BAB I PENDAHULUAN. Anggota dari Polisi merupakan anggota masyarakat, walaupun ada aspek yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAAN. publiknya baik internal maupun publik eksternal. Dengan pengayatan unit Public

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan setiap ada agenda yang diadakan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. tidak dapat secara mudah jika hanya dilihat dengan hal-hal terkait yang

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Komunikasi pun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kasus korupsi sering kali terjadi didalam pemerintahan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESENJANGAN PERAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (POLRI)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Ketentuan konstitusi tersebut berarti bahwa dalam praktek

BAB I PENDAHULUAN. dan terwujudnya rasa aman, tentram, tertib dan damai sebagai suatu amanah dan

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan membawa dampak yang signifikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. sosial merupakan saluran atau sarana pergaulan sosial secara online di dunia maya

BAB I PENDAHULUAN. bersosial. Karena polisi memiliki kewenangan terhadap hukum yang telah

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

I. PENDAHULUAN. budaya, masyarakatnyapun memiliki keunikan masing-masing. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. berguna untuk mengantisipasi kejadian-kejadian serta perubahan-perubahan yang

I. PENDAHULUAN. menjadi isu global dan hangat yang selalu ingin disajikan media kepada. peristiwa yang banyak menarik perhatian dan minat masyarakat.

Bab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dinamika komunikasi masyarakat. Pada kehidupan sehari-hari seorang yang dulu

Public Relations Humas Simetris & Objektivitas Pemberitaan Oleh: Rachmat Kriyantono, Ph.D

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak pernah terlepas dari suatu proses komunikasi. Sejarah komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan tidak diadakan untuk melayani diri nya sendiri. masyarakatnya tidak buta akan informasi yang ada pada saat ini.

BAB V PENUTUP. A. Komunikasi dengan masyarakat umum (khalayak) pendidikan melalui seni budaya, diskusi yang melibatkan stakeholder, klinik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berfungsi secara efektif sebagai salah satu alat penyebar informasi kepada

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. semua kebutuhan dan keinginan yang dikehendaki manusia. Hingga manusia pun

BAB I PENDAHULUAN. khalayak ramai sesuai dengan kebutuhannya. Koneksi internet inilah yang. masyarakat baik secara pribadi maupun instansi.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV PENUTUP. sebelumnya, pada penelitian yang berjudul Strategi Kampanye Public

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. besar yang sudah terfasilitasi oleh provider jaringan-jaringan internet.

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sekarang ini sudah memasuki era sosial media, yang telah

Konsep dan Model Komunikasi. Massa. Komunikasi. Massa. Universitas Pembangunan Jaya

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam

BAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial

BAB I PENDAHULUAN. Pusat yang dilakukan oleh beberapa teroris serta bom bunuh diri.

BAB I PENDAHULUAN. Konten yang terdapat pada channelnya yaitu daily vlog (video blog) mengenai

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. media. Media itu sendiri sebagai alat humas yang berguna dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, kebutuhan manusia terhadap teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2014 ini. Politik selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas bagi

BAB I PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu bukti nyata dari perkembangan teknologi

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang

Media Relations 2.0. Mutia Dewi. Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai saluran penyebaran informasi yang dapat dipercaya oleh publik. seluruh informasi yang berkaitan dengan kebijakan.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masuknya informasi dari luar negeri melalui media massa dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Modul ke: Komunikasi Massa. Bidang Kajian Komunikasi Massa. Radityo Muhammad, SH.,MA. Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari iklan yang beredar

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar

BAB I PENDAHULUAN. publiknya. Hal ini juga berlaku untuk universitas. Disinilah organisasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi kompleks jelasnya media adalah pemain utama dalam komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya memiliki kontribusi dalam menciptakan keberagaman media.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jejaring sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan

BAB II AKTIVITAS HUMAS POLDA JATENG DALAM MENGELOLA TRIBRATANEWS

BAB I PENDAHULUAN. Peran media cetak dalam memberitakan suatu peristiwa khususnya sepak bola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya

BAB I PENDAHULUAN. perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya teknologi informasi sekarang ini membuat

DARWIN LCS FPDA NARKOBA TERORIS PERSAINGAN EKONOMI SANGAT BERPENGARUH TERHADAP KONDISI DALAM NEGERI WASPADA!

