BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang terdiri dari variabel terikat (dependen) yaitu tingkat

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dan karyawan di bagian akuntansi dan keuangan pada 5 (lima) Perusahaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas. Variable Corrcted item total R tabel Keterangan

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Perusahaan didirikan pada tanggal 20 Maret 1958 di Jakarta. Ruang lingkup

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat kuat pengaruh

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metode Penelitian. penilitian terdiri dari variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KAP yang terdapat di Daerah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Balam Jaya Di Desa Balam Merah

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kebon Jeruk Satu. mengoptimalkan penerimaan pajak.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. uji instrumen penelitian, analisis data dan pembahasan. Statistik deskriptif data,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Prosedur Pemilihan Sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Pemerintah Kabupaten Kudus. Visi Pemerintah Kabupaten Kudus yaitu "Terwujudnya Kudus Yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Subjek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang melaporkan

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini adalah 2 bulan yaitu bulan April sampai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. pembahasan penulisan ini, maka penulis mengambil lokasi penetian PT. BPR

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PEMBAHASAN. ditawarkan tidak hanya berasal dari produsen lokal saja, namun juga

A. Populasi dan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari :

Data Deskriptif Keterangan Jumlah %

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Karakteristik Berdasarkan Responden

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain :

BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. disebarkan ke seluruh sampel. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang valid, penelitian ini menggunakan survey dengan format deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Inspektorat Kabupaten/Kota dan Provinsi di Lampung yang mendapatkan opini Wajar

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Subjek adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 110 responden yang berada di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. nasabah bank umum yang diambil secara acak di DIY. pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

BAB III METODE PENELITIAN. fungsi variabel dalam hubungan antar variabel, yaitu: Variabel Independen (Independent Variable)

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Responden yang menjadi objek penelitian Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kuesioner yang di sebar berjumlah 90 kuesioner yang di sebarkan di kantor tersebut. Kuesioner ini di antar langsung ke kantor Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Daftar tempat penelitian seperti tersebut di bawah ini. 1. Sekretariat Badan 2. Pusat Pembinaan 3. Pusat Pengembangan dan Perlindungan 4. Pusat Pembinaan Strategi dan Diplomasi (PPSDK) 5. Balai Bahasa Gorontalo 6. Balai Bahasa Sulawesi Selatan 7. Balai Bahasa Kepulauan Riau 8. Balai Bahasa Maluku Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah bentuk non-probability sampling. Peneliti tidak berusaha untuk sampel peserta penelitian secara acak. Tujuan purposive sampling adalah sampel kasus/peserta dengan cara yang strategis, 71

sehingga mereka sampel relevan dengan pertanyaan penelitian yang sedang diajukan. Peneliti menyebarkan 90 kuesioner, tetapi hanya 80 kuesioner yang bisa dijadikan data penelitian. Tingkat pemberian respon responden sebesar 80.0% dilihat dari kembalinya kuesioner sebanyak 80. Tabel 4.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner Keterangan Jumlah Persentase Kuesioner yang disebar 90 100.0% Kuesioner yang tidak kembali 10 11.1% Kuesioner yang kembali 80 88.9% Kuesioner yang tidak dapat diolah 0 0.0% Kuesioner yang dapat diolah 80 100.0% Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017 Berdasarkan hasil survei dengan menggunakan kuesioner, karakteristik responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu menurut jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan lama bekerja. Berikut adalah analisa statistik deskriptif untuk data responden Tabel 4.2 Gambaran Umum Profil Responden Frekuensi Persentase (%) Jenis Kelamin Valid Pria 27 33.8 Wanita 53 66.2 Total 80 100.0 Usia Valid 21 30 tahun 17 21.2 31 40 tahun 43 53.8 72

