BAB I PENDAHULUAN. dari semakin banyaknya transaksi bisnis antara pihak-pihak yang berasal dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam usahanya

BAB I PENDAHULUAN. tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BAB I PENDAHULUAN. lindung nilai atau biasa dikenal dengan sebutan hedging menjadi topik hangat

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi

BAB V PENUTUP. terhadap keputusan hedging bank konvensional maka semakin tinggi. b. Kesulitan keuangan ( financial distress) mempunyai pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berurusan dengan pasar domestik (Winarto, 2008:45). Mata uang tiap negara

BAB I PENDAHULUAN. bisnis antara pihak-pihak yang berasal dari berbagai negara. Terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan akses informasi yang sudah mendunia. Perdagangan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii. PERNYATAAN ORISINALITAS...iii KATA PENGANTAR...iv ABSTRAK...vi

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. RM Satwika Putra Jiwandhana dan Nyoman Triartyati (2016)

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Growth Opportunity,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan transaksi perdagangan internasional akan

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan dan menerapkan strategi strategi baru untuk memperbaiki arus kas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. (Madura, 2012:211). Hedging didefinisikan sebagai tindakan untuk membatasi risiko

: hedging, risiko, leverage, profitabilitas, likuiditas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meminimalkan kerugian yang diakibatkan oleh peristiwa peristiwa tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perdagangan internasional merupakan salah satu ciri dari era globalisasi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkembang. Untuk mencapai hal tersebut tentu diperlukan biaya.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu entitas yang tujuan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat tercapai dan lebih unggul dari perusahaan lain dalam

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham (shareholder). Pengambilan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

BAB I PENDAHULUAN. bisa membuat suatu perusahaan mengalami financial distress (Wahyu, 2009 dalam

BAB V PENUTUP. likuiditas (CR) dan financial leverage (DR) terhadap profitabilitas pada perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan baru yang terjadi pada era globalisasi saat ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan dunia usaha dan industri menjadi semakin ketat. Perusahaan dituntut

PEMBAHASAN. Pengertian Modal dan Struktur Modal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pengelolaan usaha lebih ditekankan untuk dapat mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. besar maupun kecil, ataupun bersifat profit motif maupun non-profit motif akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. dapat diduga sebelumnya. Risiko dapat dibedakan menjadi risiko murni dan risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN SEBELUMNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kinerja ekonomi tercermin dalam kinerja perusahaanperusahaan. Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meningkatnya hubungan perdagangan antar negara. Proses globalisasi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik industri maupun jasa, termasuk industri consumer goods.

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi. ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana

2015 PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP FINANCIAL DISTRESS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ekonomi global yang terus maju pada saat ini, dapat menimbulkan

BAB I. berbagai cara seperti melakukan inovasi produk dengan meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. beberapa alternatif yang dapat dipilih oleh investor, salah satu alternatif yang

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

Judul : Analisis Forward Contract Hedging dan Open Position dalam Menghadapi Eksposur Valuta Asing (Studi pada CV Bali Cipta Sarana)

BAB I PENDAHULUAN. telah membuat suatu perusahaan berusaha meningkatkan nilai perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gejolak ekonomi yang selalu mengalami perubahan telah mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. zaman saat ini yang dipengaruhi oleh globalisasi telah. membuat interaksi antar negara semakin meningkat dalam perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan melakukan investasi adalah untuk memilih aset-aset yang mampu. kesejahteraan yang akan diperoleh investor (Utomo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

BAB I PENDAHULUAN. sejenis dengan merk yang berbeda beda dan kualitas dari barang tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berlomba-lomba untuk meningkatkan produksi dan kualitas barang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendapatkan keuntungan (Meidera, 2013). Modal juga

