RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN ( RPL ) BIMBINGAN KLASIKAL

dokumen-dokumen yang mirip
harus mengerti juga model-model komunikasi yang ada sehingga kita bisa menilai apakah selama ini sudah berkomunikasi dengan baik atau belum.

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TENTANG TRIAD KRR DI SMAN KECAMATAN KISARAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa,

Menggunakan alat-alat tradisional yang tidak steril seperti alat tumpul. Makan nanas dan minum sprite secara berlebihan

BAB VI PENUTUP. diketahui bahwa ketiga subjek mengalami self blaming. Kemudian. secara mendalam peneliti membahas mengenai self blaming pada

RISIKO PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA PADA IBU HAMIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. paling sulit dikendalikan, apalagi di tengah dunia yang makin bebas

BAB I PENDAHULUAN. saat usia remaja terjadi peningkatan hormon-hormon seksual. Peristiwa

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT) Pada penelitian: KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari 33 menjadi 29 aborsi per wanita berusia tahun. Di Asia

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan untuk laki-laki adalah 19 tahun. Namun data susenas 2006

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENGEMBANGKAN PERILAKU ASERTIF UNTUK PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA. Kata kunci: narkoba; asertif; bimbingan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pendahuluan dalam babi secara garis besar memuat penjelasan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

III. PENYALAHGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN. Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :

BAB I PENDAHULUAN. tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan,

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

GAMBARAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (HASIL SURVEI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA INDONESIA TAHUN 2007 DAN SURVER RPJM TAHUN

Kalender Doa. Oktober Berdoa Bagi Wanita Yang Menderita Karena Aborsi

BAB І PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa yang

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh : PUJI YATMI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa

No :.. II. Sumber Informasi. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMK PENCAWAN MEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULAN. Kasus kenakalan remaja semakin menunjukkan trend yang sangat. kelompok, tawuran pelajar, mabuk-mabukan, pemerasan, pencurian,

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia berada di antara fase anak

Indonesia sebagai salah satu peserta ICPD, melaksanakan program KRR. Faktanya,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. informasi berbantuan media powerpoint presentation tentang kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bereproduksi. Masa ini berkisar antara usia 12/13 hingga 21 tahun, dimana 13-14

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam suku dan sebagian besar suku yang menghuni kabupaten Merangin

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya zaman, dan pengaruh budaya barat merubah pola pikir

2 Pemahaman kesehatan reproduksi tersebut termasuk pula adanya hak-hak setiap orang untuk memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi yang aman, efektif

BAB I PENDAHULUAN. Tri Lestari Octavianti,2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

Skala Sikap Perilaku Seks Bebas SELAMAT MENGERJAKAN DAN TERIMA KASIH. No Pernyataan SS S TS STS

Bab I Pendahuluan. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanan menuju masa dewasa.

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Informan (Inform Concent)

BAB I PENDAHULUAN. dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Menunjukkan AKI yang sangat signifikan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMAN 8 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. kecanduan narkoba dan ujung ujungnya akan terinfeksi HIV Aids dengan hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang dalam bahasa Inggris adolesence, berasal dari bahasa latin

BAB I PENDAHULUAN. yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, remaja cenderung untuk menerima tantangan atau coba-coba melakukan

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Jelia Karlina Rachmawati, 2014

BAB I PENDAHULUIAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. melakukan penelitian tentang Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Sikap Remaja

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Latin adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti

SURVEI PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA SMA NEGERI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 80 an telah menjadi jalan bagi Harm Reduction untuk diadopsi oleh

SEMINAR PENDIDIKAN SEKS Oleh : Sugiyanto*

MASALAH KEBIDANAN DI KOMUNITAS

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

ANALISIS TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL KABUPATEN KULON PROGO PUSAT STUDI SEKSUALITAS PKBI DIY 2008

Sgmendung2gmail.com

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pengenalan akan hal-hal baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB 1 PENDAHULUAN. Statistik (BPS) Republik Indonesia melaporkan bahwa Indonesia memiliki

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) atau yang lebih sering dikenal masyarakat dengan NARKOBA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

Ani Yunita, S.H.M.H. Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB IV. A. Analisis tentang Ketentuan Aborsi dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi : Memahami dasar-dasar kefarmasian. : Menjelaskan ruang lingkup kefarmasian

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. positif ataupun negatif. Perilaku mengonsumsi minuman beralkohol. berhubungan dengan hiburan, terutama bagi sebagian individu yang

MENGAPA ISTRI MASIH BELUM HAMIL??

FEBRUARI Berdoa untuk Mengakhiri Pernikahan Anak-anak

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada pembinaan kesehatan (Shaping the health of the nation), yaitu upaya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada zaman globalisasi dewasa ini tanpa disadari kita telah membuat nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan. Apalagi pada masa-masa sekolah menengah atas. Banyak alasan. sosial yang bersifat sementara (Santrock, 1996).

