JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Kapal Survei dan Instrumen Penelitian

Oleh : HARDHANI EKO SAPUTRO C SKRIPSI

Oleh : PAHMI PARHANI C SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

PENDUGAAN KELIMPAHAN DAN SEBARAN IKAN DEMERSAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE AKUSTIK DI PERAIRAN BELITUNG

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

5. ESTIMASI STOK SUMBERDAYA IKAN BERDASARKAN METODE HIDROAKUSTIK

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DISTRIBUSI SPASIAL KEPADATAN IKAN PELAGIS DI PERAIRAN ENGGANO

3 METODE PENELITIAN. Gambar 8 Peta lokasi penelitian.

AKUSTIK REMOTE SENSING/PENGINDERAAN JAUH

terdistribusi pada seluruh strata kedalaman, bahkan umumnya terdapat dalam frekuensi yang ringgi. Secara horisontal, nilai target strength pada

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Citra akustik Ikan Uji. Matriks Data Akustik. Hitungan Deskriptor. 15 Desk. teridentifikasi. 8 Desk. utama. Rancangan awal JSTPB JSTPB1

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

2. TINJAUAN PUSTAKA. Sedimen adalah kerak bumi (regolith) yang ditransportasikan melalui proses

PENGUKURAN KARAKTERISTIK AKUSTIK SUMBER DAYA PERIKANAN DI LAGUNA GUGUSAN PULAU PARI KEPULAUAN SERIBU

Gambar 8. Lokasi penelitian

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DETEKSI SEBARAN IKAN PADA KOLOM PERAIRAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HIDROAKUSTIK INTEGRASI KUMULATIF DI KECAMATAN SUMUR, PANDEGLANG BANTEN

3. METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Tabel 2 Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. No. Alat dan Bahan Type/Sumber Kegunaan.

3. DISTRIBUSI IKAN DI LAUT CINA SELATAN

4. HASIL PEMBAHASAN. Sta Latitude Longitude Spesies Keterangan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DISTRIBUSI, DENSITAS IKAN DAN KONDISI FISIK OSEANOGRAFI DI SELAT MALAKA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

HUBUNGAN TIPE DASAR PERAIRAN DENGAN DISTRIBUSI IKAN DEMERSAL DI PERAIRAN PANGKAJENE SULAWESI SELATAN 2011

Keberadaan sumber daya ikan sangat tergantung pada faktor-faktor. yang sangat berfluktuasi dari tahun ke tahun. Kemungkinan ini disebabkan karena

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INTERPRETASI SEB NILAI TARGET STRENGTH (TS) DAN DENSITAS DEmRSAL DENGAN BlETODE AIE)ROAKUSTIK DI TELUK PELABUWAN RATU

VARIABILITY NET PRIMERY PRODUCTIVITY IN INDIAN OCEAN THE WESTERN PART OF SUMATRA

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

ME FEnR OF ME LORD IS ME BECIHtlIHG Of WLEDGE : BUT FOOLS DESPISE WISDGii N(D IHSIRUCTIM1.

POLA DISTRIBUSI SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

0643 DISTRIBUSI NILAI TARGETSTRENGTH DAN DENSITAS I ON PELAGIS DENGAN SISTEM AKUSTIK BIM TERBAGI D1 LAUT TIMOR PADA BULAN DESEMBER 2003

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

5 PEMBAHASAN 5.1 Sebaran SPL Secara Temporal dan Spasial

BAB III METODE PENELITIAN

PEMAlUIAN DUAL FREKUENSI DALAM PENDUGAAN DISTRIBUSI IKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE HIDROAKUSTIK (FURUNO FQ 80) DI PERAIRAN LAUT CINA SELATAN.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN UMUM 1.1. Latar belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

III HASIL DAN DISKUSI

TEKNOLOGI AKUSTIK BAWAH AIR: SOLUSI DATA PERIKANAN LAUT INDONESIA

2. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar Laut Arafura merupakan paparan yang sangat luas. Menurut Nontji