BAB I PENDAHULUAN. bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha - usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional atau dikenal dengan perdagangan antar negara, saat ini telah berkembang dengan pesat. Perkembangan tersebut dapat kita ketahui dari semakin banyaknya transaksi bisnis antara pihak-pihak yang berasal dari lebih satu negara. Perdagangan internasional digunakan oleh perusahaan untuk memperluas pasar ke luar negeri (dengan mengekspor) atau mendapatkan bahan baku berharga murah (dengan mengimpor). Banyaknya aktivitas perdagangan internasional akan menimbulkan adanya risiko yang tinggi. Risiko yang dihadapi oleh perusahaan dalam transaksinya dapat ditimbulkan oleh faktor-faktor eksternal seperti fluktuasi kurs valuta asing, tingkat suku bunga, maupun harga komoditas yang berdampak negatif terhadap arus kas, nilai perusahaan serta mengancam kelangsungan hidup perusahaan (Putro, 2012). Risiko terbesar dari transaksi perdagangan internasional adalah risiko dari fluktuasi kurs valuta asing. Perubahan nilai mata uang asing yang tidak terduga dapat berdampak penting pada penjualan, harga, dan laba eksportir dan importir. Hal ini menjadi risiko utama pada perusahaan yang terlibat dalam transaksi ekspor dan impor. Berfluktuasi nilai tukar rupiah tiap tahunnya terhadap dollar membuat perusahaan dihadapi risiko ini. Dampak dari kerugian nilai tukar mata uang asing 1

tersebut bisa dirasakan secara luas, mulai dari penurunan laba perusahaan, penurunan laba per saham, dan diikuti dengan penurunan harga saham di pasar modal, apabila penurunan harga saham tersebut terjadi, kemungkinan dapat mempengaruhi jumlah investor menjadi menurun, dan perusahaan akan kehilangan saluran pendanaan (Putro, 2012). Salah satu cara untuk menghadapi risiko tersebut yaitu dengan lindung nilai atau hedging. Gambar 1.1 Lindung nilai (hedging) diciptakan sebagai strategi untuk mengurangi timbulnya risiko bisnis yang tidak terduga, di samping tetap dimungkinkannya memperoleh keuntungan dari investasi. Prinsip hedging adalah menutupi kerugian posisi aset awal dengan keuntungan dari posisi instrumen hedging. Aktivitas hedging dilakukan dengan menggunakan instrumen derivatif. Derivatif merupakan kontrak perjanjian antara dua pihak untuk menjual dan membeli sejumlah barang (baik komoditas maupun sekuritas) pada tanggal tertentu di masa yang akan datang dengan harga yang telah disepakati pada saat ini. Perlu diketahui bahwa underlying instruments dalam derivatif tidak terbatas 2

pada aktiva finansial saja, seperti saham, warrants, dan obligasi, tetapi bisa terdapat pada komoditas, logam berharga, indeks saham, tingkat suku bunga, dan kurs nilai tukar. Hedging sangat bermanfaat bagi perusahaan yang memiliki usaha dan transaksi yang berkaitan dengan suku bunga atau nilai tukar mata uang asing. Jika perusahaan mempunyai utang dalam valuta asing dan suku bunga mengambang, akan mempengaruhi sebuah perusahaan. Menghadapi suku bunga yang cenderung naik dan nilai tukar berfluktuatif, kebutuhan hedging juga dirasakan semakin besar khususnya oleh perusahaan-perusahaan umum yang kerap melakukan ekspor dan impor. Hedging juga dapat mengurangi kemungkinan bangkrut, memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan kredit dari kreditor dengan lebih mudah, menjalin kerjasama yang lebih baik dengan pemasok, dan memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan pinjaman dengan suku bunga yang lebih rendah (karena risiko yang dirasakan oleh pemberi pinjaman lebih rendah). Hedging juga dapat memungkinkan perusahaan untuk meramalkan pengeluaran dan penerimaan kas di masa depan dengan lebih akurat, sehingga dapat mempertinggi kualitas dari keputusan penganggaran kas (Weston dan Copeland, 1995). Selain adanya faktor-faktor eksternal tersebut, dalam pengambilan keputusan hedging, perusahaan juga bisa melihat dari beberapa faktor internal yang ada dalam perusahaan. Beberapa faktor internal yang mendorong suatu perusahaan melakukan hedging antara lain seperti tingkat leverage, financial distress, growth opportunity, liquidity, dan firm size suatu perusahaan. 3