41 50 tahun 18 22.5 51 60 tahun 2 2.5 Total 80 100.0 Jenjang Pendidikan Valid SMA/Sederajat 2 2.5 S1 57 71.2 S2 18 22.5 S3 3 3.8 Total 80 100.0 Lama Bekerja Valid < 1 tahun 4 5.0 1 3 tahun 20 25.0 3 5 tahun 2 2.5 > 5 tahun 54 67.5 Total 80 100.0 Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS, 2017 (lihat lampiran) a. Jenis Kelamin Data responden dalam kategori jenis kelamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pria dan wanita. Setelah dilakukan pengujian, maka dapat dilihat persentase dari masing-masing jenis kelamin responden. Pada tabel 4.2 di atas, sebanyak 27 responden atau sebesar 33.8% yang berjenis kelamin pria dan responden yang berjenis kelamin wanita sebanyak 53 responden atau sebesar 54.8% dari total responden sebanyak 80. b. Usia Pada penelitian ini, peneliti mengelompokkan usia dari data responden sebanyak empat kelompok, yaitu 21 30 tahun, 31 40 tahun, 41 50 tahun, dan 51 60 tahun. Dari hasil pengujian data responden dengan kategori usia, dapat dilihat bahwa sebanyak 17 responden atau sebesar 21.2% yang berusia 21 30 tahun, sebanyak 43 responden atau sebesar 53.8% yang berusia 31 40 tahun, 73

sebanyak 18 responden atau sebesar 22.5% yang berusia 41 50 tahun, dan sebanyak 2 responden atau sebesar 2.5% berusia 51 60 tahun dari total responden sebanyak 80. c. Jenjang Pendidikan Data responden dalam kategori jenjang pendidikan dibagi menjadi empat kelompok, yaitu SMA/Sederajat, S1, S2, dan S3. Setelah dilakukan pengujian, maka dapat dilihat persentase dari masing-masing pendidikan responden. Pada tabel 4.2 di atas, diketahui bahwa sebanyak 2 responden atau sebesar 2.5% yang memiliki pendidikan lulusan SMA/Sederajat, responden dengan pendidikan S1 sebanyak 57 responden atau sebesar 71.2%, responden dengan pendidikan S2 sebanyak 18 responden atau sebesar 22.5%, dan responden dengan pendidikan S3 sebanyak 3 responden atau sebesar 3.8% dari total responden sebanyak 80. d. Lama Bekerja Data responden dalam kategori lama bekerja dibagi menjadi empat kelompok, yaitu < 1 tahun, 1 3 tahun, 3 5 tahun, dan > 5 tahun. Setelah dilakukan pengujian, maka dapat dilihat persentase dari masing-masing lama bekerja responden. Pada tabel 4.2 di atas, diketahui bahwa sebanyak 4 responden atau sebesar 5.0% yang memiliki lama bekerja selama < 1 tahun, responden memiliki lama bekerja selama 1 3 tahun sebanyak 20 responden atau sebesar 25.0%, responden yang memiliki lama bekerja selama 3 5 tahun sebanyak 2 responden atau sebesar 2.5%, dan responden yang memiliki lama bekerja selama > 5 tahun sebanyak 54 responden atau sebesar 67.5% dari total responden sebanyak 80. 74

4.2. Analisis Data 4.2.1. Uji Statistik Deskriptif Menurut Goos dan Meintrup (2015), statistik deskriptif adalah data yang dikumpulkan dalam sampel yang dapat direpresentasikan dalam banyak cara menggunakan tabel dan grafik. Selain itu, seseorang dapat menghitung nilai atau statistik karakteristik, seperti mean, untuk menghasilkan gagasan yang jelas tentang data yang dikumpulkan. Berikut ini adalah hasil uji statistik deskriptif yang telah dilakukan menggunakan alat uji SPSS. Tabel 4.3 Uji Statistik Deskriptif Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Pencegahan Kecurangan 80 2.20 4.00 3.1138 0.37509 Budaya Organisasi 80 1.46 4.00 3.1698 0.35885 Audit Internal 80 1.75 4.00 3.1602 0.42411 Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS, 2017 (lihat lampiran) a. Pencegahan Kecurangan Pencegahan Kecurangan diperoleh dengan menggunakan 10 butir pernyataan kepada 80 responden. Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa pengelolaan aktivitas yang berada di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di awasi oleh para pimpinan yang berwenang adalah sebesar 3.1138, menandakan bahwa rata-rata responden memiliki tanggapan Setuju (S) dengan pernyataan yang terdapat dalam variabel ini. Variabel Pencegahan Kecurangan memiliki nilai 75

