HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN DI KLINIK RAWAT INAP SUHERMAN PERIODE JANUARI SAMPAI AGUSTUS 2012

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Menurut WHO dan

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada perilaku dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba


BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

FAKTOR RESIKO KEJADIAN PENYAKIT HIPERTENSI DI PUSKESMAS BASUKI RAHMAT PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang. terjadi akibat penyakit kardiovaskular.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

BAB I PENDAHULUAN. mengalirkan darah ke otot jantung. Saat ini, PJK merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD)

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN ANALISIS FAKTOR RISIKO GAGAL JANTUNG DI RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut WHO pada tahun 2000 terjadi 52% kematian yang disebabkan oleh

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

FAKTOR-FAKTOR INDIVIDU YANG BERHUBUNGAN DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIGASONG KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. dari penyakit infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Terjadinya transisi

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. gejala, yang akan berkelanjutan pada organ target, seperti stroke (untuk otak),

HERNAWAN TRI SAPUTRO J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang diangkut oleh darah. Penyakit ini bukan merupakan. penyakit syaraf namun merupakan salah satu penyakit yang

Transkripsi:

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.13 No.2,Hal. 120-127, Mei-Agustus 2013, ISSN 1411-5549 HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN DI KLINIK RAWAT INAP SUHERMAN PERIODE JANUARI SAMPAI AGUSTUS 2012 NOVITA NURAINI *) Kata kunci : Karakteristik individu, Hipertensi ABSTRAK Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Tekanan darah tinggi (Hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi ke organ target tidak optimal sehingga dapat menyebabkan peningkatan resiko terhadap penyakit stroke, gagal ginjal, dan serangan jantung. Faktor resiko hipertensi bermacam-macam diantaranya karakteristik individu dan gaya hidup. Segala kegiatan kesehatan sebagai sarana untuk promosi kesehatan dalam rangka pencegahan penyakit hipertensi dan usaha mengontrol penderita hipertensi sedang banyak dilakukan. Hal ini bertujuan menurunkan angka kejadian hipertensi serta mencegah komplikasi pada penderita hipertensi. Berdasarkan data kunjungan rawat jalan klinik rawat inap Suherman pada tahun 2012 hipertensi selalu termasuk salah satu dari sepuluh penyakit terbanyak yang terdiagnosis setiap bulannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu dengan kejadian hipertensi di klinik rawat inap Suherman periode Januari Agustus 2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang menggunakan desain cross sectional survey. Objek penelitian ini adalah semua pasien yang berkunjung ke klinik dan terdiagnosis hipertensi selama periode Januari Agustus 2012. Sampel penelitian berjumlah 30 orang yang diambil secara purposive sampling. Analisis dilakukan dengan uji korelasi.hasil penelitian berupa data karakteristik individu pasien hipertensi, berdasarkan usia, jenis kelamin, berat badan, dan kebiasaan merokok serta hasil analisis hubungan karakteristik individu dengan kejadian hipertensi pada pasien yang berobat di klinik rawat inap suherman. Hasil penelitian yaitu mayoritas penderitahipertensiberusia 45tahun(90%), berjenis kelamin wanita (76,7%), memiliki riwayat merokok (76,7%), dan memiliki berat badan lebih dari normal (90%). Terdapathubunganyangbermaknaantarausiadenganpenderitahipertensidiklinik rawat inap suherman. Terdapathubunganyangbermaknaantarajeniskelamindenganpenderita hipertensidiklinik rawat inap suherman. Terdapatnyahubunganyangbermaknaantarakebiasaanmerokokdenganpenderita hipertensidiklinik rawat inap suherman. Terdapat hubungan yang bermakna antara berat badan dengan penderita hipertensi klinik rawat inap suherman *) Staf Pengajar Jurusan Kesehatan, Politeknik Negeri Jember