Gambar 1. Diagram TS

4. HUBUNGAN ANTARA DISTRIBUSI KEPADATAN IKAN DAN PARAMETER OSEANOGRAFI

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Densitas Ikan Pelagis Kecil Secara Akustik di Laut Arafura

3. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada koordinat 5º - 8 º LS dan 133 º º BT

III METODE PENELITIAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

3. METODE. penelitian dilakukan dengan beberapa tahap : pertama, pada bulan Februari. posisi koordinat LS dan BT.

KELOMPOK 2 JUWITA AMELIA MILYAN U. LATUE DICKY STELLA L. TOBING

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perairan Laut Arafura di lokasi penelitian termasuk ke dalam kategori

PEMANFAATAN TEKNOLOGI HIDROAKUSTIK DALAM PENGKAJIAN TINGKAB LAKU IKAN DI BAWAH CAHAYA LAMPU BAGAN APUNG DI PELABUHAN RATU.

FENOMENA UPWELLING DAN KAITANNYA TERHADAP JUMLAH TANGKAPAN IKAN LAYANG DELES (Decapterus Macrosoma) DI PERAIRAN TRENGGALEK

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sejarah Penggunaan Cahaya pada Penangkapan Ikan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

TINJAUAN PUSTAKA. Keadaan Umum Perairan Pantai Timur Sumatera Utara. Utara terdiri dari 7 Kabupaten/Kota, yaitu : Kabupaten Langkat, Kota Medan,

2. KONDISI OSEANOGRAFI LAUT CINA SELATAN PERAIRAN INDONESIA

Arqi Eka Pradana Netro Handaru Fajar Lukman Hakim Muhammad Rizki Nandika Elok Puspa

PENGOLAHAN DATA SINGLE BEAM ECHOSOUNDER. Septian Nanda dan Aprillina Idha Geomatics Engineering

3. METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN POLA SEBARAN KONSENTRASI KLOROFIL-A DI SELAT SUNDA DAN PERAIRAN SEKITARNYA DENGAN MENGGUNAKAN DATA INDERAAN AQUA MODIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sehingga, Indonesia disebut sebagai Negara Maritim. alamnya mayoritas mata pencaharian masyarakat indonesia setelah petani adalah

2. TINJAUAN PUSTAKA. sebaran dan kelimpahan sumberdaya perikanan di Selat Sunda ( Hendiarti et

Aplikasi Sistem Akustik Bim Terbagi (Split Beam Acoustic System) untuk Eksplorasi Densitas Ikan di suatu Perairan dengan Ekosistem Pulau

Scientific Echosounders

BAB I PENDAHULUAN. kepulauan terbesar di dunia, dengan luas laut 5,8 juta km 2 atau 3/4 dari total

VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN PULAU BIAWAK DENGAN PENGUKURAN INSITU DAN CITRA AQUA MODIS

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

VARIABILITAS SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN BARAT SUMATERA DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANGIN MUSON DAN IODM (INDIAN OCEAN DIPOLE MODE)

Pengembangan Teknologi Terapan Untuk Meningkatkan Produksi Perikanan Seminar Nasional Perikanan Indonesia November 2014, STP JAKARTA

SEBARAN VOLUME BACKSCATTERING STRENGTH SCHOOLING IKAN MENGGUNAKAN METODE HIDROAKUSTIK DI SELAT SUNDA

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Agustus 2011 dengan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI KARAKTER SUARA BEBERAPA SPESIES ODONTOCETI DI PERAIRAN LAUT SAWU, NUSA TENGGARA TIMUR

ANALISA PENENTUAN LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT DENGAN PARAMETER FISIKA MAUPUN KIMIA MENGGUNAKAN CITRA TERRA MODIS DI DAERAH SELAT MADURA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Simulasi Pola Arus Dua Dimensi Di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu Pada Bulan September 2004

PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS CAHAYA DENGAN KEKERUHAN PADA PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