minimum sebesar 2.20, yang artinya pengelolaan aktivitas yang tidak di awasi di institusi memiliki respon Tidak Setuju (TS). Dan variabel ini memiliki nilai maksimum sebesar 4.00, yang artinya respon tertinggi adalah Sangat Setuju (SS). Standar deviasi yang dimiliki oleh variabel Pencegahan Kecurangan sebesar 0.37509 menunjukan variasi yang terdapat dalam variabel ini. Nilai standar deviasi sebesar 0.37509 lebih kecil dari 1 berarti bahwa penyebaran data Pencegahan Kecurangan baik dan bersifat homogen. Dengan nilai standar deviasi yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata, maka nilai rata-rata dapat dijadikan representasi dari keseluruhan data. b. Budaya Organisasi Budaya Organisasi diperoleh dengan menggunakan 24 butir pernyataan kepada 80 responden. Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa rata rata tanggapan responden mengenai kegiatan yang berhubungan dengan budaya organisasi terdapat di institusi adalah sebesar 3.1698, menandakan bahwa responden memiliki tanggapan Setuju (S) dengan pernyataan yang terdapat dalam variabel ini. Variabel Budaya Organisasi memiliki nilai minimum sebesar 1.46, yang artinya respon terendah untuk variabel ini adalah Sangat Tidak Setuju (STS). Dan variabel ini memiliki nilai maksimum sebesar 4.00 yang artinya respon tertinggi adalah Sangat Setuju (SS). Standar deviasi yang dimiliki oleh variabel Budaya Organisasi sebesar 0.35885 menunjukan variasi yang terdapat dalam variabel ini. Nilai standar deviasi sebesar 0.35885 lebih kecil dari 1 berarti bahwa penyebaran data Budaya 76

Organisasi baik dan bersifat homogen. Dengan nilai standar deviasi yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata, maka nilai rata-rata dapat dijadikan representasi dari keseluruhan data c. Audit Internal Audit Internal diperoleh dengan menggunakan 16 butir pernyataan kepada 80 responden. Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa rata rata tanggapan responden mengenai pelaksanaan kegiatan audit internal telah sesuai dengan prosedur dan pedoman yang berlaku adalah sebesar 3.1602, menandakan bahwa responden memiliki tanggapan Setuju (S) dengan pernyataan yang terdapat dalam variabel ini. Variabel Audit Internal memiliki nilai minimum sebesar 1.75, yang artinya respon terendah untuk pelaksanaan kegiatan audit internal tidak sesuai dengan prosedur dan pedoman yang berlaku adalah Tidak Setuju (TS). Dan variabel ini memiliki nilai maksimum sebesar 4.00 yang artinya respon tertinggi adalah Sangat Setuju (SS). Standar deviasi yang dimiliki oleh variabel Audit Internal sebesar 0.42411 menunjukan variasi yang terdapat dalam variabel ini. Nilai standar deviasi sebesar 0.42411 lebih kecil dari 1 berarti bahwa penyebaran data Audit Internal baik dan bersifat homogen. Dengan nilai standar deviasi yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata, maka nilai rata-rata dapat dijadikan representasi dari keseluruhan data. 77

4.2.2. Uji Kualitas Data 4.2.2.1.Uji Validitas Validitas berkaitan dengan apakah temuan ini benar-benar tentang apa yang mereka tampaknya menjadi sekitar. Adalah hubungan antara dua variabel hubungan kausal. Kurangnya potensi validitas dalam kesimpulan diperkecil dengan desain penelitian yang dibangun dalam kesempatan bagi kelompok fokus setelah hasil kuesioner telah dianalisis. Instrument dapat dianggap valid jika lebih besar dari 0,5 atau 5% atau dengan membandingkannya dengan r table. Jika r hitung > r table maka dapat dikatakan valid. Berikut ini adalah hasil uji validitas setiap indikator pernyataan dalam tiap-tiap variabel: 1. Pencegahan Kecurangan (Y) Pencegahan Kecurangan merupakan variabel dependen dalam penelitian ini. Variabel ini diukur menggunakan 10 item pernyataan yang menggunakan skala likert 1 sampai 4. Dibawah ini merupakan hasil uji validitas yang telah dilakukan oleh peneliti untuk masing-masing item pernyataan variabel Pencegahan Kecurangan, sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Pencegahan Kecurangan (Y) Item Pernyataan r-tabel r-hitung Kesimpulan Y1 0.1852 0.676 Valid Y2 0.1852 0.721 Valid Y3 0.1852 0.768 Valid 78

