ANALISA STRUKTUR KONTRUKSI GELADAK AKIBAT PENAMBAHAN DECK CRANE PADA LANDING CRAFT TANK 1500DWT BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI ANALISA KONTRUKSI DECK KAPAL ACCOMMODATION WORK BARGE PADA FR 0-12 AKIBAT PENAMBAHAN CRANE BERBASIS FEM

ANALISA SHEAR STRESS PADA STRUKTUR CINCIN KAPAL CRUDE OIL TANKER 6500 DWT BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEKUATAN DECK TONGKANG MUATAN TIANG PANCANG 750 DWT DENGAN SOFTWARE BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEKUATAN KONSTRUKSI MODIFIKASI DOUBLE BOTTOM AKIBAT ALIH FUNGSI PADA KAPAL ACCOMODATION WORK BARGE (AWB) 5640 DWT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

STRENGTH ANALYSIS OF CONTAINER DECK CONSTRUCTION MV. SINAR DEMAK EFECT OF CHARGES CONTAINER USING FINITE ELEMENT METHOD

ANALISA KEKUATAN MODIFIKASI MAIN DECK AKIBAT PENGGANTIAN MOORING WINCH PADA KAPAL ACCOMODATION WORK BARGE 5640 DWT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

STUDI KARAKTERISTIK BUCKLING PADA KOLOM CRANE KAPAL FLOATING LOADING FACILITY (FLF) BERBASIS FINITE ELEMENT METHOD (FEM)

Oleh : Fadhila Sahari Dosen Pembimbing : Budianto, ST. MT.

ANALISA KEKUATAN DECK PADA PONTON BATUBARA PRAWIRAMAS PURI PRIMA II 1036 DWT DENGAN SOFTWARE BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEKUATAN PONDASI Z PELLER KARENA ADANYA PERUBAHAN KONSTRUKSI PADA KAPAL TUG BOAT ANOMAN V DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

Analisis Desain Struktur Integritas Single Point Mooring (SPM) DWT PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Tuban Dengan Metode Elemen Hingga

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN MEKANISME ALAT ANGKUT KAPASITAS 10 TON TESIS

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

1.1 Latar Belakang. 1. Kapal tongkang jenis Floating Crane.

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

ANALISA KEKUATAN MODIFIKASI KONSTRUKSI GELADAK UTAMA KAPAL LCT VIP JAYA 893 GT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISA FATIGUE KONTRUKSI MAIN DECK SEBAGAI PENUMPU TOWING HOOK AKIBAT BEBAN TARIK PADA KAPAL TUG BOAT 2 x 800 HP DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS KONSTRUKSI SINGLE

Analisis Kekuatan Struktur Konstruksi Tower untuk Catwalk dan Chain Conveyor pada Silo (Studi Kasus di PT. Srikaya Putra Mas)

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

ANALISIS PENGARUH RAKE ANGLE TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA EXCAVATOR BUCKET TEETH MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN MANUFAKTUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA KEKUATAN KONSTRUKSI RUANG MUAT KAPAL SELF PROPELLED OIL BARGE SALRA 115 MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA LINEAR DAN NONLINEAR

ANALISA KEKUATAN KONSTRUKSI SIDE RAMP DOOR SISTEM STEEL WIRE ROPE PADA KM. DHARMA KENCANA II AKIBAT BEBAN STATIS DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEKUATAN POROS KEMUDI KAPAL PENAMPUNG IKAN TRADISIONAL 200 GT KABUPATEN BATANG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5

ANALISIS DESAIN MOBILE STAND VOLVO FH16-SST45 MENGGUNAKAN CATIA V5

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

BAB V ANALISA MODEL Analisa Statis pada Skenario Pembebanan 1

Bab II STUDI PUSTAKA

Analisa Tegangan pada Cross Deck Kapal Ikan Katamaran 10 GT menggunakan Metode Elemen Hingga

Studi Perancangan Sistem Konstruksi Kapal Liquified Natural Gas (LNG) CBM

III. METODE PENELITIAN

ANALISA KEKUATAN KONSTRUKSI TANK TOP

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KAPASITAS TEKAN PROFIL-C BAJA CANAI DINGIN MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN AISI 2002

ANALISA KEKUATAN KONSTRUKSI CAR DECK AKIBAT PENAMBAHAN DECK PADA RUANG MUAT KAPAL MOTOR ZAISAN STAR 411 DWT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) G-5

III. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods,

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

Analisa Kekuatan Deck Crane pada Kapal Tol Laut Nusantara

MODIFIKASI DESAIN RANGKA SANDARAN KURSI PADA PERANGKAT RENOGRAF TERPADU

ANALISA KEKUATAN VARIASI SISTEM KONSTRUKSI TRANSVERSE WATERTIGHT BULKHEAD

ANALISA KEKUATAN KONSTRUKSI INTERNAL RAMP SISTEM STEEL WIRE ROPE PADA KM. DHARMA KENCANA VIII DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

