BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. seluruh kriteria untuk tahun berjalan mulai dari tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan. Pada bab ini akan mencakup pembahasan mengenai difinisi dan jenis

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. BUMN di Indonesia yang terdaftar di BEI periode diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang telah dilakukannya. Hal ini dikarenakan dividen merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang

Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori mengenai kebijakan pembayaran dividen

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand)

BAB III METODE PENELITIAN. mempertimbangkan yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:28) tentang sifat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB 5 PENUTUP. 95 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dividen perusahaan memiliki peranan yang penting dalam menentukan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perusahaan adalah memberi keuntungan yang maksimal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB I PENDAHULUAN. selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Perusahaan yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Objek Penelitian. mengenai pengaruh market capitalization (MC), debt to equity ratio (DE), dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh dari website IDX (Indonesia Stock

BAB I PENDAHULUAN. Pasar yang semakin luas menjadikan persaingan usaha semakin ketat. Pasar modal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan berbagai jenis industri pada negara tersebut. Pasar modal (capital

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ekonomi di Indonesia saat ini sudah memasuki era

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. tidak signifikan terhadap dividen.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang kekurangan modal atau memiliki modal yang terbatas,

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. 1. Profitabilitas (net profit margin) tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Stice, at al, (Pasadena, 2013) Dividen adalah pembagian kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh investor kepada perusahaan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang salah satu kegiatan operasionalnya

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan sektor manufaktur yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Deskripsi Objek Penelitian. minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi. Objek penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun Sedangkan sampel merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hal seperti dasar pembagian dividen, dasar kompensasi, pengukuran prestasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis.

Artik Estuari D2D307004

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak

Nama : Ryan Adi Putra ( )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang listed di BEI pada tahun Penelitian ini akan menganalisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan harga saham yang terjadi seorang investor bisa memperoleh return.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

BAB IV HASIL PENELITIAN. (Syamsul Hadi, 2004:102). Variabel dalam penelitian ini meliputi

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research.

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan seperti: corporate finance managers, bank, real estate, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW

BAB I PENDAHULUAN. diinvestasikan kembali guna meningkatkan pertumbuhan perusahaan. 1 Masalah

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN

BAB I PENDUHULUAN. mengembangkan usahanya perusahaan harus mengembangkan perusahaannya

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagainya. Para investor tentu mengharapkan return atas investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang go public, nilai perusahaan dapat direfleksikan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bagi para investor untuk melakukan aktifitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham et.al,

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. negara tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekarang itu pasar modal di negara kita masih konvensional,sementara itu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri yang memberikan kontribusi cukup besar. Berdasarkan data pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dari kumpulan individu atau unit-unit tersebut akan

BAB V KESIMPULAN. earning per share, book value per share, dan cash flow per share

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. langsung melalui web resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu

BAB - I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN. return yang optimal melalui dividen dan capital gain. Investor yang

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini perusahaan-perusahaan pada sektor manufaktur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian merupakan perusahaan perusahaan yang terdaftar pada Indeks Kompas 100 tahun 2010 2014. Bedasarkan kriteria penetapan sampel diperoleh sampel sebanyak 21 perusahaan dari berbagai sektor industri yang memiliki data dan memenuhi seluruh kriteria untuk tahun berjalan mulai dari tahun 2010 2014. 5.1.1 Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi variabel penelitian ini, yaitu kebijakan dividen yang diproksikan dengan DPR (ratio dividend payout ratio), free cash flow yang diproksikan dengan FCF (ratio Free Cash Flow), size yang diproksikan dengan SIZE (Log Sales), profitabilitas yang diproksikan dengan PROFIT (Earning per Share), financial leverage yang diproksikan dengan FINLEV (Debt to Equity Ratio), growth yang diproksikan dengan GROWTH (Total Asset Growth Ratio). Berikut adalah hasil uji statistik deskriptif untuk DPR, AC, SIZE, PROFIT, FINLEV dan GROWTH : 72