Y4 0.1852 0.751 Valid Y5 0.1852 0.634 Valid Y6 0.1852 0.718 Valid Y7 0.1852 0.672 Valid Y8 0.1852 0.731 Valid Y9 0.1852 0.756 Valid Y10 0.1852 0.674 Valid Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS, 2017 (lihat lampiran) Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai r-hitung > r-tabel yaitu semua data yang terdapat di tabel 4.4 > 0.852 untuk setiap item pernyataan pada variabel Pencegahan Kecurangan, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan pada variabel Pencegahan Kecurangan (Y) dinyatakan valid. 2. Budaya Organisasi (X 1 ) Budaya Organisasi merupakan variabel independen pertama dalam penelitian ini. Variabel ini diukur menggunakan 24 item pernyataan yang menggunakan skala likert 1 sampai 4. Dibawah ini merupakan hasil uji validitas yang telah dilakukan oleh peneliti untuk masing-masing item pernyataan variabel Budaya Organisasi, sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Budaya Organisasi (X 1 ) Item Pernyataan r-tabel r-hitung Kesimpulan X11 0.1852 0.398 Valid X12 0.1852 0.777 Valid 79

X13 0.1852 0.702 Valid X14 0.1852 0.679 Valid X15 0.1852 0.544 Valid X16 0.1852 0.704 Valid X17 0.1852 0.716 Valid X18 0.1852 0.620 Valid X19 0.1852 0.728 Valid X110 0.1852 0.626 Valid X111 0.1852 0.253 Valid X112 0.1852 0.752 Valid X113 0.1852 0.649 Valid X114 0.1852 0.502 Valid X115 0.1852 0.841 Valid X116 0.1852 0.780 Valid X117 0.1852 0.716 Valid X118 0.1852 0.747 Valid X119 0.1852 0.764 Valid X120 0.1852 0.678 Valid X121 0.1852 0.613 Valid X122 0.1852 0.553 Valid X123 0.1852 0.747 Valid X124 0.1852 0.775 Valid Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS, 2017 (lihat lampiran) Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai r-hitung > r-tabel yaitu semua data yang terdapat di tabel 4.5 > 0.1852 untuk setiap item pernyataan pada variabel Budaya Organisasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan pada variabel Budaya Organisasi (X 1 ) dinyatakan valid. 80

3. Audit Internal (X 2 ) Audit Internal merupakan variabel independen kedua dalam penelitian ini. Variabel ini diukur menggunakan 16 item pernyataan yang menggunakan skala likert 1 sampai 4. Dibawah ini merupakan hasil uji validitas yang telah dilakukan oleh peneliti untuk masing-masing item pernyataan variabel Audit Internal, sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Audit Internal (X 2 ) Item Pernyataan r-tabel r-hitung Kesimpulan X21 0.1852 0.616 Valid X22 0.1852 0.695 Valid X23 0.1852 0.624 Valid X24 0.1852 0.718 Valid X25 0.1852 0.855 Valid X26 0.1852 0.740 Valid X27 0.1852 0.815 Valid X28 0.1852 0.783 Valid X29 0.1852 0.816 Valid X210 0.1852 0.837 Valid X211 0.1852 0.806 Valid X212 0.1852 0.741 Valid X213 0.1852 0.839 Valid X214 0.1852 0.683 Valid X215 0.1852 0.733 Valid X216 0.1852 0.829 Valid Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS, 2017 (lihat lampiran) 81

Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai r-hitung > r- tabel yaitu semua data yang terdapat di tabel 4.6 > 0.1852 untuk setiap item pernyataan pada variabel Audit Internal, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan pada variabel Audit Internal (X 2 ) dinyatakan valid. 4.2.2.2.Uji Reliabilitas Menurut Easterby-Smith et al (2008) dalam Saunders et al (2009), reabilitas mengacu pada sejauh mana teknik pengumpulan data atau prosedur analisis akan menghasilkan temuan yang konsisten. Hal ini dapat dinilai dengan mengajukan tiga pertanyaan berikut: Apakah langkah-langkah menghasilkan hasil yang sama pada kesempatan lain? Apakah pengamatan serupa dicapai oleh pengamat lain? Apakah terdapat transparansi dalam bagaimana rasa dibuat dari data mentah?. Terdapat beberapa teknik yang dipakai untuk menghitung reliabilitas salah satu diantaranya adalah alpha cronbach. Kriteria dalam pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas adalah: Variabel 1. Cronbach Alpha > 0.6 maka konstruk atau variable itu adalah reliable. 2. Cronbach Alpha < 0.6 maka konstruk atau variable itu adalah unreliable. Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas dari masing-masing variabel dalam model penelitian: Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Croanbach Alpha Kesimpulan Pencegahan Kecurangan 10 Item 0.889 Reliabel Budaya Organisasi 24 Item 0.946 Reliabel Audit Internal 16 Item 0.950 Reliabel 82

Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS, 2017 (lihat lampiran) Berdasarkan pada tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa nilai Croanbach Alpha untuk setiap variabel memiliki nilai lebih besar dari 0.60, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel dalam penelitian ini adalah reliabel dan dengan seluruh variabel dianggap baik, karena memiliki nilai Croanbach Alpha > 0.80, yaitu Pencegahan Kecurangan, Budaya Organisasi, dan Audit Internal dengan masing masing nilai Croanbach Alpha sebesar 0.889, 0.946, dan 0.950. 4.2.3 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik pada penelitian ini digunakan untuk memastikan bahwa model regresi yang digunakan tidak bias, sehingga hasil perkiraannya bisa dipercaya. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. 4.2.3.1.Uji Normalitas Menurut Burns dan Burns (2008), kita perlu distribusi mendekati normal untuk daerah-daerah dan probabilitas menjadi sekitar benar. Yang lebih penting adalah kenyataan bahwa banyak uji statistik (uji parametrik) seharusnya hanya digunakan ketika kita bisa berasumsi normalitas atau perkiraan dekat dengan itu. Kita tentu dapat memperparah kurva normal selama histogram tetapi sulit untuk menentukan secara akurat jika kurva menyimpang lebih dari yang kita ingin dari normalitas. Kita perlu ukuran yang obyektif. Skewness dan kurtosis melakukan menyediakan satu set langkah-langkah yang obyektif tentang aspek-aspek tertentu dari normalitas. 83

Cara lain untuk menilai masalah ini adalah untuk menentukan apakah distribusi yang diperoleh secara keseluruhan menyimpang dari distribusi deviasi normal dengan mean dan deviasi standar yang sama. Kolmogorov- Smirnov dan Shapiro-Wilk tes melakukan hal ini. Jika tes ini tidak signifikan maka distribusi dalam sampel tidak berbeda dari distribusi normal. One Sample Kolgomorov Sminorv Test akan melihat berdasarkan kriteria: 1. Sig (2 tailed) > α = 0.05, maka data berdistribusi normal 2. Sig (2 tailed) α = 0.05, maka data tidak berdistribusi normal Berikut ini adalah tabel hasil pengujian normalitas dengan menggunakan grafik normal probability plot dan Kolmogorov-Smirnov (K-S). Gambar 4.1 Uji Normalitas dengan Normal Probability Plot Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS, 2017 84

Berdasarkan gambar grafik 4.1 di atas dapat dilihat normal probability plot menunjukkan bahwa terlihat titik-titik mengikuti dan mendekati garis diagonalnya, sehingga dapat disimpulkan model regresi pada penelitian ini memiliki distribusi data yang normal. Artinya, persyaratan normalitas pada model regresi berganda telah terpenuhi Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Asymp. Sig. (2-tailed) 0.463 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017 (lihat lampiran) Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini didasari oleh kriteria data berdistribusi normal, jika nilai signifikansi > 0.05, dimana hasil penelitian ini menunjukkan nilai signifikan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test sebesar 0.463 > 0.05. 4.2.3.2.Uji Multikolinearitas Menurut Burns dan Burns (2008), multikolinieritas adalah korelasi yang sangat tinggi antara IV harus dihindari. Memeriksa matriks korelasi korelasi tinggi 0.90 dan di atas karena ini menyiratkan dua variabel mengukur varians yang sama dan akan over-mengembang R. Oleh karena itu hanya salah satu dari dua yang dibutuhkan. Variance Inflation Factor (VIF) mengukur dampak dari collinearity antara IV dalam model regresi berganda pada ketepatan estimasi. Ini mengungkapkan sejauh mana collinearity antara 85

