BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Negeri 2 Boyolali.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Grafik Hasil Belajar Sebelum Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 34. Rancangan penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, adanya pada saat penelitian dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Hasil belajar dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan masalah penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka jenis

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan meningkatkan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. faktor yang akan diteliti pada penelitian ini sebagai berikut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

III. METODE PENELITIAN. ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS pada siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS pada siswa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Menurut Sugiyono (2013:107), model penelitian ekperimen

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) sebagai metode

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran (Sanjaya: 2009: 59). Pada penelitian tindakan kelas ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang diperoleh berupa angka aktivitas guru dan siswa, keterampilan proses

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 31 Banjaran-Bandung. Dengan alamat Jalan Pajagalan no.115 Banjaran-Bandung

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS pada siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Tumbuhan. Waktu penelitian selama 2 bulan yaitu dari bulan Agustus sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

III METODE PENELITIAN. digunakan adalah eksperimen semu. Eksperimen semu dilakukan karena keadaan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini merupakan urutan kegiatan yang ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Pertanian Pembangunan Cianjur (SMK-PP N Cianjur) mulai Januari-Februari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA N 2 Surakarta kelas X MIA 4 semester genap tahun pelajaran 2014/2015 yang beralamat di Jalan Mangonsidi No. 40 Surakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari Juni 2015 secara bertahap. Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu: a. Tahap persiapan, meliputi: Menentukan judul, membuat proposal penelitian, dan permohonan perizinan kepada instansi terkait. b. Tahap pelaksanaan, meliputi: pengarahan penelitian pada sekolah yang bersangkutan, pemakaian instrumen penelitian, pelaksanaan mengajar dan pengambilan data. Pelaksanaan penelitian dimulai pada awal bulan mei 2015 di SMA N 2 Surakarta kelas X MIA 4. Pada proses pembelajaran dilakukan pretest dan posttest. Pretes dilakukan awal pembelajaran dan posttest akhir pembelajaran. Selama pelaksanaan penelitian dilakukan pengambilan data berupa nilai kognitif siswa kelas X MIA 4 materi alat optik. c. Tahap penyelesaian, meliputi: Menganalisa data dan menyusun laporan penelitian. B. Subjek dan Objek Penelitian a.i.1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian adalah siswa Kelas X MIA 4 SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 32 siswa, yang terdiri dari 17 siswa laki laki dan 15 siswa perempuan. Pemilihan Kelas X MIA 4 dalam penelitian didasarkan pada pertimbangan yaitu Kelas X MIA 4 mempunyai permasalahan-permasalahan yang telah diidentifikasi pada saat observasi awal. Pada observasi awal guru mengajar dengan model konvensional sehingga ketika commit proses to belajar user mengajar masih kurang kondusif 50

2 dan siswa kurang fokus pada pembelajaran yang dilakukan guru. Dilihat dari hasil kemampuan kognitif siswa kelas X MIA 4 banyak siswa yang belum tuntas dengan nilai masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), terlihat pada hasil kognitif siswa diamana ketiduktuntasan pada materi alat optik mencapai 78,125%. a.i.2. Objek Penelitian Objek Penelitian adalah kemampuan aspek kognitif fisika siswa SMA N 2 Surakarta tahun ajaran 2014/2015 C. Data dan Sumber Data a.i.1. Data Penelitian Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif yang dimaksud adalah hasil penilaian kemampuan kognitif Fisika dari narasumber melalui nilai-nilai evaluasi yang diberikan dalam instrumen kognitif Fisika narasumber. Data kuantitatif diperoleh dari daftar nilai tes formatif (sebelum tindakan) dan nilai tes remediasi pembelajaran yaitu tes remediasi pembelajaran. Data kualitatif berupa hasil wawancara, dan dokumentasi. Data kualitatif menggambarkan proses pembelajaran dan evaluasi di kelas. a.i.2. Sumber Data Pada penelitian sumber data diambil dari: a. Narasumber yaitu beberapa siswa kelas X MIA 4 dan guru Fisika SMA Negeri 2 Surakarta. b. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran selama penelitian yaitu kelas X MIA 4 SMA Negeri 2 Surakarta c. Dokumen atau arsip yang berhubungan dengan penelitian berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Diskusi (LKD) dan hasil evaluasi aspek kognitif siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri 2 Surakarta.