73 Tabel 5.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Variable Minimum Maximum Mean DPR -0.306 5,230 0,515 FCF -0.193 0.402 0.457 SIZE 27.933 32.937 30.358 PROFIT -9.805 4393.530 595.732 FINLEV 0.158 2.270 0.775 GROWTH -0.083 0.564 0.187 Bedasarkan Table 5.1 nilai terkecil (minimum) untuk variabel DPR (dividend payout ratio) adalah -0,306. Nilai terkecil ini dimiliki oleh perusahaan PT. MNC Investama Tbk pada tahun 2013, pada tahun tersebut perusahaan mengalami kerugian tetapi tetap membagikan dividen. Hal ini bertentangan dengan UU no 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 71 ayat 3 dimana dividen hanya boleh dibagikan apabila Perusahaan mempunyai saldo positif / laba. Nilai terbesar (maksimum) adalah 5,230 yang dimiliki oleh PT. Timah (Persero) Tbk pada tahun 2012. Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan laba yang dibanding laba perusahaan pada tahun 2011 yang mempengaruhi angka earning per share menjadi turun dan jumlah dividen per lembar yang dibagikan tetap sama sehingga mempengaruhi dividend payout ratio perusahaan. Perusahaan ini tidak dijadikan sampel penelitian karena nilai angka DPR perusahaan tersebut mengandung outlier sehingga menyebabkan data menyimpang terlalu jauh

74 dari data lain. Mean atau nilai rata rata dari varibel DPR adalah 0,515. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap 1 lembar saham yang dimiliki oleh investor pada perusahaan-perusahaan pada indeks Kompas 100 mendapatkan dividen sebesar 0,515 atau 51,5% dari laba perusahaan perusahaan tersebut. Hal ini berarti rata-rata laba yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan pada indeks Kompas 100 sebagai pembayaran dividen sebesar 51,53% dari laba yang didapat perusahaan. Untuk nilai terkecil (minimum) variabel free cash flow adalah -0, 193. Nilai terkecil ini dimiliki oleh PT. AKR Corporindo Tbk pada tahun 2013. Hal ini disebabkan oleh adanya investasi berupa pengembangan lahan yang akan dijadikan kawasan industri untuk proyek salah satu entitas anak sehingga hal ini menyebabkan perusahaan mengeluarkan biaya yang cukup besar dan menyebabkan nilai free cash flow menjadi negatif. Nilai terbesar (maksimum) untuk variabel AC adalah 0,402 yang dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2013. Hal ini dapat diartikan bahwa free cash flow perusahaan tersebut besar dan pada tahun tersebut angka penjualan dari perusahaan memang meningkat sebesar 5% dibandingkan perusahaan lain yang ada di indeks Kompas 100. Angka sales yang paling meningkat pada tahun tersebut berasal dari penjualan domestic. Mean atau nilai ratarata dari variabel AC adalah 0,457. Hal ini dapat diartikan bahwa rata-rata

75 free cash flow yang tersedia pada perusahaan yang ada di index Kompas 100 adalah 0,457 atau 45,7%. Untuk nilai terkecil (minimum) variabel SIZE (Log Sales) adalah 27,933 atau Rp. 1.352.260.000.000. Nilai terkecil ini dimiliki oleh PT. Global Mediacom Tbk pada tahun 2010. Hal ini disebabkan oleh angka penjualan atau pendapatan pada perusahaan tersebut merupakan penjualan terkecil dibandingkan perusahaan-perusahaan yang ada pada indeks Kompas 100. Nilai terbesar (maksimum) untuk variabel SIZE adalah 32,937 atau Rp. 201.701.000.000.000 yang dimiliki oleh PT. Astra International Tbk pada tahun 2014. Perusahaan ini mendapatkan penjualan atau pendapatan terbesar dibandingkan perusahaan yang ada pada indeks Kompas 100 dengan total pendapatan sebesar Rp. 201.701.000.000.000. Mean atau nilai rata-rata dari variabel SIZE ini adalah 30,393 atau Rp. 28.330.868.187.859 yang dapat diartikan bahwa rata-rata penjualan atau pendapatan yang didapatkan oleh perusahaan yang terdaftar pada indeks Kompas 100 adalah 30,358 atau Rp. 28.330.868.187.859. Nilai terkecil (minimum) variabel PROFIT (Earning per Share) adalah -9, 805. Nilai terkecil ini dimiliki oleh PT. MNC Investama Tbk pada tahun 2013. Hal ini disebabkan oleh kondisi perusahaan yang mengalami kerugian pada tahun tersebut tetapi tetap membagikan dividen. Hal ini bertentangan dengan UU no 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 71 ayat 3

