PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X AKT 1 SMK NEGERI 2 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ARTIKEL SKRIPSI Oleh SITI ISTIANA SYAPUTRI E1R 013 051 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2017
iii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN ARTIKEL SKRIPSI... ii DAFTAR ISI... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v A. PENDAHULUAN... 1 B. METODE PENELITIAN... 4 C. PEMBAHASAN... 4 D. KESIMPULAN DAN SARAN... 8 DAFTAR PUSTAKA... 10
iv PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X AKT 1 SMK NEGERI 2 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh Siti Istiana Syaputri, Baidowi, Nurul Hikmah Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, FKIP Universitas Mataram Email: istianasyaputri8@gmail.com ABSTRAK Latar belakang dari penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas X AKT 1 SMK Negeri 2 Mataram tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini disebabkan karena pembelajaran masih berpusat kepada guru sehingga siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada materi trigonometri di kelas X AKT 1 SMKN 2 Mataram tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017, yaitu pada bulan Februari sampai Maret tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus dan tiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi dan refleksi. Adapun indikator keberhasilan pada penelitian ini yaitu aktivitas belajar siswa meningkat dari siklus sebelumnya dan minimal berkategori aktif serta rata-rata nilai evaluasi siswa (rata-rata kelas) meningkat dari siklus sebelumnya dan siswa mencapai ketuntasan klasikal minimal 85%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor aktivitas belajar siswa pada siklus I untuk pertemuan 1 adalah 7 dengan kategori kurang aktif dan pada pertemuan 2 adalah 9,67 dengan kategori cukup aktif. Pada siklus II, skor aktivitas siswa yaitu untuk pertemuan 1 ialah 12,33 dengan kategori aktif, pertemuan 2 ialah 13,33 dengan kategori aktif dan untuk pertemuan 3 ialah 13,32 dengan kategori aktif. Rata-rata nilai evaluasi pada siklus I dan siklus II berturut-turut 74,95 dan 79,93 dengan ketuntasan klasikal masing-masing siklus 63,64% dan 88,64%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari siklus I dan siklus II, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) pada materi trigonometri dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X AKT 1 SMKN 2 Mataram tahun pelajaran 2016/2017. Kata kunci: STAD, aktivitas belajar, hasil belajar
v THE IMPLEMENTATION OF COOVERATIVE LEARNING MODEL TYPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) ON TRIGONOMETRY MATERIAL TO IMPROVE THE STUDENT S ACTIVITY AND THE STUDENT S MATHEMATIC ACHIEVEMENT AT CLASS X AKT 1 SMKN 2 MATARAM ACADEMIC YEAR 2016/2017 By Siti Istiana Syaputri, Baidowi, Nurul Hikmah Study Program of Mathematics Education Mathematics and Basic Science Education Department, FKIP Mataram University Email: istianasyaputri8@gmail.com ABSTRACT The background of this research were the low student s activity and achievement at Class X AKT 1 SMKN 2 Mataram academic year 2016/2017. These problem happened because of the teaching style was still teacher-centered so that student were less active in learning process. This research aimed to improve the student s activity and achievement by implementing Cooperative Learning Model type Student Team Achievement Division (STAD) on trygonometry material at Class X AKT 1 SMKN 2 Mataram academic year 2016/2017. This research was done on even semester academic year 2016/2017, February until March 2017. The type of this research was a classroom action research (CAR) which was conducted in two cycles and every cycle consist of planning, implementation, observation, evaluation and reflection. The indicator of success of this research were the student s activity improve from previous cycle and at least into active category and the average of the evaluation improve from previous cycle and the classical completeness at lest 85%. The results showed that the student s activities scores on first cycle was 7 in first meeting with category less active and 9,67 in second meeting with category quite active. On second cycle, student s activities scores was 12,33 in first meeting with category active, 13,33 in second meeting with category active and 13,32 in third meeting with category active. The average of the evaluation cycle I ang cycle II respectively 74,95 and 79,93 with classical completeness of each cycle were 63,64% and 88,64%. Based on the result from first cycle and second cycle, it can be concluded that the implementation of Cooperative Learning Model type Student Team Achievement Division (STAD) on trigonometry material can improved student s activity and student s achievement in Class X AKT 1 SMKN 2 Mataram academic year 2016/2017. Keyword : STAD, learning activity, achievement