3 D. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini meliputi: 1. Teknik Pengumpulan Data a.i.1.a. Teknik Observasi Teknik observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati tingkah laku seseorang sekelompok orang dalam melakukan suatu pekerjaan. Teknik observasi digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data berupa kegiatan siswa terhadap pembelajaran fisika pada proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas dan kegiatan yang berlangsung di dalam proses belajar mengajar. b. Teknik Wawancara Pada penelitian ini, wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang proses pembelajaran Fisika yang telah berlangsung meliputi keadaan siswa, model mengajar yang selama ini diterapkan, media pembelajaran yang digunakan, hasil belajar siswa, dan permasalahan yang dialami guru selama mengajar. Wawancara dilakukan sebelum tindakan (pra siklus) dan setelah tindakan terhadap narasumber yang terdiri dari : siswa dan guru Fisika kelas X. Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran Fisika. Tahap pertama yaitu wawancara sebelum tindakan (pra siklus) dilakukan pada siswa yang akan dijadikan subjek penelitian, yaitu siswa kelas X MIA kemudian dilanjutkan dengan guru Fisika. Wawancara sebelum tindakan dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran Fisika di kelas X MIA dan menganalisis kebutuhan awal untuk pedoman dalam merencanakan tindakan. Setelah tindakan, dilakukan wawancara kepada guru untuk mengetahui pendapat guru tentang keberhasilan model kooperatif tipe kancing gemerincing (Talking Chips) dalam meningkatkan hasil belajar aspek kognitif Fisika siswa kelas X MIA 4, commit serta to saran user dan kesan selama pelaksanaan

4 pembelajaran yang dilakukan dengan model tersebut. Wawancara juga dilakukan kepada siswa untuk mengetahui pengaruh yang siswa peroleh dengan diterapkannya model kooperatif tipe kancing gemerincing (Talking Chips) dalam remediasi pembelajaran Fisika materi pokok Alat Optik. Data-data inilah yang menjadi salah satu sumber data disusun menjadi suatu bentuk laporan penelitian. c. Teknik Tes Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian adalah teknik tes yaitu tes pretest (sebelum tindakan) dan tes remediasi yang dilakukan setelah tidakan pembelajaran remidi. Tes disusun dan dilakukan untuk mengukur seberapa jauh hasil belajar aspek kognitif yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberi tindakan. Instrumen tes digunakan untuk mengukur penguasaan dan kemampuan siswa setelah menerima proses pembelajaran remidiasi. Instrumen tes tertulis juga digunakan sebagai sumber tambahan dalam melihat perkembangan motivasi belajar siswa yang dilihat dari peningkatan nilai dan hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan pembelajaran remidi model kooperatif tipe kancing gemerincing (Talking Chips) dengan tolak ukur ketercapaian ketuntasan siswa dari aspek kemampuan kognitif. Tes evaluasi digunakan untuk mengetahui ketercapaian ketuntasan prestasi belajar siswa yaitu minimal nilai 75,00 yang merupakan batas minimal ketuntasan. Bentuk tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda yang sama pada tes pretest. Soal pilihan ganda yang dibuat disesuaikan dengan indikator pembelajaran. Tes yang dilaksanakan dalam penelitian adalah tes tertulis. Perangkat tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda yang disusun oleh peneliti yang telah diuji cobakan di SMA N 1 Andong. d. Dokumentasi

5 Dokumentasi berupa hasil kerja siswa selama kegiatan berlangsung dan foto-foto kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran remidi dilakukan. Dokumentasi dilakukan untuk melihat catatan-catatan yang dilakukan dalam penelitian. 2. Instrumen Pengumpulan Data a. Instrumen Pembelajaran Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP disusun sesuai dengan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator yang ada dalam silabus kurikulum 2013. RPP disusun sebelum pembelajaran dimulai dengan disesuaikan menurut alokasi pembelajaran yang tersedia di sekolah dan silabus kurikulum 2013. Tujuan pembuatan RPP sendiri adalah merencanakan pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan model dan metode yang diinginkan. 2) Lembar Kerja Diskusi (LKD) LKD disusun dengan tujuan sebagai alat bantu siswa dan menyediakan lembar untuk memecahkan masalah bersama kelompok selama proses pembelajaran berlangsung dan menuliskan hasil diskusi kelompok. Selanjutnya, instrumen pembelajaran yang telah disusun dengan validasi oleh dosen pembimbing. Validitas isi digunakan untuk mengetahui kesesuaian instrumen yang disusun dengan tujuan penelitian. Adapun langkah-langkah dalam validitas isi instrumen pembelajaran terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut : 1. Menyusun butir-butir instrumen berdasarkan indikator yang telah disesuaikan dengan komponen yang akan diukur dalam penelitian.