Novita Nuraini, Hubungan Karakteristik Individu Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Di Klinik Rawat Inap Suherman Periode Januari Sampai Agustus 2012 PENDAHULUAN Meningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskuler setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan di Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang, menunjukkan bahwa proporsi penyebab kematian tertinggi adalah penyakit tidak menular, yaitu penyakit kardiovaskuler (31,9%) termasuk hipertensi (6,8%) dan stroke (15,4%). Di Amerika, diperkirakan 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi. Apabila penyakit ini tidak terkontrol akan dapat menyerang target organ, dan dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, serta kebutaan. Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa penyakit hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih besar terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena congestive heart failure, dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung. Menurut WHO dan The International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat. Penyakit hipertensi yang sering disebut sebagai the silent killer, adalah penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah yang bisa menyebabkan berbagai komplikasi berupa kecacatan permanen dan kematian mendadak. Faktor resiko hipertensi bervariasi berdasarkan karakteristik individu dan gaya hidup antara lain adalah faktor genetik, umur, jenis kelamin, etnis, stress, obesitas, asupan garam, dan kebiasaan merokok. Hipertensi bersifat diturunkan atau bersifat genetik. Individu dengan riwayat keluarga hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia, dan pria memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal. Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam daripada yang berkulit putih. Obesitas dapat meningkatkan kejadian hipertensi. Hal ini disebabkan lemak dapat menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. Asupan garam yang tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan dari hormon natriouretik yang secara tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah. Kebiasaan merokok berpengaruh dalam meningkatkan risiko hipertensi walaupun mekanisme timbulnya hipertensi belum diketahui secara pasti. Berdasarkan daftar laporan kunjungan pasien berobat bulanan yang terdapat pada klinik rawat inap Suherman pada tahun 2012, hipertensi selalu menjadi salah satu dari 10 penyakit terbanyak pada pasien yang melakukan perawatan. Hal ini menjadi suatu agenda bagi promosi kesehatan yang akan dilakukan klinik demi tercapainya pencegahan angka kejadian penyakit hipertensi serta terkontrolnya pasien yang sudah terdiagnosis hipertensi. Berdasarkan data di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan karakteristik individu dengan kejadian hipertensi pada penderita yang berobat di klinik rawat inap Suherman. METODE PENELITIAN a. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional, yaitu penelitian dilakukan pada suatu periode tertentu dan setiap subjek studi hanya dilakukan satu kali pengamatan selama penelitian (Budiarto, 2003) b. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Rawat Inap Suherman, jalan karimata no 23 Jember selama 3 bulan yaitu mulai bulan Oktober sampai Desember 2012. c. Populasi dan Sampel Penelitian dilakukan terhadap kasus pasien hipertensi yang berobat di poliklinik selama bulan Januari sampai Agustus 2012 dengan jumlah 88. Sampel yang akan diambil berasal dari populasi penelitian yang memenuhi kriteria inklusi. Besar sampel penelitian ini sejumlah 30. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan teknik pengambilan purposive sampling. d. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan survei langsung kepada responden. Dalam hal ini responden diberitahukan mengenai latar belakang, tujuan dan manfaat penelitian serta cara pengisian check list. Selanjutnya check list dan hasil observasi diisi dikumpulkan untuk diperiksa kelengkapannya. Dan dinilai 121

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.13 No.2, Hal. 120-127, Mei-Agustus 2013, ISSN 1411-5549 Sedangkan data sekunder diperoleh dari penelusuran data di berkas rekam medis pasien klinik rawat inap suherman. e. Variabel penelitian 1. Variabel independen: umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok, berat badan 2. Variabel dependen: hipertensi f. Tahap - Tahap Penelitian Adapun tahap tahap penelitian yaitu : 1. Tentukan besar populasi pasien hipertensi di klinik suherman periode januari sampai agustus 2012 2. Tentukan besar sampel yang akan diambil 3. Pengambilan data sekunder di unit rekam medis pasien 4. Pengambilan data primer dengan metode survei langsung dan menggunakan check list 5. Pengumpulan check list 6. Penghitungan skor 7. Pengolahan data g. Pengolahan Data Untuk mendapatkan hasil penelitian, maka pengolahan data dilakukan melalui pendistribusian sampel berdasarkan karakteristik sample dan pengujian terhadap hipotesis dengan chi square HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1GambaranKarakteristikResponden Berdasarkan hasil observasi dari berkas rekam medis pasien dan pengisian lembar check list didapatkan databerupa gambaran karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, riwayat merokok dan berat badan. 4.1.1 Jenis Kelamin JENIS KELAMIN Frequency Percent Valid Percent Valid L 7 23.3 23.3 23.3 Cumulative Percent P 23 76.7 76.7 100.0 Total 30 100.0 100.0 Tabel4.1DistribusiFrekuensiRespondenMenurutJenisKelamin Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yaitu responden lakilaki sebanyak 7 orang (23,3%) dan demikian berdasarkan data mengenai angka responden perempuan sebanyak 23 orang (76,7%). Hal ini sesuai dengan teori bahwa factor resiko hipertensi lebih besar didapatkan pada perempuan kunjungan pasien rawat jalan di klinik suherman periode tahun 2012 didominasi oleh perempuan yaitu > 60% karena berhubungan secara hormonal. Namun Gambar 4.1 Pie Chart Jenis Kelamin Responden 122