PENDAHULUAN. Malaysia, ZEE Indonesia India, di sebalah barat berbatasan dengan Kab. Pidie-

Transkripsi:

JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN Volume 5, Nomor 2, Oktober 2009 PENGAMATAN JENIS CACING LAOR (ANNELIDA, POLYCHAETA) DI PERAIRAN DESA LATUHALAT PULAU AMBON, DAN ASPEK REPRODUKSINYA STUDI EKOLOGI KOMUNITAS GASTROPODA PADA DAERAH MANGROVE DI PERAIRAN PANTAI DESA TUHAHA, KECAMATAN SAPARUA ASOSIASI INTER-SPESIES LAMUN DI PERAIRAN KETAPANG KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT PENGARUH WARNA CAHAYA BERBEDA TERHADAP KANDUNGAN KARAGINAN Kappaphycus alvarezii VARIAN MERAH STUDI KEPADATAN Tetraselmis chuii YANG DIKULTUR PADA INTENSITAS CAHAYA YANG BERBEDA ANALISIS TARGET STRENGTH IKAN PELAGIS DI PERAIRAN SELAT SUNDA DENGAN AKUSTIK BIM TERBAGI ESTIMASI ENERGI GELOMBANG PADA MUSIM TIMUR DAN MUSIM BARAT DI PERAIRAN PANTAI DESA TAWIRI, TELUK AMBON BAGIAN LUAR DISTRIBUSI SEDIMEN PADA PERAIRAN TELUK INDRAMAYU PENENTUAN KONSENTRASI KLOROFIL-A PERAIRAN TELUK KAYELI PULAU BURU MENGGUNAKAN METODE INDERAJA JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON TRITON Vol. 5 No. 2 Hlm. 1-66 Ambon, Oktober 2009 ISSN 1693-6493

36 Moniharapon, Analisis Target Strength Ikan Pelagis ANALISIS TARGET STRENGTH IKAN PELAGIS DI PERAIRAN SELAT SUNDA DENGAN AKUSTIK BIM TERBAGI (Analyse on Pelagic Fish Target Strength on The Sunda Straits With Split Beam Acoustic System) Domey L. Moniharapon Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura Jl. Chr. Soplanit Poka-Ambon ABSTRACT : The objective of this research is to analyse the target strength value distribution pattern spatially and temporally on January and March on Sunda Straits. From the analysis the target strength value distribution on January is obtained, revealing the biggest value for the single target for strata I and II, which are respectively 1254 (fishes) and 421 (fishes), bath distributed on a dominant value of -50 db. On march, the biggest single target for strata III and IV, respectively 625 (fishes) and 34381 (fishes), are obtained which are also distributed on a dominant value of -50 db. The January and march target strength value distribution analysis shows respectively a TS mean of -45,56 db and -48,93 db. The TS fish capture value interval (-50 to -20 db). Keywords : Pelagic Fish, Split Beam Acoustic System PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas perairan sekitar 5,8 juta km 2 termasuk Zona Ekonomi Eksklusif (ZEEI), faktor perikanan merupakan salah satu industri klautan diandalkan menunjang perekonomin negara Indonesia. Salah satu hal penting dalam pemanfaatan yaitu pendugaan potensi sumberdaya ikan, salah satu metode untuk pendugaan yaitu metode akustik. Metode akustik merupakan suatu metode estimasi stok ikan yang cepat, sering diaplikasikan dalam estimasi sumberdaya ikan pelagis dan semi pelagis terutama di Negara maju seperti Amerika Serikat (Jefferts et al, 1987) Metode ini relatif baik untuk digunakan, karena dalam waktu yang singkat keberadaan sumberdaya hayati laut dapat diketahui besar potensi untuk kebijakan dan pemanfaatannya. Pendugaan sumberdaya ikan merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui. Salah satu parameter yang sangat penting untuk pendugaan yaitu nilai target strength karena nilai ini merupakan skala dalam pendugaan potensi

