37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Kabupaten Gorontalo Utara Gorontalo Utara merupakan Kabupaten terbungsu yang terletak di ujung Gorontalo bagian utara. Kabupaten Gorontalo Utara di resmikan oleh Mentri Dalam Negri RI pada tanggal 26 April 2007 dan sekaligus pelantikan Penjabat Bupati Drs. H. Hamdan Datungsolang. Pada awal pemerintahan Penjabat Bupati Drs. H. Hamdan Datungsolang, beliau mencanangkan slogan "KOTA TEDUH" yang artinya : TERTIB adalah tertib didalam bekerja dan pada saat melaksanakan tugas. ELOK adalah kota yang indah yang bebas dari polusi. DAMAI adalah kota yang tentram dan aman. UNGGUL adalah kota yang unggul dalam berbagi aspek. HIJAU adalah kota yang bersih dan banyak ditumbuhi pepohonan. Era pemerintahan Penjabat Bupati Drs. H. Hamdan Datungsolang berakhir pada tahun 2008 yang kemudian digantikan oleh Penjabat Bupati Ir. Bonny Ointu untuk mempersiapkan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati yang definitif. Pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati pada tahun 2008 telah menghasilkan Bupati dan Wakil Bupati yang terpilih yakni Drs. H. Rusli Habibie dan Indra Yasin
SH.MH. Yang dilantik pada tanggal 6 Desember 2008. Sejak awal pemerintahan Bupati Drs. H. Rusli Habibie dan wakil bupati Indra Yasin, ndra Yasin SH.MH. mereka berhasil mencanangkan program " GERBANG EMAS yang merupakan singkatan dari "GERAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI MASYARAKAT" yang bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, pemerataan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier serta mengurangi faktor kemiskinan. 4.1.2 Kondisi Geografis Kabupaten Gorontalo Utara Luas kabupaten Gorontalo Utara adalah 1.580,58 km 2. Kecamatan dengan area yang terbesar adalah Sumalata yaitu 434,07 Km 2 atau 27,46% luas Kabupaten Gorontalo Utara. Sedangkan yang terkecil adalah kecamatan Anggrek, yaitu 224 Km 2 atau 14,17% luas Kabupaten Gorontalo Utara. Di Indonesia hanya ada 2 musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret arus angin berasal dari Asia dan samudra Pasifik terjadi musim hujan. Keaadaan seperti itu berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April - Mei dan Oktober - November.
Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan geografi dan perputaran atau pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan dan hari hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Ratarata curah hujan selama tahun 2011 berkisar 148 mm dari hujan rata-rata 15hh. Suhu udara disuatu tempat antara lain diitentukan rata-rata pada siang hari oleh tinggi rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun 2011 suhu udara rata-rata pada siang hari bekisar antara 29,6 C sampai 32,1 C sedangkan suhu udara pada malam hari berkisar antara 26,2 C sampai 28,1 C. 4.1.3 Terbentuknya Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gorontalo Utara Dinas Kependudukan dan catatan Sipil Kabupaten Gorontalo Utara berdiri tahun 2008 Dengan beralamat jl. Trans Sulawesi desa titidu kec. Kwandang., awalnya masih berbentuk badan/kantor belum dinas, dan masih gabung dengan Nakertrans, Sosial, dan Capil. Pada saat itu kepala kantor adalah ibu Rumina Nur, S.Ip. Kemudian bulan januari 2009 berdiri sendiri pisah dari Nakertrans dan Sosial akan tetapi statusnya masih berbentuk kantor. Pada saat itu kepala kantor adalah bapak Mohamad Enggoa. Kemudian pada bulan oktober 2010 beralih status menjadi dinas kependudukan dan catatan sipil. Kepala dinas adalah Drs. Kardiat Tomayahu M.pd sampai sekarang. Proses pembangunan idealnya mengarah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat yang dipengaruhi oleh berbagai variabel diantarnya bertumpu pada