Novita Nuraini, Hubungan Karakteristik Individu Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Di Klinik Rawat Inap Suherman Periode Januari Sampai Agustus 2012 4.1.2 Umur UMUR Frequency Percent Valid Percent Valid < 45 3 10.0 10.0 10.0 Cumulative Percent > 45 27 90.0 90.0 100.0 Total 30 100.0 100.0 Tabel4.2DistribusiFrekuensiRespondenMenurutUmur Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan karakteristik responden berdasarkan umur yaitu responden yang berumur kurang dari 45 tahun sebanyak 3 orang (10%) dan yang berumur lebih dari sama dengan 45 tahun sebanyak 27 orang (90%). Hal ini sesuai dengan teori mengenai awal pembentukan atherosclerosis pada pembuluh darah berdasarkan penelitian sebelumnya dimulai sejak awal umur 45 tahun. Gambar 4.2 Pie Chart Umur Responden 4.1.3 Riwayat Merokok RIWAYAT MEROKOK Valid MEROKOK Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 7 23.3 23.3 23.3 TIDAK MEROKOK 23 76.7 76.7 100.0 Total 30 100.0 100.0 Tabel4.3DistribusiFrekuensiRespondenMenurut Riwayat Merokok Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan karakteristik responden berdasarkan riwayat merokok yaitu responden yang merokok sebanyak 7 orang (23,3%) sedangkan responden yang tidak. merokok sebanyak 23 orang (76,7%). Hal ini dapat disebabkan karena mayoritas responden berjenis kelamin perempuan, sedangkan untuk keseluruhan responden laki-laki merokok Gambar 4.3 Pie Chart Riwayat Merokok Responden 123

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.13 No.2, Hal. 120-127, Mei-Agustus 2013, ISSN 1411-5549 4.1.4 Berat Badan Berdasarkan Body Mass Index Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid < 25 3 10.0 10.0 10.0 > 25 27 90.0 90.0 100.0 Total 30 100.0 100.0 Tabel4.4DistribusiFrekuensiRespondenMenurut Riwayat Merokok Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan karakteristik responden berdasarkan BMI yaitu jumlah responden yang memiliki BMI < 25 sebanyak 3 orang (10%) dan responden yang. memiliki BMI > 25 sebanyak 27 orang (90%). Hal ini menunjukkan pasien hipertensi yang memiliki berat badan berlebih merupakan mayoritas dari responden pada penelitian ini Gambar 4.4 Pie Chart BMI Responden 4.2 AnalisisBivariat 4.2.1HubunganAntaraJenisKelaminDenganKejadianHipertensi Tujuan dari penelitianiniadalahuntuk mengetahui adanya hubungan antarajenis kelamin dengan kejadian hipertensi pada pasien yang berobat di K l i n i k r a w a t i n a p s u h e r m a n d e n g a n m e l a k u k a n ujistatistikyangdisajikanpadatabelberikut: Test Statistics jenis kelamin Chi-Square 8.533 a df 1 Asymp. Sig..003 Tabel 4.5 Tabel analisis hubungan jenis kelamin dengan kejadian hipertensi Berdasarkan analisis data,maka diperoleh gambaran bahwa p e n d e r i t a h i p e r t e n s i m a y o r i t a s p e r e m p u a n d a n b e r d a s a r k a n a n a l i s i s b i v a r i a t e m a k a d i d a p a t k a n hubungan y a n g bermakna secara statistic antara usia dengan kejadian hipertensi(sig = 0,03). Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnyaolehayhani(2005)didapatkanwanitalebi hbanyakmenderitahipertensidibandingkandenganpr iayaitu51%banding49.aribeberapateraturdidapatka nberbagaipendapatmengenaihubunganantarajenisk elamindengankejadianhipertensi,prevalensiterjadin yahipertensipadapriasamadenganwanita.namunwa nitaterlindungdaripenyakitkardiovaskulersebelum menopause.wanitayangbelummengalamimenopau sedilindungiolehhormonestrogenyangberperan dalammeningkatkankadarhdl.kadarkolesterolhd Lyangtinggimerupakan faktorpelindung dalammencegahterjadinyaprosesaterosklerosis. 4.2.2HubunganAntaraUmurDenganKejadianHi pertensi Tujuan dari penelitianiniadalahuntuk mengetahui adanya hubungan antaraumurdengan kejadian hipertensi pada pasien yang berobat di K l i n i k r a w a t i n a p s u h e r m a n d e n g a n e l a k u k a n ujistatistikyangdisajikanpadatabelberi kut: 124