Analisis Kekuatan Konstruksi Underframe Pada Prototype Light Rail Transit (LRT)

ANALISA KEKUATAN KONSTRUKSI INTERNAL RAMP SISTEM STEEL WIRE ROPE PADA KM. DHARMA KENCANA VIII DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

Jurusan S1 Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga

DESAIN STRUKTUR DAN ANALISA KARAKTERISTIK KEKUATAN BUCKLING

ANALISA KEKUATAN STRUKTUR TANK DECK PADA KAPAL (LST) LANDING SHIP TANK KRI.TELUK BINTUNI 7000 DWT MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

METODOLOGI PENELITIAN

Tugas Akhir ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK SQUARE BAN TANPA ANGIN TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL

ANALISA KEKUATAN KONSTRUKSI INTERNAL RAMP SISTEM STEEL WIRE ROPE PADA KM. DHARMA KENCANA VIII DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

Jurnal Teknika Atw 1

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 HASIL PERHITUNGAN DENGAN SUDUT KEMIRINGAN KEARAH DEPAN

BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV

ANALISA POROS ALAT UJI KEAUSAN UNTUK SISTEM KONTAKTWO- DISC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PERANCANGAN KONSTRUKSI PADA SEGWAY

Sliding crane untuk fleksibelitas operasi bongkar muat kapal UV. 48m

BAB IV PEMBAHASAN Analisis Tekanan Isi Pipa

Oleh: Agus Tri Wahyu Dosen Pembimbing: Aries Sulisetyono, ST.,MASc.,Ph.D Dosen Pembimbing: Totok Yulianto. ST.,MT.

KAJIAN TEKNIK KEKUATAN KONSTRUKSI KAPAL TUGBOAT 2 x 800 HP DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

STUDI PERBANDINGAN ANALISA DESAIN FOURANGLE TOWER CRANE DENGAN ANALISA DESAIN TRIANGLE TOWER CRANE MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 12.0

Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No. 4 Oktober Yolanda Adhi Pratama 1), Hartono Yudo 1), Berlian Arswendo Adietya 1) 1)

Analisa Kekuatan Sekat Bergelombang Kapal Tanker Menggunakan Metode Elemen Hingga

ANALISA BUCKLING TIANG MAST CRANE AKIBAT BEBAN LENTUR MENGGUNAKAN SOFTWARE BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian

ANALISA KEKUATAN KONSTRUKSI CAR DECK PADA KAPAL KM. DHARMA FERRY 3 DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEKUATAN KONSTRUKSI KAPAL TUGBOAT ARI 400 HP DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN:

ANALISIS SIMULASI ELEMEN HINGGA KEKUATAN CRANE HOOK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS SUMBER TERBUKA

ANALISA TEGANGAN SISTEM PERPIPAAN BALLAST LANDING CRAFT TANK 200 GT

PERBANDINGAN PERKUATAN STRUKTUR PELAT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA ABSTRAK

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

Disusun oleh: Nama: Eko Warsito Nrp :

OPTIMISASI UKURAN UTAMA BULK CARRIER UNTUK PERAIRAN SUNGAI DENGAN MUATAN BERSIH MAKSIMAL TON

Oleh : Febriani Rohmadhana. Pembimbing : Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc. Selasa, 16 Februari

Analisis Kekuatan Konstruksi Wing Tank Kapal Tanker Menggunakan Metode Elemen Hingga

ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR RANGKA TURBIN HELIKS TIPE L C500 DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI COSMOSWORKS 2007

KONTRUKSI DOUBLE BOTTOM

KEKUATAN MATERIAL. Hal kedua Penyebab Kegagalan Elemen Mesin adalah KEKUATAN MATERIAL

SUSTAINABLE PRODUCT DEVELOPMENT FOR SHIP DESIGN USING FINITE ELEMENT APLICATION AND PUGH S CONCEPT SELECTION METHOD

Analisa Kekuatan Memanjang Floating Dock Konversi Dari Tongkang dengan Metode Elemen Hingga

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA KONTAK MULTIPLE ASPERITY-TO-ASPERITY MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

STUDI KEKUATAN SPUR GEAR DENGAN PROFIL GIGI ASYMMETRIC INVOLUTE DAN SYMMETRIC INVOLUTE. Disusun oleh Mohamad Zainulloh Rizal

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

ANALISA KEKUATAN CRANKSHAFT DUA-SILINDER KAPASITAS 650 CC DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Transkripsi:

ANALISA STRUKTUR KONTRUKSI GELADAK AKIBAT PENAMBAHAN DECK CRANE PADA LANDING CRAFT TANK 1500DWT BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA 1) Raendi Meivando Gea 1, Ahmad Fauzan Zakki 1, M. Iqbal 1 S1 Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Email : raendimaivandogea@gmail.com Abstrak Pada umumnya landing craft tank tidak memiliki deck crane atau fasilitas bongkar muat sendiri seperti crane, namun dikarenakan kebutuhan yang sangat tinggi sehingga LCT tersebut harus memiliki fungsi lebih (multifungsi) seperti penambahan deck crane, sehingga kapal tersebut tidak hanya digunakan untuk mengangkat alat-alat berat saja. Dalam kaitannya dengan penambahan crane tersebut, maka perlu diadakan analisa pengaruh penambahan deck crane terhadap kekuatan deck yang dibebani oleh crane tersebut. Hal ini pula yang mendasari penulis melakukan analisa kekuatan terhadap deck yang mengalami pembebanan crane. Untuk membantu penulis dalam menganalisa kekuatan kontruksi akibat penambahan deck crane pada LCT, penulis menggunakan alat bantu software yang berbasis metode elemen hingga. Hasil analisa menggunakan software Msc. Patran dan Msc. Nastran menunjukkan hasil tegangan maksimum von mises sebesar 264 MPa. Dan berdasarkan pengecekan terhadap tegangan izin bahan, hasil analisa menunjukkan bahwa sistem tersebut dinyatakan kuat menahan beban maksimum operasional crane. Kata kunci : LCT, crane, kekuatan, analisa, Abstract In general landing craft tank-busters not having decks crane or facility loading-unloading own like a crane, but because of needs very high that lct has to be having a functions of more ( multipurpose ) as the addition of decks the cranes, so that the ship was not only is used for lifting heavy equipment course.in relation to the addition of a crane we need to hold analysis of the influence of the addition of decks crane against the force whose deck burdened by a crane.this is what the underlying writer do the analysis of strength against decks who suffered encumbering a crane. To help an author in analyzing the power due to the addition of decks construction crane on lct, using the tools software writer based until a method of elements.the analysis result of using msc software.patran and msc.nastran show results maximum stress of von mises 264 MPa.And based on permit checks on voltage material, the analysis result of show that the system expressed hold the load operational maximum crane. Keywords: LCT, crane,strength,analysis, 1. PENDAHULUAN Pada umumnya LCT tidak memiliki deck crane atau fasilitas bongkar muat sendiri seperti crane, namun dikarenakan kebutuhan yang sangat tinggi sehingga LCT tersebut harus memiliki fungsi lebih (multiungsi) seperti penambahan deck crane sehingga kapal tersebut tidak hanya digunakan untuk mengangkat alat - alat berat saja. Dalam kaitannya dengan penambahan crane tersebut, maka perlu dilakukan analisa pengaruh penambahan deck crane terhadap kekuatan deck yang dibebani oleh crane tersebut, yang bertujuan untuk mengetahui tegangan maksimum pada kontruksi geladak, mengetahui karakteristik tegangan, maximum stress dan letak paling kritis akibat pembebanan yang terjadi. Obyek penelitian yang ditinjau dalam analisa ini adalah kekuatan kontruksi main deck dari frame 14 ke frame 19. Permodelan dan Perhitungan kekuatan kontruksi main deck kapal menggunakan alat bantu software MSC. Patran Nastran, dimana beban crane dianggap uniform dan pada posisi operasional crane pada sudut 0, 90 dan 270. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kapal Landing Craft Tank Conquest Landing Craft Tank (LCT) Conquest adalah kapal yang pada umumnya memeliki Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. 3, No. 1 Januari 2015 127