kemampuan peningkatan ekonomi untuk meningkatkan pendapatan (income) secara adil. Dalam menyusun suatu kebijakan dan perencanaan pembangunan perlu mengintegrasikan berbagai aspek kebutuhan kependudukan. Undang Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menetapkan bahwa perkembangan kependudukan merupakan keseimbangan antara kuantitas, kualitas dan persebaran penduduk dengan daya tampung dan daya dukung lingkungan guna menunjang pelaksanaan pembangunan nasional secara berkelanjutan. Dari penjabaran diatas maka data kependudukan memegang peranan penting dalam menentukan kebijakan, perencanaan dan evaluasi hasil pembangunan baik bagi pemerintah maupun pihak swasta dan masyarakat. Pemerintah kabupaten kota berkewajiban dan bertanggung jawab menyelenggarakan Administrasi kependudukan dengan kewenangan antara lain mengelola dan menyajikan data kependudukan sesuai tingkatannya. Dengan demikian database tersebut perlu dikelola dan disajikan untuk dapat memberikan informasi kependudukan kepada pengguna, untuk mendukung pelaksanaan pembangunan berwawasan kependudukan dan berkelanjutan. Melalui Sistem Administrasi Kependuduka (SIAK) daerah dapat menyediakan data kualitas penduduk berupa jumlah penduduk, struktur dan komposisi penduduk, persebaran penduduk. Selanjutnya data kualitas dan kuantitas penduduk tersebut dapat dimanfaatkan lebih lanjut untuk berbagai kepentingan misalnya penyusunan profil kependudukan, perumusan kebijakan, analisis kebijakan dan perencanaan
dibidang kependudukan. Kabupaten Gorontalo Utara sudah menyelenggarakan pendaftaran penduduk dengan menggunakan Sistem Administrasi Kependudukan (SIAK) sejak bulan januari 2009. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil telah menghasilkan database kependudukan untuk Kabupaten Gorontalo Utara. 4.1.4 Data Keadaan Pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gorontalo Utara. Tabel 1; Keadaan Pendidikan PNS di Dinas Kependudukan Catatan Sipil Kabupaten Gorontalo Utara Tahun 2012. No Nama Pegawai Pendidikan 1 Drs. Kardat Tomayahu, M.Pd S2 Magister Pendidikan 2 Min Yunus SMA 3 A. Mashudin, SE S1 Ekonomi 4 Suwarni Musa, SE S1 Ekonomi 5 Drs. Saleh Djafar S1 Pendidikan 6 Ariyanto Katili, SE S1 Ekonomi 7 Nurlaela, SE S1 Ekonomi 8 Kusno Damiti, ST S1 Tehnik 9 Danarto Setyo Pambudi, ST S1 Tehnik 10 Deice Djumadi, SH S1 Hukum 11 Alivia K. Pakaya, A.md D3 Administrasi 12 Suryono Koeswadi,A.md D3 Administrasi 13 Elen Yunus, A.md D3 Administrasi Sumber; Data Olahan 2012 Berdasarkan hasil observasi dilapangan menunjukkan bahwa karakteristik pendidikan PNS di Dinas kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gorontalo Utara terbagi atas satu orang magister pendidikan (7,69%), delapan orang sarjana/strata I (61,53%), tiga orang diploma III (23,07%) dan satu orang SMA (7,69%).