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhea,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman yang semakin pesat, menuntut. masyarakat untuk bersaing dengan apa yang dimilikinya di era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurul Khoeriyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

Transkripsi:

SMK MUHAMMADIYAH 1 SENTOLO RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN ( RPL ) BIMBINGAN KLASIKAL Tugas Perkembangan 3 : Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat Sekolah : SMK Muhammadiyah 1 Sentolo Kelas/Semester : X, XI/1 Tahun : 2014/2015 1. Materi /Topik Bahasan : Bahaya Narkoba dan sex bebas 2. Bidang Bimbingan : Sosial 3. Jenis Layanan : Informasi 4. Tujuan Layanan : 1. Peserta didik dapat memahami bahaya narkoba & sex bebas 2. Peserta didik dapat menjahui narkoba & sex bebas 5. Fungsi Layanan : Pemahaman, pencegahan 6. Sasaran Layanan/Semester : Kelas X, XI/ 1 7. Tempat Penyelenggaraan : Ruang Kelas 8. Waktu Penyelenggaraan : 1 X 40 menit 9. Penyelenggara Layanan : Guru BK 10. Pihak-pihak yang Dilibatkan : - 11. Metode : Diskusi dan Penugasan 12. Media dan Alat : Power point, LCD, Laptop, Buku BK 13. Uraian Kegiatan/Skenario : TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU Pembukaan - Salam 5 - Menanyakan kabar - Kontrak layanan ( kesepakatan layanan ), hari ini kita akan melakukan kegiatan selama 1 jam pelayanan, kita sepakat akan melakukan dengan baik. - Ice breaker ( berbagai macam variasi). Kegiatan inti - Peserta didik mengamati tayangan materi melalui media 30 power point/video - Guru BK membagi kelas menjadi beberapa. - Peserta didik mendiskusikan materi yang ditayangkan

TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU dalam kelompok kecil. - Setiap kelompok diberi tugas mendiskripsikan tentang permasalahan. - Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas secara bergantian,kelompok yang lain memberi tanggapan. Penutup - Guru BK memberi kesimpulan materi - Evaluasi : Refleksi hasil, setiap peserta didik menuliskan 5 di kertas yang sudah disiapkan. 14. Sumber Materi : 1. Media Bimbingan dan Konseling 2. Internet 15. Rencana Penilaian : - Laiseg Penilaian proses Penilaian hasil : Antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan : (Understanding) Pemahaman peserta didik terhadap (Comportable) Perasaan yang dialami peserta didik setelah menerima layanan informasi ini. (Action) Rencana tindakan yang akan diambil peserta didik setelah menerima layanan ini. - Laijapen : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 minggu sampai 1 Bulan ).Peserta didik dapat menjahui/ menghindari narkoba dan sex bebas - Laijapan : (Pengamatan terhadap peserta didik dalam waktu 1 semester sampai 1 tahun ). Peserta didik dapat terbiasa menjahuimenghndari narkoba dan sex bebas. 16. Catatan Khusus : Mengetahui, Kepala Sekolah Sentolo, 5 Juli 2014 Guru BK Drs. H. Achmad Fuad Ani Liswanti, S.Pd Lampiran : 1. Uraian materi 2. Lembar kerja siswa 3. Instrumen penilaian

Lampiran : 1. Uraian materi BAHAYA NARKOBA DAN SEX BEBAS Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain narkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Asiktif. Semua istilah ini, baik narkoba atau pun napza, mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. A. Dampak Tidak Langsung Narkoba Yang Disalahgunakan o Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan kesehatan pecandu jika tubuhnya rusak digerogoti zat beracun. o Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan oran baik- baik. Selain itu biasanya tukan candu narkoba akan bersikap anti social. o Keluarga akan malu besar karena punya anggota keluarga yang memakai zat terlarang. o Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah atau perguruan tinggi (Drop Out) o Tidak percaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba akan gemar berbohong dan melakukan tindak criminal o Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta menjalani yang dilarang oleh ajaran agamanya. o Bisa dijebloskan ke dalam penjara yang sangat menyiksa lahir batin. B. Dampak Langsung Narkoba bagi Jasmani / Tubuh Manusia o Gangguan pada jantung o Gangguan pada hemoprosik o Gangguan pada traktur urinarius o Gangguan pada otak o Gangguan pada tulang o Gangguan pada pembuluh darah o Gangguan pada endorin o Gangguan pada kulit o Gangguan pada system saraf o Gangguan pada paru-paru o Gangguan pada system pencernaan o Dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV AIDS, Hepatitis, Herpes, TBC, dll C. Dampak Langsung Narkoba Bagi Kejiwaan / Mental Manusia - Menyebabkan depresi mental - Menyebabkan gangguan jiwa berat/psikotik - Menyebabkan bunuh diri - Menyebabkan melakukan tindak kejahatan, kekerasan dan pengrusakan.