prediktor menurunkan ketepatan perkiraan. Biasanya nilai VIF lebih besar dari 10.0 menjadi perhatian. Kriteria yang digunakan untuk regresi terdapat multikolinearitas atau tidak, yaitu: 1. Tidak terjadi multikolinearitas apabila nilai Toleransi > 0.1 VIF < 10 2. Terjadi multikolinearitas apabila nilai Toleransi < 0.1 VIF > 10 Dari hasil pengolahan data statistik diperoleh tabel pengujian multikolinearitas sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Tolerance VIF Kesimpulan Budaya Organisasi 0.673 1.485 Tidak Terdapat Multikolinearitas Audit Internal 0.673 1.485 Tidak Terdapat Multikolinearitas Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS, 2017 (lihat lampiran) Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa kedua variabel independen yaitu, Budaya Organisasi dan Audit Internal memiliki nilai tolerance > 0.10 dan nilai VIF < 10. Maka, H 0 diterima, artinya antarvariabel independen pada model regresi ini menunjukkan tidak ada gejala multikolinearitas. Dengan kata lain, antarvariabel independen pada model regresi berganda tidak mempunyai korelasi yang sangat kuat dengan variabel independen lainnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan terhindar dari permasalahan multikolinearitas. 4.2.3.3.Uji Heteroskedastisitas 86

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika tidak konstan atau berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah varians variabel gangguan sama (homoskedastisitas) atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dasar pengambilan keputusan: Jika nilai signifikan > 0.05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Jika nilai signifikan < 0.05, maka terjadi heteroskedastisitas Berikut ini adalah tabel hasil uji heteroskedastisitas dari model penelitian. Tabel 4.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Independen Alpha Sig. Budaya Organisasi 0.05 0.344 Audit Internal 0.05 0.079 Sumber: Data primer yang diolah SPSS, 2017 (lihat lampiran) Berdasarkan tabel 4.10 dapat disimpulkan pada hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi masing-masing variabel independen, yaitu budaya organisasi dan etika auditor sebesar 0.344, dan 0.079 lebih besar dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa model penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga dapat dilakukan ke tahap pengujian selanjutnya. 4.2.4 Analisis Regresi Berganda Menurut Burns dan Burns (2008), analisis regresi berganda adalah sebuah teknik untuk memperkirakan nilai dari variabel kriteria dari nilai-nilai 87

pada dua atau lebih variabel lain. Terdapat banyak prediktor potensial lainnya yang mungkin membentuk prediksi yang lebih baik atau lebih bermakna dengan lebih dari satu variabel prediktor. Regresi mempekerjakan alasan yang sama seperti regresi sederhana dan formula adalah perpanjangan logis dari yang untuk regresi linear: Y = + + + Keterangan : Y = Pencegahan kecurangan = Konstanta = Regresi = Budaya organisasi = Audit internal = Error Untuk menganalisis pengaruh variabel budaya organisasi (X 1 ), dan audit internal (X 2 ) terhadap pencegahan kecurangan (Y) digunakan metode statistik dengan tingkat taraf signifikansi α = 0.05 artinya derajat tingkat kesalahan sebesar 5%. Hasil regresi untuk pengujian regresi linier berganda pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.10, sebagai berikut: Tabel 4.11 Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda Variabel B (Konstanta) 8.444 Budaya Organisasi 0.129 Audit Internal 0.255 Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS, 2017 (lihat lampiran) 88

Setelah melalui pengujian kualitas data dan pengujian regresi linier pada tabel 4.10, diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e Y = 8.444 + 0.129X 1 + 0.255X 2 + e Persamaan regresi linier diatas menunjukkan nilai koefisien konstanta adalah 8.444 yang artinya bahwa apabila nilai X 1 (Budaya Organisasi) dan X 2 (Audit Internal) pada obyek penelitian sama dengan 0, maka nilai Y (Pencegahan Kecurangan) adalah 8.444. Nilai koefisien regresi b 1 dan b 2 menunjukkan perubahan Pencegahan Kecurangan sebagai variabel dependen apabila nilai variabel independen adalah Budaya Organisasi dan Audit Internal mengalami kenaikan atau penurunan sebesar 1 satuan. Tanda positif (+) di depan nilai koefisien X 1 (Budaya Organisasi) dan X 2 (Audit Internal) menunjukkan adanya hubungan searah antara X 1 (Budaya Organisasi) dan X 2 (Audit Internal) dengan Pencegahan Kecurangan (Y). Hal ini berarti, apabila variabel X 1 (Budaya Organisasi) dan X 2 (Audit Internal) mengalami peningkatan sebesar 1 satuan atau 1%, maka nilai Pencegahan Kecurangan (Y) juga akan meningkat sebesar nilai konstanta masing-masing, yaitu 0.129 dan 0.255, dan begitu pula sebaliknya. 4.2.5. Uji Hipotesis 4.2.5.1.Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Menurut Burns dan Burns (2008), koefisien determinasi atau memberikan jumlah variasi umum antara dua variabel atau jumlah variasi 89

