BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Indonesia semakin hari semakin berkembang. Sektor pariwisata merupakan salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

V GAMBARAN UMUM KEBUN RAYA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik, Kementrian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif, Survey Pengeluaran Wisatawan Mancanegara, 2015.

poster di sosial media dan di toko-toko sepeda, dan dari mulut ke mulut dari lingkungan komunitas hingga teman kantor atau kuliah, cara ini terbukti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V GAMBARAN UMUM KEBUN RAYA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 7 PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. 2 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. alam yang sangat berbeda dengan ibukota atau daerah-daerah yang lain, luar Jakarta bahkan dari mncanegara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DATA DAN ANALISA

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Potensi Visual sebagai Dayatarik Wisata di Universitas Pendidikan Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

Curug Sewu Hotel and Resort Kabupaten Kendal BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang

I. PENDAHULUAN. mereposisikan ekonominya dari brand-based economy, yaitu perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi dapat dipahami

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI EVALUASI KINERJA PENGELOLAAN KAWASAAN MARGARAYA DAN MARGASATWA TINJOMYO - SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh : LUTFI HANIFAH L2D

Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (2012)

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN KIOS INFORMASI. Bermula dari Prof. Dr. C.G.C. Reinwardt, botanis asal Jerman, yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di tengah kesibukan seseorang dalam bekerja diikuti pula

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wisata. Pariwisata merupakan bagian dari wisata yaitu segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah dengan berkunjung ke tempat wisata. Menurut Undang-undang No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan, wisata

BAB I PENDAHULUAN. cemerlang yang dapat terus mengembangkan pariwisata, hal tersebut tidak

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

II. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 5. Kesimpulan, Keterbatasan, dan Saran. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SARANA REKREASI WISATA ALAM CURUG SEWU KENDAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pariwisata sebagai sumber devisa merupakan hal yang diakui di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan suatu permukiman yang relatif besar, padat dan permanen,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin ketat yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Indonesia semakin hari semakin berkembang. Sektor pariwisata merupakan salah satu aset di setiap wilayah di dunia. Dari sektor pariwasata, pemerintah dapat mempromosikan masing-masing daerahnya dengan tujuan mengenalkan potensi daerahnya kepada masyarakat yang ada diluar daerahnya, menarik para investor untuk menanamkan modalnya di daerah tersebut guna memajukan daerahnya dan meningkatkan pendapatan daerah. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumberdaya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya di sektor pariwisata. Untuk lebih memantapkan pertumbuhan sektor pariwisata dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan, sehingga perlu diupayakan pengembangan produk-produk yang mempunyai keterkaitan dengan sektor pariwisata. Pemanfaatan disini bukan berarti merubah secara total, tetapi lebih berarti mengelola, memanfaatkan dan melestarikan setiap potensi yang ada, dimana potensi tersebut dirangkaikan menjadi satu daya tarik wisata. Provinsi Jawa Barat termasuk salah satu daerah tujuan wisata yang di nilai sangat potensial, karena memiliki aset-aset wisata alam dan objek wisata budaya yang menarik sehingga dapat di pasarkan secara komersial. Salah satu objek wisata paling terkenal dan paling favorit di Jawa Barat salah satunya adalah Kebun Raya Bogor yang terletak di Kota Bogor. Kota Bogor sendiri adalah sebuah kota di Tatar Pasundan. Kota ini terletak 59km sebelah selatan Jakarta, dan wilayahnya terletak di tengah tengah Kabupaten Bogor. Luas dari Kota Bogor adalah 118,50km 2 dan jumlah penduduknya 1.013.019 jiwa (2013). Kota Bogor terletak di antara 106 43 30 BT - 106 51 00 BT dan 30 30 LS 6 41 00 LS serta terletak pada ketinggian 190 sampai 330 m dari permukaan laut. Udaranya relatif sejuk dengan suhu udara rata-rata setiap bulannya adalah 26 C dan kelembaban udaranya kurang lebih 70%. Bogor memiliki bebarapa objek wisata yang menarik untuk di kunjungi salah satu objek wisata yang paling terkenal dan menjadi jantung kota Bogor adalah Kebun Raya Bogor. Kebun Raya Bogor atau yang di singkat KRB adalah sebuah kebun botani besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 87 hektare dan 1

memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Kebun Raya Bogor di dirikan pada tanggal 18 Mei 1817 oleh Godert Alexander Gerard Philip baron van der Capellen pada masa colonial Belanda, pada mulanya Kebun Raya Bogor adalah halaman atau taman dari Istana Bogor, namun saat ini Kebun Raya Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat wisata. Di sekitar Kebun Raya Bogor tersebar pusatpusat keilmuan yaitu Herbarium Bogoriense, Museum Zoologi Bogor, dan Gedung pusat Konservasi. Selain menjadi tempat wisata sebenarnya Kebun Raya Bogor banyak memiliki potensi untuk di jadikan tempat edukasi lingkungan dan edukasi flora. Mulai dari ribuan koleksi tanaman dan fasilitas-fasilitas yang di miliki Kebun Raya Bogor saat ini sebagai bahan untuk di pelajari. Sesuai dengan visi dan misi baru dari Kebun Raya Bogor yang di canangkan mulai dari tahun 2014 yaitu "Menjadi salah satu Kebun Raya terbaik di dunia dalam bidang konservasi dan penelitian tumbuhan tropika, pendidikan lingkungan dan pariwisata". Kebun Raya Bogor merupakan instansi pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi melestarikan, mendayagunakan dan mengembangkan potensi tumbuhan melalui kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan, rekreasi serta peningkatan apresiasi masyarakat terhadap dunia tumbuhan dan lingkungan hidup. Sebagai obyek pariwisata, baik langsung maupun tidak langsung, Kebun Raya mempunyai andil dalam usaha meningkatkan devisa Negara. Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya wisatawan baik domestik maupun asing. Menurut dari hasil wawancara langsung kepada Ibu Rinrin dengan jabatan Staf Informasi Kebun Raya Bogor terhadap Objek wisata Kebun Raya Bogor adalah paket edukasi di Kebun Raya Bogor ada dua yaitu pendidikan lingkungan dan wisata flora dengan pelopor Pak Ondidi Susanto sebagai senior pemandu di Kebun Raya Bogor yang aktif di mulai sejak tahun 2007, namun pendidikan lingkungan saat ini di nonaktifkan sementara dengan alasan belum sempurnanya program dan sistemnya, namun kedepannya akan di lanjutkan kembali oleh Ibu Melani sebagai koordinator pendidikan lingkungan dengan penyempurnaan program dan sistemnya. Sebenarnya program pendidikan lingkungan yang sudah dimulai sejak tahun 1992, untuk saat ini Kebun Raya Bogor sendiri sudah lebih matang untuk mencanangkan program edukasi karena saat ini sudah di lengkapi dengan fasilitas baru yang dapat 2

