HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

Sugiarti dan Vera Talumepa

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI BAYI DI BPM APRI OGAN ILIR

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan generasi yang sehat, cerdas, dan taqwa merupakan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organitation (WHO) dalam program Millenium Development

HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PROSES PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KECEPATAN PENGELUARAN COLOSTRUM DI WILAYAH PUSKESMAS POLANHARJO KLATEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir memiliki hak untuk segera menyusu dini dengan membiarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satupun produk formula yang dapat menyamai keunggulan ASI. ASI. ASI mengikuti pola pertumbuhan dan kebutuhan bayi untuk proses

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PENINGKATAN SUHU TUBUH BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI PUJI LESTARI MAWUNG TRUCUK

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

ARIS SETYADI J

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI DESA MRANGGEN KECAMATAN JATINOM KLATEN MEILANI YUDI ARINI INTISARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

ST NURRAHMAH, S.ST AKADEMI KEBIDANAN KONAWE. Jl. Letj.DII Panjaitan No.217, Unaaha, Konawe Sulawesi Tenggara. Telp/Fax (0408)

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisaiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses satu jam pertama pasca bayi

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

1

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

Hardiana 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan dari hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan adalah ASI. Air susu ibu (ASI) merupakan sumber energi

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI, DURASI MENYUSUI DENGAN BERAT BADAN BAYI DI POLIKLINIK BERSALIN MARIANI MEDAN

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

BAB I PENDAHULUAN. kandungan disertai dengan pemberian air susu ibu (ASI) sejak usia dini, terutama

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

PENDAHULUAN. bahwa ada hubungan antara faktor kondisi bayi dengan pemberian ASI.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan

PENDAHULUAN. sejak masih bayi. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam

PENDAHULUAN Latar Belakang

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang baik pada balita (Dinkes, 2007). Perwakilan UNICEF di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

BAB I PENDAHULUAN. kurang dalam hal pemberian makanan yang baik (Akhsan, 2007).

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013 1, * Sri Mulyati 1* Akper Prima Jambi Korespondensi Penulis : nauf4l4lvaro@gmail.com ABSTRAK Inisiasi Menyusui Dini (IMD) merupakan pemberian ASI segera setelah bayi lahir yaitu 30 menit pertama setelah kelahiran bayi, Menyusui dini dikatakan juga suatu perilaku mempercepat proses menyusui pada bayi lahir. Hanya 4 % bayi disusui ibunya dalam waktu satu jam pertama setelah kelahirannya, pada hal diperkirakan sekitar 30.000 kematian bayi baru lahir, di Indonesia dapat dicegah melalui pemberian ASI pada satu jam pertama setelah lahir. Penelitian ini bertujuan untuk melihat Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Bersalin dengan pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di Kamar Bersalin Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi semua ibu bersalin di Kamar Bersalin Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi, pengambilan sampel secara quota samping. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 45 orang dari jumlah populasi pada tahun 2013 sebanyak 116 ibu bersalin. Analisis menggunakan uji statistik Chi Square, hasil kemaknaan 0,05 dengan nilai (Confidance Interval/ CI = 95 %). Dari 45 orang Ibu yang melakukan IMD yang baik di Kamar Bersalin Puskesmas Putri Ayu sebanyak 29( 64,4%), Ibu yang melakukan IMD kurang baik sebanyak 16(35,6%). Ibu yang memiliki pengetahuan kurang baik tidak melakukan IMD sebanyak 22(75,9%), ibu yang memiliki pengetahuan baik tidak melakukan IMD sebanyak 7(24,1%), Ibu yang memiliki pengetahuan baik yang melaksanakan IMD dengan baik sebanyak 10(62,5%), ibu yang memiliki pengetahuan kurang melaksanakan IMD dengan baik sebanyak 6(37,5%). Ibu yang memiliki Sikap negatif dan melakukan IMD dengan tidak baik sebanyak 16(55,2%) dibandingkan dengan Ibu yang memiliki Sikap yang negatif melakukan IMD dengan Baik sebanyak 1(6,2%), ibu yang memiliki Sikap yang positif dan melakukan IMD dengan tidak baik sebanyak 13(44,8%) dan Ibu yang memiliki sikap positif yang melakukan IMD dengan Baik sebanyak 15(93,8%) Adanya Hubungan pengetahuan Ibu dengan P-value 0,026 dan nilai Odds Ratio (OR) 0,191 dan sikap Ibu terhadap penatalaksanaan IMD dengan P-value 0,004 dan nilai Odds Ratio (OR) 0,054. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap dan IMD PENDAHULUAN Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pemberian ASI segera setelah bayi lahir yaitu 30 menit pertama setelah kelahiran bayi (Depkes, 2001). Pemberian ASI secara dini dapat merangsang produksi ASI, memperkuat refleks menghisap bayi, mempromosikan hubungan emosional ibu dan bayinya, dapat memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui colostrum dan merangsang kontraksi uterus. Salah satu upaya mencegah kematian bayi dan balita yang ditetapkan di Indonesia adalah melalui pemberian air susu ibu. Pada pencanangan gerakan nasional penggunaan air susu ibu (GNP-ASI) pada bulan Desember 1990, tersirat bahwa dengan ASI kaum ibu mempelopori peningkatan kualitas manusia Indonesia (Depkes RI, 2002). Menyusui dini dikatakan juga suatu perilaku mempercepat proses menyusui pada bayi lahir. ASI adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan dan merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. Karena ASI sebagai makanan tunggal yang sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4-6 bulan (Bahiyatun, 2009). Peraturan pemerintah (PP) No. 33 Tahun 2013 tentang pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif Pasal 1 ayat 2 yang 28