Tabel 2: Keadaan Pendidikan Pegawai Tidak Tetap (PTT) di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gorontalo Utara Tahun 2012. 1 Nanang K Enggoa SMA 2 Andre Megawe, A.md D3 Administrasi 3 Sulastri Hutuji SMA 4 Fitri V. Gobel SMA 5 Ririn Paino SMA 6 Riyan I. Nur SMA 7 Erman Van Gobel SMA 8 Fuad Tuina SMA 9 Endang Latif SMA 10 Ramla T. Mayang SMA 11 Tomi Pakaya SMA 12 Febriyanti Katili SMA 13 Asni Yamin, SE S1 Ekonomi 14 Yulinarsi Moito SMA 15 Helni Abdul Wahab SMA 16 Yulan Karim SMA 17 Fatmawaty Thalib SMA 18 Kahar Mantulangi SMA 19 Abdul Rahman Yusuf SMA 20 Tomi Ayuba SMA 21 Ramla Rahman SMA 22 Hajlun Lakoro SMA 23 Mesty Rahman SMA 24 Faris Isa SMA 25 Hasrat Thalib SMA 26 Moh. Ankriyawan Tomayahu SMA 27 Rizal Jasin, A.Md D3 Administrasi 28 Radiyanto Katili SMA 29 Arlan Hamid SMA Sumber; Data Olahan 2012 Hasil observasi dilapangan menunjukkan bahwa karakteristik pendidikan Pegawai Tidak tetap (PTT) di Dinas kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gorontalo Utara terbagi atas satu orang sarjana/strata I (3,44%), dua orang diploma III (6,89%) dan 26 orang SMA sederajat (89,65%).
Secara keseluruhan karakteristik pendidikan pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gorontalo Utara lebih di dominasi oleh pegawai yang berkualifikasi pendidikan SLTA 27 orang atau 64,28%, yang berkualifikasi pendidikan Strata 1 atau sarjana 9 orang atau 21,42%, Diploma III 5 orang atau 11,90%, dan hanya 1 orang atau 2,38% yang berkualifikasi magister pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan kinerja pegawai membutuhkan pembinaan disiplin kerja yang lebih konsisten dan lebih continue kepada pegawai di Dinas Kependudukan dan catatan Sipil Kabupaten Gorontalo Utara secara keseluruhan. 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian Data hasil penelitian menunjukkan bahwa skor yang diperoleh dari alat ukur berupa angket tentang pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gorontalo Utara. Data penelitian ini diperoleh berdasarkan hipotesis penelitian dengan menggunakan teknik yang relevan yaitu uji normalitas data, analisis regresi dan korelasi linear sederhana. Pengelolaan ini bertujuan untuk memperoleh nilai nomerik tentang pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gorontalo Utara. 4.2.1 Deskripsi Tentang Disiplin Kerja
Dari instrumen pengumpulan data angket diperoleh bahwa pemberian skor serta penilaian data penelitian diperoleh dari rentang data terbesar dan data terkecil adalah 44 27, sedangkan interval dan panjang kelas masing-masing adalah 6 dan 3. Sehingga distribusi frekuensi pengamatan variabel X (Disiplin kerja) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gorontalo Utara adalah sebagai berikut; Tabel 1 Daftar Distribusi Frekuensi Pengamatan Variabel Disiplin Kerja No. Kelas Interval Frekuensi 1 27 29 3 2 30 32 5 3 33 35 9 4 36 38 7 5 39 41 4 6 42 44 2 Sumber; Data Olahan 2012 Jumlah 30 Dari tabel di atas menunjukan bahwa lebih banyak responden menjawab di atas angka 33 sampai 35 dengan frekuensi 9. Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi pengamatan dapat dilihat melalui grafik sebagai berikut :
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 32,5 35,5 38,5 41,5 44,5 47,5 Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Pengamatan Variabel Disiplin Kerja Sumber; Data Olahan 2012 Berdasarkan grafik di atas, menunjukkan bahwa banyaknya responden yang menyatakan setuju terhadap masalah yang diteliti. Hal ini dapat kita amati melalui grafik, dimana untuk nilai 26,5-29,5 merupakan jenjang nilai yang memiliki frekuensi yang lebih tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa disiplin kerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gorontalo Utaradisetujui untuk dapat ditingkatkan kinerjanya dalam melaksanakan pekerjaan di kantor. Pada pengolahan data hasil penelitian Disiplin Kerja (lampiran) menunjukkan bahwa nilai rata-rata = 35 dan simpangan baku = 4,12. Selanjutnya median nilai tengah dari suatu distribusi frekuensi atau dengan kata lain nilai median membatasi 50% distribusi frekuensi sebelah atas dan sebelah bawah data disiplin kerja menunjukkan nilai median adalah 34,84. Sedangkan untuk nilai modus diperoleh skor