Jurnal TRITON Volume 5, Nomor 2, Oktober 2009, hal. 36 42 37 sumberdaya ikan. Target strength ikan dapat ditentukan dengan dua metode pengukuran yaitu secara terkontrol dan in situ. Penelitian mengenai refleksi akustik dari ikan telah dilakukan oleh Love (1971) terutama mengenai pengukuran dari nilai maksimum target strength dari aspek dorsal dan lateral. Penggunaan sistem akustik dengan menggunakan sistem bim terbagi memiliki keunggulan dalam pendeteksiaan. Akustik bim terbagi ini dapat mengetahui olah gerak posisi ikan, serta dapat dilakukan pengukuran target strength dengan scattering volume secara bersamaan. Sehubungan dengan itu maka telah dilakukan penelitian di Selat Sunda yang secar geofisik cukup unik, dimana terjadi percampuran massa air dari Laut Jawa dan Samudera Hindia. Informasi yang akurat tentang kepadatan ikan atau kelimpahan ikan dari perairan ini adalah merupakan masukan yang sangat penting bagi industri perikanan untuk tujuan pemanfaatan sumberdaya hayati laut. Penelitian ini bertujuan menganalisis nilai target strength ikan pelagis di perairan Selat Sunda secara spasial dan secara temporal. Manfaat penelitian ini adalah untuk menentukan faktor skala dalam perhitungan densitas ikan, serta mangetahui distribusi ukuran ikan. METODOLOGI Survei akustik yang dilakukan berbentuk kontinu paralel dan Elementri Sampling Distance Unit (ESDU) adalah merupakan trek untuk satu unit pengamatan. 1 ESDU = 60 menit = 6 nautical mile = 6 Knot (kecepatan kapal). Penelitian pada periode I (Januari) ditentukan dengan ESDU pengamatan berjumlah 43 dengan 9 transek, sedangkan pada periode II (Maret) survey sedikit diperluas menjadi 75 ESDU pengamatan dengan 12 transek (Gambar 1). Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian Selat Sunda Data dikoleksi dengan komputer PC dan pemrosesan data menggunakan Software SIMRAD EP 500 Echo Processing system versi 5.0. Sistem perolehan data diawali dengan sinyal akustik diterima oleh digital transceiver diteruskan ke PC komputer. Melalui pc interface (pc interface merupakan pengatur supporting transceiver) untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.

38 Moniharapon, Analisis Target Strength Ikan Pelagis Trans ducer Analog transceiver Digital Transceiver PC Interface PC Gambar 2. Diagram Blok perolehan Data akustik dengan SIMRAD EY 500 (Simrad, 1995) Analisis dilakukan untuk setiap 20 m perstrata kedalaman, selanjutnya dimasukan ke program ASCII. Data ini selanjutnya diolah untuk menampilkan beberapa peragaan dari nilai target strength di Selat Sunda. Tampilan berupa diagram batang (program excel). Hasil akhir akan diperoleh pola distribusi nilai target strength, selanjutnya akan dilakukan pembuktian dengan data biologi (hasil tangkapan) untuk memperoleh target strength dengan panjang ikan. Rumus target strength yang digunakan menurut Foote (1987) dalam Maclennan dan Simmonds (1992) sebagai berikut: TS = 20 Log L -67,4 (db) Dimana: L = panjang dalam cm. Untuk lebih jelas prosedur perolehan sampai analisis data dapat diperlihatkan pada bagan prosedur penelitian pada gambar 3 berikut. DATA BIOLOGI DATA AKUSTIK Hasil tangkapan Sekitar Lokasi Penelitian Koleksi Data SIMRAD EY 500 Data jenis dan panjang ikan Analisis Data(Data Dimasukkan ke Program ASCII) Data ASCII, diolah untuk Peragaan Excel Pembuktian dengan Data TS Hasil Deteksi TS. Spasial dan Temporal Data Dugaan TS dan Panjang ikan untuk pendugaan densitas Gambar 3. Bagan Prosedur Penelitian