dalam Y dijelaskan oleh variasi dalam X ketika dikonversi ke persentase.sebuah koefisien korelasi atau R bukan merupakan ukuran langsung dari persentase hubungan antara dua variabel, bagaimanapun, persegi adalah ( - koefisien determinasi). Juga tidak bisa mengatakan bahwa korelasi 0.90 adalah tiga kali sedekat hubungan +.30, tetapi hanya bahwa itu menunjukkan tingkat yang jauh lebih kuat dari hubungan. Koefisien korelasi adalah angka yang tidak ada hubungannya dengan unitunit di mana variabel diukur. Untuk menentukan kekuatan hubungan dengan cara yang lebih tepat kita menggunakan koefisien determinasi atau. Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi R 2 Keterangan Model Penelitian Regresi Adjusted R Square 0.442 R-square 0.456 Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS, 2017 (lihat lampiran) Berdasarkan pada tabel 4.11, nilai R 2 pada model regresi penelitian dapat dilihat pada kolom Adjusted R Square, yaitu sebesar 0.442 Dari hasil tersebut berarti terdapat 44.2% variabel dependen (Pencegahan Kecurangan) dapat dijelaskan oleh variabel independen penelitian (Budaya Organisasi dan Audit Internal), sedangkan sisanya sebesar 55.8% (100% - 44.2%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini. Oleh 90

karena itu, dapat disimpulkan bahwa dengan nilai Adjusted R Square sebesar 44.2% berarti bahwa model penelitian yang digunakan memiliki model persamaan yang cukup kuat. 4.2.5.2.Uji Statistik F (Pengujian Simultan) Menurut Gujarati (1995), Uji signifikansi merupakan sebuah prosedur yang digunakan untuk menguji kebenaran atau kesalahan dari hipotesis nol dari sampel. Ide dasar yang melatar belakangi pengujian signifikansi adalah uji statistik dari distribusi sampel dari suatu statistik di bawah hipotesis nol. Dasar analisis uji statistik F adalah sebagai berikut: Apabila F hitung < F tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya tidak ada pengaruh antara variabel independen secara simultan terhadap variabel terikat. Apabila F hitung > F tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya ada pengaruh antara variabel independen secara simultan terhadap variabel terikat. Tabel 4.13 Hasil Uji Statistik F (Pengujian Simultan) Model Sig. 1 Regression 0.000 a F-hitung 32.279 F-tabel 3.96 Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS, 2017 (lihat lampiran) Berdasarkan Tabel 4.12, dapat diketahui bahwa nilai signifikasi F sebesar 0.000 < 0.05 dengan nilai F-hitung > F-tabel sebesar 32.279 > 3.96. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama Budaya 91

Organisasi dan Audit Internal berpengaruh secara simultan terhadap Pencegahan Kecurangan. 4.2.6. Uji t (Pengujian Parsial) Menurut Burns dan Burns (2008), tes ini digunakan ketika kita ingin menguji hipotesis nol bahwa rata-rata tertentu sampel berbeda dari rata-rata populasi hanya secara kebetulan, yaitu adalah sampel berarti dari populasi tertentu, ketika menentukan apakah sampel kami mirip atau berbeda secara signifikan dari menjalankan umum sampel yang dipilih dari populasi itu. Hal ini sering terjadi ketifuka kami uji, misalnya, apakah produksi tertentu yang dikelola adalah menjaga dirinya dalam batas toleransi yang dapat diterima. Jika nilai signifikan > 0.05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikan 0.05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Ini berarti variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Berikut ini adalah hasil uji t (uji parsial) yang telah dilakukan dengan menggunakan alat uji SPSS: Variabel Tabel 4.14 Hasil Uji t (Uji Parsial) Koefisien Regresi (B) T Sig. (1- tailed) (Konstanta) 8.444 2.862 - - Kesimpulan 92