telah tertulis bahwa ASI eksklusif adalah ASI yang di berikan pada bayi sejak lahir selama 6 bulan, tanpa menambah dan atau mengganti dengan makan atau minuman lain (Depkes RI, 2012). Gerakan nasional peningkatan penggunaan ASI eksklusif merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai tujuan Millenium Development Goals (MDGs). Keberhasilan dari upaya penting ini perlu didukung dan dilaksanakan oleh seluruh anggota masyarakat. Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh, termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung didalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan. Pemberian ASI tanpa pemberian makanan lain selama 6 bulan disebut dengan menyusui secara eksklusif. Pemberian ASI akan memenuhi semua kebutuhan bayi baik dari segi nutrisi, kehangatan, perasaan nyaman dan aman dengan cara yang paling mudah dan efektif (Farer, 2002). ASI Eksklusif diberikan sejak umur 0 hari sampai 6 bulan (Bahiyatun 2009). Indonesia saat ini tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 35 tiap 1.000 kelahiran hidup, itu artinya setiap hari 250 bayi meninggal, dan sekitar 175.000 bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun. Hanya 4 % bayi disusui ibunya dalam waktu satu jam pertama setelah kelahirannya, pada hal diperkirakan sekitar 30.000 kematian bayi baru lahir (usia dibawah 28 hari), di Indonesia dapat dicegah melalui pemberian ASI pada satu jam pertama setelah lahir (Kezia, 2010). Upaya pemerintah untuk mendukung berkurangnya masalah gizi adalah dengan cara Program Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Program Inisiasi Menyusui Dini adalah suatu program pemberian ASI eksklusif secara langsung kepada bayi setelah lahir. Hal ini sangat dibutuhkan, karena bayi setelah lahir langsung mendapatkan asupan gizi dari ASI. Pemberian ASI secara dini juga bermanfaat bagi ibu, terutama untuk merangsang kelancaran ASI. Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar di tentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung didalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar 6 bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin dan mineral utama untuk bayi (Roesli, 2008). Inisiasi Menyusui Dini adalah bayi mulai menyusui sendiri segera setelah dilahirkan. Cara bayi melakukan IMD ini dinamakan The Breast Crawl atau merangkak mencari payudara. IMD memberi banyak manfaat baik bagi ibu maupun bayi, antara lain mengontrol perdarahan post partum dengan pengeluaran oksitosin. ASI yang pertama keluar (colostrum) mengandung zat kekebalan tubuh dan nutrisi dapat melindungi bayi dari infeksi, serta mempercepat berfungsinya pencernaan bayi dengan normal (Roesli, 2008). Pemerintah Indonesia sangat mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan Inisiasi Menyusui Dini sebagai upaya untuk menyelamatkan kehidupan. Menyusui dalam satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global dan merupakan program pemerintah, diharapkan semua tenaga kesehatan disetiap tingkat pelayanan kesehatan dapat mensosialisasikan dan melaksanakan program ini (Depkes RI, 2008). Beranjak dari pelaksanaan inisiasi menyusui dini yang tidak sesuai dengan langkah-langkah yang benar, maka akan mengakibatkan bayi tidak berkesempatan menghisap payudara ibu pada jam pertama kehidupan. Menghisap payudara ibu pada jam pertama kehidupannya akan memastikan terhisapnya colostrum oleh bayi, hal ini akan berpengaruh terhadap proses menyusui selanjutnya yang akan berdampak terhadap cakupan ASI Eksklusif, karena IMD merupakan 29