Jurnal TRITON Volume 5, Nomor 2, Oktober 2009, hal. 36 42 39 HASIL DAN PEMBAHASAN Distribusi Nilai Target Strength Hasil analisis data diperoleh jumlah target tunggal (Tabel 1) untuk setiap strata kedalaman sebagai berikut: Strata kedalaman I (4 25 m), II (25 46 m), III (46 61 m), IV (61 80 m) Tabel 1. Jumlah Target tunggal perstrata kedalaman Bulan Strata Kedalaman Jumlah Ikan (ekor) Target Strength (db) Total Jan. Mar. (-50) (-47) (-44) (-41) (-38) (-35) (-32) (-29) (-26) (-23) (-20) I 601 241 131 93 77 77 24 7 1 1 1 1254 II 240 103 33 20 9 9 2 6 1 0 0 421 III 16 7 4 13 3 4 0 1 1 0 0 49 IV 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 I 143 89 57 22 14 0 0 0 0 0 0 325 II 168 116 74 55 18 15 4 0 0 0 0 450 III 179 139 129 98 44 22 13 2 0 0 0 625 IV 33923 241 63 61 30 26 15 6 7 3 6 34381 Pada tabel di atas menunjukkan identifikasi terhadap strata dengan target tunggal yang dominan untuk setiap sebaran nilai target strength. Pada periode Januari, distribusi nilai target strength dengan target tunggal terbentuk pada strata I dan strata II yaitu 1254 ekor dan 421 ekor, dengan distribusi nilai target strength diminan pada nilai -50 db dengan 601 ekor pada strata I dan 240 ekor pada strata II. Sedangkan pada bulan Maret target tunggal yang dominan terdapat pada strata IV yaitu 34381 ekor, dengan distribusi nilai target strength dominan pada nilai -50 db sejumlah 33923 ekor. Selanjutnya pada strata III,II dan I jumlah target tunggal akan menurun berturut-turut menjadi 625, 450, dan 325 ekor, distribusi nilai target strength untuk ketiga strata ini secara umum berkisar pada -50 sampai -32 db. Secara spasial untuk kedua periode musim terjadi perbedaan distribusi ikan perstrata kedalaman, sedangkan secara temporal akibat pengaruh musim terjadi pola distribusi yang berbeda dalam setiap musim. Hal tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa karakteristik biologi (keragaman fisik, fisiologis, dan ekologis) sifat berkelompok, migrasi dan lain lain, dari komunitas ikan mempunyai pengaruh khusus pada rekaman echo (Gerlotto, 1993). Target Tunggal yang terdapat pada setiap strata untuk kedua periode musim adalah berbeda, dan tedapat penyebaran target yang bervariasi untuk setiap strata kedalaman. Dengan melakukan pengamatan tingkah laku ikan tunggal spasial, dapat dprediksikan secara sederhana taksiran kasar tentang nilai kepadatan kelompok ikan. Gerlotto (1993) mengatakan bahwa setiap spesies ikan tropis dikelompokan dalam komunitas berdasarkan faktor lingkungan: upwelling, tipe dasar, sistem rantai makanan, temperatur perairan, salinitas serta produktifitas primer. Sehingga dapat