Budaya Organisasi 0.129 2.893 0.0025 Signifikan, H 1 diterima Audit Internal 0.255 4.497 0.000 Signifikan, H 2 diterima Sumber: Data sekunder yang diolah SPSS, 2017 (lihat lampiran) 1. Pengujian Hipotesis 1 Berdasarkan hasil pengujian regresi secara parsial (uji-t) yang ditunjukkan pada tabel 4.13 diketahui variabel Budaya Organisasi memiliki nilai sig. sebesar 0.0025 < 0.05 dan nilai koefisien regresi (B) sebesar 0.129. Hal ini menunjukkan variabel Budaya Organisasi signifikan pada level 5%, sehingga keputusannya adalah H 0 ditolak (H 1 diterima). Hipotesis pertama (H l ) mengindikasikan bahwa Budaya Organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap Pencegahan Kecurangan. 2. Pengujian Hipotesis 2 Berdasarkan hasil pengujian regresi secara parsial (uji-t) yang ditunjukkan pada tabel 4.13 diketahui variabel Audit Internal memiliki nilai sig. sebesar 0.000 < 0.05 dan nilai koefisien regresi (B) sebesar 0.255. Hal ini menunjukkan variabel Audit Internal signifikan pada level 5%, sehingga keputusannya adalah H 0 ditolak (H 2 diterima). Hipotesis kedua (H 2 ) mengindikasikan bahwa Audit Internal berpengaruh signifikan positif terhadap Pencegahan Kecurangan. 4.3 Pembahasan Hipotesis 4.3.1 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Pencegahan Kecurangan Pada tabel 4.13, hipotesis pertama (H 1 ) penulis menyimpulkan bahwa Budaya Organisasi memiliki koefisien regresi positif (+) sebesar 0.129, artinya bahwa semakin tinggi tingkat Budaya Organisasi pada suatu perusahaan, maka akan semakin meningkatkan Pencegahan Kecurangan. 93

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara Budaya Organisasi terhadap Pencegahan Kecurangan. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis pertama (H 1 ): Budaya Organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap Pencegahan Kecurangan, diterima. Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya, Zelmiyanti dan Anita (2015) pada BPR Sumatra barat menyatakan bahwa budaya organisasi yang baik sangat penting dalam mencegah tindakan kecurangan. Tindakan pencegahan dapat diterapkan melalui budaya kerja yang dikembangkan dengan baik akan menghasilkan nilai-nilai fundamental organisasi yang baik seperti menjunjung tinggi kejujuran dan integritas penghargaan dan kualitas kerja serta pelayanan yang prima dan penghormatan atas keterbukaan dan transparansi. Penelitian ini di dukung oleh Wilopo (2006) yang menyatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap pencegahan kecurangan. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa budaya organisasi menjadi salah satu faktor yang mampu mencegah terjadinya kecurangan di dalam suatu organisasi. Budaya organisasi yang dilakukan secara positif dapat memperkuat organisasi itu senduri, karena dengan menerapkan budaya organisasi perusahaan dapat membentuk karakter para karyawan menjadi yang di inginkan oleh organisasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini dapat membuktikan adanya pengaruh positif antara Budaya Organisasi dengan Pencegahan Kecurangan. 4.3.2 Pengaruh Audit Internal terhadap Pencegahan Kecurangan 94

Pada tabel 4.13, hipotesis kedua (H 2 ) penulis menyimpulkan bahwa Audit Internal memiliki koefisien regresi positif (+) sebesar 0.255, artinya bahwa semakin tinggi baik kinerja Audit Internal, maka akan semakin meningkatkan Pencegahan Kecurangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Audit Internal terhadap Pencegahan Kecurangan. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis kedua (H 2 ): Audit Internal berpengaruh signifikan positif terhadap Pencegahan Kecurangan, diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ambarwati dalam Festi et al (2014), implementasi audit sektor publik dalam pencegahan kecurangan pada inspektorat kota Bima menunjukkan bahwa semakin ditingkatkan standar profesi pada auditor pemerintah maka laporan yang di hasilkan akan lebih akurat untuk membangun pemerintah pemerintah yang bersih. Menurut Tugiman (2006) dalam Festi et al (2014), Peran audit internal sebagai pengawas terhadap tindak kecurangan. Audit internal bertanggung jawab untuk membantu manajemen mencegah fraud dengan melakukan pengujian dan evaluasi keandalan dan efektivitas dari pengendalian seiring dengan potensi resiko terjadinya kecurangan dalam berbagai segmen. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini membuktikan adanya pengaruh antara audit internal terhadap pencegahan kecurangan. 95