Data pengantar Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, pada kesempatan ini Sekolah Pascasarjana telah menerbitkan buku kumpulan abstrak Program Magister dan Doktor tahun 2004. Buku kumpulan abstrak tesis ini memuat abstrak tesis/disertasi dari Program Studi Magister dan Doktor yang ada di lingkungan Sekolah Pascasarjana ITB, lulusan periode Wisuda bulan Maret, Juli, dan Oktober 2004. Penerbitan buku kumpulan abstrak tesis Sekolah Pascasarjana ITB tahun 2004 merupakan salah satu upaya untuk menyebar luaskan informasi ilmiah yang di hasilkan dari penelitian para mahasiswa sekolah Pascasarjana ITB, dengan harapan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. Bagi para mahasiswa kumpulan abstrak ini dapat dipakai sebagai sumber rujukan bagi penelitian yang akan mereka lakukan. Kami menyampaikan ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penerbitan buku ini. Kritik membangun dan saran-saran kami harapkan dari para pembaca yang terhormat. Hal tersebut akan sangat berguna untuk menyempurnakan buku kumpulan abstrak tesis yang akan kami terbitkan kemudian. Bandung 14 Nopember 2005 Sekolah P arjana - ITB Dek~,
Kumpulan Abstrak Biologi - FMIPA Mohamad Iskandar, NIM 20601021 Program Studi Biologi EVALUASI IMPLEMENTASI PENGELOLAAN LAHAN MODEL MIKRO DAS (MMD) DAN USAHA TANI PELESTARIAN SUMBER DAYA ALAM (UPSA) OLEH PETANI (Studi Kasus Di Desa Cilengkrang Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang) Kegiatan pertanian pada lahan kering banyak yang tidak memperhatikan aspek konservasi tanah dan air akibatnya terjadi perubahan keseimbangan DAS berupa lahan kritis. Pemerintah menangani lahan lahan kritis di luar kawasan hutan melalui program Penghijauan. Kegiatannya dikelompokkan ke dalam jenis 1) sipil teknis 2) vegetatif. Kegiatan lain yang dilakukan melalui peragaan, yang memadukan aspek ekonomi serta lingkungan (lahan), diperkenalkan kepada petani melalui UP-UPSA (Unit Percontohan- Usahatani Pelestarian Sumber Daya Alam ). Namun upaya ini dinilai tidak efektif karena bersifat Top Down. Maka diperkenalkan pola pengelolaan lahan baru Model Mikro DAS (MMD). MMD pertama kali diujicobakan pada Sub. DAS Cimanuk hulu yang merupakan DAS priotitas, salah satunya di Desa Cilengkrang Kec. Wado Kab. Sumedang pada TA 1997/1998 yang juga pernah diterapkan program UPSA pada beberapa tahun sebelumnya. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengevaluasi 1) Apakah UPSA dan MMD telah mencapai sasaran dengan menggunakan indikator ekologis, ekonomis dan kelembagaan 2) mengevaluasi efektifitas UPSA dan MMD 3) mengevaluasi sejauh mana kegiatan yang diperagakan dalam UPSA dan MMD di adopsi oleh petani di luar areal kegiatan (areal Swadaya). Lokasi Studi meliputi areal MMD, AD-MMD, UP-UPSA, AD-UPSA, dan Swadaya. Metode pengambilan data dilakukan dengan 1) wawancara 2) Pengamatan lapangan 3) Survey ke instansi pemerintah. Data dianalisis secara kualitatif deskriptif tanpa menggunakan perhitungan statistik. Hasil menunjukkan 1) MMD sebagai tempat/areal percontohan usahatani konservasi tidak tercapai (hanya 23.3 % petani mencontoh pada MMD, sedangkan 53.33 % petani mencontoh pada AD-UPSA); 2) penerapan pola UPSA dan MMD, telah memberikan dampak positif terhadap peningkatan kualitas lahan, terutama pada penurunan laju erosi sebesar 0,81 s/d 54,53 ton/ha/th dan peningkatan pendapatan petani sebesar Rp.1.139.000,- s/d Rp.21.507.000,-/ha/th tergantung pada pola tanam yang dibudidayakan petani, 3) Namun belum berhasil dalam pengembangan kelembagaan petani karena aktifitas kelompok tani penghijuan (KTP) pasca kegiatan pada MMD dan AD-MMD menjadi tidak ada sedangkan pada UP-UPSA dan AD-UPSA menjadi sedang s/d sedang; 4) Sebagian besar petani di luar lokasi percontohan sudah menerapkan pola usaha tani konservasi tetapi belum sempurna 5) Pada