1 A. PENDAHULUAN Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, yaitu melalui perubahan kurikulum. Saat ini kurikulum yang berlaku di Indonesia yaitu Kurikulum 2013 (K13) edisi revisi 2016. Akan tetapi, tidak semua sekolah di Indonesia siap menerapkan K13 edisi revisi 2016, karena beberapa kendala seperti kurang memadainya fasilitas sekolah, guru masih belum siap dan lain sebagainya. SMKN 2 Mataram merupakan salah satu sekolah di NTB yang sudah mengimplementasikan K13, yaitu untuk kelas X diterapkan K13 revisi 2016 dan untuk kelas XI dan XII diterapkan K13 revisi 2014. Walaupun SMKN 2 Mataram sudah menerapkan K13 sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, akan tetapi masalah rendahnya hasil belajar siswa masih saja terjadi, khususnya pada mata pelajaran matematika. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Sri Wahyuni, S. Pd selaku salah satu guru matematika kelas X SMKN 2 Mataram, diperoleh informasi bahwa kemampuan matematika siswa kelas X, khususnya jurusan Akuntansi masih jauh dari harapan yang diharapkan oleh K13 revisi 2016. Hasil ulangan tengah semester (UTS) pelajaran matematika kelas X AKT belum mencapai minimal yang ditetapkan, yaitu siwa memperoleh nilai 75 dengan ketuntasan klasikal minimal 85 %. Kelas X AKT 1 merupakan kelas dengan persentase ketuntasan klasikal terendah, yakni hanya 24,44 % dengan rata-rata nilai kelas 53,53. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian di kelas X AKT I. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh juga informasi bahwa rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan karena mayoritas siswa tidak bersemangat dalam pembelajaran matematika, karena pelajaran matematika tidak termasuk dalam mata pelajaran produktif bagi siswa SMK. Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yaitu dengan meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Fathurrohman dan Sulistyorini [1] yang menyatakan bahwa aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang didukung oleh
2 motivasi siswa dan menurut Dalyono [2] motivasi merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi ketika PPL di kelas X AKT 1 SMKN 2 Mataram, diketahui bahwa proses pembelajaran matematika di dalam kelas masih bersifat teacher centered, dimana metode pembelajaran yang digunakan guru adalah metode ceramah. Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan materi yang dipelajari serta contoh soal, dilanjutkan dengan siswa mengerjakan soal latihan, dan di akhir pembelajaran guru memberikan PR kepada siswa. Penggunaan metode tersebut menjadikan siswa tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran atau proses penemuan konsep. Hal ini sesuai dengan hasil observasi awal yang dilakukan, yaitu skor untuk aktivitas belajar siswa adalah 4 dengan kategori sangat kurang aktif. Siswa yang aktif pada setiap pertemuan hanya siswa yang sama, yaitu siswa yang memiliki kemampuan tinggi. Selama proses observasi, terlihat juga siswa kelas X AKT 1 SMKN 2 Mataram lebih nyaman bertanya atau berdiskusi dengan sesama siswa daripada bertanya kepada guru. Guna meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X AKT 1 SMKN 2 Mataram yang akan berdampak pada meningkatnya aktivitas dan hasil belajar, peneliti akan memanfaatkan kondisi dimana siswa lebih nyaman berdiskusi antar sesama siswa untuk mengatasi masalah yang terjadi di kelas X AKT 1 SMKN 2 Mataram. Adapun cara yang akan peneliti lakukan, yaitu memfasilitasi siswa untuk berdiskusi dengan membentuk kelompok-kelompok kecil yeng terdiri dari beberapa siswa yang memiliki kemampuan heterogen, dimana di dalam kelompok tersebut siswa saling membantu dalam pembelajaran. Kelompok yang bersifat heterogen tersebut diharapkan mampu membantu siswa yang memiliki kemampuan sedang dan rendah untuk lebih memahami materi pelajaran. Peneliti juga akan memberikan dan mengumumkan skor perkembangan setiap siswa dari pertemuan sebelumnya dan akan memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik, yang diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Pada akhirnya, siswa diharapkan aktif dalam pembelajaran dan memperoleh hasil belajar yang baik. Kegiatan-