di gunakan sebagai fasilitas pendukung yang rampung pada tahun 2012 untuk menjadi prasarana proses edukasi seperti : 1. Gedung konservasi: Pada lantai 2 terdapat satu aula yang biasanya digunakan untuk presentasi dalam bentuk audio visual, presentasi tersebut memuat beberapa informasi diantaranya : pengenalan lingkungan Kebun Raya Bogor, koleksi keanekaragaman tanaman di Kebun Raya bogor, serta beberapa sejarah yang terdapat di dalamnya. 2. Perpustakaan. 3. Herbarium. 4. Musium Zoologi. Selain dari fasilitas baru yang telah di miliki Kebun Raya Bogor sendiri sedang menjalankan visi misi baru yang telah di canangkan pada tahun 2014 sehingga Kebun Raya Bogor ingin mengubah images nya yang masih di anggap sebagai tempat wisata saja menjadi tempat wisata yang memiliki kelebihan sebagai tempat wisata sekaligus tempat edukasi, tetapi Kebun Raya Bogor sendiri saat ini masih kurang maksimum mempromosikan fasilitas dan apa saja program baru yang di miliki oleh Kebun Raya Bogor saat ini yaitu dapat sebagai tempat edukasi, dilihat dari peroses promosinya yang hanya mengandalkan brosur dan berita secara lisan saja bahwa Kebun Raya Bogor dapat menjadi sebagai tempat edukasi flora. Pandangan masyarakat terhadap Kebun Raya Bogor saat ini masih banyak yang menganggap bahwa Kebun Raya Bogor hanya sebagai tempat wisata saja, yang mana pernyatan tersebut di dapat dari hasil penyebaran kuesioner yang di sebarkan pada pengunjung Kebun Raya Bogor pada bulan September 2015: 1. 56 Orang mengatakan Kebun Raya Bogor sebagai tempat wisata saja. 2. 22 Orang mengatakan Kebun Raya Bogor sebagai tempat edukasi wisata. 3. 17 Orang mengatakan Kebun Raya Bogor sebagai tempat edukasi saja. 4. 5 Orang mengatakan Kebun Raya Bogor sebagai tempat olahraga. Hasil perbandingan yang di dapat dari pihak Kebun Raya Bogor sendiri terkait dengan pengunjung reguler dengan pengunjung yang mengikuti edukasi ternyata perbandingannya sendiri masih jauh. Hanya sedikit yang tertarik dan memanfaatkan fasilitas yang ada di Kebun Raya Bogor untuk kebutuhan edukasi. 3

Dari Total pengunjung tersebut yang melakukan edukasi hanya sekitar 1,4%. Jumlah tersebut sangat kecil dibanding pengunjung umum, dikarenakan ketidak tahuan dari pengunjung dan pihak sekolah-sekolah, Karena kurangnya sosilaisasi dan promosi dari pihak Kebun Raya Bogor, yang pada umumnya mereka tahu bahwa Kebun Raya Bogor hanya sebagai tempat wisata. Hasil pendapatan tiket atau penghasilan Kebun Raya Bogor akan masuk pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), karena Kebun Raya Bogor di kelola oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sehingga naik dan turunnya jumlah pendapatan akan lebih di rasakan oleh pemerintah, oleh sebab itu Kebun Raya Bogor menambahkan sarana dan prasarana edukasi bertujuan selain ingin mengenalkan keanekaragaman flora yang ada, langkah tersebut dapat meningkatkan jumlah pendapatan negara dilihat dari sisi pariwisata, dengan images Kebun Raya Bogor yang dapat menjadi sebuah objek wisata yang memiliki kelebihan sendiri dibanding objek wisata lain yang ada di kota Bogor. Namun Kebun Raya Bogor sendiri masih kesulitan mencari cara untuk benar-benar mensosialisasikan fasilitas dan visi baru dari Kebun Raya Bogor. 1.2 Permasalahan 1.2.1 Identifikasi Masalah 1. Masyarakat masih menganggap Kebun Raya Bogor hanya sebatas tempat wisata saja. 2. Jauhnya perbandingan antara pengunjung reguler dengan pengunjung edukasi di Kebun Raya Bogor. 3. Belum adanya media promosi yang efektif dan terintegrasi untuk mengenalkan fasilitas edukasi di Kebun Raya Bogor. 1.2.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana merancang strategi promosi yang tepat untuk objek wisata Kebun Raya Bogor sehingga Kebun Raya Bogor dapat dikenal menjadi tempat edukasi wisata? 2. Bagaimana memanfaatkan media yang tepat untuk mengenalkan fasilitas edukasi di Kebun Raya Bogor? 4