76 dimana dividen hanya boleh dibagikan apabila Perusahaan mempunyai saldo positif/laba. Nilai terbesar (maksimum) untuk variabel PROFIT adalah 4393,530 yang dimiliki oleh PT. Astra International Tbk pada tahun 2011. Hal ini disebabkan oleh pada bulan Juni 2012, Perseroan melakukan pemecahan nilai nominal saham yang mengakibatkan kenaikan jumlah saham yang beredar menjadi 40.483.553.140 yang sebelumnya pada tahun 2011 hanya sebesar 40.484.000.000. Hal ini Sesuai PSAK No. 56: Laba per Saham, perhitungan laba per saham dasar untuk seluruh periode telah disajikan secara retrospektif. Mean atau nilai rata-rata dari variabel PROFIT adalah 574,732 yang dapat diartikan bahwa dari berbagai perusahaan yang ada pada indeks Kompas 100 memiliki nilai keuntungan bersih untuk per lembar saham yang mampu diraih oleh perusahaan sebesar 574,732. Nilai terkecil (minimum) variabel FINLEV (debt to equity ratio) adalah 0,158. Nilai terkecil ini dimiliki oleh perusahaan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2011. Nilai terkecil pada rasio ini baik, artinya perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk melunasi hutanghutangnya. Hal ini baik dan dapat menarik minat investor. Begitu juga dengan nilai tertinggi yang dimiliki oleh PT Summarecon Agung Tbk dengan angka 2,270. Hal ini terlihat dari jumlah hutang perusahaan ini lebih tinggi dibanding dengan ekuitas perusahaan sehingga akan membuat resiko terhadap unsolvable semakin tinggi atau ketika hutang jatuh tempo

77 perusahaan tidak dapat melunasi hutang tersebut. Nilai rata-rata (mean) pada variabel ini adalah 0,775 yang berarti perusahaan yang berada pada indeks Kompas 100 berada pada kondisi solvable, yang artinya hutang tidak lebih besar dibandingkan ekuitas perusahaan. Nilai terkecil pada variabel GROWTH (total asset growth ratio) adalah -0,083. Nilai terkecil ini dimiliki oleh PT. Bukit Asam Tbk pada tahun 2013. Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan jumlah asset dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013. Nilai terbesar (maksimum) adalah 0,564 yang dimiliki oleh PT. United Tractors Tbk pada tahun 2011. Hal ini disebabkan karena adanya kenaikan yang signifikan karena adanya reklasifikasi sesuai dengan PSAK no 7 (Revisi 2009) terkait pengungkapan pihak berelasi. Nilai rata-rata (mean) pada variabel ini adalah sebesar 0,187 yang dapat diartikan bahwa perusahaan perusahaan pada indeks Kompas 100 pada tahun 2010-2014 memiliki pertumbuhan asset sebesasr 0,187 atau sebesar 18,7%. 5.1.2 Analisis Inferensial Dalam penelitian untuk analisa regresi dalam penelitian ini, menggunakan data panel atas pengaruh free cash flow, size, profitabilitas, financial leverage dan growth terhadap kebijakan dividen. Berikut adalah hasil uji regresi dengan data panel.

78 Tabel 5.2 Hasil Pengujian Data Panel Pengaruh Free Cash Flow, Size, Profitabilitas, Financial Leverage, Growth terhadap Kebijakan Dividen Indeks Kompas 100 tahun 2010-2014 Model Variabel PLS FEM REM Koefisien Signifikansi Koefisien Signifikansi Koefisien Signifikansi Konstanta -0.145 0.457 1.536 0.136-0.059 0.899 FCF 0.560 0.000-0.061 0.000 0.420 0.000 SIZE 0.021 0.001-0.030 0.376 0.018 0.218 PROFIT -2.950 0.000-0.000 0.000-3.310 0.001 LEVERAGE -0.083 0.000-0.169 0.000-0.095 0.000 GROWTH -0.125 0.002 0.039 0.318-0.133 0.083 Uji Chow 19,758 0,000 Uji Hausman 20,976 0,000 R² 0.485 0.880 0.138 F Hitung 18,66 0.000 23.26 0.000 3.173 0.010 Dari hasil uji data panel tersebut dapat dilihat bahwa, uji model terbaik adalah uji dengan model Fixed Effect Model (FEM). Hal ini terlihat dari hasil uji Chow bahwa PLS bukan terbaik karena nilai signifikansi >0,05. Hasil uji Hausman bahwa FEM terbaik karena nilai signifikansinya <0.05. Bedasarkan pendekatan FEM diketahu nilai R² sebesar 0.880 artinya 88% variabilitas DPR dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen. Model regresi yang