Perusahaan multinasional yang melakukan transaksi antarnegara juga membutuhkan modal yang lebih besar sehingga untuk memperoleh modalnya perusahaan dapat menggunakan utang (leverage keuangan). Perusahaan dapat melakukan pembiayaan melalui utang luar negeri, dimana penggunaan utang selain memiliki potensi memberikan keuntungan yang besar, juga memiliki potensi kerugian besar yang sama. Penggunaan utang dapat membantu perusahaan dalam membiayai kegiatan produksi maupun ekspansi usaha, tapi di sisi lain penggunaan utang luar negeri dalam jumlah besar akan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. Pada penelitian yang dilakukan oleh Nguyen dan Faff (2003) menyatakan bahwa perusahaan lebih suka untuk menggunakan derivatif jika nilainya besar dan memiliki utang lebih banyak dalam struktur modal. Pernyataan yang sama juga diberikan oleh Paranita (2011) dan Guniarti (2011) bahwa aktivitas hedging dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh leverage. Hasil berbeda ditunjukkan pada penelitian yang dilakukan oleh Ahmad (2012) dan Irawan (2014) bahwa utang berpengaruh negatif terhadap aktivitas hedging. Faktor internal kedua yang mempengaruhi aktivitas hedging suatu perusahaan adalah risiko kebangkrutan perusahaan (financial distress). Perusahaan yang memiliki nilai financial distress yang rendah mengidentifikasikan perusahaan tersebut tergolong tidak sehat, atau memiliki risiko kebangkrutan yang tinggi. Perusahaan yang memiliki risiko yang tinggi akan melakukan aktivitas hedging untuk meminimalkan risiko tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang ditunjukkan oleh Guniarti (2011) bahwa financial distress berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keputusan hedging 4

suatu perusahaan. Hasil berbeda dikemukan oleh Judge (2002) bahwa financial distress memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap aktivitas hedging suatu perusahaan. Faktor internal yang ketiga yaitu kesempatan pertumbuhan perusahaan (growth opportunity). Perusahaan yang memiliki growth opportunity yang tinggi menunjukkan perusahaan tersebut mempunyai probabilitas untuk tumbuh dan digemari oleh para calon investor, untuk menjawab kesempatan yang sudah ditunjukkan, perusahaan membutuhkan tambahan dana, agar perusahaan tersebut tumbuh. Salah satu cara mendapatkan sumber dana dengan cepat untuk membiayai tumbuhnya perusahaan adalah memasukkan sumber utang ke dalam struktur modal perusahaan. Sehingga perusahaan yang memiliki growth opportunity yang tinggi cenderung akan melakukan aktivitas hedging untuk melindungi dari risiko yang ada. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Klimczak (2008) dan Hardanto (2012) bahwa growth opportunity berpengaruh positif dan signifikan terhadap aktivitas hedging perusahaan, namun hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Ameer (2010) bahwa growth opportunity mempunyai pengaruh negatif terhadap aktivitas hedging. Faktor keempat yaitu rasio likuiditas (liquidity) perusahaan. Semakin likuid suatu perusahaan maka semakin kecil risiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya sehingga ancaman kesulitan keuangan juga kecil yang akan berdampak pada menurunnya aktivitas hedging yang dilakukan perusahaan. Hasil ini juga dibuktikan oleh Guniarti (2011), Ahmad (2012) dan Irawan (2014) yang menyatakan bahwa likuiditas suatu perusahaan 5

berpengaruh negatif terhadap aktivitas hedging, namun hasil sebaliknya ditunjukkan oleh Klimczak (2008) dan Hardanto yang menyatakan likuiditas berpengaruh positif terhadap aktivitas hedging perusahaan. Faktor internal terakhir yang mempengaruhi aktivitas hedging suatu perusahaan yaitu ukuran perusahaan (firm size). Semakin besar suatu perusahaan, maka aktivitas perusahaan tidak hanya melibatkan perdagangan dalam negeri, namun juga akan meningkatkan aktivitas perdagangan luar negeri, seperti ekspor dan impor. Operasional yang mencakup antar negara akan menimbulkan eksposur valuta asing dan adanya risiko fluktuasi nilai tukar mata uang, sehingga perusahaan akan cenderung melakukan hedging untuk melindungi risiko tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Clark dan Judge (2005), Paranita (2011) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap aktivitas hedging perusahaan, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad (2012) menyatakan bahwa perusahaan akan melakukan hedging apabila terdapat penurunan ukuran perusahaan. Banyaknya perusahaan Otomotif dan Komponen yang memiliki kegiatan ekspor-impor ataupun memiliki utang yang besar memaksa sebagian besar perusahaan tersebut untuk melakukan tindakan lindung nilai (hedging). Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya risiko dari fluktuasi nilai tukar mata uang maupun dari perubahan tingkat suku bunga. Berdasarkan penelitian Hotmian Olivia D (2015) sampai tahun 2013 tercatat perusahaan subsektor Otomotif dan Komponen memiliki persentase terbesar dalam melakukan hedging pada perusahaan sektor Manufaktur yaitu sebesar 36,36%, tempat kedua diikuti 6