aspek pengelolaan bantuan MMD lebih baik dari pada UPSA terutama dalam pengelolaan bantuan ternak yang ditunjukkan dengan masih berjalannya perguliran ternak diantara anggotanya 6), sedangkan pada aspek pemeliharaan fisik lokasi, intensitas pemanfaatan lahan, dan kelembagaan AD-UPSA dianggap yang terbaik. EVALUATION OF MICRO WATERSHEET MODEL (MMD) AND NATURAL RESOURCES CONSERVATION FARMING SYSTEM (UPSA) LAND MANAGEMENT IMPLEMENTATION BY FARMERS (A study case in Cilengkrang Village, Wado Distric of Sumedang Regency) Agriculture activities on dry land, do not pay serious attention to soil conservation. This contributes to watersheet quality change and formation of degraded lands. Government has handled degraded lands out side forests by a reforestation program. This program consists of two major activities of land improvement by 1) civil techniques, 2) vegetative techniques. One implementation of this program is through demonstration plot, which is an integrated activity, combining economic and environmental aspects, in managing up land. One of such activity is UPSA ( Usahatani Pelestarian Sumber Daya Alam/Natural Resources Conservation Farming system). Nevertheless this activity is considered to be not successful because it took top down approach. For this reason new design for upland land management have been introduced in the form of Model Mikro DAS/MMD (Micro Watersheet Model). This model has been firstly applied in Sub DAS Cimanuk Hulu (Upper Cimanuk Sub Water sheet), which is one of priority water sheet in Indonesia. One MMD has taken place in Cilengkrang Village in Wado Distric of Sumedang Regency in 1997/1998 where UPSA has also taken place in several years earlier. SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 108
Kumpulan Abstrak Biologi - FMIPA The objectives of this study is to evaluate 1) whether UPSA and MMD program have reached the target 2) whether the UPSA and MMD Program have contributed to ecological, economical, and institutional improvement 3) how far the UPSA and MMD land management program have been adopted by farmers outside the program s location 4) to compare success level between UPSA and MMD program. The location of study covers MMD area, AD-MMD (Impact Area of MMD), UP-UPSA area, AD-UPSA (Impact Area of UPSA), and Outside location area of the program. Method of data collection include 1) interview 2) direct observation 3) survey to government institutions. Data were analyzed qualitatively that is without statistical analysis. The results showed that the objectives of MMD as a demonstration plot for conservation farming system has not been reached ( only 23 % of farmers imitated MMD, while 53.33 % of farmer s outside location of the program imitated AD-UPSA). MMD and UPSA program gave positive impacts for land quality, that is decreasing potential soil erosion level between 0.81 to 54.53 ton/ha/year, and have increased annually farmer s revenue between Rp.1.139.000,- to Rp.21.507.000,-/ha/year. Nevertheless these programs have not been successful in developing community institution yet as shown by low to middle activities in UPSA farmer s group and the absence activity in MMD farmer s group after the end of program. A large number of farmers outside the location of the program have adopted conservation framing system to some extend although still far from being perfect. MMD had better management of grants for provident livestock s (on MMD and AD-MMD 86.67 % of farmers had received livestock s, but only 23.67 % of Farmer in UP-UPSA and AD-UPSA had it. In term of land maintenance, pattern of land utilization, empowerment of farmer s institution, AD-UPSA is considered as the best program. This is based on the opinion of 53% farmers outside the program location. SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 109