yakni 34,51 karena skor tersebut memiliki frekuensi lebih dari skor lain (data terlampir). 4.2.2 Deskripsi Tentang Kinerja Pegawai Dari instrumen pengumpulan data angket diperoleh bahwa untuk variabel Y data terbesar dan terkecil adalah 49 32. Jadi rentang data variabel Y 18, sedangkan interval dan panjang kelas data variabel Y adalah 6 dan 3. Sehingga distribusi frekuensi pengamatan variabel Y (Kinerja Pegawai ) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gorontalo Utara adalah sebagai berikut : Tabel 2 Daftar Distribusi Frekuensi Pengamatan Variabel Kinerja Pegawai No. Kelas Interval Frekuensi 1 32 34 2 2 35 37 5 3 38 40 10 4 41 43 5 5 44 46 6 6 47 49 2 Sumber; Data Olahan 2012 Jumlah 30
Dari data diatas menunjukan bahwa lebih banyak responden menjawab di atas angka 38 sampai 40 yaitu dengan frekuensi 10. Untuk lebih jelasnya distribusi frekuensi pengamatan dapat dilihat melalui grafik sebagai berikut: 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 32,5 35,5 38,5 41,5 44,5 47,5 Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Pengamatan Variabel Kinerja Pegawai Sumber; Data Olahan 2012 Dari grafik di atas, menunjukkan banyaknya responden yang menyatakan terjadinya peningkatan kinerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gorontalo Utaradipengaruhi olehdisiplin kerja yang dimiliki oleh pegawai dapat diamati melalui grafik dimana untuk nilai 38,5-40,5 merupakan jenjang yang memiliki frekuensi lebih, sehingga dapat dikatakan bahwa pegawai di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gorontalo Utara mengalami peningkatan. Pada pengolahan data hasil penelitian kinerja pegawai (lampiran) menunjukkan bahwa nilai rata-rata = 40,40 dan simpangan baku = 4,07. Selanjutnya median membatasi 50% distribusi frekuensi sebelah atas dan sebelah bawah. Data kinerja pegawai adalah 39,90. Sedangkan nilai modus diperoleh skor yakni 39, karena skor tersebut memiliki frekuensi lebih dari skor lain (data terlampir). 4.3 Pengujian Normalitas Data Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui data hasil penelitian apakah berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak pada taraf nyata a = 0,01 dengan hipotesis bahwa skor variabel X (disiplin kerja) terhadap variabel Y (kinerja pegawai) berdistribusi normal. 4.3.1 Uji Normalitas Data Disiplin Kerja Berdasarkan lampiran 3 tabel 6, uji normalitas data pada variabel X (Disiplin kerja) diperoleh perhitungan X 2 hitung = 3,01 dengan derajat kebebasan (dk) = 3 pada taraf nyata 0,05 diperoleh X 2 daftar = 7,81. Karena X 2 hitung X 2 daftar, maka data hasil penelitian untuk variabel X berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 4.3.2 Uji normalitas Data Kinerja Pegawai Berdasarkan lampiran 3 tabel 10, uji normalitas data pada variabel Y (kinerja pegawai) diperoleh perhitungan X 2 hitung = 2,39 dengan derajat kebebasan (dk) = 3