perusahaan subsektor Semen sebesar 18,18%, lalu berturut-turut perusahan subsektor Alas Kaki, Kabel, Makanan & Minuman, Farmasi, dan Kosmetik sebesar 9,09%. Penelitian-penelitian sebelumnya telah banyak dilakukan untuk menguji kebenaran faktor-faktor yang dianggap akan mempengaruhi pengambilan keputusan hedging suatu perusahaan. Mengingat keputusan hedging merupakan keputusan penting yang akan menentukan kemampuan perusahaan untuk menghindari dari segala risiko yang ada, serta berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan, maka penulis mencoba untuk melakukan penelitian kembali terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan perusahaan dalam melakukan hedging, khususnya pengaruh leverage, financial distress, growth opportunity, liquidity, dan firm size pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang ada di BEI, yang akhirnya diberi judul dengan: Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Otomotif dan Komponen Yang Terdaftar Di BEI Periode 2012-2015). 1.2 Rumusan Masalah Perumusan masalah dari penelitian ini adalah adanya fenomena empiris atau fenomena bisnis terkait fluktuatifnya keadaan produk turunan yang digunakan oleh perusahan sebagai alasan mendasar untuk mengendalikan risiko dengan menggunakan keputusan hedging. Kemudian masih terdapatnya research 7

gap dari penelitian terdahulu, berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh leverage terhadap keputusan hedging? 2. Bagaimana pengaruh financial distress terhadap keputusan hedging? 3. Bagaimana pengaruh growth opportunity terhadap keputusan hedging? 4. Bagaimana pengaruh liquidity terhadap keputusan hedging? 5. Bagaimana pengaruh firm size terhadap keputusan hedging? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh leverage terhadap penggunaan instrumen derivatif sebagai keputusan hedging. 2. Untuk menganalisis pengaruh financial distress terhadap penggunaan instrumen derivatif sebagai keputusan hedging. 3. Untuk menganalisis pengaruh growth opportunity terhadap penggunaan instrumen derivatif sebagai keputusan hedging. 4. Untuk menganalisis pengaruh liquidity terhadap pengunaan instrumen derivatif sebagai keputusan hedging. 5. Untuk menganalisis pengaruh firm size terhadap penggunaan instrumen derivatif sebagai keputusan hedging. 8

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan agar dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan, di antaranya: 1. Manajemen Perusahaan Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan para perusahaan untuk mengambil langkah yang strategis dalam melindungi risiko yang ada dengan keputusan lindung nilai (hedging). 2. Peneliti Lain dan Akademisi Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan sumbangan informasi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan lindung nilai. 3. Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis khususnya di bidang lindung nilai. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi dalam sampel yang digunakan yaitu pada perusahaan yang bergerak di subsektor Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012 hingga 2015. Penelitian ini juga hanya meneliti pengaruh leverage, financial distress, growth opportunity, liquidity, dan firm size terhadap penggunaan instrumen derivatif sebagai keputusan hedging. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini disusun secara berurutan yang terdiri dari beberapa bab yaitu: 9

BAB I: PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan. BAB II: TINJAUAN LITERATUR Bab ini menguraikan telaah pustaka yang menjadi dasar penelitian, penelitian terdahulu, pengembangan hipotesis, dan kerangka pemikiran. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang variabel penelitian dan definisi operasional, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis yang digunakan untuk memberikan jawaban atas permasalahan yang digunakan. BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang variabel penelitian, hasil penelitian, dan interpretasi hasil yang menguraikan interpretasi terhadap hasil analisis sesuai dengan teknik analisis yang digunakan, termasuk di dalamnya pemberian argumentasi atau dasar pembenarannya. BAB V: PENUTUP Bab ini merupakan bagian penutupan yang berisi kesimpulan dari penelitian yang dilakukan, keterbatasan penelitian, saran dan implikasi. 10