fungsi yang sama dengan kapal LCT lainnya yaitu mengangkut berbagai muatan atau jenis barang yang berukuran besar dan berbobot besar (misalnya dump truck,dozer, escavator, alat konstruksi, steel structure, boiler, mesin turbin, material project, dll) ke berbagai penjuru Indonesia, terutama ke daerah pertambangan atau lokasi proyek yang berada di pulau atau pantai dan jalur sungai. Namun tingginya aktivitas dan juga permintaan akan kebutuhan mengakibatkan kapal ini harus dapat beroprasi dengan fungsi yang lain (multifungsi). Kapal Jenis LCT Conquest ini mengalami modifikasi pada main deck yaitu penambahan sebuah deck crane (fasilitas bongkar muat) untuk mendukung pengoprasian kapal ini menjadi kapal yang memiliki fungsi lain selain mengangkut alat-alat berat. Data Utama Landing Craft Tank (LCT) Conquest Main Dimensions Name of Ship : LCT Conquest Typical : Landing Craft Tank Length (O.A) : 25,00 M Length (W.L) : 24,60 M Length (P.P) : 23,50 M Breadth : 6,50 M Depth : 1,80 M Draft : 1,30 M Class : BKI Gamber 1. general arrangement LCT Conquest 2.2 Crane Crane merupakan alat yang berfungsi untuk mengangkat atau memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lainnya yang diingkan, khususnya barang yang memiliki beban yang besar untuk membantu dan mempermudah pekerjaan. Secara umum crane dilengkapi dengan wire drum, wire rope atau rantai yang dapat digunakan untuk menaikturunkan material/muatan. General Technical Data - SWL : 10ton-6m 5ton-10m - Max working radius : 10m - Min working radius : 5m - Hoisting speed whole burden : 15m/min light hook : 30m/min - Slewing angle : 360 (limited) Gamber 2. ukuran lengan crane 2.3 Struktur Geladak Pada dasarnya konstruksi pada bangunan haruslah diberikan ukuran-ukuran fisik (panjang, lebar dan tebal) tertentu, dimana bagian-bagian tersebut sangatlah penting dalam menahan gaya-gaya yang akan diberikan atau dibebankan kepadanya, sehingga tidak terjadi kerusakan yang dapat mengakibatkan. kerugian[1] Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam penambahan deck crane : 1. Ukuran pelat geladak Ukuran baik tebal maupun luasan dari alas crane yang akan digunkaan harus benar-benar sinkron dengan kapal, agar tidak terjadi kerusakan atau penekukan pada pelat geladak maupun konstruksi lambung kapal, seperti yang terlihat pada gambar 2.3 Gamber 3. penekukan pelat[1] 2. Kekuatan lambung kapal Diasumsikan jika konstruksi lambung tidak dapat menahan beban dari crane baik sewaktu Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. 3, No. 1 Januari 2015 128

diam maupun bekerja maka bentuk dari lambung kapal akan mengalami penekukan atau pembelokkan seperti yang terlihat pada gambar 2.4 Gambar 4. deformasi pelat lambung kearah dalam[1] 2.4 Reaksi Struktur Kekuatan komponen struktur dikatakan tidak memadai atau kegagalan struktur dikatakan telah terjadi apabila material struktur telah kehilangan kemampuan menopang beban melalui kepecahan, luluh, tekuk (buckling) atau mekanisme kegagalan lainnya dalam menghadapi beban-beban eksternal. Untuk melakukan analisa atas respon struktur pada suatu bagian kapal, diperlukan tiga jenis informasi yang menyangkut komponen struktur tersebut : 1. Ukuran, tataletak, dan sifat-sifat mekanik bahan komponen tersebut. 2. Kondisi batas komponen, yaitu derajat kekakuan sambungan komponen ke komponen yang bersebelahan. 3. Beban yang bekerja [2] 2.5 Material Pelat dan Profil Semua material (bahan) yang digunakan untuk bagian-bagian struktur yang sesuai dengan peraturan konstruksi dapat mengacu pada peraturan untuk material BKI volume V. Baja struktur lambung adalah baja yang mempunyai nilai yield minimal REH 235 N/mm² dan kekuatan putus (tensile) 400-490 N/mm² [3]. 2.6 Sifat-sifat Material Suatu material yang kaku tentunya memiliki fleksibilitas meskipun material tersebut terbuat dari baja. a) Ketangguhan (tounghness) Ketangguhan adalah kemampuan atau kapasitas bahan untuk menyerap energy sampai patah atau penahanan suatu material terhadap pecah menjadi dua. b) Pemanjangan (elongation) Pemanjangan sampai kegagalan (failure) adalah suatu ukuran keliatan suatu material, dengan kata lain adalah jumlah regangan yang dapat dialami oleh bahan sebelum terjadi kegagalan dalam pengujian tarik. c) Kepadatan (density) Kepadatan (Density) adalah suatu ukuran berapa berat suatu benda untuk ukuran yang ditentukan, yaitu massa material setiap satuan volume. d) Kelentingan (resilience) Kelentingan adalah kemampuan material menyerap energi saat material mengalami deformasi elastic. e) Keliatan (ductility) Keliatan adalah ukuran derajat deformasi plastis yang telah dialami saat patah. Material yang mengalami deformasi plastis yang tinggi disebut material yang liat (ductile).[2] 3. METODOLOGI PENELITIAN Dalam proses penelitian ini dibutuhkan data - data dari objek yang dianalisa. Adapun proses pengambilan data terbagi menjadi beberapa tahap antara lain: 3.1 Studi Lapangan Pengambilan data kapal dengan melakukan studi lapangan, untuk memenuhi kebutuhan data ukuran utama kapal, general arragement dan ukuran dan bentuk kontruksi deck crane. 3.2 Studi Literatur a. Mempelajari Finite Element Method dengan menggunakan software untuk menganalisa kekuatan struktur deck crane. b. Metode pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, majalah, artikel, jurnal dan melalui internet. c. Dosen yang menguasai permasalahan yang ada di dalam pembuatan tugas akhir. 3.3 Pengolahan Data Setelah semua data yang di butuhkan diperoleh, kemudian data tersebut dikumpulkan dan diolah agar dapat mempermudah dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini. 3.4 Pembuatan Desain Model Pembuatan model dilakukan dengan prosedur pemodelan komputasi FEM Software. Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. 3, No. 1 Januari 2015 129

