MENINGKATKAN NILAI KEINDONESIAN MELALUI UPACARA BENDERA DI SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
PETUNJUK PENILAIAN DAN DENAH LOMBA TATA UPACARA BENDERA DAN BARIS BERBARIS PEMUDA (SISWA SMA/SMK/MA) TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017

PEDOMAN PELAKSANAAN UPACARA BENDERA DI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

FORMULIR B TATA UPACARA PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE 66 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

: M. DEDY WIJAYA OPERASI : - SADAR RENCONG NAD TAHUN CINTA MEUNASAH NAD TAHUN HOBBY : OLAH RAGA MOTTO : IKHLAS SEMANGAT TUNTAS

PEDOMAN PELAKSANAAN LOMBA TATA UPACARA BENDERA (TUB) DAN BARIS-BERBARIS (BB) PEMUDA (SISWA SMA/SMK/MA) TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH

JUKNIS PELAKSANAAN LOMBA TUB & PBB SMA/SMK/MA Tingkat Kab./Kota

TATA UPACARA PENGIBARAN BENDERA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan Nasional merupakan salah satu tujuan dari kemerdekaan

PROGRAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PASKIBRA

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

PEDOMAN PELAKSANAAN UPACARA BENDERA HARI GURU NASIONAL TAHUN 2014 DAN HUT KE-69 PGRI

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2013

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN UPACARA BENDERA PERINGATAN KE-70 HARI RADIO TAHUN 2015 JAKARTA 11 SEPTEMBER 2015

PASUKAN PENGIBAR BENDERA (PASKIBRA) SMA NEGERI 3 SINGKAWANG. Ketentuan Umum Peserta

PASUKAN PENGIBAR BENDERA (PASKIBRA) SMA NEGERI 3 SINGKAWANG. Ketentuan Umum Peserta

PEDOMAN PELAKSANAAN UPACARA BENDERA HARI GURU NASIONAL TAHUN 2012 DAN HUT KE-67 PGRI

PERATURAN BARIS BERBARIS

Tata Upacara Pramuka Penegak

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

PASUKAN PENGIBAR BENDERA (PASKIBRA) SMA NEGERI 3 SINGKAWANG. Ketentuan Umum Peserta

WALIKOTA PROBOLINGGO

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 178 TAHUN 1979 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN UPACARA DI DALAM GERAKAN PRAMUKA

PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA FORMASI PENGIBARAN BENDERA (LFPB) TINGKAT SMA/SMK SE - JABODETABEK EKSISTENSI PASKIBRA SMAN 99 (XPASS) TAHUN 2018

PEDOMAN PELAKSANAAN UPACARA BENDERA HARI GURU NASIONAL TAHUN 2013 DAN HUT KE-68 PGRI

PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B) ( Bag. I )

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5035); 2. Undang-Undang No

EKSISTENSI PASKIBRA 99 PASUKAN PENGIBAR BENDERA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI

KETENTUAN LOMBA PENGIBARAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA Jln. Pemuda No. 32, Baleharjo, Wonosari Kotak Pos 135 Telp. (0274)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

BAB III TINJAUAN UMUM PASKIBRA SEKOLAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH SEKRETARIAT DAERAH Jl. Pahlawan No. 9, Telp : (20 saluran) Fax Semarang 50243

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG,

PANDUAN TEKNIS LOMBA VOKAL GRUP BAGI MAHASISWA TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemuda dan Olahraga (2015 : 1) Lahir bersamaan dengan Proklamasi

: Penyelenggaraan Upacara Bendera Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

WALIKOTA YOGYAKARTA PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

Dalam rangka peringatanhari Pendidikan Nasional Tahun 2012, dengan hormat kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:

Selalu taat menjalankan ibadah agamanya secara pribadi ataupun berjamaah Pencapaian Pengisian SKU:

PETUNJUK PELAKSANAAN

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 178 TAHUN 1979 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN UPACARA DI DALAM GERAKAN PRAMUKA

Dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2011, dengan hormat kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:

TATA TERTIB SEKOLAH SD NEGERI 01 DUKUH

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

PERATURAN BARIS BERBARIS

Susunan Acara Upacara Deklarasi "DJP Maju, PasRI!" 18 Agustus 2010

BUKU PANDUAN PASKIBRA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA SMP NEGERI 6 MOJOKERTO MELALUI KEGIATAN UPACARA BENDERA Agista Rizky Ridha Ayu dan I Made Suwanda

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA PERATURAN BARIS- BERBARIS TINGKAT SMP/MTS SE-JABODETABEK EKSISTENSI PASKIBRA SMAN 99 (XPASS) TAHUN 2016

Susunan Acara Upacara Deklarasi "DJP Maju, PasRI!" 18 Agustus No. Waktu Kegiatan Keterangan

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

INSTRUKSI GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 180 TAHUN 2002 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat tidak dapat dihindari. Dampak positif dari globalisasi antara

PANCASILA 1. KETUHANAN YANG MAHA ESA 2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB


SD NEGERI KALIKUDI 01

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk

P E R A T U R A N L O M B A P A D A R A M P A K 2015 ( DEFILE COMPETITION ) Pasal 1 PENDAHULUAN

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PELAKSANAAN SELEKSI PASKIBRA KABUPATEN SEMARANG TAHAP II TAHUN 2014

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 44 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PANCASILA 4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

Peta Konsep GERAK RITMIK

Legislatif dan anggota Perwakilan Daerah, yang akan disusul dengan penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden untuk periode

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Siklus I

LAMPIRAN-LAMPIRAN 121

PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan. Geofisika Nomor 17 Tahun 2014 tentang Organisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK PELAKSANAAN LOMBA KREASI KETANGKASAN BARIS BERBARIS (LKKBB) STEKMENSI XVI SMK NEGERI 1 KOTA SUKABUMI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI MEDIA PEMBENTUKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS V SD NEGERI LENCOH SELO BOYOLALI TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

BIAYA PENDAFTARAN IDR ,-

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN PENJELAJAHAN JAMBORE CABANG KLATEN 2015

EKSISTENSI PASKIBRA 99 PASUKAN PENGIBAR BENDERA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN LOMBA BINA TANGKAS PENGGALANG (LBTG) V SE-EKS KARESIDENAN SURAKARTA

Transkripsi:

MENINGKATKAN NILAI KEINDONESIAN MELALUI UPACARA BENDERA DI SEKOLAH DASAR Bertika Kusuma Prastiwi, S.Pd.Jas, M.Or Dosen PJKR bertikakusuma@gmail.com Abstrak Tujuan dari artikel ini untuk menginformasikan kepada guru sekolah dasar terutama guru Penjasorkes mengenai tata upacara bendera untuk meningkatkan nilai keindonesiaan dalam penyelenggaraan upacara bendera. Upacara bendera merupakan serangkaian kegiatan yang diatur dalam peraturan yang wajib dilaksanakan secara khidmat untuk membentuk suatu kebiasaan dan budi pekerti yang baik. Pelaksanaan upacara bendera disekolah kebanyakan belum khitmad, siswa belum mengerti makna dari upacara bendera. Tata upacara bendera dan dasar baris-berbaris sangat penting untuk memperlancar jalannya upacara bendera sehingga penanaman nilai keindonesiaan kepada siswa tercapai. Tata upacara bendera dan dasar barisberbaris dapat ditanamkan melalui pembelajaran Penjasorkes, dilakukan sebelum, saat dan setelah pembelajaran berlangsung. Penjasorkes merupakan pembelajaran yang sebagian besar dilakukan dengan praktek, maka materi baris-berbaris dapat disisipkan dalam pembelajaran. Nilai keindonesiaan sangat penting untuk penanaman karakter kepada siswa sekolah dasar, utamanya saat siswa mengikuti upacara bendera. Kekhidmatan upacara bendera mencerminkan bangsa yang memiliki karakter utamanya peserta upacara. Maka dari itu artikel ini ditujukan kepada seluruh guru sekolah dasar dan utamanya guru Penjasorkes untuk mengkolaborasikan pembelajaran Penjasorkes dengan dasar baris-berbaris agar upacara bendera terlaksana dengan khidmat. Kata Kunci: nilai Keindonesian, upacara bendera, sekolah dasar, Penjasorkes. PENDAHULUAN Kondisi dunia pendidikan sekarang ini sangat berbeda dengan pendidikan jaman dahulu. Sekarang ini upacara jarang dilakukan karena alasan mengurangi jam pelajaran, peserta upacara juga beranggapan upacara bendera harus berpanaspanasan dan harus berdiri lama. Sebenarnya upacara bendera wajib dilakukan disekolah yang berstatus negeri maupun swasta. Namun dengan berkembangnya jenis-jenis sekolah yang mempunyai kebijakan sendiri-sendiri yang tidak mentaati peraturan untuk mewajibkan adanya upacara bendera maka ada beberapa sekolah yang tidak pernah mengadakan upacara bendera, ada pula yang jarang mengadakan upacara bendera. Sebagai tempat penanaman karakter dan nilai Keindonesiaan untuk generasi muda salah satunya harus mengadakan upacara bendera disekolah setiap hari senin ataupun hari besar nasional. Dinas pendidikan sebagai lembaga yang menangani sekolah-sekolah ditiap-tiap daerah harus selalu mengamati apakah sekolah-sekolah yang ada di wilayahnya telah mengadakan upacara bendera atau tidak. Jika ada sekolah yang tidak melaksanakan bahkan tidak memperbolehkan adanya upacara bendera dinas pendidikan berhak mengingatkan sekolah tersebut bahkan mencabut ijin sekolah tersebut. 155 Pancasila dan Problem Identitas Indonesia

Upacara bendera dilakukan tidak lebih dari satu jam, tidak ada alasan mengganggu jam pelajaran bahkan bermalas-malasan karena kepanasan. Perjuangan para pahlawan lebih lama dan lebih berat. Sebagai generasi muda harus merasa malu jika tidak melaksanakan upacara bendera yang hanya dilakukan seminggu sekali dan menggunakan waktu yang tidak lama. Generasi muda harus mengetahui makna dari upacara bendera dan tidak hanya mengikuti upacara bendera karena takut mendapatkan hukuman dari guru. Makna dari upacara bendera banyak sekali dan berguna untuk kehidupan sehari-hari serta meneruskan cita-cita pahlawan. Upacara bendera mampu membuat peserta dan petugas upacara mempunyai sifat disiplin, nasionalisme, kepemimpinan dan kebersamaan serta manfaat lainnya. Upacara bendera juga memberikan manfaat dalam memberikan informasi-informasi dari sekolah ataupun himbauan untuk berbuat kebaikan. PEMBAHASAN Nilai Keindonesian Nilai Keindonesiaan perlu ditanamkan sejak dini, untuk menciptakan generasi muda yang mempunyai karakter baik dan menjaga NKRI. Generasi muda yang akan meneruskan cita-cita luhur bangsa ini dan tidak melupakan nilai Keindonesian untuk mencapainya. Menurut Brilio, makna upacara bendera menciptakan kedisiplinan, nasionalisme, kepemimpinan dan kebersamaan. a. Kedisiplinan Upacara bendera melatih tertib dan disiplin, karena dalam upacara bendera sususan kegiatan harus tertib dan khidmat baik peserta maupun petugas. Seragam dan atribut yang digunakanpun harus disiplin dan rapi. Waktu pelaksanaan juga mengajarkan disiplin karena dimulai tepat waktu dan jika ada peserta ataupun petugas yang terlambat serta tidak berseragam rapi akan mendapatkan hukuman dengan tujuan agar bersikap disiplin dan tidak mengulangi kebiasaan tidak baik. b. Nasionalisme Upacara bendera menumbuhkan rasa nasionalisme bagi peserta dan petugas upacara untuk meningkatkan nilai Keindonesiaan. Rasa nasionalisme jika dirasakan dan diresapi dalam hati sanubari dapat memaknai upacara bendera dan perjuangan pahlawan. Sebagai penumbuh semangat untuk mencapai cita-cita bangsa dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan masyarakat yang majemuk. c. Kepemimpinan Upacara bendera menimbulkan rasa kepemimpinan baik bagi petugas upacara karena rasa tanggung jawabnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memimpin peserta upacara. Bagi peserta upacara mampu memimpin dirinya sendiri untuk mengikuti upacara bendera secara khidmat dan tidak mengganggu jalannya 156 Pancasila dan Problem Identitas Indonesia