6 2. Melakukan konsultasi instrumen dengan ahli (expert judgment) yaitu dosen pembimbing untuk mengetahui sistematis dan relevan nya komponen yang akan diukur. 3. Penilaian instrumen oleh dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2 untuk di validasi sesuai aspek yang akan diukur. b. Instrumen Penilaian Instrumen penilaian yang digunakan dalam penelitian adalah instrumen penilaian kognitif Fisika. Penilaian kognitif Fisika dilaksanakan pada akhir tiap siklus dan setelah tindakan dengan menggunakan tes pilihan ganda.soal yang digunakan setelah tindakan sama dengan soal sebelum tindakan dengan diadakannya pengacakan nomor soal. E. Uji Validitas Data Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya oleh ahli sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Data yang telah berhasil diperoleh, dikumpulkan dan dicatat dalam pelaksanaan harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Menurut Sugiyono (2013: 363), validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dalam penelitian kualitatif Sugiyono (2013: 366) mengungkapkan ada empat uji keabsahan data meliputi uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas). Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini meliputi uji kredibilitas, uji dependability (reliabilitas), dan uji confirmability (obyektivitas) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.1.

7 Gambar 3.1 Uji Keabsahan Data Berdasarkan Gambar 3.1 dapat dijelaskan uji keabsahan data sebagai berikut: 1. Uji Kredibilitas Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian ini dilakukan dengan cara triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data itu. Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber. Metode triangulasi sumber yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda (Moleong, 2014: 330). Pada penelitian triangulasi diterapkan dengan jalan membandingkan data hasil wawancara dan data hasil tes. Data dari sumber tersebut dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut.

8 2. Uji Dependability (Reliabilitas) Uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data. Dalam penelitian ini, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian oleh Pembimbing. Hasil observasi,wawancara, hasil tes dan dokumentasi yang diperoleh selama proses pembelajaran, serta surat balikan dari sekolah tempat dilaksanakan penelitian sebagai bukti bahwa proses penelitian benar-benar dilaksanakan. 3. Uji Confirmability (Obyektivitas) Uji confirmability dam uji dependability dapat dilakukan secara bersamaan, karena keduanya mirip. Menguji confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability. Dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada tetapi hasilnya ada. Menguji confirmability atau melakukan konfirmasi ulang atas hasil penelitian, bisa dilakukan bersamaan dengan dependability dimana data bisa dilihat, diuji juga dikaitkan dengan prosesnya (Sugiyono, 2013 : 277). Selain itu uji validitas data dilakukan pada instrumen penilaian kemampuan kognitif yang berupa tes pilihan ganda. Adapun langkah pembutan tes terdiri dari: 1. Membuat kisi-kisi soal tes 2. Menyusun soal tes 3. Melakukan validasi instrumen Adapun penjelasan hasil uji coba instrumen tes kognitif diuraikan sebagai berikut: a.i.1. Uji Validitas Perhitungan validitas instrumen kognitif menurut Arikunto (2013: 93) dicari dengan rumus sebagai berikut. (3.1)

9 dengan: : koefisien korelasi biserial Mp : rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya Mt : rerata skor total St : standar deviasi dari skor total proporsi p : proporsi siswa yang menjawab benar item soal : q : Proporsi subjek yang menjawab salah item soal (q = 1-p) Kriteria validitas item soal dikatakan valid apabila Kriteria validitas menurut Arikunto (2013: 89) adalah sebagai berikut: 0,80 r pb 1,00 : sangat tinggi 0,60 r pb < 0,80 : tinggi 0,40 r pb < 0,60 : cukup 0,20 r pb < 0,40 : rendah 0,00 r pb < 0,20 : sangat rendah Ringkasan hasil uji validitas soal kognitif tes formatif setelah dilakukan tryout dapat dilihat pada Tabel 3.1, sedangkan analisis hasil uji validitas soal TryOut aspek kognitif tes formatif dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 2. Tabel 3.1 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Validitas Soal pada Aspek Kognitif Tes Formatif Kriteria Jenis Soal Jumlah Soal Valid Invalid Kognitif 20 20 0 Melalui soal tes kognitif yang di tryout-kan digunakan 20 soal yang memenuhi kriteria valid dan soal yang telah diuji oleh ahli validasi. Pemillihan 20 soal yang digunakan juga didasarkan dengan indikator yang digunakan dalam pembelajaran. a.i.2. Uji Reliabilitas