Kriteria pembuatan model dilakukan dengan prosedur antara lain : a) Membuat geometri dari objek yang akan dianalisa. Proses ini biasa dilakukan dengan program komputasi FEM Software. b) Membuat model elemen hingga. Pembuatan model elemen hingga adalah pembuatan jaring-jaring elemen yang saling terhubung oleh nodal. c) Pengecekan model dengan check model dimaksudkan untuk menjamin bahwa elemen sudah terkoneksi secara benar, yakni : 1. Pendefinisian material. 2. Pendefinisian jenis elemen. 3. Pemberian tumpuan atau beban [4]. 3.5 Analisa Model Model sebelumnya sudah dibuat dengan menggunakan program komputasi FEM Software. Dari output pre analysis FEM Software, dengan menggunakan FEM Software dijalankan proses analysis melalui input file model yang dianalisis (.bdf) dimana file yang nanti akan dibaca pada post processing adalah file.op2. Dari hasil pembutan desain model yang kemudian dilakukan analisa terhadap model tersebut akan menghasilkan sebuah output data hasil perhitungan yang berupa gambar model, hasil analisis, parameter-perameter data yang diperlukan antara lain : besarnya tegangan stress yang terjadi, letak titik kritis akibat pembebanan, serta tingkat keamanan dari konstruksi geladak akibat penambahan deck crane tersebut. Dari hasil keseluruhan analisa permodelan tersebut nantinya akan disusun dalam sebuah Laporan hasil (reporting result) untuk mempermudah dalam pembacaan hasil dan terstruktural [4]. 3.7 Validasi Model Validasi adalah tahapan untuk memperoleh gambaran apakah hasil analisa telah sesuai (match) dengan sistem yang diwakilinya (representativeness). Proses validasi ini bisa dijadikan parameter apakah hasil analisa yang sudah kita lakukan mendekati benar atau salah, validasi bisa dengan menggunakan komputasi FEM Software itu sendiri. 3.8 Kesimpulan Dalam tahap akhir penelitian ini nantinya akan diambil sebuah kesimpulan dari hasil data yang telah diolah sesuai dengan tujuan awal yang telah ditetapkan pada penelitian ini, yaitu menganalisa kekuatan konstruksi geladak pada bagian deck crane. 3.9 Diagram Alir Metodologi Penelitian Penyusunan penelitian Tugas Akhir ini didasarkan pada sistematika metodologi yang diuraikan berdasarkan urutan diagram alir atau flow chart yang dilakukan mulai penelitian hingga selesainya penelitian. Penelitian ini dimulai dengan tahap pengumpulan data data penunjang untuk penelitian Tugas Akhir yang kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data dan dilanjutkan ke tahap analisa yaitu didapatkan output yang sesuai dengan tujuan awal penelitian, sehingga diperoleh kesimpulan akhir. 3.6 Penyajian Data Hasil Perhitungan Semua hasil pengolahan data berupa gambar model, display hasil analisis tegangan terbesar, display hasil analisis jumlah siklus terpendek dari setiap variasi pembebanan, dan nilai perhitungan lainnya yang terjadi kemudian dilakukan pengelompokkan agar mudah dalam penyusunan laporan. Gambar 5. Diagram alir metodologi penelitian Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. 3, No. 1 Januari 2015 130