BAB I PENDAHULUAN. diberikan suatu pelatihan atau yang sering disebut Kuliah Kerja Media

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dessy Pricilla, 2013

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN

BAB I PENDAHULUAN. dirilis oleh majalah Marketeers (Marketeers, 27 Oktober 2011) yang. di Indonesia memberikan gambaran mengenai trend penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau sering disebut sebagai media baru, membuat seorang public relations harus

BAB III PENYAJIAN DATA. Public Relations PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Cabang Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. Siaran pers memiliki fungsi penting bagi setiap organisasi ataupun perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web

BAB I PENDAHULUAN. massa) bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif. Sedangkan

BAB IV PELAKSANAAN MAGANG. A. Deskripsi Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Media (KKM) selama 2 bulan dalam menjalankan Kuliah Kerja Media, yaitu:

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING

BAB I PENDAHULUAN. media massa yang beredar, baik media cetak seperti: surat kabar, tabloid dan

BAB I PENDAHULUAN. rokok tembakau ataupun yang telah beralih ke rokok elektrik, hal ini

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakarat Indonesia. Terlebih kamera aksi ini banyak dimiliki oleh kalangan

I. PENDAHULUAN. profesi maupun peraturan disiplin yang harus dipatuhi oleh setiap anggota Polri.

BAB IV ANALISIS DATA FACEBOOK DAN INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA PUBLISHING. telah diperoleh pada saat penelitian berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia segala sesuatu atau seluruh aspek kehidupan diselenggarakan

2016 PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV

BAB I PENDAHULUAN. jaringan digital, jangkauan global, interaktivitas, may to many communications,

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Setidaknya kondisi ini bisa dilihat dari konvergensi media yang tidak

I. PENDAHULUAN. sehingga banyak teori-teori tentang kejahatan massa yang mengkaitkan dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Polisi merupakan kelompok sosial yang menjadi bagian dari masyarakat. Anggota dari Polisi merupakan anggota masyarakat, walaupun ada aspek yang berbeda dengan masyarakat umum. Keberadaan polisi sangat erat kaitanya dengan masyarakat, karena masyarakat yang memiliki pengaruh paling besar dan merupakan target utama dalam memberikan pelayanan kepada mereka. Oleh karena itu dibutuhkan peran aparat keamanan untuk menjaga keamanan dan ketertiban dalam masyarakat. Polisi yang memiliki slogan meindungi, mengayomi dan melayani masyarakat. Dalam beberapa kurun waktu terakhir, citra Kepolisian Republik Indonesia terkesan semakin buruk di mata masyarakat. Institusi ini seolah tercoreng dengan sejumlah kasus dan permasalahan yang melibatkan anggotanya. Slogan dari kepolisian kini seolah berbalik arah menjadi sesuatu yang ditakuti dan terkesan tidak memihak kepada masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya, para pelindung dan pengayom yang siap melayani masyarakat itu tidaklah seindah slogan mereka. Banyak pemberitaan negatif tentang Polisi yang kerap menyita kolom di media cetak, menghiasi layar televisi dan memenuhi jagat maya media sosial.

Dibalik pemberitaan negatif, sejumlah prestasi memang sudah banyak di torehkan oleh Aparat Kepolisian. Misalnya, dalam membongkar jaringan terorisme di Tanah Air, menguak jaringan peredaran narkotika Internasional, mengungkap kasus-kasus rumit dan menekan tindak kriminalitas. Namun disisi lain, opini tentang Aparat Kepolisian di masyarakat sudah cenderung negatif. Terdapat sejumlah oknum Kepolisian yang melukai hati masyarakat dan hal tersebut berdampak buruk terhadap penilaian Institusi Kepolisian. Sehingga peran dan posisi polisi sebagai pelindung dan pengayom yang melayani masyarakat belum bisa optimal. Di era digital ini, kemudahan untuk menyebarkan dan mengakses informasi di media sosial membuat masyarakat dengan mudah juga mengunggah video maupun foto sejumlah oknum polisi yang melakukan praktik menyimpang ke media sosial yang menjadi viral. Sehingga tercipta opini buruk terhadap Aparat Kepolisian meskipun hanya beberapa yang melakukan praktik menyimpang. Selain hal tersebut juga Institusi Kepolisian sering menjadi pemberitaan di berbagai media tentang adanya rekayasa masalah atau tebang pilih dalam penanganan kasus, membuat kepercayaan masyarakat perlahan luntur terhadap Intitusi ini. Belum lagi anggapan masyarakat terhadap Polisi yang dianggapnya terlalu represif dalam menangani demonstrasi yang terjadi hampir setiap tahun di Indonesia. Polisi seringkali menggunakan kekerasan untuk meredam aksi demontrasi. Munculnya berbagai kasus dan penyimpangan, akan menimbulkan berbagai macam pertanyaan terkait komitmen Polisi untuk senantiasa berupaya