10 Menurut Arikunto (2013: 115) untuk menghitung koefisien reliabilitas tes, dalam penelitian digunakan KR-20 yang dirumuskan Koder Richardson sebagai berikut: r 11 = (3.2) dengan: r 11 p q : Reliabilitas tes secara keseluruhan : Proporsi subjek yang menjawab benar item soal : Proporsi subjek yang menjawab salah item soal (q = 1-p) : jumlah hasil perkalian antara p dan q n S : banyaknya item soal : Standar deviasi dari tes Menurut Masidjo (1995) kriteria reliabilitasnya adalah sebagai berikut: 0,90 r 11 1,00 : Sangat Tinggi (ST) 0,70 r 11 < 0,90 : Tinggi (T) 0,40 r 11 < 0,70 : Cukup (C) 0,20 r 11 < 0,40 : Rendah (R) r 11 < 0,20 : Sangat Rendah (SR) Hasil uji coba reliabilitas instrumen soal penilaian kognitif tes formatif terangkum dalam Tabel 3.2. Hasil uji coba reliabilitas instrumen soal TryOut aspek kognitif tes formatif yang lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 2. Tabel 3.2 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Reliabilitas Soal pada Aspek Kognitif Tes Formatif Jenis soal Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria Kognitif 20 0,79201 Tinggi

11 Hasil uji coba reliabititas instrumen soal penilaian kognitif yang lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 2 dari Tabel 3.2 dapat dilihat jenis soal koqnitif dengan jumlah soal 20 butir soal dengan reliabilitas 0,79201 berdasarkan Tabel 3.2 maka dapat diputuskan kriteria Tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai instrumen penilaian. 3. Daya pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi (pandai) dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto.2013:226). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Untuk mengetahui daya pembeda dari masing-masing item tes, digunakan rumus: D = = P A - P B (3.3) dimana: D : daya pembeda J A J B B A B B P A P B : banyaknya peserta kelompok atas : banyaknya peserta kelompok bawah : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar : proporsi kelompok atas yang menjawab benar : proporsi kelompok bawah yang menjawab benar (Arikunto, 2013: 228) Arikunto (2013:232) mengemukakan klasifikasi daya pembeda: 0,00 D < 0,20 adalah jelek (soal tidak dipakai) 0,20 D < 0,40 adalah cukup (soal dipakai) 0,40 D < 0,70 adalah baik (soal dipakai) 0,70 D 1,00 adalah baik sekali (soal dipakai) Berikut hasil uji coba daya pembeda instrumen soal penilaian kognitif. Hasil uji daya pembeda instrumen soal TryOut aspek kognitif tes formatif yang lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 2.

12 Tabel 3.3. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Daya Pembeda Soal pada Aspek Kognitif Tes Formatif Jenis Jumlah Kriteria Soal Soal Jelek Cukup Baik Baik Sekali Kognitif 20 0 15 5 0 4. Taraf Kesukaran Menurut Arikunto (2013: 222-223) soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (P). Rumus yang digunakan untuk mengukur taraf kesukaran masing-masing soal berdasarkan Arikunto (2013: 223) adalah: P = (3.4) dengan: P B Js : indeks kesukaran : banyak siswa yang menjawab soal benar : jumlah seluruh siswa peserta tes sebagai berikut: Menurut Arikunto (2013: 223) klasifikasi indeks kesukaran adalah 0,00 P < 0,30 adalah sukar (soal tidak dipakai) 0,30 P < 0,70 adalah sedang (soal dipakai) 0,70 P 1,00 adalah mudah (soal dipakai) Berikut hasil uji coba taraf kesukaran instrumen soal penilaian kognitif. Hasil uji taraf kesukaran instrumen soal penilaian kognitif tes formatif yang lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 2. Tabel 3.4 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Taraf Kesukaran Soal pada Aspek Kognitif Tes Formatif Jenis Jumlah Taraf Kesukaran Soal soal Soal Sukar Sedang Mudah Kognitif 20 3 8 9 F. Analisis Data Analisis data dalam Penelitian ini dimulai sejak awal sampai berakhirnya pengumpulan data. Hal ini penting commit karena to user akan mempermudah peneliti dalam

13 menganalisis setiap kejadian atau situasi yang berlangsung di dalam kelas yang diteliti. Analisis kualitatif dilakukan dalam tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Adapun model analisis data yang digunakan menurut Sugiyono, (2013: 338) adalah interaktif model dapat dilihat dalam skema Gambar 3.2. Gambar 3.2 Komponen dalam analisis data (interactive model) 1. Reduksi Data Reduksi data dapat didefinisikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis. Proses ini meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian singkat dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas. 2. Penyajian Data Setelah data direduksi, data siap disajikan pada tahap analisis sampai pada penyajian data. Penyajian data diartikan sebagai sekumpulan informasi yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Proses ini dilakukan dalam rangka mengorganisasi data dari hasil reduksi data yang di mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada masing-masing siklus. 3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi Penarikan kesimpulan mencakup semua perubahan atau peningkatan pada diri peneliti dengan anggota peneliti commit lainnya to user serta situasi tempat penelitian

