamanan Nyaman 40 66,67 37 61,66 Tidak Nyaman 20 33,33 23 38,34 Total 60 100 60 100 Efektivitas Efektif 142 94,6 132 88 Tidak Efektif 8 5,4 18 12 Total 150 100 150 100 Metode Pembelajaran Setuju 59 98,3 55 91,67 Tidak Setuju 1 1,7 5 8,33 Total 60 100 60 100 Motivasi Belajar Termotivasi 29 96,67 27 90 Tidak Termotivasi 1 3,33 3 10 Total 30 100 30 100 Hasil penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji di Universitar Hazrat Rasool pada tahun 2008. Kuesioner peserta didik yang berjumlah 11 pertanyaan berisi aspek-aspek yang sesuai dengan tabel dengan jumlah pertanyaan tiap aspek yang berbeda. Persepsi pasien tentang pelaksanaan bedside teaching di RSUD Al-Ihsan dan RS Al-Islam dapat dijelaskan pada tabel 3. Tabel 3. Persepsi Pasien di RSUD Al-Ihsan dan RS Al-Islam Variabel RSUD Al-Ihsan RS Al-Islam n % n % Kepuasan Puas 20 80 17 68 Tidak Puas 5 20 8 32 Total 25 100 25 100 Kenyamanan Nyaman 103 68,67 88 58,67 Tidak Nyaman 47 31,33 62 41,33 Total 150 100 150 100 Komunikasi Dokter-Pasien Setuju 80 53,33 69 46 Tidak Setuju 70 46,66 81 54 Total 150 100 150 100 Tingkat Pengetahuan Setuju 55 73,33 49 65,33 Tidak Setuju 20 26,67 26 34,67 Total 75 100 75 100 Pada tabel 2 dan 3 dapat dilihat bahwa secara garis besar, peserta didik dan pasien memiliki persepsi yang bagus tentang pelaksanaan bedside teaching. Hal ini dapat dilihat dari prosentase yang diraih oleh kategori-kategori baik masih lebih tinggi daripada kategori-kategori lainnya. Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

Persepsi Peserta Didik dan Pasien tentang Pelaksaanaan Bedside Teaching dalam Pendidikan Klinik 657 Hasil perbandingan diuji dengan menggunakan uji Man-Whitney menujukkan bahwa dari setiap aspek menyatakan tidak ada perbedaan yang bermakna antara persepsi peserta didik di RSUD Al-Ihsan dan RS Al-Islam (p=>0,05) dan tidak ada perbedaan yang bermakna antara persepsi pasien di RSUD Al-Ihsan dan RS Al-Islam (p=>0,05). D. Pembahasan Hasil penelitian menjelaskan tentang persepsi peserta didik dan pasien di RSUD Al-Ihsan dan RS Al-Islam tentang pelaksanaan bedside teaching. Peserta didik di RSUD Al-Ihsan masuk dalam kategori puas dengan prosentase 100%, sedangkan peserta didik di RS Al-Islam masuk kategori puas dengan prosentasi 93,33%. Secara garis besar hampir keseluruhan peserta didik dari kedua rumah sakit merasa puas dengan pelaksanaan bedside teaching. Pelaksanaan bedside teaching sangat dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu dosen klinik, peserta didik dan pasien. 18 Kepuasan pasien dalam pelaksanaan bedside teaching bisa terpenuhi dengan bantuan dosen klinik dan pasien yang sangat responsif menurut teori dalam penelitian yang dilakukan oleh Max Peters yang mengatakan bahwa peserta didik merasa puas dengan bedside teaching karena adanya kerjasama yang baik dengan pasien. Sebagian besar peserta didik dari kedua rumah sakit merasa nyaman terhadap pelaksanaan bedside teaching. Prosentase yang didapatkan pada peserta didik yang masuk dalam kategori nyaman di RSUD Al-Ihsan dan RS Al-Islam sebesar 66,67% dan 61,66%. Beberapa metode pelaksanaan bedside teaching membagi menjadi sesi prebedside, bedside, dan post-bedside dan peserta didik dipersiapkan lebih dalam pada sesi pre-bedside, artinya peserta didik sudah mengetahui materi yang akan diajarkan dalam bedside teaching. 13,14 Peserta didik di RSUD Al-Ihsan dan RS Al-Islam merasa bahwa pelaksanaan bedside teaching sangat efektif dalam mengasah keahlian sebagai seorang dokter dengan prosentase masing-masing 94,66% dan 88%. Namun masih terdapat peserta didik yang tidak merasa nyaman dengan prosentase 33,33% (RSUD) dan 38,34% (RSAI). Penelitian yang dilakukan Nair, 95% menyatakan bahwa bedside teaching sangat efektif dalam mengasah keahlian secara professional. 3 Dilihat dari aspek motivasi belajar, bedside teaching juga dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Prosentase 96,67% dan 90% dari peserta didik kedua rumah sakit setuju hal ini. Persepsi peserta didik terhadap bedside teaching sebagai metode pembelajaran klinik. Sebanyak 98,3% dan 91,67% peserta didik dari kedua rumah sakit menyatakan sangat setuju bahwa bedside teaching sebagai salah satu metode pembelajaran klinik yang tepat. Menurut Osler, bedside teaching merupakan pembelajaran yang membawa peserta didik berhadapan langsung dengan pasien, sehingga peserta didik dapat mempraktekkan langsung aspek klinis juga komunikasi serta etika. Seperti yang dikutip oleh Bliss, peserta didik mulai belajar dengan pasien, berkelanjutan selalu dengan pasien dan menyelesaikan belajarnya dengan pasien. Kepuasan pasien terhadap pelaksaan bedside teaching menunjukkan prosentase 80% dan 68% pasien di RSUD Al-Ihsan dan RS Al-Islam masuk dalam kategori puas, yang berarti pasien merasa puas dalam pelaksanaan bedside teaching. Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan persepsi kenyamanan dari pasien terhadap pelaksanaan bedside teaching, dengan total prosentase jawaban 68,67% dan 58,67% pasien dari kedua rumah sakit merasa nyaman terhadap pelaksanaan bedside teaching. Prosentase yang menunjukkan bahwa pasien di RS Al-Islam memiliki Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015