Novita Nuraini, Hubungan Karakteristik Individu Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Di Klinik Rawat Inap Suherman Periode Januari Sampai Agustus 2012 Test Statistics umur Chi-Square 19.200 a df 1 Asymp. Sig..000 Tabel 4.6 Tabel analisis hubungan umur dengan kejadian hipertensi Berdasarkan analisis data, maka diperoleh gambaran bahwa penderita hipertensi mayoritas berusia diatas 45 tahun dan berdasarkan analisis bivariate maka didapatkan hubungan yang bermakna secara statistik antara usia dengan kejadian hipertensi (sig = 0,00). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitia sebelumnya oleh Oktora (2007), didapatkan bahwa sebanyak 55,55% dari penderita hipertensi berusia diatas 45 tahun. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku. Penyempitan dan kekakuan pembuluh darah ini mempengaruhi dari resistensi perifer sehingga menjadi salah satu penyebab peningkatan pembuluh darah. 4.2.3 Hubungan Antara Riwayat Merokok Dengan Kejadian Hipertensi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada pasien yang berobat di klinik rawat inap suherman. Untuk mengetahui hubungan tersebut telah dilakukan uji statistik yang disajikan pada tabel berikut : Test Statistics Chi-Square 8.533 a Df 1 riwayat merokok Asymp. Sig..003 Tabel 4.6 Tabel analisis hubungan riwayat merokok dengan kejadian hipertensi Berdasarkan analisis univariat, didapatkan mayoritas penderita hipertensi memiliki kebiasaan merokok. Selanjutnya hasil ini dianalisis dengan nilai korelasi (sig = 0,03), yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada pasien yang berobat di klinik rawat inap suherman. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Rayhani (2005) didapatkan 80% dari penderita hipertensi mempunyai riwayat merokok 4.2.3 Hubungan Antara Berat Badan Dengan Kejadian Hipertensi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara berat badan yang dapat diukur dengan BMI,yaitu bila BMI lebih dari 25 dianggap memiliki factor resikoterhadap kejadian hipertensi pada pasien yang berobat di klinik rawat inap suherman. Untuk mengetahui hubungan tersebut telah dilakukan uji statistik yang disajikan pada tabel berikut : 125

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.13 No.2, Hal. 120-127, Mei-Agustus 2013, ISSN 1411-5549 Test Statistics Chi-Square 8.533 a Df 1 riwayat merokok Simornilai.003 Tabel 4.5 Tabel analisis hubungan BMI dengan kejadian hipertensi Berdasarkan analisis univariat, didapatkan mayoritas penderita hipertensi memiliki BMI lebih dari 25 Selanjutnya hasil ini dianalisis dengan nilai korelasi (sig = 0,00), yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara BMI lebih dari 25 dengan kejadian hipertensi pada pasien yang berobat di klinik rawat inap suherman. Berat badan berlebih dikaitkan dengan peningkatan kadar kolesterol serum, sehingga akan mempermudah terjadinya aterosklerosis. 5.2.4 Hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada pasien yang berobat dipoliklinik dewasa Puskesmas Bangkinang Berdasarkan analisis univariat, didapatkan penderita hipertensi memiliki kebiasaan merokok 15 batang/hari. Selanjutnya hasil ini dianalisis dengan uji korelasi Spearman s rho, dengan nilai korelasi (p=0,00), yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan merokok 15 batang/hari dengan kejadian hipertensi pada pasien yang berobat di poliklinik dewasa Puskesmas Bangkinang. Nilai PAR yang diperoleh sebesar 0,50, yang artinya sekitar 50% kejadian hipertensi dapat dicegah dengan menghilangkan faktor kebiasaan merokok. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Rayhani (2005) didapatkan 80% dari penderita hipertensi mempunyai riwayat merokok. 36 Hasil ini juga didukung oleh hasil penelitian Julianty P (2001), yang menyatakan responden yang berprilaku tidak sehat (merokok, minum minuman keras dan kurang olah raga) mempunyai risiko 1,53 kali menderita hipertensi dibandingkan dengan responden yang berprilaku sehat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Mayoritas penderita hipertensi berusia 45 tahun (90%), berjenis kelamin wanita (76,7%), memiliki riwayat merokok (76,7%), dan memiliki berat badan lebih dari normal (90%) 2. Terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan penderita hipertensi di klinik rawat inap suherman. 3. Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan penderita hipertensi di klinik rawat inap suherman. 4. Terdapatnya hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan penderita hipertensi di klinik rawat inap suherman. 5. Terdapat hubungan yang bermakna antara berat badan dengan penderita hipertensi klinik rawat inap suherman Saran 1. Klinik suherman dalam menentukan sasaran untuk pelaksanaan penyuluhan kesehatan demi mengurangi angka kejadian hipertensi hendaknya lebih mengutamakan masyarakat dengan jenis kelamin wanita pada kelompok umur lebih dari sama dengan 45 tahun serta masyarakat dengan kebiasaan merokok dan berat badan berlebih. 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan terkait tingkat pengetahuan dan sikap kelompok resiko tinggi hipertensi setelah pelaksanaan penyuluhan di klinik rawat inap suherman. 126