1.3 Ruang Lingkup 1. What (Apa) Perancangan strategi promosi edukasi Kebun Raya Bogor dilakukan untuk mendapatkan rancangan yang tepat bagi proses pengembangan edukasi pariwisata yang cukup efektif dalam proses mengenalkan potensi edukasi di Kebun Raya Bogor. 2. Where (Dimana) Sasaran utama yang dipilih adalah kota Jabodetabek sebagai daerah yang paling dekat dengan Kebun Raya Bogor. 3. When (Kapan) Promosi ini akan di lakukan hingga pengunjung edukasi di Kebun Raya Bogor meningkat atau sudah sesuai target pencapaian. 4. Why (Mengapa) Promosi yang di buat bertujuan untuk mengenalkan fasilitas serta keanekaragaman flora di Kebun Raya Bogor. Agar masyarakat pada akhirnya dapat tertarik dan menggunjungi Kebun Raya Bogor langsung untuk mencoba paket edukasi di Kebun Raya Bogor. 5. Who (Siapa) Segmentasi dan Target sasaran yang dituju adalah : a. Laki-laki dan Perempuan b. Usia Dewasa (6-11 tahun) c. Pekerjaan : Pelajar 6. How (Bagaimana) Promosi yang akan di lakukan akan menggunakan promosi berupa aktivasi branding dengan media promosi yang dapat menyesuaikan dengan target audience. 1.4 Tujuan Perancangan Strategi promosi ini bertujuan untuk memberitahukan fasilitas edukasi serta keanekaragaman flora yang ada di Kebun Raya Bogor sehingga masyarakat dapat lebih mengetahui kelebihan yang di miliki oleh Kebun Raya Bogor dan di harapkan dapat menarik perhatian masyarakat (Attention) dan menimbulkan ketertarikan 5

(Interest) sehingga muncul keinginan untuk mengumpulkan informasi (Search) yang bertujuan agar dapat mecoba paket edukasi langsung ke Kebun Raya Bogor (Action). Setelah itu di harapkan pengunjung dapat berbagi pengalaman dan cerita tentang edukasi wisata di Kebun Raya Bogor (Share). 1.5 Manfaat Perancangan Manfaat yang di hasilkan bagi masyarakat luas adalah dapat mengenal potensi edukasi lingkungan yang ada di Kebun Raya Bogor, sehingga ada ketertarikan untuk mengunjungi objek wisata Kebun Raya Bogor dengan menggunakan paket edukasi, agar para pengunjung mengetahui dan mendapatkan ilmu tentang pendidikan lingkungan dan sejarah dari Kebun Raya Bogor sendiri. 1. Manfaat bagi ilmu Desain Komunikasi Visual adalah sebagai kontribusi dalam wadah yang mencakup pengetahuan dalam pembentukan dan perancangan sebuah promosi. 2. Untuk penulis sendiri perncanagan karya akan menambah wawasan dan pengalaman dalam menciptakan ide dan karya baru untuk lebih baik lagi. 3. Untuk pihak terkait, menghasilkan perancangan diharapkan menjadikan upaya dalam pengembangan dan dapat membantu peningkatan wisatawan edukasi yang berkunjung ke Kebun Raya Bogor. 1.6 Metodelogi Penelitian 1.6.1 Metodelogi Yang Digunakan Metode yang di gunakan dalam perancangan menggunakan metode kualitatif, dimana penulis melakukan observasi langsung ke objek wisata yang dituju. Kemudian menganalisis dan mengimlementasikan hasil analisa terhadap sebuah karya. 1.6.2 Cara Pengumpulan Data 1. Wawancara Menurut Sugiyono (2014:72) Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus di teliti selain itu dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam 6

menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. 2. Observasi Menurut Marshall (dalam Sugiyono, 2014: 64) mengemukakan bahwa melalui observasi, peneliti dapat belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Metode ini merupakan praktek dimana peneliti mengamati langsung keadaan dan aktivitas pada sample khalayak sasaran serta kegiatan yang berlangsung pada lokasi. 3. Sampling Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah secara nonprobability sampling sehingga probabilitas masing-masing anggota populasi tidak diketahui. Dengan cara ini semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel karena misalnya ada bagian tertentu secara sengaja tidak dimasukkan dalam pemilihan untuk mewakili populasi. Metode yang digunakan adalah metode convenience sampling. Sampel ini digunakan untuk mendapatkan unit sampel menurut kemudahan dalam memperoleh pengunjung. Pada umumnya, peneliti menggunakan metode ini untuk memperoleh daftar pertanyaan dalam jumlah besar dan lengkap secara cepat dan hemat dimana penentuan pengunjung berdasarkan pada ketersediaan sampel menjadi pengunjung. Penentuan jumlah contoh dari populasi dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan metode Slovin dengan asumsi bahwa populasi berdistribusi normal berikut: n = Keterangan : n = jumlah contoh N 1+Ne 2... (1) N = jumlah populasi e = galat, tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi. Berdasarkan informasi yang diperoleh, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kebun Raya Bogor selama bulan September 2015 berjumlah 75.209 orang (N). Dengan nilai e sebesar 10 persen, sehingga dapat diperoleh nilai: 7

n = 75209 = 99,85 = 100 1 + 75209(10%) 2 Didapatkan jumlah pengunjung yang di berikan questionare minimal sebanyak 100 orang. 1.6.3 Metode Analisis SWOT Mengacu pada definisi yang dikemukakan oleh Kotler (2008:88), metode analisis SWOT adalah bentuk dari evaluasi secara menyeluruh mengenai kekuatan kelemahan, kesempatan, dan ancaman sebuah perusahaan. 1. Strength Merupakan faktor-faktor internal kekuatan dan keunikan dari sebuah perusahaan. Faktor-faktor tersebut meliputi kemampuan internal perusahaan dan juga kelebihan-kelebihan atau faktor positif yang dimiliki oleh suatu perusahaan. 2. Weakness Meliputi keterbatasan internal perusahaan, kekurangan-kekeurangan dari halhal negative yang dimiliki perusahaan yang bisa mengganggu kinerja perusahaan. 3. Opportunity Merupakan peluang yang muncul atau yang akan muncul dari faktor eksternal. 4. Threat Merupakan faktor pengancam yang sekiranya dapat mengganggu atau menjadi penghalang sebuah produk untuk berkembang. 8

1.7 Kerangka Perancangan Fenomena Kurangnya masyarakat yang mengetahui fasilitas edukasi di Kebun Raya Bogor Identifikasi Masalah 1. Jauhnya perbandingan antara pengunjung reguler dengan pengunjung edukasi di Kebun Raya Bogor. 2. Masih belum efektifnya media promosi Kebun Raya Bogor sebagai tempat edukasi. Pengumpulan Data Menggunakan teori Kualitatif Metode Wawancara Metode Observasi Metode Sampling Analisis SWOT Solusi Perancangan strategi Promosi yang efektif dengan menonjolkan fasilitas baru dari sisi edukasi dari Kebun Raya Bogor Perancangan Visual Pengaplikasian data kedalam media Desain Komunikasi Visual Bagan 1.1 Kerangka Perancangan Sumber : Penulis 9

1.8 Pembabakan Dalam penyajian tugas akhir ini, digunakan sistematika penulisan sebagai berikut: 1. BAB I Pendahuluan Berisikan latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan perancangan, manfaat perancangan, metode pengumpulan data dan analisis, kerangka perancangan dan pembabakan. 2. BAB II Dasar Pemikiran Berisikan teori-teori yang digunakan antara lain mengenai teori Pemasaran, teori Promosi, teori destinasi, dan teori desain. 3. BAB III Data dan Analisis Masalah Berisikan hasil dari pengumpulan data melalui survey pada masyarakat wawancara, studi literature dari buku dan analisis data untuk menghasilkan konsep perancangan. 4. BAB IV Konsep dan Hasil Perancangan Berisikan konsep perancangan promo Kebun Raya Bogor sebagai tempat edukasi wisata dengan cara aktivasi, konsep visual yang sesuai dan menarik untuk target audience, konsep media yang di pakai dan hasil media perancangan. 5. BAB V Penutup Berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian dan percancangan media. 10