658 Gilda Anindita Mahari, et al. prosentase lebih besar dibandingkan pasien di RSUD Al-Ihsan bisa terjadi kemungkinan karena dari status dari kedua rumah sakit, RS Al-Islam yang merupakan rumah sakit swasta memiliki pasien umum yang menggunakan biaya sendiri ketimbang pasien yang menggunakan bantuan asuransi (BPJS) sehingga pasien umum merasa memiliki privasi yang lebih tinggi dan pelaksanaan bedside teaching ini mengganggu kenyamanannya. Persepsi mengenai komunikasi dokter-pasien menyatakan bahwa sebesar 53,33% (RSUD) dan 46% (RSAI) pasien di kedua rumah sakit setuju bahwa dengan pelaksanaan bedside teaching dapat meningkatkan komunikasi dokter-pasien. Adanya bedside teaching juga memberi kesempatan pasien untuk berkonsultasi lebih dalam tentang penyakitnya dan pasien bisa diikutsertakan dalam proses tanya jawab. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kianmehr bahwa 70% pasien setuju dengan adanya bedside teaching yang berefek dalam peningkatan komunikasi dokterpasien. 7 Prosentase pasien yang merasa bahwa bedside teaching dapat meningkatkan pengetahuannya tentang penyakitnya sebanyak 73,33% dan 65,33% menunjukkan bahwa sebagian pasien di RSUD Al-Ihsan dan RS Al-Islam menyatakan setuju adanya pelaksanaan bedside teaching dapat meningkatan pengetahuan dirinya tentang penyakit yang dideritanya, karena telah dijelaskan sebelumnya bahwa bedside teaching memungkinkan terjadi komunikasi yang intens antara dokter dan pasien. E. Kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara peserta didik yang mengikuti bedside teaching di RSUD Al-Ihsan dan RS Al- Islam. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara pasien yang diikutsertakan dalam bedside teaching di RSUD Al-Ihsan dan RS Al-Islam.. DAFTAR PUSTAKA Piriyasupong T. Integrating evidence - based medicine in bedside teaching : a pilot study. Med Educ. 2008;2(1):55 60. Salam A, Siraj HH. Bedside Teaching in Undergraduate Medical Education : Issues, Strategies, and New Models for Better Preparation of New Generation Doctors. 2011;36(1):6 11. Nair B. Students and patients perspectives on bedside teaching. 1997. Green-Thompson L, Mcinerney P. an instrument for staff evaluation and South African university. 2010;48(2):50 2. Ahmed AM. Discussion and Debate Role of clinical skills centers in maintaining and promoting clinical teaching. 2008;3(April):97 103. Kianmehr N, Mofidi M, Yazdanpanah R, Ahmadi MA. Medical student and patient perspectives on bedside teaching.saude med journal 2010;31:565 8. Naidoo DP. Bedside teaching. 2003. Diunduh dari http://medicine.ukzn.ac.za, Desember 2011. Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)

Persepsi Peserta Didik dan Pasien tentang Pelaksaanaan Bedside Teaching dalam Pendidikan Klinik 659 Ramani S, Leinster S. AMEE Guide no. 34: Teaching in the clinical environment. Med Teach. 2008 Jan;30(4):347 64. Diunduh dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18569655. September 2014. Gill D, Dacre J. Teaching and Learning At the Bedside. 2007. Diunduh dari:http://www.faculty.londondeanery.ac.uk Janicik RW, Fletcher KE. Teaching at the bedside: a new model. Med Teach. 2003;25(2):127 30. Ramani S. Twelve tips to improve bedside teaching. Journal of Medical Teacher. 203.25(2):112 5. Diunduh dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12745516, 21 Desember 2014. Doshi M, Brown N. Whys and hows of patient-based teaching. Advances Psychiatric Treament. 2005;11:223 31. Delver, Hillary. Five Steps To Effective Bedside Teaching:2008;1-4 Cox,K. Planning Bedside Teaching, Med J Aust. 1993;280-2 Parrott S, Dobbie A, Chumley H, Tysinger JW. Evidence-based Office Teaching The Fivestep Microskills Model of Clinical Teaching. 2006;(March):164 7. Wolpaw T, Wolpaw D, Papp K. SNAPPS: A Learner-centered Model for Outpatient Education. 2003;September;893-898 Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015