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendefinisian Kekuatan Dalam perencanaan struktur, semua elemen harus diberikan ukuran tertentu. Ukuran harus diproporsikan cukup kuat untuk memikul gaya yang mungkin terjadi. Setiap elemen struktur juga harus cukup kaku sehingga tidak melengkung atau berubah bentuk (berdeformasi) berlebihan pada saat struktur dipakai. dan untuk pemodelan crane nya sendiri menggunakan material steel 52-3 [6], dimana kriteria bahan tersebut adalah : Modulus Elastisity = 2.10 E 11 2 N/m Shear Modulus = 75 GPa Poisson s Ratio = 0.3 Density = 7.83e+03 3. Proses Meshing Proses meshing adalah proses dimana model dibuat menjadi kumpulan nodal elemen hingga dengan ukuran yang lebih kecil dan saling terhubung. Gambar 6. Deformasi Pada Struktur [4] 4.2 Analisa Kekuatan dan Kelelahan Tahap ini dilakukan untuk menghitung nilai strees tertinggi pada material sekaligus untuk mengetahui letak hotspot strees pada saat variasi pembebanan dilakukan. Dengan dasar rumus: Dengan satuan sama dengan tekanan (pascal/ mega pascal) [5] MSC Patran digunakan penulis untuk membantu perhitungan nilai tegangan agar lebih mudah, langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Proses Pendefinisian Element Type Element type pada model dapat didefinisikan sesuai yang diinginkan dengan menentukan jenis element yang akan dipakai dan sesuai dengan modelyang sebenarnya. 2. Penentuan Material Model Dan Material Properties Material model dan Material Properties dapat didefinisikan sesuai yang diinginkan dengan menentukan modulus elastisitas dan poissons ratio dari model yang diinginkan. Untuk jenis material yang digunakan dalam model deck Conquest ini adalah baja grade A32. Dimana kriteria bahan baja tersebut adalah : Modulus Elastisity = 2.06 E 11 2 N/m Shear Modulus = 79230.76 Poisson s Ratio = 0.3 Density = 7.83e+03 (1) Gambar 7. Hasil Meshing 4. Penentuan Kondisi Batas (Boundary Condition) Kondisi batas digunakan untuk menentukan bentuk tumpuan dari objek yang dianalisa. Maka ditentukan kondisi batas jepit dengan menggunakan displacement. 5. Penentuan letak titik gaya/tekanan yang dibebankan pada model Gambar 8. Kondisi Batas dan Force/t 6. General Postprocessing, Dalam tahap postprocessing akan dapat diketahui hasil dari running perhitungan software sesuai dengan masing-masing kejadian variasi. Nantinya didapatkan hasil strees tertinggi dan lokasi hotspot strees. Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. 3, No. 1 Januari 2015 131

1. Pengecekan Kekuatan Terhadap Tegangan Ijin pada sudut 0. Tabel 4.1 Rekapitulasi maximum stresses No SWL Lengan 1 10 ton 2 meter 128 MPa 2 9 ton 3 meter 257 MPa 3 8 ton 4 meter 262 MPa 4 7 ton 5 meter 264 MPa 5 5 ton 6 meter 242 MPa Maximum Stresses (Von Misses) Gambar 9. Letak Hotspot strees Semua variasi pembebanan dirunning untuk mengetahui tegangan maksimum pada setiap variasi pembebanan. Dengan mengetahui kekuatan ultimat suatu bahan, kemudian membandingkan dengan tegangan design, maka akan diperoleh tegangan ijin dari suatu konstruksi. Dimana faktor tegangan ijin ini digunakan sebagai acuan dalam mengetahui faktor keamanan suatu bahan. Dari data yang diperoleh di lapangan, didapatkan informasi mengenai bahan yang dipakai untuk membangun konstruksi LCT Conquest. Material: Baja A36 [3], dengan sifat-sifat sebagai berikut : Kekuatan tarik : 400 s/d 520 N/mm² Tegangan luluh : 235 N/mm² Modulus elastisitas : 2,06E11 dan bahan yang digunakan untuk kontruksi crane; Material : ST 52-3 (high tensile steel plates) Tensile Strength : 510 N/mm² Yield Strength : 350 N/mm² Modulus elastisitas : 2,10E11 4.3 Safety Factor Faktor yang digunakan untuk mengevaluasi agar perencanaan elemen konstruksi terjamin keamanannya dengan tegangan yang diterimanya [5]. Sebagai acuannya diambil tegangan yang paling tinggi dari tiap beban, Safety factor menurut BKI yaitu : Tabel 4.2 Pengecekan Kekuatan No SWL Lengan Keterangan 1 10 ton 2 meter AMAN 2 9 ton 3 meter AMAN 3 8 ton 4 meter AMAN 4 7 ton 5 meter AMAN 5 5 ton 6 meter AMAN 1. Untuk SWL 10ton dengan panjang lengan crane 6 meter maka didapat maximum stresses (von misses) sebesar 128 MPa dan Gambar 10. letak hotspot strees SWL 10ton-6meter 2. Untuk SWL 9ton dengan panjang lengan crane 7 meter maka didapat maximum stresses (von misses) sebesar 257 MPa dan (2) Gambar 11. letak hotspot strees SWL 9ton-7meter Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. 3, No. 1 Januari 2015 132