pada taraf nyata 0,05 diperoleh X 2 daftar = 7,81. Karena X 2 hitung X 2 daftar, maka data hasil penelitian untuk variabel X berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 4.4 Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis dalam penelitian diadakan pengujian melalui persamaan regresi, linearitas, keberartian persamaan regresi dan koefisien korelasi. 4.4.1 Mencari persamaan Regresi Untuk mencari persamaan regresi digunakan rumus Ŷ = a + bx, sehingga hasil penelitian diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Ŷ = 15,30 + 0,71X. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan sebesar 1 (satu) unit pada variabel X akan diikuti oleh perubahan rata-rata pada variabel Y sebesar 0,71 yaitu kinerja pegawai (data terlampir pada lampiran 4). 4.4.2 Uji Linearitas dan Keberartian Persamaan Regresi Hasil pengujian linearitas dan keberartian persamaan regresi yang menggambarkan hubungan linearitas, apakah berarti atau tidak maka digunakan tabel Analisis Varians (lampiran 4, tabel 11). Dalam tabel Analisis varians pada lampiran diperoleh linear persamaan regresi: harga F hitung = 0,99 sedangkan F daftar = (0,95)(14,14) = 3,70. Kriteria pengujian linearitas yaitu: F hitung F daftar. Sehingga
hipotesis yang menyatakan bahwa uji linearitas persamaan regresi adalah linear dan dapat diterima. Kemudian untuk pengujian keberartian diperoleh harga F hitung = 37,02 pada taraf nyata 0,05 dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut 28, maka diperoleh F (0,95)(1,28).= 4,20 Kriteria pengujian keberartian yaitu F hitung F daftar, sehingga dapat disimpulkan bahwa uji keberartian persamaan regresi sangat berarti. 4.4.3 Menghitung Analisis Korelasi Hasil perhitungan koefisien korelasi diperole r = 0,75 dan korelasi determinasi r 2 = 0,5695 atau 56,95%. Hal ini berarti terdapat korelasi atau hubungan positif antara disiplin kerjaterhadap kinerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gorontalo Utara, di mana 56,95% peningkatan kinerja dipengaruhi oleh disiplin kerja pegawai. 4.4.4 Menguji Keberartian Koefisien Korelasi Diperoleh t hitung = 6,05 pada taraf nyata ά = 0,01 dan ά = 0,0 dengan dk = 28, maka dari daftar distribusi t didapat (0,995)(28) = 2,76 dan (0,975)(28) = 2,05. Oleh karena t hitung lebih besar dari t daftar dan t hitung tidak berada pada daerah penerimaan yaitu = -2,00 sampai dengan + 2,00 maka hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian koefisien korelasi sangat signifikan.
4.5 Pembahasan Penelitian ini termasuk hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa secara empirik terbukti variabel bebas yang diteliti ikut menentukan variabel terikat. Adapun variabel bebas pada penelitian ini adalah disiplin kerja (variabel X) dan variabel terikat yaitu kinerja pegawai (variabel Y). Dalam pengujian hipotesis, hasilnya menunjukan bahwa hipotesis nol (Ho) yang diuji ditolak dengan signifikan dan sebaliknya hipotesis penelitian (Ha) yang diajukan diterima. Hal ini terlihat pada harga F hitung lebih besar dari F daftar. Adapun hipotesis penelitian yang diajukan adalah terdapat pengaruh signifikanantara disiplin kerja terhadap kinerja pegawaipegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gorontalo Utara. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gorontalo Utara. Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa persamaan Ŷ = 15,30 + 0,71X yang telah diuji keberartiannya pada taraf nyata a = 0,01 merupakan pengaruh yang signifikan yang berlaku pada populasi berdasarkan sampel yang diambil dari populasi yang bersangkutan. Persamaan tersebut mengandung makna bahwa setiap terjadi