menampilkan paradigma baru dalam berperilaku dan bertindak. Tindakan sebagian anggota Polisi tersebut seakan mempertanyakan kembali komitmen Polisi Republik Indonesia yang konon sejak terpisah dari TNI pada tahun 1998 setelah Reformasi, ingin berupaya untuk merubah perilakunya menuju pada Polisi Sipil, Polisi yang sopan dan dicintai masyarakat. Dalam UU no. 13 tahun 1961 tentang ketentuan-ketentuan pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia, menentukan bahwa kepolisian Negara adalah alat penegak hukum yang terutama bertugas memelihara keamanan dalam negeri. Dalam soal penegakan hukum ini polisi juga menempati kedudukan istimewa, bukan karena ia dibikin istimewa, melainkan karena peranan yang dijalankannya dalam penegakan hukum tersebut. Hukum sebagaimana dituliskan dalam peraturan itu bisa disebut hukum yang tidur maka polisi adalah hukum yang hidup. Kepolisian selalu mendapat sorotan yang cenderung negatif. Laporan akhir tahun 2007 Komisi Ombudsman Nasional (KON) merilis laporan bahwa Kepolisian Republik Indonesia sebagai lembaga yang paling banyak dikeluhkan oleh masyarakat, khususnya dalam memberikan pelayanan. Hal tersebut menunjukan bahwa Institusi Kepolisian mendapatkan sorotan kritis. Sedangkan sorotan pada perilaku anggota Polisi jumlahnya lebih banyak, mulai dari anggota Aparat Kepolisian yang terlibat dalam aksi kejahatan, penyalahgunaan narkotika, sampai menjadi backing dari tempat perjudian dan lain sebagainya. Opini-opini semacam itu tentu akan semakin menyudutkan Kepolisian sebagai sebuah Institusi Negara. Jika opini tersebut berlanjut dan meluas di masyarakat, maka kepercayaan masyarakat akan semakin berkurang. Kepolisian harus segera mengendalikan dan

merubah opini masyarakat tentang citranya di masyarakat. Ketidaktahuan masyarakat tentang tugas dari kepolisian, kegiatan yang dilakukan setiap harinya, serta program Kepolisian yang sebenarnya dibuat untuk lebih dekat dengan masyarakat. Menjalin komunikasi dengan masyarakat harus dilakukan oleh Kepolisian Resor Bandung wilayah Kabupaten Bandung, untuk memberikan pesan berupa informasi dan edukasi tentang tugas kepolisian dan program yang dilakukan Kepolisisan juga perisitiwa yang sedang terjadi, sehingga hal tersebut mampu mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap Polisi. Kepolisian Resor Bandung harus bisa mengendalikan opini masyarakat bahwa citra Kepolisian sudah berubah menjadi lebih positif. Merubah pemikiran masyarakat tentang kantor Polisi untuk pelayanan yang lebih ramah, sopan dan santun serta senyum, salam, sapa kepada masyarakat dan juga menjadi Aparatur Negara yang lebih Humanis. Popularitas media jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Youtube, Flickr, Pinterest dan Instagram memacu pertumbuhan media sendiri yang memungkinkan memungkinkan Instansi untuk mengatur pemberitaan secara langsung. Media sosial memiliki dampak penting terhadap pemberitaan dan komunikasi publik. Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Meningkatnya peran media sosial sebagai sumber berita, serta sebagai media untuk menyebarkan berita dan sebagai rujukan

media massa, menunjukan bahwa media massa dan media sosial tidak saling berlawanan tetapi semakin terhubung satu sama lain. Aparat Kepolisian harus terus menjalin komunikasi dengan masyarakat melalui sebuah media untuk mengubah opini masyarakat mengenai citra kepolisian yang positif. Komunikasi itu sendiri merupakan penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan sehingga menimbukan efek dan timbal balik. Jadi komunikasi atau berkomunikasi berarti suatu upaya bersama-sama orang lain, atau membangun kebersamaan dengan orang lain dengan membentuk perhubungan. Aparat kepolisian membangun komunikasi melalui kegiatan komunikasi massa yang berarti menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media. Pesan yang disampaikan melalui media menghasilkan sebuah efek langsung dan tidak langsung. Media massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan adalah media sosial. Salah satu bentuk strategi untuk menciptakan komunikasi dengan masyarakat yang dilakukan oleh Instansi Kepolisian Resor Bandung adalah strategi pemberitaan dalam mencari, mengolah, memilih dan mempublikasikan melalui media sosial khususnya Instagram. Penyampaian pesan dari komunikator yaitu Aparat Kepolisian dari tim media sosial yang berbentuk berita atau infromasi yang berisi tentang kegiatan, peristiwa dan tugas dari Kepolisian untuk disebarluaskan kepada komunikan yaitu masyarakat luas, pemberitaan yang dilakukan oleh Aparat tim media sosial tersebut untuk memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat yang saat ini bisa dengan