3. Untuk SWL 8ton dengan panjang lengan crane 8 meter maka didapat maximum stresses (von misses) sebesar 262 MPa dan Gambar 12. Letak hotspot strees SWL 8ton-8meter 4. Untuk SWL 7ton dengan panjang lengan crane 9 meter maka didapat maximum stresses (von misses) sebesar 264 MPa dan Gambar 13. letak hotspot strees SWL 7ton-9meter 5. Untuk SWL 5ton dengan panjang lengan crane 10 meter maka didapat maximum stresses (von misses) sebesar 242 MPa dan Defleksi Maksimum Tabel 4.3 Pengecekan max. displacement No SWL Lengan Maximum Displacement (m) 1 10 ton 2 meter 0,0276 2 9 ton 3 meter 0,0771 3 8 ton 4 meter 0,1140 4 7 ton 5 meter 0,1150 5 5 ton 6 meter 0,1780 Tabel 4.4 hotspot strees node No SWL Lengan Hotspot strees 1 10 ton 2 meter Node 64263 2 9 ton 3 meter Node 64280 3 8 ton 4 meter Node 64281 4 7 ton 5 meter Node 64282 5 5 ton 6 meter Node 64283 2. Pengecekan Kekuatan Terhadap Tegangan Ijin pada sudut 90. Tabel 4.5 Rekapitulasi maximum stresses No SWL Lengan 1 10 ton 2 meter 185 MPa 2 9 ton 3 meter 196 MPa 3 8 ton 4 meter 202 MPa 4 7 ton 5 meter 203 MPa 5 5 ton 6 meter 172 MPa Maximum Stresses (Von Misses) Tabel 4.6 Pengecekan Kekuatan No SWL Lengan Keterangan 1 10 ton 2 meter AMAN 2 9 ton 3 meter AMAN 3 8 ton 4 meter AMAN 4 7 ton 5 meter AMAN 5 5 ton 6 meter AMAN 1. Untuk SWL 10ton dengan panjang lengan crane 6 meter maka didapat maximum stresses (von misses) sebesar 185 MPa dan Gambar 14. letak hotspot strees SWL 5ton-10meter Gambar 15. letak hotspot strees SWL 10ton-6meter Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. 3, No. 1 Januari 2015 133

2. Untuk SWL 9ton dengan panjang lengan crane 7 meter maka didapat maximum stresses (von misses) sebesar 196 MPa dan Gambar 16. letak hotspot strees SWL 9ton-7meter 3. Untuk SWL 8ton dengan panjang lengan crane 8 meter maka didapat maximum stresses (von misses) sebesar 202 MPa dan Gambar 17. letak hotspot strees SWL 8ton-8meter 4. Untuk SWL 7ton dengan panjang lengan crane 9 meter maka didapat maximum stresses (von misses) sebesar 203 MPa dan Gambar 18. letak hotspot strees SWL 7ton-9meter 5. Untuk SWL 5ton dengan panjang lengan crane 10 meter maka didapat maximum stresses (von misses) sebesar 172 MPa dan Gambar 19. letak hotspot strees SWL 5ton-10meter Defleksi Maksimum Tabel 4.7 Pengecekan max. displacement No SWL Lengan Maximum Displacement (m) 1 10 ton 2 meter 0,0410 2 9 ton 3 meter 0,0625 3 8 ton 4 meter 0,0910 4 7 ton 5 meter 0,1260 5 5 ton 6 meter 0,1390 Tabel 4.8 hotspot strees node No SWL Lengan Hotspot strees 1 10 ton 2 meter Node 64348 2 9 ton 3 meter Node 64356 3 8 ton 4 meter Node 64357 4 7 ton 5 meter Node 64358 5 5 ton 6 meter Node 64370 3. Pengecekan Kekuatan Terhadap Tegangan Ijin pada sudut 270. Tabel 4.9 Rekapitulasi maximum stresses No SWL Lengan 1 10 ton 2 meter 195 MPa 2 9 ton 3 meter 205 MPa 3 8 ton 4 meter 210 MPa 4 7 ton 5 meter 211 MPa 5 5 ton 6 meter 179 MPa Maximum Stresses (Von Misses) Tabel 4.10 Pengecekan Kekuatan No SWL Lengan Keterangan 1 10 ton 2 meter AMAN 2 9 ton 3 meter AMAN 3 8 ton 4 meter AMAN 4 7 ton 5 meter AMAN 5 5 ton 6 meter AMAN Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. 3, No. 1 Januari 2015 134