langkah awal keberhasilan menyusui. Berdasarkan data jumlah ibu bersalin di Kota Jambi Pada Tahun 2011 sebanyak 11.898 (102,9%), dari jumlah tesebut terlihat peningkatan jumlah ibu yang bersalin di Tahun 2012 sebanyak 12277 (90,3%). METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan cross sectional untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat (dependen) dengan variable bebas (Independent) pada waktu yang bersamaan. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006), yaitu semua ibu bersalin di Kamar Bersalin Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun 2013 sejumlah 969 orang. Tehnik pengambilan sampel secara Quota samping, teknik sampling ini dilakukan dengan cara menetapkan jumlah sampel telah di tetapkan (Notoadmodjo, 2010), maka jumlah sampel pada penelitian ini Penelitian ini bertujuan untuk melihat Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Bersalin dengan pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di Kamar Bersalin Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun 2013. adalah sebanyak 45 orang dari jumlah populasi pada tahun 2013 sebanyak 116 Ibu bersalin. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner untuk mengambil data tentang pengetahuan dan sikap ibu bersalin tentang inisiasi menyusui dini dan data pelaksanaan inisiasi menyusui dini. Untuk membuktikan adanya hubungan bermakna analisis menggunakan uji statistik Chi-Square, hasil kemaknaan, bila P-value 0,05 artinya tidak ada hubungan yang bermakna atau Ho diterima dan apabila P-value <0,05 berarti terdapat hubungan yang bermakna, Ho ditolak, dengan nilai (Confidance Interval/ CI =95 %). HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Data Distribusi Frekuensi Penatalaksanaan Inisiasi Menyusui Dini Di Kamar Bersalin Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2013 Inisiasi Menyusui Dini Jumlah Persentase Kurang Baik 16 35,6 Baik 29 64,4 Jumlah 45 100,0 Tabel 2 Data Distribusi Hubungan pengetahuan ibu bersalin Dengan pelaksananaan Inisiasi Menyusui Dini di Kamar Bersalin Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2013. Pengetahuan Inisiasi Menyusui Dini Melakukan Tidak Kurang 6(37.5%) 22(75.9%) 28(62.2%) Baik 10(62.5%) 7(24.1%) 17(37.8%) Jumlah 16(35.6%) 29(64.4%) 45(100.0%) Total P-value OR 0,026 0.191 30