3 kegiatan tersebut merupakan karakteristik dari penerapak model kooperatif tipe STAD. Menurut Isjoni [3] penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada prosesnya menekankan adanya aktivitas dan interaksi antar siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Slavin dalam Isjoni [3] mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui lima tahapan, yaitu 1) tahap penyajian materi, 2) tahap kegiatan kelompok, 3) tahap tes individu, 4) tahap perhitungan skor perkembangan individu dan 5) tahap pemberian penghargaan kelompok. Pada Kurikulum 2013 revisi 2016, materi yang dipelajari oleh siswa kelas X saat semester II hanya materi trigonometri, yang awalnya pada Kurikulum 2013 revisi 2014 materi yang dipelajari ada 6 bab, yaitu Persamaan dan Fungsi Kuadrat, Trigonometri, Geometri, Limit Fungsi, Statistika dan Peluang. Tentunya yang menjadi salah satu pertimbangan dalam pengurangan materi tersebut yaitu Trigonometri merupakan materi baru yang harus dan penting untuk dipelajari siswa serta membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memahaminya, karena siswa belum mengenal Trigonometri ketika duduk di bangku SD/MI maupun SMP/MTs serta pada meteri Trigonometri terdapat banyak rumus-rumus. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru matematika kelas X SMKN 2 Mataram, yaitu materi Trigonometri merupakan salah-satu materi yang sulit dipahami oleh siswa, yang didukung oleh laporan hasil UN tahun 2014/2015 oleh Kemendikbud, yaitu presentase penguasaan materi Trigonometri hanya mencapai 54,29 % [4]. Tujuan dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yaitu untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada meteri Trigonometri di kelas X AKT 1 SMKN 2 Mataram tahun pelajaran 2016/2017. Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian adalah: Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada materi Trigonometri untuk
4 meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas X AKT 1 SMK Negeri 2 Mataram tahun pelajaran 2016/2017. B. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Mataram pada meteri Trigonometri, dengan subjek penelitian siswa kelas X AKT 1 semester II tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 44 orang dengan siswa laki-laki sebanyak 6 orang dan siswa perempuan sebanyak 38 orang. Data-data di dalam penelitian ini diambil menggunakan dua instrumen penelitian yaitu lembar observasi yang digunakan untuk memperoleh data aktivitas belajar siswa dan data aktivitas guru saat proses pembelajaran serta tes hasil belajar siswa berupa tes evaluasi siklus terdiri dari soal essay yang diberikan pada setiap akhir siklus. Data aktivitas belajar siswa dianalisis dengan rumus XX = TT ii, dimana XX : skor aktivitas belajar siswa; TT ii : rata-rata skor setiap indikator. Sedangkan data aktivitas guru dianalisis dengan rumus YY = BB ii, dengan YY : skor aktivitas guru; BB ii : jumlah skor aktivitas guru setiap indikator [5]. Data hasil belajar siswa dianalisis secara deskriptif yaitu dengan menentukan rata-rata nilai evaluasi pada masing-masing siklus dengan rumus xx = xx, dimana xx : rata-rata kelas; xx : jumlah nilai yang diperoleh siswa [6]. 44 Ketuntasan klasikal dianalisis dengan menggunakan rumus KKKK = nn 100% 44 dengan KKKK : ketuntasan klasikal; nn : banyaknya siswa yang tuntas. Indikator keberhasilan yang dijadikan sebagai acuan pada penelitian ini yaitu peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan ketentuan skor aktivitas belajar siswa meningkat dari siklus sebelumnya dan minimal berkategori aktif serta rata-rata nilai evaluasi (rata-rata kelas) siswa meningkat dari siklus sebelumnya dan tercapai ketuntasan belajar secara klasikal 85%. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada materi Trigonometri khususnya tentang perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku dengan