1. Untuk SWL 10ton dengan panjang lengan crane 6 meter maka didapat maximum stresses (von misses) sebesar 195 MPa dan Gambar 23. letak hotspot strees SWL 7ton-9meter Gambar 20. letak hotspot strees SWL 10ton-6meter 2. Untuk SWL 9ton dengan panjang lengan crane 7 meter maka didapat maximum stresses (von misses) sebesar 205 MPa dan 5. Untuk SWL 5ton dengan panjang lengan crane 10 meter maka didapat maximum stresses (von misses) sebesar 179 MPa dan Gambar 24. letak hotspot strees SWL 5ton-10meter Gambar 21. letak hotspot strees SWL 9ton-7meter 3. Untuk SWL 8ton dengan panjang lengan crane 8 meter maka didapat maximum stresses (von misses) sebesar 210 MPa dan Gambar 22. letak hotspot strees SWL 8ton-8meter 4. Untuk SWL 7ton dengan panjang lengan crane 9 meter maka didapat maximum stresses (von misses) sebesar 211 MPa dan Defleksi Maksimum Tabel 4.11 Pengecekan max. displacement No SWL Lengan Maximum Displacement (m) 1 10 ton 2 meter 0,0426 2 9 ton 3 meter 0,0641 3 8 ton 4 meter 0,0928 4 7 ton 5 meter 0,1280 5 5 ton 6 meter 0,1410 Tabel 4.12 hotspot strees node No SWL Lengan Hotspot strees 1 10 ton 2 meter Node 64383 2 9 ton 3 meter Node 64391 3 8 ton 4 meter Node 64403 4 7 ton 5 meter Node 64393 5 5 ton 6 meter Node 64394 Dari hasil pengecekan kekuatan terhadap tegangan ijin pada setiap SWL maka didapat persentasi keakuratan sebesar 95 % dan mendekati hasil yang berarti hasil perhitungan atau analisa menggunakan alat bantu software dianggap mendekati kebenaran (Valid). Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. 3, No. 1 Januari 2015 135

5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa kekuatan (strength analysis) deck pada kapal LCT Conquest akibat penambahan deck crane diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Tegangan maksimum yang terjadi pada deck adalah pada saat crane beroperasi pada SWL 7ton dengan panjang lengan crane 9meter pada sudut 270 yaitu sebesar 211 MPa pada node @66588 dan tegangan minimum terjadi pada SWL 5ton dengan panjang crane 10meter yaitu sebesar 172 MPa pada sudut 90 pada node @56588. 2. Dari semua hasil variasi pembebanan pada crane yang dimasukkan pada perhitungan safety factor, maka dapat disimpulkan bahwa kontruksi deck masih di kategorikan aman (safety). 3. Max.displacement terjadi pada saat crane beroperasi dengan SWL 5ton dengan panjang lengan crane 10meter pada sudut 0 sebesar 0,178 m pada node @64288 dan min. displacement 0,0276 m pada node @64263 pada saat SWL 10ton dengan panjang lengan crane 6meter pada sudut 0. 4. Pada pengoprasian crane dengan sudut 0, maka tegangan terbesar terdapat pada crane itu sendiri, namun pada sudut pengoprasian 90 dan 270 tegangan terbesar terdapat pada deck kapal tepatnya pada void tank dan penambahan deck crane pada kapal LCT Conquest sangat berpengaruh terhadap kekuatan deck namun masih dalam kategori aman. 5.2 Saran 1. Dalam pembuatan model dilakukan dengan pembagian mesh yang lebih banyak lagi, terutama pada daerah yang mengalami pemusatan tegangan (hotspot stress), karena dengan demikian, hasil yang didapat akan mendekati kondisi sebenarnya. 2. Untuk menambah ketelitian perhitungan pada software, maka harus dilakukan penambahan jumlah finite elemen. 3. Diusahakan agar tidak terlalu sering mengoprasikan crane pada SWL 5ton dengan panjang lengan 10m, dikarenakan maximum stresses dan maximum displacement yg cukup besar. DAFTAR PUSTAKA [1] D.J Eyres. 2001. Ship Construction Fifth Edition. [2] International Group of AuthoritiesThomas Lamb, Editor 2003, Ship Design and Construction. [3] Biro Klasifikasi Indonesia, PT. Persero. 2013. Rules fot the classification and construction vol. II Jakarta: Biro Klasifikasi Indonesia. [4] Tambunan, Sahrudin 2005, Modul Training Patran / Nastran, Departemen Pengembangan Sistem dan Metoda, PT. Dirgantara Indonesia, Bandung. [5] Popov, E. P., 1978, Mechanics of Material, 2nd edition, Prentice-Hall, Inc., Englewoood Cliffs, New Jersey, USA. [6] GL (germanischer lloyd).2013. Rules for Classification and Construction. Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. 3, No. 1 Januari 2015 136