79 diajukan di bab 4 baik karena nilai F hitung 23,26 dengan signifikansi yang kurang dari 0.05. Bedasarkan Tabel 5.2 dapat ditulis persamaan regresi penelitian sebagai berikut : DPR = 1,536-0,061FCF 0,030SIZE - 0,000PROFIT - 0,169LEVERAGE + 0,039GROWTH. Konstanta memiliki nilai koefisien sebesar 1,536 dengan signifikansi 0,136. Nilai signifikansi di atas 0,05 yang artinya nilai konstanta tidak memiliki keberartian. Variabel FCF memiliki nilai koefisien sebesar -0,061 dengan signifikansi 0,000. Dengan nilai signifikansi variabel AC diatas 0,05 yang artinya memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Jadi ketika FCF meningkat 1% maka kebijakan dividen akan turun 0,0061%. Variabel SIZE memiliki nilai koefisien sebesar -0,030 dengan signifikansi 0,376. Dengan nilai signifikansi variabel SIZE di atas 0,05 berarti size berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Variabel PROFIT memiliki nilai koefisien sebesar -0,000 dengan signifikansi 0,000. Dengan nilai signifikansi variabel PROFIT di bawah 0,05 berarti profit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Jadi ketika profit meningkat 1% maka kebijakan dividen akan turun 0,000%.

80 Variabel LEVERAGE memiliki nilai koefisien sebesar -0,169 dengan signifikansi 0,000. Dengan nilai signifikansi variabel LEVERAGE di bawah 0,05 berarti leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Jadi ketika leverage meningkat 1% maka kebijakan dividen akan turun 0,169%. Variabel GROWTH memiliki nilai koefisien sebesar 0,039 dengan signifikansi 0,318. Dengan nilai signifikansi variabel GROWTH di atas 0,05 artinya pengaruh GROWTH positif namun tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. 5.2 Pembahasan Hasil Penelitian Uji data panel dengan menggunakan metode fixed effect dapat menunjukan hasil pengaruh variabel independen dengan variabel dependen. Berikut adalah penjelasan hasil pengujian hipotesis penelitian. 1. Pengaruh Free Cash Flow terhadap Kebijakan Dividen (DPR) Hasil pengujian sebagaimana disajikan pada Tabel 5.2 menunjukkan bahwa variabel free cash flow memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Dengan demikian penelitian menerima hipotesis pertama (H1) dengan hasil penelitian yang menyatakan variabel free cash flow memiliki pengaruh yang negatif dan memiliki signifikasi terhadap kebijakan dividen. Hasil ini

81 mendukung penelitian Rosdini (2005) dan Arfan (2013) dimana free cash flow memiliki pengaruh negatif dan signifikan. Tetapi penelitian ini bertentangan dengan penelitian Lopolusi (2013), Graha (2014), Pujiastuti (2008), Haryadi (2014) yang menyatakan bahwa free cash flow memiliki hubungan yang negatif dan tidak berpengaruh signifikan. Hal ini disebabkan karena semakin besar free cash flow suatu perusahaan maka akan membuat pihak manajemen ingin melakukan kegiatan investasi sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Hasil atas variabel free cash flow berbeda dengan penelitian Al-Malkawi dimana variabel yang digunakan oleh Al-Malkawi yaitu dengan menggunakan natural log of market capitalization dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. 2. Pengaruh Size terhadap Kebijakan Dividen (DPR) Hasil pengujian bedasarkan Tabel 5.2 menunjukkan bahwa variabel size memiliki nilai koefisien yang negatif namun tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Dengan demikian penelitian menolak hipotesis kedua (H2) dengan hasil penelitian yang menyatakan variabel size memiliki pengaruh yang negatif dan tidak memiliki signifikasi terhadap kebijakan dividen. Hasil ini mendukung oleh penelitian Lopolusi (2013) dan Nuringsih (2005) dimana size

82 memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan. Tetapi penelitian ini bertentangan dengan penelitian Al-Malkawi (2008), Ranti (2013), Rahmawati (2011), Hardinugroho (2014), yang menyatakan bahwa size memiliki hubungan yang positif dan berpengaruh signifikan. Hal ini disebabkan karena pada perusahaan besar akan menjaga reputasi untuk terus membayarkan dividen dan hal ini juga memudahkan perusahaan menjual kembali saham apabila suatu saat berencana melakukan ekspansi perusahaan. Hasil dari variabel size juga terdapat perbedaan dengan penelitian yang dilakukan Al- Malkawi. Perbedaan tersebut berada pada perbedaan penggunaan variabel dimana Al-Malkawi menggunakan cara pengukuran dengan natural log market capitalization sedangkan penulis menggunakan variabel natural log of sales. 3. Pengaruh Profitabilitas (EPS) terhadap Kebijakan Dividen (DPR) Hasil pengujian bedasarkan Tabel 5.2 menunjukkan bahwa variabel profitabilitas memiliki nilai koefisien yang negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Perusahaan-perusahaan pada indeks Kompas 100 di periode 2010-2014 menunjukan investasi yang cukup besar. Laba yang diperoleh perusahaan digunakan untuk investasi dibandingkan untuk dibagikan sebagai dividen. Dengan demikian penelitian menerima hipotesis ketiga (H3) dengan hasil