perubahan (penurunan atau peningkatan) sebesar 1 (satu) unit yang akan diikuti oleh perubahan rata-rata sebesar 0,71 pada kinerja pegawai. Pengujian hipotesis sederhana dimaksudkan untuk mengetahui berapa besar kekuatan atau derajat pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai. Oleh karena itu, berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi r = 0,75 dan koefisien korelasi determinasinya r 2 = 0, 5695. Hal ini mengandung makna bahwa derajat pengaruhnya disiplin kerja X) terhadap kinerja pegawai (variabel Y) sebesar 56,95%. Dalam artian bahwa sebesar 56,95% variasi yang terjadi pada variabel Y (kinerja pegawai) dijelaskan oleh variabel X (disiplin kerja). Sedangkan yang lainnya diluar jangkauan peneliti, sehingga secara tidak langsung tidak dideteksi oleh peneliti. Seperti pada pengaruh lingkungan kerja, kantor, dan budaya organisasi. Faktor-faktor tersebut pada dasarnya diluar jangkauan peneliti, sehingga secara tidak langsung hasil penelitian ini masih memberikan kemungkinan kepada orang lain untuk melanjutkan dengan melakukan peninjauan kembali dari aspek yang lainnya. Secara konseptual, disiplin kerja adalah mengacu pada kemampuan individu pegawai dalam membentuk disiplin dan keterampilan pegawai melalui peningkatan kualitas kerja dengan meningkatkan gagasan atau ide-ide baru dalam pengaturannya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dan yang menjadi indikator keberhasilan dari disiplin kerjamelalui pendekatan disiplin positif dapat dibangun berdasarkan filosofi bahwa pelanggaran merupakan tindakan yang biasanya dapat dikoreksi secara konstruktif tanpa perlu hukuman. Dalam pendekatan ini, fokusnya adalah pada
penemuan fakta dan bimbingan untuk mendorong perilaku yang diharapkan, dan bukannya menggunakan hukuman (penalti) untuk mencegah perilaku yang tidak diharapkan.dimana dalam penedekatan disiplin positif meyakini bahwa untuk meningkatkan kinerja pendekatan yang factual antara lain melakukan konseling atau pembimbingan secara terbuka kepada pegawai secara individual, member sanksi melalui pembuktian secara administrative sebagai wujud transparansi, member peringatan kepada pegawai agar lebih diperhatikan secara manusiawi sebelum menerima sanksi dan tentunya keputusan pemberhentian sebagai wujud konsistensi pimpinan secara terbuka dengan tidak melakukan tebang pilih dalam memberikan sanksi akan lebih legal dan bijaksana serta bertanggungjawab pada keputusan tersebut. Sementara pada aspek pendekatan disiplin progresif bahwa sanksi akan diterima secara legowo oleh pegawai melalui keterbukaan dan langkah-langkah yang terbuka terhadap keputusan pimpinan akan ditaati oleh pegawai secara terbuka. Ternyata sesuai dengan hasil penelitian ilmiah, beberapa indikator disiplin kerja dapat meningkatkan atau mempengaruhi variabel kinerja pegawai. Dari hasil pengolahan data membuktikan bahwa disiplin kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai, seperti ketepatan waktu kerja, melaksanakan tugas dan fungsi, menghadapi masalah, meningkatkan keterampilan dalam mendukung kinerja masing-masing pegawai. Argumen peneliti, kontribusi yang demikian besar akan tetap terjaga apabila pihak pimpinan SKPD di Kabupaten Gorontalo Utara tetap konsisten dalam
melakukan proses perbaikan kinerja yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pegawai secara totalitas dan profesional. Pemberian sanksi yang secara terbuka dan adil tidak akan melahirkan konflik baru jika dilaksanakan secara jujur dan tanpa tebang pilih di internal organisasi pemerintahan khususnya Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gorontalo. Dengan demikian, disiplin kerja akan meningkatkan kinerja pegawai untuk bekerja secara professional dan penuh tanggungjawab. Berdasarkan hasil uji koofisien korelasi yang telah dianalisis, yang dihubungkan dengan kriteria pengujian statistik t bahwa t hitung lebih besar dari t daftar atau harga t hitung telah berada diluar daerah penerimaan Ho, maka Hoditolak dan H 1 diterima yang menyatakan bahwa Terdapat pengaruh yang positif pada disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gorontalo Utara dinyatakan diterima.