SEKS BEBAS Seks bebas adalah perilaku atau perbuatan seks yang dilakukan di luar nikah. Pada umumnya, seks bebas ini terjadi pada kalangan remaja, yang pada umumnya berusia antara 10 19 tahun. Hal ini dikarenakan secara kejiwaan, remaja memang mengalami fase ketidakstabilan emosional Dampak Sex bebas : Dampak Fisik Remaja yang mengadakan hubungan seks tentunya memiliki kemungkinan untuk hamil walau menggunakan alat kontrasepsi. Setiap metode pasti memiliki persentase kegagalan. Bahkan remaja yang secara rutin mengkonsumsinya. Meskipun dia tidak akan hamil, apakah dia bisa menjamin tidak akan terjadi apa-apa di masa yang akan datang. Penyakit-penyakit kelamin seperti sipilis dan gonorhoe dan AIDS yang begituboomi ng sekarang mungkin bakal menyakiti mereka. Dampak Psikologis Banyak remaja yang mengira kalau mereka mengadakan hubungan seks sewaktu berpacaran, ini akan mendekatkan mereka satu sama lain. Tetapi, kenyataan berkata lain! Hal tersebut sangat mengecewakan-tidak ada perasaan senang ataupun kehangatan cinta yang disangka semula. Mereka akan memandang satu sama lain dengan perasaan berbeda dari sebelumnya. Si gadis mungkin akan tampak kurang menarik dan perasaan si pria terhadap gadis itu tidak akan membara. Sementara si gadis mungkin akan merasa dimanfaatkan atau bahkan direndahkan. Sepasang remaja yang melakukan hubungan seks sebelum menikah sesungguhnya telah melewati garis yang tak mungkin mereka lampaui kembali! Biasanya sepasang kekasih yang telah menyelami hubungan seksual pranikah memiliki persentase yang cukup besar untuk berpisah. Ini disebabkan oleh rasa curiga, tidak percaya dan perasaan cemburu berkembang dalam hati. Seorang remaja mengatakan, Jika dia mau melakukannya dengan saya mungkin dia telah melakukannya dengan orang lain. Sebenarnya, demikianlah perasaan saya Saya luar biasa cemburu dan ragu-ragu, serta curiga. Dampak Lain 1. Menciptakan kenangan buruk. Apabila seseorang terbukti telah melakukan seks pranikah atau seks bebas maka secara moral pelaku dihantui rasa bersalah yang berlarut-larut. Keluarga besar pelaku pun turut menanggung malu sehingga menjadi beban mental yang berat. 2. Mengakibatkan kehamilan. Hubungan seks satu kali saja bisa mengakibatkan kehamilan bila dilakukan pada masa subur. kehamilan yang terjadi akibat seks bebas menjadi beban mental yang luar biasa. Kehamilan yang dianggap Kecelakaan ini mengakibatkan kesusahan dan malapetaka bagi pelaku bahkan keturunannya. 3. Menggugurkan Kandungan (aborsi) dan pembunuhan bayi. Aborsi merupakan tindakan medis yang ilegal dan melanggar hukum. Aborsi mengakibatkan kemandulan bahkan Kanker Rahim. Menggugurkan kandungan dengan cara aborsi tidak aman, karena dapat mengakibatkan kematian. 4. Penyebaran Penyakit. Penyakit kelamin akan menular melalui pasangan dan bahkan keturunannya. Penyebarannya melalui seks bebas dengan bergonta-ganti pasangan. Hubungan seks satu kali saja dapat menularkan penyakit bila dilakukan dengan orang yang tertular salah satu penyakit kelamin. Salah satu virus yang bisa ditularkan melalui hubungan seks adalah virus HIV. 5. Timbul rasa ketagihan.

6. Kehamilan terjadi jika terjadi pertemuan sel telur pihak wanita dan spermatozoa pihak pria. Dan hal itu biasanya didahului oleh hubungan seks. Kehamilan pada remaja sering disebabkan ketidaktahuan dan tidak sadarnya remaja terhadap proses kehamilan. Bahaya kehamilan pada remaja: a. Hancurnya masa depan remaja tersebut. b. Remaja wanita yang terlanjur hamil akan mengalami kesulitan selama c. kehamilan karena jiwa dan fisiknya belum siap. d. Pasangan pengantin remaja, sebagian besar diakhiri oleh perceraian (umumnya karena terpaksa kawin karena nafsu, bukan karena cinta). e. Pasangan pengantin remaja sering menjadi cemoohan lingkungan sekitarnya. f. Remaja wanita yang berusaha menggugurkan kandungan pada tenaga non medis (dukun, tenaga tradisional) sering mengalami kematian tragis. g. Pengguguran kandungan oleh tenaga medis dilarang oleh undang-undang, kecuali indikasi medis (misalnya si ibu sakit jantung berat, sehingga kalau ia meneruskan kehamilan dapat timbul kematian). Baik yang meminta, pelakunya maupun yang mengantar dapat dihukum. h. Bayi yang dilahirkan dari perkawinan remaja, sering mengalami gangguan kejiwaan saat ia dewasabuat setiap anak

Lampiran : 2. Lembar Kerja. 1. Apa yang kamu lakukan supaya terhindar dari Narkoba dan Sex Bebas? Lampiran : 3. Instrumen penilaian (angket)