14 dilakukan. Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi. Kesimpulan sementara yang ditarik pada akhir putaran I, sampai dengan kesimpulan terakhir pada akhir siklus terakhir. G. Indikator Kinerja Penelitian Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Indikator kinerja dikemukakan atau dirumuskan sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian yang dilakukan (Sarwiji 2008:68). Penelitian remediasi pembelajaran dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang belum mencapai batas ketuntasan sehingga dapat memenuhi batas ketuntasan (KKM). Keberhasilan penelitian tindakan ditandai dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa kearah yang lebih baik. Indikator keberhasilan penelitian sebagai berikut: 1. Pada remediasi pembelajaran persentase siswa yang mencapai nilai 75 adalah 78,125%. 2. Persentase nilai tes formatif siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ada di SMA N 2 Surakarta yaitu 75 % jika dalam nilai menunjukkan 75. H. Prosedur Penelitian Prosedur dalam penelitian ini meliputi perencanaan tindakan (Planning), pelaksanaan tindakan (Acting), pengamatan (Observation), refleksi (Reflecting). Berikut langkah-langkah dalam penelitian digambarkan sebagai berikut: a.i.1. Tahapan Perencanaan (Planning) Langkah-langkah perencanaan dalam penelitian ini meliputi : a. Observasi dan wawancara untuk mendapatkan gambaran awal mengenai proses pembelajaran pada mata pelajaran Fisika di SMA Negeri 2 Surakarta di kelas X MIA 4. b. Mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran dari hasil observasi awal dan wawancara di kelas X MIA 4.

15 c. Peneliti dan guru menetapkan tindakan fokus penelitian yang dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan yang telah ditetapkan. d. Peneliti dan guru menyusun serangkaian kegiatan yang berupa pelaksanaan tindakan. e. Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian meliputi instrumen tes kognitif. a.i.2. Tahap Pelaksanaan atau Tindakan (Acting) Kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian, antara lain: a. Melaksanakan KBM sesuai langkah-langkah yang telah disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b. Melakukan kegiatan pemantauan proses pembelajaran melalui observasi langsung pada setiap pertemuan. c. Melaksanakan tes formatif materi Alat Optik di kelas X MIA 4. d. Melakukan modifikasi berupa perbaikan atau penyempurnaan alternatif tindakan apabila proses dan prestasi belajar masih kurang memuaskan a.i.3. Tahap Observasi dan Evaluasi Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam observasi adalah sebagai berikut: a. Pengamatan terhadap proses belajar mengajar yang dilakukan oleh peneliti maupun guru. b. Pencatatan semua hasil pengamatan c. Penentuan kesimpulan hasil pengamatan. Langkah-langkah evaluasi yang dilaksanakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1.a.1.a. Pembuatan instrumen evaluasi. 1.a.1.b. Pelaksanaan evaluasi setelah proses pembelajaran selesai. 1.a.1.c. Pelaksanaan analisis hasil evaluasi. 1.a.1.d. Penyusunan kriteria keberhasilan tindakan. a.i.4. Tahap Refleksi (Reflecting)

16 Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru. Langkah-langkah dalam kegiatan analisis dapat dilakukan sebagai berikut: a. Menganalisis tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran pada lembar angket. b. Menganalisis hasil tes kognitif siswa. Apabila hasil tes menunjukkan peningkatan sesuai indikator ketercapaian, maka model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran remidi dinyatakan dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Gambar 3.3 Prosedur Penelitian (Sumber: Model Penelitian Kurt Lewin diadaptasi dari Depdiknas, 2005) sebagai berikut: Keterangan: Secara sederhana, desain penelitian yang digunakan dapat digambarkan O1 X O2 Gambar 3.4 Rancangan Penelitian Pre-Test and Post-Test Group (Sumber: Arikunto, 2006: 85) O1 : tes awal (pre test) kemampuan kognitif materi Alat Optik O2 : tes akhir (post test) kemampuan kognitif materi Alat Optik X : perlakuan (pembelajaran remediasi menggunakan model Talking Chips) Dengan metode ini siswa diberi tes I mengenai materi pokok Alat Optik, siswa yang belum mencapai KKM diberi perlakuan perbaikan dengan pengajaran remediasi menggunakan model Talking Chips, kemudian diberi tes II dengan materi yang sama.