upacara bendera. Diharapkan peserta dan petugas upacara mampu memimpin dan dipimpin dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan masyarakat maupun dalam suatu organisasi tertentu, sehingga timbul rasa saling menghormati satu sama lain. d. Kebersamaan Upacara bendera meningatkan kekompakkan bagi peserta dan petugas karena harus bersama-sama mengikuti aba-aba dan aturan yang ada dalam susunan upacara bendera. Hal tersebut menunjukkan kekompakan yang harus dilakukan dari awal upacara akan dimulai dan akhir ketika upacara selesai agar upacara terlihat tertib dan indah. Upacara Bendera Upacara bendra rutin dilakukan setiap hari Senin, tanggal 17 dan hari besar nasional disekolah-sekolah mulai dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas bahkan perguruan tinggi. Upacara bendera mempunyai manfaat untuk meningkatkan nilai Keindonesian. a. Tata Upacara Bendera Menurut Purna Paskibraka dasar pelaksanaan tata upacara bendera adalah 1. Undang undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah. 3. Keputusan Mendikbud RI No. 0461/U/1984, tentang Pembinaan Kesiswaan. 4. Keputusan Dirjen Dikdasmen Depdikbud nomor 226/C/Kep/O/1992, tentang Pembinaan Kesiswaan. Susunan petugas bendera di sekolah: a) Pembina upacara 1 orang. Tugasnya adalah menerima penghormatan tertinggi dari peserta upacara. Tugas pokoknya adalah: Menerima laporan dari pengatur upacara sebelum memasuki lokasi acara upacara. Menerima penghormatan dari peserta upacara. Menerima laporan dari Pemimpin upacara. Memimpin mengheningkan cipta. Membacakan teks pancasila untuk diikuti oleh peserta upacara. Menyampaikan amanat. b) Pembawa acara 1 orang. Tugasnya adalah membacakan urutan acara upacara. Tugas pokoknya: Membaca urutan acara pada saat yang telah ditentukan. c) Pemimpin upacara 1 orang. Tugasnya adalah: 157 Pancasila dan Problem Identitas Indonesia