Novita Nuraini, Hubungan Karakteristik Individu Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Di Klinik Rawat Inap Suherman Periode Januari Sampai Agustus 2012 DAFTAR PUSTAKA Armilawaty, Amalia H, Amirudin R. 2007. Hipertensi dan Faktor Risikonya dalam Kajian Epidemiologi. Bagian Epidemiologi FKM UNHAS Budiarto, Eko. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran. EGC. Jakarta Bowman ST et al. Clinical Research Hypertension. A Prospective Study of Cigarette Smokey And Risk of Inciden Hypertension In Bringham And Women Hospital Massachucetts, 2007.p 1-3. Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Hypertensive Vascular Disease. Dalam: Robn and Cotran Pathologic Basis of Disease, 7th edition. Philadelpia: Elsevier Saunders, 2005.p 528-529. Wade, A Hwheir, D N Cameron, A. 2003. Using a Problem Detection Study (PDS) to Identify and Compare Health Care Privider and Consumer Views of Antihypertensive therapy. Journal of Human Hypertension, Jun Vol 17 Issue 6, p397. Waspadji S dkk. Daftar Bahan Makanan Penukar. Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam dan Instalasi Ilmu Gizi RS Cipto Mangunkusuno, Jakarta, 2004, hal.1-21. Yogiantoro M. Hipertensi Esensial. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ke IV. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Jakarta. 2006: 610-1 127

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.13 No.2, Hal. 120-127, Mei-Agustus 2013, ISSN 1411-5549 C. ABSTRAK PENELITIAN SELANJUTNYA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELOMPOK RESIKO TINGGI HIPERTENSI SETELAH PELAKSANAAN PENYULUHAN DI KLINIK RAWAT INAP SUHERMAN LATAR BELAKANG : Klinik rawat inap suherman adalah klinik rawat inap yang memiliki program penyuluhan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan dan penurunan agka kesakitan. Berdasarkan data kunjungan rawat jalan sampai pertengahan tahun 2012, hipertensi selalu berada di tingkat 10 besar penyakit terbanyak laporan penyakit terbanyak. Sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya terdapat 4 faktor resiko terkait karakteristik individu yang berhubungan secara signifikan terhadap kejadian hipertensi. Hal ini dapat digunakan sebagai masukan kepada pihak klinik dalam memprioritskan peserta penyuluhan guna memberikan penyuluhan yang tepat sasaran dimana diutamakan wanita berusia lebih dari sama dengan 45 tahun, krlompok dengan kebiasaan merokok dan berat badan berlebih. Setelah dilakukan penyuluhan peneliti ingin mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan dan sikap peserta penyuluhan serta angka kejadian hipertensi dalam 3 bulan kemudian di klinik rawat inap suherman TUJUAN PENELITIAN : Mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan sikap kelompok resiko tinggi hipertensi setelah pelaksanaan penyuluhan di klinik rawat inap suherman serta mengetahui angka kejadian hipertensi 3 bulan selama 3 bulan kemudian METODOLOGI PENELITIAN :Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitiandilaksanakan di klinik rawat inap suherman. Jenis sampel random sampling. Dengan penetuan jumlah sampel didapatkan sejumlah 32 orang. Data primer didapatkan dengan survei langsung dan pengisian kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari data pasien di berkas rekam medis klinik rawat inap suherman. KATA KUNCI : pengetahuan, sikap, penyuluhan, hipertensi 128