40 Moniharapon, Analisis Target Strength Ikan Pelagis dikatakan bahwa untuk kedua periode musim terdapat perbedaan pada lingkungan sehingga mempengaruhi penyebaran ikan pada setiap strata. Perbandingan Nilai Target Strength Periode Januari dan Maret Distribusi nilai target strength (Tabel 2) kedua periode musim menunjukkan distribusi total pada zona pelagik ini didominasi oleh nilai TS -50 db. Masingmasing pada bulan Januari dengan 34532 ekor target tunggal dan 857 ekor target tunggal pada bulan Maret, nilai ini juga akan di ikuti oleh TS -47 db dengan 351 ekor pada bulan Januari dan 577 ekor pada bulan Maret. Secara umum dapat diprediksikan bahwa ikan di Selat Sunda untuk kedua periode ini dalam kisaran nilai TS yang relatif dominant pada nilai -50 db. Menurut Edwards et al, 1984 bahwa ikan pelagik kecil (Mackerel sp) dengan rataan panjang 32,7 cm nilai TS = -54,6 db. Jika dihubungkan dengan pernyataan tersebut menunjukkan bahwa sesuai deteksi akustik secara umum Selat Sunda untuk kedua periode musim ini didominasi pelagis kecil. Tabel 2. Distribusi Nilai Target Strength Total Keempat Strata Kealaman Jumlah Ikan (ekor) Bulan Nlai Target Strength (db) (-50) (-47) (-44) (-41) (-38) (-35) (-32) (-29) (-26) (-23) (-20) Januari 857 351 168 126 89 88 20 15 4 2 1 Maret 34532 577 313 234 105 63 32 8 7 3 6 Distribusi rataan nilai target strength (Tabel 3) menunjukkan bahwa pada bulan Januari rataan nilai yang paling besar yaitu pada transek 5 sebesar -41,80 db dengan target tunggal 63 ekor. Sedangkan pada bulan Maret transek 9 yaitu - 47,9 db dengan target tunggal 3838 ekor. Pada Selat Sunda posisi ini terletak di sekitar Pulau Rakata, sehingga secara umum pada transek ini terdapat ukuran ikan yang relatif lebih besar. Nilai yang lebih kecil untuk kedua musim ini berturutturut yaitu -48,32 db pada transek 9, sekitar Pulau Sangiang dan -49,58 db pada transek 11 di sekitar Pulau Rakata. Berdasarkan fenomena ini dapat disimpulkan bahwa pada sekitar Pulau Rakata untuk kedua periode musim ini selalu terdapat target dengan pola distribusi yang bervariasi. Jika ditinjau dari banyaknya target tunggal maka pada bulan Januari terdapat target tunggal terbanyak pada transek 4 dengan 815 ekor pada nilai TS = -45,22 db, posisi daerah ini di sekitar Pulau Rakata. Pada bulan Maret yaitu transek 10 dengan target tunggal sebanyak 4984 ekor pada nilai TS = -48,47 db, posisi daerah ini sama dengan pada bulan Januari. Hal tersebut menunjukkan di sekitar Pulau Rakata selalu terdapat kelompok ikan yang relatif lebih padat. Rataan target strength pada bulan Januari, nilai rataan distribusi frekuensi relatif TS = -45-56 db dengan target tunggal 1728 ekor, rataan standar deviasi -1,99 db. Pada bulan Maret nilainya -48,83 db dengan target tunggal 35880 ekor, rataan standar deviasi -0,53. Sehingga dapat diprediksikan bahwa pada bulan Januari terdapat ikan dengan tingkat keragaman ukuran yang relatif beragam dan ukuran yang lebih besar.

Jurnal TRITON Volume 5, Nomor 2, Oktober 2009, hal. 36 42 41 Tabel 3. Distribusi Rataan Nilai Target Strength Kedua Periode Musim Bulan Transek Rataan Target Strength (db) Jumlah Ikan (ekor) Januari 1 2 3 4 5 6 7 8 9-46.10-47.10-45.06-45.22-41.80-43.48-46.92-45.98-48.32 15 187 204 815 63 53 165 142 94 Total St.dev -45.56-1.99 1728 Maret 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1-48.91-49.58-48.47-47.90-48.10-48.80-49.02-49.17-49.52-48.83-48.20-49.10 4197 3437 4984 3838 4281 4676 2541 2821 1091 1396 687 1929 Total St.Dev -48.93-0.53 35880 Pada bulan Maret ukuran ikan relatif tidak beragam dan kecil tetapi terdapat dalam jumlah yang banyak. Faktor utama bagi echo adalah bergantung pada dimensi dan konsistensi target. Telah banyak penelitian telah menjelaskan hubungan antara ikan dengan target strength dan besarnya swimbladder ikan. Selain faktor anatomi maka faktor fisiologi juga memberikan pengaruh besar pada target strength, karena perubahan yang tetap dari otot-otot dan organ-organ. Farquhar (1971) mengatakan bahwa biological sound scattring adalah bervariasi menurut frekuensi, kedalaman, waktu, lokasi geofisik dan musim. Kategori Ukuran Ikan Pengkategorian ukuran ikan (Tabel 4) dimaksudkan untuk mengklasifikasikan ikan menurut besarnya secara fisik. Dilakukan pengkategorian dalam 4 kelompok, yakni ukuran kecil, sedang, cukup besar. Kategori pelagis dan sebaran nilai TS dugaan menunjukkan bahwa ikan di Selat Sunda dikategorikan dalam ukuran pelagis kecil yaitu sekitar 7 21 cm. Nilai ini dominan untuk kedua periode musim.