Menerima penghormatan dari pemimpin barisan kelas. Menerima laporan dari pemimpin barisan kelas. Memimpin penghormatan dari peserta kepada Pembina upacara. Menyampaikan laporan kepada Pemimpin upacara. Menyiapkan dan mengistirahatkan peserta upacara. Memimpin penghormatan kepada bendera. d) Pembaca teks pancasila 1 orang. Pembawa teks pancasila bertugas: Membawa teks pancasila. Menyerahkan teks pancasila kepada Pembina upacara dan menerima kembali setelah selesai dibacakan. e) Pembaca teks pembukaan UUD 1945 1 orang. Pembaca teks pembukaan UUD 1945 bertugas membaca teks tersebut pada waktu dan tempat yang telah ditentukan. f) Kelompok pengibar bendera 3 orang. Kelompok pengibar bendera bertugas menyiapkan dan mengibarkan bendera. g) Pembaca do a 1 orang. Pembaca doa bertugas membaca doa pada waktu dan tempat yang telah ditentukan. h) Pemimpin lagu 1 orang. Pemimpin lagu (dirigen) bertugas: Memberikan laporan kesiapan kepada Pemimpin upacara. Memimpin kelompok paduan suara menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya, lagu mengheningkan cipta, dan lagu wajib nasional pada waktu dan tempat yang telah ditentukan. i) Kelompok paduan suara 10 orang. Kelompok paduan suara bertugas menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya, lagu mengheningkan cipta, dan lagu wajib nasional pada waktu dan tempat yang telah ditentukan. j) Ketua-ketua barisan 6 orang. Bertugas menyiapkan barisan kelasnya masing-masing dan membubarkan barisan ketika upacara selesai. Petugas upacara biasanya menjadi tanggung jawab satu kelas yang dilakukan bergilir tiap kelas, siswa sekolah dasar yang bertugas adalah kelas 3, 4, 5 dan 6. Peserta Upacara Peserta Upacara yaitu peserta yang mengikuti seluruh rangkaian kegiatan upacara. Peserta Upacara terdiri dari: a. Siswa. b. Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Dewan Guru, dan Staf Tata Usaha. 158 Pancasila dan Problem Identitas Indonesia

Peralatan Upacara a. Tiang bendera. b. Bendera merah putih. c. Teks susunan acara. d. Mimbar pembina. e. Pembukaan UUD 1945. f. Pancasila. g. Amanat Pembina Upacara. h. Do a. Susunan upacara bendera di sekolah UPACARA BENDERA HARI SENIN TANGGAL /. / 2016 SEGERA DIMULAI 1. MASING-MASING PEMIMPIN KELAS MENYIAPKAN BARISANNYA SELANJUTNYA MENGISTIRAHATKAN. 2. PEMIMPIN UPACARA MEMASUKI TEMPAT UPACARA. 3. BARISAN DISIAPKAN DILANJUTKAN PENGHORMATAN PADA PEMIMPIN UPACARA, DIPIMPIN OLEH BARISAN PALING KANAN. 4. LAPORAN PEMIMPIN KELAS PADA PEMIMPIN UPACARA. 5. BARISAN DIISTIRAHATKAN PEMIMPIN UPACARA. 6. PEMBINA MEMASUKI TEMPAT UPACARA, BARISAN DISIAPKAN. 7. PENGHORMATAN PADA PEMBINA UPACARA. 8. LAPORAN PEMIMPIN UPACARA PADA PEMBINA UPACARA, BAHWA UPACARA TELAH DIMULAI. 9. PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH, DIIRINGI LAGU INDONESIA RAYA. 10. MENGHENINGKAN CIPTA, DIPIMPIN OLEH PEMBINA UPACARA. 11. PEMBACAAN TEKS PANCASILA, OLEH PEMBINA UPACARA, DIIKUTI SELURUH PESERTA UPACARA. 12. PEMBACAAN TEKS PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945. 13. AMANAT PEMBINA UPACARA, BARISAN DIISTIRAHATKAN. 14. BARISAN DISIAPKAN PEMIMPIN UPACARA. 15. MENYANYIKAN LAGU WAJIB NASIONAL. 16. PEMBACAAN DO A. 17. LAPORAN, BAHWA UPACARA TELAH SELESAI DILAKSANAKAN. 159 Pancasila dan Problem Identitas Indonesia