5 menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X AKT 1 SMKN 2 Mataram tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, yang terdiri dari beberapa pertemuan dan alokasi wakyu untuk masing-masing pertemuan yaitu 2 45 menit. Siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan, yaitu pada tanggal 14 Februari 2017 dan tanggal 21 Februati 2017, selanjutnya pada tanggal 22 Februari 2017 dilakukan evaluasi siklus I. Sedangkan untuk siklus II dilakukan dalam tiga pertemuan, yaitu berturut-turut tanggal 28 Februari 2017, 1 Maret 2017 dan 7 Maret 2017, kemudian pada tanggal 8 Maret 2017 dilakukan evaluasi siklus II. Pada setiap pertemuan dilakukan observasi untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru dengan menggunakan lembar observasinya masing-masing. Ringkasan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Penelitian Aktivitas belajar siswa Hasil belajar siswa Siklus Pertemuan Skor Nilai ratarata kelas klasikal Ketuntasan Kategori aktivitas I 1 7 Kurang Aktif 74,95 63,64 % 2 9,67 Cukup Aktif II 1 12,33 Aktif 2 13,33 Aktif 79,93 88,64 % 3 13,32 Aktif Berdasarkan tabel 4.7 di atas terlihat bahwa pada siklus I terjadi peningkatan skor aktivitas siswa dari 7 dengan kategori kurang aktif pada pertemuan 1 menjadi 9,67 dengan kategori cukup aktif pada pertemuan 2. Selain terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus I, hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Nilai rata-rata kelas mencapai 74,95 pada siklus I dengan ketuntasan belajar 63,64 %. Hasil tersebut meningkat dari data awal yang diperoleh, yaitu ketuntasan klasikal hanya mencapai 24,44 % dengan nilai rata-rata 53,53 pada saat UTS semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017.
6 Berdasarkan uraian di atas, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Akan tetapi, masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I, yaitu diantaranya tidak semua anggota kelompok berpartisipasi dalam kerja kelompok, kerja kelompok tidak berakhir tepat waktu, terdapat siswa yang tidak siap mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, dan beberapa siswa terlihat kurang memperhatikan temannya yang sedang presentasi, tidak terlaksanya pemberian skor perkembangan individu, guru tidak mengarahkan siswa membuat kesimpulan dan tidak menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya serta hasil evaluasi siklus I menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan menyelesaikan masalah matematika yang berkaitan dengan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku, seperti menentukan keliling dan luas daerah segitiga, terutama jika salah satu unsur yang diketahui dalam bentuk akar. Hal tersebut disebabkan karena siswa tidak terbiasa melakukan operasi pada bentuk akar. Guna mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I, guru lebih berusaha mengoptimalkan pembelajaran dengan melakukan perbaikanperbaikan sehingga baik skor aktivitas belajar siswa maupun hasil belajar siswa pada siklus II menjadi meningkat, dimana skor aktivitas siswa pada pertemuan 1 sampai 3 berturut-turut adalah 12,33, 13,33 dan 13,32 dengan kategori aktif. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan pada siklus II. Begitupula dengan hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes evaluasi siklus II, yaitu ketuntasan klasikal mencapai 88,64% dengan nilai rata-rata kelas 79,93. Meningkatnya skor aktivitas belajar siswa menunjukkan bahwa siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran ini. Hal tersebut terlihat pada saat diskusi kelompok, siswa bekerjasama dan saling membantu antar anggotanya yang kesulitan dalam memahami penyelesaian LKS/LLS yang diberikan, meskipun masih ada beberapa kelompok yang belum memastikan seluruh anggotanya memahami penyelesaian LKS/LLS. Selain itu, siswa juga
7 sudah bisa mempertanggung jawabkan hasil diskusi kelompoknya, hal tersebut terlihat pada saat siswa presentasi di depan kelas, yaitu siswa yang presentasi mampu mempertahankan jawabannya ketika diberikan tanggapan atau sanggahan oleh kelompok lainnya. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dimana siswa diorganisasikan kedalam beberapa kelompok heterogen yang menekankan adanya kerjasama kelompok dalam memahami materi yang dipelajari menjadikan siswa lebih bersemangat dan aktif dalam pembelajaran, karena siswa belajar dalam suasana dan kondisi kelas yang berbeda dari sebelumnya. Melalui diskusi kelompok, tercipta kerjasama yang baik antar anggota kelompok untuk berpikir bersama dalam memahami dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Isjoni [3] yang menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Berdasarkan uraian di atas, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) membuat siswa lebih aktif selama proses pembelajaran karena siswa terlibat aktif membentuk pengetahuannya dalam memahami materi yang dipelajari dengan cara saling membantu antar anggota kelompok. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamdayana [7] yang mengungkapkan bahwa salah satu kelebihan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu siswa aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok. Pemberian skor perkembangan individu dan kelompok serta pemberian penghargaan menjadi salah-satu aspek yang meningkatkan motivasi belajar siswa yang pada akhirnya akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Fathurrohman dan Sulistyorini [1] yang menyatakan bahwa daya penggerak atau motivasi siswa merupakan pendukung adanya aktivitas belajar yang merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
8 mencapai suatu tujuan pembelajaran. Sedangkan Dalyono [2] mengungkapkan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas dan dengan memperhatikan indikator keberhasilan diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada materi Trigonometri dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X AKT 1 SMKN 2 Mataram tahun pelajaran 2016/2017. D. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi trigonometri kelas X AKT 1 SMKN 2 Mataram tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini terlihat dari peningkatan skor aktivitas belajar siswa, yaitu skor aktivitas belajar siswa pada siklus I untuk pertemuan 1 adalah 7 dengan kategori kurang aktif dan pada pertemuan 2 adalah 9,67 dengan kategori cukup aktif. Sedangkan pada siklus II, skor aktivitas siswa yaitu untuk pertemuan 1 ialah 12,33 dengan kategori aktif, pertemuan 2 ialah 13,33 dengan kategori aktif dan untuk pertemuan 3 ialah 13,32 dengan kategori aktif. 2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi trigonometri kelas X AKT 1 SMKN 2 Mataram tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini terlihat dari peningkatan ketuntasan klasikal dan rata-rata nial siswa, yaitu pada siklus I ketuntasan klasikal mencapai 63,64% dengan rata-rata 74,95 meningkat menjadi 88,64% untuk ketuntasan klasikal dengan ratarata 79,93 pada siklus II. 3. Langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi Trigonometri kelas X AKT 1 SMKN 2
9 Mataram tahun pelajaran 2016/2017 adalah : a) presentasi kelas, b) lerja kelompok, c) kuis, d) pemberian skor kemajuan individu, dan e) penghargaan kelompok. Adapun saran-saran yang dapat disampaikan oleh peneliti dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: a. Perhatikanlah alokasi waktu untuk kegiatan diskusi supaya diskusi berjalan dengan maksimal, serta kegiatan diskusi harus berakhir tepat waktu, sehingga tidak mengganggu alokasi waktu untuk kegiatan lainnya. b. Lakukan perhitungan skor perkembangan siswa diakhir setiap pertemuan dikarenakan skor perkembangan inilah yang akan menjadi motivasi belajar siswa untuk belajar lebih giat lagi pada pertemuan selanjutnya. c. Bimbinglah siswa untuk membuat kesimpulan di akhir setiap pertemuan. 2. Bagi guru matematika di kelas X AKT 1 SMKN 2 Mataram diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) sebagai pembelajaran alternatif dalam kelas sehingga mengurangi dominasi guru dalam pembelajaran dan akan menambah pengalaman baru bagi guru dalam mengenal variasi pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 3. Bagi mahasiswa atau pihak-pihak lainnya yang ingin meneliti lebih lanjut tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa diharapkan untuk mencoba penggunaannya pada materi pokok yang lain dan menggunakan media pembelajaran yang lebih menarik dan kreatif.
10 DAFTAR PUSTAKA [1] Fathurrohman, Muhammad & Sulistyorini. 2012. Belajar dan Pembelajaran: Membantu Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standar Nasional. Yogyakarta: Teras. [2] Dalyono, M. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. [3] Isjoni. 2011. Cooperative Learnig: Efektivitas Permbelajaran Berkelompok. Bandung: Alpabeta. [4] Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Laporan Hasil Ujian Nasional : Persentase Penguasaan Materi Soal - Matematika Ujian Nasional SMK Negeri 2 Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015. (online). http://118.98.234.50/lhun/daya_serap.aspx. Diakses pada tanggal 25 Januari 2017. [5] Nurkancana, W., dan Sunarta, PPN. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional. [6] Arikunto, Suharsini. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. [7] Hamdayana, Jumanta. 2015. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Galia Indonesia.