42 Moniharapon, Analisis Target Strength Ikan Pelagis Tabel 4. Kategori Pelagis dan Sebaran Nilai TS Dugaan No Searan TS Kategori Dugaan (db) I 50 sampai 47 47 sampai 44 44 sampai 40 II 41 sampai 38 38 sampai 35 35 sampai 32 III 32 sampai 29 29 sampai 26 IV 26 sampai 23 23 sampai 20 Ukuran Dugaan (cm) Menurut Foote, 1987 7.10 sampai 10.47 10.47sampai 14.79 14.79sampai 20.89 20.89 sampai 29.52 29.52 sampai 41.68 41.68 sampai 58.88 58.88 sampai 93.17 93.17 sampai 117.48 117.48 sampai 165.96 165.96 sampai 234.40 Kategori Kecil 7 21 cm Sedang 21 59 cm Cukup Besar 59 117 cm Besar 117 234 cm KESIMPULAN Secara spasial distribusi nilai target strength adalah berbeda menurut strata kedalaman, untuk bulan januari distribusi berada pada strata I dan II, dengan rataan dominan pada nilai -45,22 db sebanyak 815 ekor target ikan tunggal di lokasi 4. Pada bulan Maret distribusi target berada pada strata III dan IV, dengan rataan dominan pada nilai -48,47 db sebanyak 4984 ekor target di lokasi 1. Lokasi ini berada disekitar pulau Rakata. Secara temporal distribusi nilai target strength total yang terdistribusi pada bulan Januari dengan total rataan target strength - 45,56 db dengan jumlah target tunggal 1758 ekor. Pada bulan Maret terdapat penurunan nilai total target strength, perbedaan ini dipengaruhi oleh lingkungan, faktor kedalaman, sebagai akibat migrasi vertikal ikan DAFTAR PUSTAKA Farquhar. 6.B 1971. Editor, Procedings of International Symposium on Biological Sound Sattering in the Ocean, March 31- April 2, 1970. Airlie House Conference Center Warrenton Virginia, Depth of Navy. Report No 005 : 629 p. Foote, K. 6. 1980. Effect of Fish behaviour on echo Energi : The Need for Measurment Orientation Distribusi.J. Cons. Int Explor. Gerlotto, 1993. Identification and Spatial Stratification of Tropical Fish Concentrating Using Acoustic population. Aqua Living Resour, 1993. 6 (3) ; 243-254. Indra Jaya, 1984. Reduksi Reverberasi dengan Narrow beam Receiver pada sonar untuk akurasi interperestasi target, Karya Ilmiah. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Jefferts. K, J. J Burczynski and W. G. Percy. 1987. Acouastical Assesment of Squid ( Loligo Opalescens) off The Central Oregon Coast. Can Journal Aquat. Sci. 44 : 1261-1267 Love, R. H. 1971. Dorsal Aspect Target Strength of An Individual Fish. Journal Acoustic. Soc Am. 46.746-752. Pasaribu, B. P. 1982. Acoustic Reflection From fish Model Targets. J. Fac Marsci Tech. Tokai University. SIMRAD EY 500. 1995. Portable Echosounder. Horten. Norway.