83 penelitian yang menyatakan variabel profitabilitas memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil ini mendukung oleh penelitian Al-Malwaki (2008), Akhadiyah (2015), Demirgunes (2015) dimana profitabilitas memiliki pengaruh negatif dan signifikan. Tetapi penelitian ini bertentangan dengan penelitian Deitiana (2009) dan Nurraiman (2013) yang menyatakan bahwa profitabilitas memiliki hubungan yang positif dan berpengaruh signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka akan meningkatkan probabilitas perusahaan untuk memberikan dividen serta sebaliknya. Terdapat perbedaan variabel profitabilitas antara penulis dengan penelitian Al- Malwaki. Hasil penelitian Al-Malkawi menunjukan variabel profitability berpengaruh positif dan signifikan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan sampel yang digunakan pada bursa yang berada di Indonesia dan Jordanian. 4. Pengaruh Financial Leverage (DER) terhadap Kebijakan Dividen (DPR) Hasil pengujian bedasarkan tabel 5.2 menunjukan bahwa variabel financial leverage memiliki nilai koefisien yang negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Dengan demikian penelitian

84 menerima hipotesis keempat (H4) dengan hasil penelitian yang menyatakan variabel financial leverage memiliki pengaruh yang negatif dan memiliki signifikasi terhadap kebijakan dividen. Hasil ini mendukung oleh penelitian Akhadiyah (2015) dan Ranti (2013) dimana financial leverage memiliki pengaruh negatif dan signifikan. Tetapi penelitian ini bertentangan dengan penelitian Nurraiman (2013) dan Hardinugroho (2012), dan Deitiana (2009) yang menyatakan bahwa financial leverage memiliki hubungan yang negatif dan tidak berpengaruh signifikan. Hal ini menunjukan semakin tinggi tingkat hutang perusahaan maka semakin rendah dividen yang dibagikan. Tingkat hutang yang tinggi juga akan membuat perusahaan mempunyai kewajiban untuk membayar biaya bunga atas hutang tersebut, sehingga tingkat dividen yang dibagikan akan semakin kecil. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Al-Malkawi yang menyatakan bahwa financial leverage berpengaruh negative dan signifikan terhadap kebijakan dividen. 5. Pengaruh Growth terhadap Kebijakan Dividen (DPR) Hasil pengujian bedasarkan tabel 5.2 menunjukan bahwa variabel growth memiliki nilai koefisien yang positif dan tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Dengan demikian penelitian menolak hipotesis kelima (H5) dengan hasil penelitian yang

85 menyatakan variabel growth memiliki pengaruh yang negatif dan tidak memiliki signifikasi terhadap kebijakan dividen. Hasil ini mendukung oleh penelitian Akhadiyah (2015) dimana growth memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Jannah (2014) yang menyatakan bahwa growth memiliki hubungan yang positif dan berpengaruh signifikan. Hal ini disebabkan perusahaan sektor industri barang konsumsi pada tahun 2008-2012 yang sedang bertumbuh akan membutuhkan dana untuk melakukan kegiatan ekspansi terhadap bisnis perusahaan tersebut sehingga akan mempengaruhi perusahaan untuk membagikan dividen. Growth tidak berpengaruh signifikan juga bisa disebabkan oleh perusahaan yang melakukan kegiatan investasi seperti untuk membeli asset, sehingga laba yang di dapat tidak digunakan untuk pembagian dividen. Namun dengan asset yang meningkat tidak berarti akan langsung signifikan terhadap growth, karena kegiatan investasi tersebut belum menghasilkan. Contohnya perusahaan membeli lahan untuk pabrik baru, proses pembangunan pabrik tersebut akan membutuhkan waktu sekitar 2-3 tahun, maka setelah 2-3 dan pabrik mulai beroperasi, perusahaan akan menerima hasil dari investasi tersebut. Pendapatan perusahaan juga akan meningkat dan perusahaan dapat membagikan dividen dengan hasil yang baik. Hasil penelitian ini

86 terdapat perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Al-Malkawi dmana penelitian tersebut menggunakan ratio price earning ratio sedangkan penelitian ini menggunakan variabel total asset growth ratio.