Tabel 3 Data Distribusi Hubungan pengetahuan ibu bersalin dengan pelaksananaan InisiasiMenyusui Dini di Kamar Bersalin Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2013 Inisiasi Menyusui Dini Sikap Tidak Total P-value OR Melakukan Melakukan Negatif 1(6.2%) 16(55.2%) 17(37.8%) Positif 15(93.8%) 13(44.8%) 28(62.2%) Jumlah 16(35.6%) 29(64.4%) 45(100.0%) 0,004 0,054 Pada Tabel 2 dapat di jelaskan bahwa, Ibu yang melakukan IMD yang baik di Kamar Bersalin Puskesmas Putri Ayu sebanyak 29( 64,4%) dibandingkan dengan Ibu yang melakukan IMD kurang baik di Kamar Bersalin Puskesmas Putri Ayu sebanyak 16(35,6%). Pelaksanaan inisiasi menyusui dini yang tidak sesuai dengan langkahlangkah yang benar, maka akan mengakibatkan bayi tidak berkesempatan menghisap payudara ibu pada jam pertama kehidupan. Menghisap payudara ibu pada jam pertama kehidupannya akan memastikan terhisapnya colostrum oleh bayi, hal ini akan berpengaruh terhadap proses menyusui selanjutnya yang akan berdampak terhadap cakupan ASI eksklusif, karena IMD merupakan langkah awal keberhasilan menyusui. Bayi yang diberi kesempatan IMD akan lebih besar kesempatan berhasil menyusu eksklusif dan sempurnanya masa penyusuan selama 2 tahun. Ambarwati (2009), juga mengemukakan pendapat yang sama bahwa Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah menyusui secara dini yakni memberikan ASI segera pada bayi yang baru lahir, bayi tersebut tidak boleh dibersihkan terlebih dahulu atau dipisahkan sementara dari sang ibu. Begitu bayi keluar dari rahim, sebaiknya letakkan langsung diperut ibunya selama 30 menit hingga 1 jam. Inisiasi Menyusui Dini atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir dengan cara merangkak mencari payudara ibu. Menurut Depkes RI, (2008) bahwa manfaat dari Inisiasi Menyusui Dini bagi bayi adalah untuk mencegah hypotermia, karena suhu kulit dada ibu akan menyesuaikan dengan suhu tubuh bayi, jika bayi kedinginan maka suhu kulit ibu akan naik dua derajat untuk menghangatkan, jika bayi kepanasan maka kulit suhu ibu akan turun satu derajat untuk mendinginkan bayi.. Penelitian di RS St. Carolus tahun 2008 pada 276 bayi yang dilakukan inisiasi menyusui dini, didapatkan angka keberhasilannya adalah 75% (209 bayi). Angka keberhasilan IMD pada kelahiran spontan sebesar 82% sedangkan dengan bantuan alat (ekstraksi vacum) sebesar 44% keberhasilan IMD pada operasi bedah caesar sebesar 59%. Penelitian lain juga membuktikan bahwa inisiasi menyusui dini akan membantu dalam kelangsungan pemberian ASI eksklusif, produksi ASI selanjutnya dan lama menyusui. Pada Tabel 3 menunjukan bahwa, Ibu yang memiliki pengetahuan kurang baik yang tidak melakukan IMD sebanyak 22(75,9%), dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan baik tidak melakukan IMD sebanyak 7(24,1%), sedangkan Ibu yang memiliki pengetahuan baik yang melaksanakan IMD dengan baik sebanyak 10(62,5%), dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan kurang melaksanakan IMD dengan baik sebanyak 6(37,5%). Dari anlisa chi-square didapatkan angka (0.026 <0,05 dengan CI = 95%), dapat disimpulkan bahwa, ada hubungan signifikan antara pengetahuan Ibu 31