mudah mengakses media sosial dimana pun dan kapanpun, sehingga khalayak menerima pesan berupa berita mengenai citra Kepolisian yang lebih positif dan humanis. Aparat Kepolisian Resor Bandung menjalin komunikasi dengan masyarakat melalui media sosial khususnya Instagram dengan akun @polresbandung dengan 30,1 ribu pengikut (followers) akan bertambah setiap harinya karena banyaknya pengguna Instagram dimana masyarakat bisa melihat bagaimana dan apa saja kegiatan positif Kepolisian adalah salah satu cara yang harus terus terjalin untuk memperbaiki opini atau pola pikir masyarakat tentang kepolisian. Aparat Kepolisian yang tergabung dalam tim media sosial, tim publikasi dan tim counter opini harus menyampaikan pesan yang berupa informasi dan membuat pemberitaan terkait kepolisian yang lebih humanis dan semua hal tentang Institusinya. Dengan harapan citra Kepolisian yang lebih humanis dipahami masyarakat dan lebih mengerti tentang peran dan tugas Polisi, sehingga opini masyarakat tentang Kepolisian bisa berubah menjadi lebih positif. Sebab, pesan yang disampaikan melalui media sosial mengenai citra Kepolisian bisa memberikan pengetahuan baru tentang Kepolisian yang lebih humanis.. Atas dasar hal-hal diatas maka peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut karena ketika menjadi Duta Polres Bandung, peneliti menemukan suatu permasalahan yaitu adanya jarak antara Aparat Kepolisian dengan masyarakat sehingga kesan humanis dan lebih dekat dengan masyarakat

tidak tersampaikan, juga pesan yang berupa informasi atau pemberitaan tentang tugas, kegiatan maupun peristiwa tidak sampai kepada khalayak. Bagaimana Kepolisian Resor menampilkan pemberitaan mengenai citra nya yang baru dengan menggunakan kegiatan komunikasi massa dan memanfaatkan media sosial Instagram sebagai media untuk terhubung dengan masyarakat langsung, membentuk cara berpikir dan berperilaku masyarakat mengenai citra Kepolisian yang lebih humanis sehingga masyarakat mengetahui citra Kepolisian yang lebih humanis. Untuk mengetahui bagaimana tim media sosial Kepolisian Resor Bandung melaksanakan tugasnya, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul STRATEGI PEMBERITAAN MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM MENGENAI CITRA KEPOLISIAN. 1.2 Fokus Penelitian Dari konteks penelitian diatas, maka peneliti memfokuskan penelitian kepada bagaimana strategi pemberitaan untuk menampilkan mengenai citra Kepolisian melalui media sosial instagram (@polresbandung) yang dilakukan oleh tim media sosial Kepolisian Resor Bandung. 1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana pemberitaan melalui media sosial Instagram membentuk cara berpikir masyarakat mengenai citra Kepolisian. 2. Bagaimana pemberitaan melalui media sosial Instagram membentuk cara berperilaku dalam masyarakat.

3. Bagaimana perkembangan teknologi di Kepolisian Resor Bandung untuk menampilkan pemberitaan mengenai citra kepolisian. 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk memahami dan mendeskripsikan pemberitaan melalui media sosial instagram yang dilakukan untuk membentuk cara berpikir masyarakat mengenai citra kepolisian. 2. Untuk memahami dan mendeskripsikan pemberitaan melalui media sosial instagram yang dilakukan untuk membentuk perilaku masyarakat. 3. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan perkembangan teknologi di Kepolisian Resor Bandung. 1.5 Kegunaan Penelitian Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat serta nilai guna bagi pengembangan ilmu pada umumnya ilmu komunikasi khususnya kajian komunikasi nonverbal. Maka dari itu, kegunaan secara umum dapat dibedakan menjadi: 1.5.1 Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sarana untuk mengembangkan khazanah keilmuan komunikasi khususnya komunikasi massa sebagai alat untuk mengendalikan opini sehingga mampu membangun citra.

1.5.2 Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pemikiran kepada Institusi Kepolisian dan juga masyarakat mengenai kegiatan pemberitaan melalui komunikasi massa sebagai alat dalam membangun citra dan dampak apa yang akan ditimbulkan dengan adanya kegiatan komunikasi tersebut.