18. PENGHORMATAN PADA PEMBINA UPACARA, DIPIMPIN OLEH PEMIMPIN UPACARA. 19. PEMBINA UPACARA BERKENAN MENINGGALKAN TEMPAT UPACARA. 20. PENGHORMATAN PADA PEMIMPIN UPACARA, DIPIMPIN OLEH BARISAN PALING KANAN. 21. PEMIMPIN UPACARA MENINGGALKAN TEMPAT UPACARA. 22. BARISAN DIBUBARKAN OLEH PEMIMPIN KELAS. c. Dasar baris-berbaris Menurut Pangab baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu. Macam Gerakan Dasar Peraturan Baris Berbaris yang digunakan dalam upacara bendera yaitu: 1. Sikap Sempurna, digunakan saat posisi siap, sikap ini hampir selalu digunakan selama upacara bendera kecuali ada aba-aba lain. Cara melakukan dengan merapatkan kedua tungkai kaki, posisi tangan mengepal disamping badan. 2. Istirahat di tempat, digunakan saat posisi menunggu pemimpin upacara dan pembina upacara, amanat pembina upacara. Cara melakukan dengan menggeser kaki kiri ke arah luar selebar bahu, posisi kedua tangan mengepal dibelakang badan. 3. Lencang depan, digunakan saat sebelum upacara dimulai untuk meluruskan barisan berbanjar. Cara melakukan dengan meluruskan lengan tangan ke arah bahu teman didepan. 4. Lencang kanan, digunakan saat sebelum upacara dimulai untuk meluruskan barisan bershaf. Cara melakukan dengan meluruskan lengan tangan ke arah kanan bahu teman. 5. Hadap kiri, digunakan untuk menunjukan arah ke kiri tujuannya bergeser ataupun melangkah meluruskan barisan. Cara melakukan dengan menarik kaki kanan sedikit, kaki kiri sebagai poros kemudian memutar badan ke arah kiri. 6. Hadap kanan, digunakan untuk menunjukan arah ke kanan tujuannya bergeser ataupun melangkah meluruskan barisan. Cara melakukan dengan menarik kaki kiri sedikit, kaki kanan sebagai poros kemudian memutar badan ke arah kanan. 7. Balik kanan, digunakan untuk mengubah arah kebalikannya tujuannya untuk bergeser atau melangkah meluruskan barisan. Cara melakukan dengan menarik kaki kiri agak lebar, kaki kanan sebagai poros kemudian memutar badan ke arah kanan. 160 Pancasila dan Problem Identitas Indonesia

8. Berhitung, digunakan untuk menghitung jumlah anggota atau peserta. Cara melakukan anggota paling kanan tetap menghadap ke depan dan anggota yang lain menengok ke samping kanan, mulai hitung dari arah kanan dengan menyebut angka, angka dua dan selanjutnya diikuti menengok ke arah depan. Anggota paling kiri belakang menyebut barisan lengkap atau kurang. 9. Hormat, digunakan untuk menghormat pemimpin upacara, pembina upacara dan bendera merah putih. Cara melakukan dengan merapatkan jari tangan kanan dan menempelkan pada pelipis wajah serta membuka lengan. 10. Jalan di tempat, digunakan untuk pengibaran bendera tujuannya mengubah arah gerakan dan kekompakan. Cara melakukan dengan mengangkat kaki rata-rata air secara konsisten. 11. Langkah, digunakan untuk berpindah tempat. Ada dua jenis langkah; a) Langkah biasa, digunakan saat melangkah semua kegiatan petugas upacara. Cara melakukan dengan melangkahkan kaki kiri dan tangan kanan kedepan seperti berjalan bisa. b) Langkah tegak, digunakan saat pengibaran bendera sang merah putih. Cara melakukan dengan melangkahkan kaki kiri dan tangan kanan kedepan melangkah tegak berirama menghentak. Langkah bergeser dalam peraturan baris berbaris maksimal empat langkah, lebih dari empat langkah aba-aba yang digunakan adalah maju jalan. Menggunakan langkah biasa maupun langkah tegak. Gerakan langkah dimulai dari kaki kiri maju kedepan dan tangan kanan maju kedepan. 12. Aba-aba dalam upacara a) Gerak digunakan untuk kegiatan yang ditempat tidak berubah. Contoh: jalan ditempat GERAK, hormat GERAK. b) Jalan digunakan untuk kegiatan yang mengubah tempat. Contoh: maju JALAN, dua langkah ke kanan JALAN c) Henti digunakan untuk menghentikan gerakan berjalan. Contoh: HENTI gerak. d) Mulai digunakan saat berhitung. Contoh: berhitung MULAI Penjasorkes Penjasorkes merupakan pendidikan melalui jasmani, pembelajaran memuat karakter dari awal saat dan sesudah pelajaran serta menggunakan gerakan-gerakan peraturan baris berbaris. Awal pembelajaran Penjasorkes siswa disiapkan dituntut untuk disiplin, diistirahatkan untuk mendengarkan materi dari guru, gerakan hadap kanan, kiri maupun balik kanan untuk meluruskan barisan, berhitung untuk mengetahui jumlah siswa, langkah untuk mengubah arah dan gerakan dasar 161 Pancasila dan Problem Identitas Indonesia