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU HAMIL TERHADAP PENCEGAHAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS PENEROKAN KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2013 terhadap penatalaksanaan Inisiasi Menyusui Dini. Hal ini terbukti bahwa, pengetahuan ibu mempunyai hubungan yang bermakna dengan Inisiasi Menyusui Dini. Dari analisis keeratan hubungan menunjukan nilai Odd Ratio (OR) 0,191, yang berarti bahwa ibu yang memiliki pengetahuan yang kurang mempunyai peluang 0,191 kali melakukan IMD yang kurang baik. Disini jelas bahwa ibu yang memiliki pengetahuan yang kurang baik terhadap IMD lebih banyak dibandingkan Ibu yang memiliki pengetahuan yang kurang baik, hal ini dapat menimbulkan angka kematian pada bayi setiap tahunnya akibat dari penatalaksanaan IMD berdasarkan pengetahuan Ibu. Hal ini sesuai dengan pendapat Kezia (2010), bahwa di Indonesia saat ini tercatat Angka Kematian Bayi masih sangat tinggi yaitu 35 tiap 1.000 kelahiran hidup, itu artinya setiap hari 250 bayi meninggal, dan sekitar 175.000 bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun. Hanya 4 % bayi disusui ibunya dalam waktu satu jam pertama setelah kelahirannya, pada hal diperkirakan sekitar 30.000 kematian bayi baru lahir (usia dibawah 28 hari) di Indonesia dapat dicegah melalui pemberian ASI pada satu jam pertama setelah lahir. Menurut penelitian di Sumatra barat yang meneliti tentang pengetahuan Ibu terhadap penatalaksanaan IMD, lebih dari 50% ibu yang mengalami pengetahuan yang baik sebesar 56,8% dan ibu yang memiliki pengetahuan kurang baik sebesar 43,2%. Pada penatalaksanaan IMD dengan menggunakan analisis chisquare yang menunjukan bahwa Ibu yang melakukan IMD dengan jumlah 26 orang (63,4%) didapatkannya hubungan signifikan antara pengetahuan Ibu terhadap IMD dengan nilai P-Value = 0,019 < 0,05 dengan OR 0,110. Menurut Perinasia (2003) ASI dini dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi, mengurangi subsidi untuk rumah sakit, mengurangi devisa untuk membeli susu formula dan meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa. Pada Tabel 4 menunjukan bahwa, ibu yang memiliki Sikap negatif dan tidak melakukan IMD dengan baik sebanyak 16(55,2%) dibandingkan dengan Ibu yang memiliki Sikap yang negatif melakukan IMD dengan Baik sebanyak 1(6,2%), dibandingkan dengan ibu yang memiliki Sikap yang positif, tidak melakukan IMD dengan baik sebanyak 13(44,8%) dan Ibu yang memiliki sikap positif yang melakukan IMD dengan Baik sebanyak 15(93,8%). Dari anlisa Chisquare didapatkan angka (0,004 < 0,05 dengan CI = 95%), dapat disimpulkan bahwa, ada hubungan signifikan antara Sikap Ibu terhadap penatalaksanaan Inisiasi Menyusui Dini. Hal ini terbukti bahwa, Sikap Ibu mempunyai hubungan yang bermakna dengan Inisiasi Menyusui Dini. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Depkes RI (2002) Pemberian ASI secara dini dapat merangsang produksi ASI, memperkuat refleks menghisap bayi, mempromosikan hubungan emosional ibu dan bayinya, dapat memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui colostrum dan merangsang kontraksi uterus. Salah satu upaya mencegah kematian bayi dan balita yang ditetapkan di Indonesia adalah melalui pemberian Air Susu Ibu. SIMPULAN Dari 45 orang Ibu yang melakukan IMD yang baik di Kamar Bersalin Puskesmas Putri Ayu sebanyak 29( 64,4%), Ibu yang melakukan IMD kurang baik di Kamar Bersalin Puskesmas Putri Ayu sebanyak 16(35,6%). Adanya Hubungan pengetahuan Ibu dengan P-value 0,026 dan nilai Odds Ratio (OR) 0,191 dan sikap Ibu terhadap penatalaksanaan IMD dengan P-value 0,004 dan nilai Odds Ratio (OR) 0,054. 32

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU HAMIL TERHADAP PENCEGAHAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS PENEROKAN KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2013 DAFTAR PUSTAKA Ambarwati Retna Eny, 2009. Asuhan kebidanan nifas. Mitra cendikia press.jakarta : viii + 152 hlm Arikunto, Suharsimi, 2006. Metode Penelitian dan Pendekatan Praktek, Rieneka Cipta. Jakarta :xi + 342 hlm Bahiyatun, 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. EGC. Jakarta Depkes RI, 2001. Pedoman Pelayanan Antenatal Ditingkat Pelayanan Dasar. Edisi 7 Jakarta: iii + 36 hlm Bahiyatun, 2002. Pertumbuhan dan perkembangan anak. Depkes RI Jakarta : 120 hlm Bahiyatun, 2005. Kebijakan Depkes tentang Peningkatan pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada Pekerja Wanita, Jakarta. Bahiyatun, 2006. Pedoman Pelayanan Farmasi Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui. Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik. Jakarta. Bahiyatun,2012. Peraturan perundanundangan ASI Eksklusif. Depkes RI Jakarta. Helen, Farer, 2002. Perawatan Maternitas (Maternity Care). Buku Kedokteran, EGC : viii + 330 hlm. Kezia, 2010. (http://kumpulan.info/keluarga/an ak/40-anak/99-inisiasi-menyusudini-imd. html) Di akses 8 Maret 2013. Notoatmodjo, Soekidjo 2003. Metode Penelitian Kesehatan. Rieneka Cipta. Jakarta : viii + 208 hlm Perinasia, 2003. Masa nifas dan permasalahannya. Jakarta: 520 hlm Profil Jambi, 2013. Buku Profil Kesehatan Provinsi Jambi tahun 2012. Dinkes Provinsi Jambi Roesli Utami, (2008). Inisiasi menyusui Dini plus ASI Eksklusif. Pustaka Bunda.Jakarta : viii+76 hlm. 33