peraturan baris berbaris yang digunakan dalam pembelajaran Penjasorkes dalam mengendalikan siswa. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan pada umumnya. Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik. Pendidikan jasmani mempunyai peran yang berarti mengembangkan kualitas manusia Indonesia terampil, cerdas, watak dan kepribadian yang baik, kualitas jasmani maupun rohani didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Fase anak-anak diklasifikasikan menjadi 2 fase yaitu: fase anak kecil (early childrenhood) dan fase anak besar (later childrenhood). Fase anak kecil adalah antara 1 atau 2 sampai 6 tahun. Fase anak besar adalah antara 6 sampai 10 atau 12 tahun. Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan yang bersifat kuantitatif, karena pengaruh luar atau lingkungan. Menurut Hurlock, Pertumbuhan merupakan perubahan ukuran dan struktur tubuh yang menyangkut perubahan fisik dan perkembangan merupakan perubahan fungsional yang bersifat kualitatif, baik dari fungsi-fungsi fisik maupun mental berkaitan dengan pengaruh lingkungan. Kemampuan belajar menulis akan mudah dan cepat dikuasai anak apabila proses latihan diberikan pada saat otot-ototnya telah tumbuh dengan sempurna, dan saat untuk memahami bentuk huruf telah diperoleh. Menurut Husdarta dan Nurlan pertumbuhan adalah penambahan ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensif tubuh serta bagian-bagiannya dan perkembangan adalah perubahan dalam bentuk atau bagian tubuh dan integrasi berbagai bagiannya ke dalam satu kesatuan fungsional ketika pertumbuhan berlangsung. Menurut Menurut Husdarta dan Nurlan, karakteristik siswa sekolah dasar antara lain; pertumbuhan otot lengan dan tungkai makin bertambah, ada kesadaran mengenai badannya, kekuatan otot menunjang pertumbuhan, waktu reaksi semakin baik, koordinasi semakin baik, badan lebih sehat dan kuat, ada perbedaan kekuatan otot dan keterampilan antara laki-laki dan perempuan. KESIMPULAN Upacara bendera bendera perlu dilakukan secara rutin hari senin, tanggal 17 dan hari besar nasional di sekolah utamanya sekolah dasar sebagai dasar pendidikan dan tingkat sekolah selanjutnya, baik sekolah yang berstatus negeri maupun swasta tujuannya untuk meningkatkan nilai Keindonesiaan. Pembelajarannya bisa dikolaborasikan melalui pembelajaran Penjasorkes yang didalamnya terdapat gerakan baris berbaris. 162 Pancasila dan Problem Identitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA Hurlock, B. (2013). Perkembangan anak. (Terjemahan Meitasari Tjandra & Muslichah Zarkasih). Manipur: McGraw-Hill Education. (Buku asli diterbitkan tahun 1978). Purna Paskibraka. 2009. Lomba Tata Upacara Bendera & PBB. Jakarta: PPA perss. Prof.DR.Husdarta, M.Pd & Dr. Nurlan K, M.Pd. 2012. Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta. http://ppikp.org/wp-content/uploads/2014/11/panduan-ltus-tegak-159- BAGIAN-III-Edisi-Revisi.pdf 163 Pancasila dan Problem Identitas Indonesia