BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan (1, 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan bermutu serta berorientasi pada kepuasan pasien. (2)

BAB I PENDAHULUAN. terlibat dalam pengambilan keputusan, baik keputusan sederhana maupun

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dari cost center menjadi profit oriented membutuhkan suatu peraturan

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang masih menjadi fokus utama bagi seluruh jajaran manajemen

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan keunggulan masing-masing agar bisa bertahan. Rumah sakit

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta pengujian hipotesis yang

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menunjang aktifitas sehari-hari. Demi terpenuhinya. kesehatan. Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 mendefinisikan

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. rendahnya standar hidup seseorang (Todaro,2002). Oleh karena itu, status. baik tersebut dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

BAB I PENDAHULUAN. saja membuat RS mampu untuk bersaing dan tetap exist di masyarakat. Bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan a.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. agar staf medis di RS terjaga profesionalismenya. Clicinal governance (tata kelola

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia dan menjadi hak asasi

BAB I PENDAHULUAN. ancaman yang akan datang. Rumah Sakit yang memiliki perencanaan strategis akan

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator :

BAB I PENDAHULUAN. biaya tetapi juga dari segi kualitas. Meningkatkan kualitas layanan dan

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1204/Menkes/SK/X/2004. pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. (14) 340/MENKES/PER/III/2010

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas atau mutu pelayanan yang ada di rumah sakit.

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat. Reformasi di bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen menjadi salah satu sumber informasi mengenai produk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit mempunyai peran yang penting dalam memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan standar yang telah ditetapkan perusahan dan standar yang telah ditetapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja adalah penampilan hasil karya personil baik kuantitas maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan. penelitian dan manfaat penelitian.

BAB V PENUTUP. Djatikoesoemo Bojonegoro dengan menggunakan metode Balanced Scorecard, dapat diketahui hasilnya dari berbagai perspektif, antara lain :

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan tempat pelayanan yang. 2000). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini serta peningkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Graha Husada

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan juga bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang memuaskan (satisfactory healty care). (Depkes RI, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta serta

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan RSAB Harapan Kita. Tabel 1.2 Jumlah Konsultasi Kebidanan Eksekutif Dan Kebidanan Umum Di RSAB Harapan Kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya rumah sakit merupakan tempat pemenuhan kebutuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. kritis terhadap hal-hal yang sangat vital (Pelle,2013:375).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 menyatakan bahwa rumah sakit. merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (UU No.44, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

INDIKATOR KINERJA UTAMA

PENGARUH PERSEPSI KUALITAS JASA PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN DI RSU SARAS HUSADA PURWOREJO. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan memberikan kepuasan bagi pasiennya. Dalam konsep perspektif mutu total (Perspectif Total Quality) dikatakan bahwa pasien merupakan penilai terakhir dari kualitas, sehingga kualitas dapat dijadikan salah satu hal untuk mempertahankan pasien di masa yang akan datang sehingga kualitas pelayanan sangat penting dalam meningkatkan kepuasan pasien dan dengan sendirinya akan menumbuhkan citra rumah sakit (Supriyanto dan Ernawati, 2010). Jika dilihat kenyataannya masih ada rumah sakit di Indonesia yang belum memberikan pelayanan yang memuaskan seperti yang diharapkan oleh pasien/ konsumen sehingga pasien belum memiliki loyalitas terhadap rumah sakit (ICW, 2010). Mengingat begitu banyak masalah yang dialami pasien ketika pertama kali datang kerumah sakit antara lain pelayanan awal, sikap perawat dan dokter dalam menangani pasien, sarana yang tersedia, kelengkapan obat obatan dan kebersihan rumah sakit. Kenyataan ini membuat citra rumah sakit di Indonesia tertinggal dibandingkan dengan di luar negeri seperti untuk wilayah Asia Tenggara, Malaysia dan Singapura merupakan pilihan bagi masyarakat menengah keatas untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Negara tersebut, padahal jika dilihat berdasarkan sumber daya manusia maupun pelayanan yang ada, Indonesia tidak jauh tertinggal dengan negara tersebut (ICW, 2010).

2 Citra pada dasarnya merupakan salah satu harapan yang ingin dicapai dan dapat membantu dalam bertumbuh kembang. Tanpa bantuan citra, konsumen kesulitan dalam mengambil keputusan untuk membeli produk yang dibeli (Arindita dan Sulistyaningtyas, 2011). Saat ini, dengan semakin terbukanya wawasan masyrakat mengenai kualitas suatu produk maka citra menjadi sangat penting. Citra yang positif dan diyakini konsumen dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya, maka dengan sendirinya akan menumbuhkan keputusan pembelian konsumen akan barang dan jasa yang ditawarkan. Semakin baik citra perusahaan maka akan semakin tinggi tingkat pembelian konsumen dan semakin besar peluang produk tersebut dibeli kembali oleh konsumen dan semakin meningkatkan loyalitas konsumen terhadap suatu produk (Laksono, 2008). Selain citra, kepercayaan pelanggan juga mempengaruhi loyalitas pelanggan. Menurut Tjiptono (2006) terciptanya kepercayaan dapat memberikan manfaat diantaranya hubungan antar perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis, memberi dasar bagi pembelian ulang, menciptakan loyalitas pelanggan serta rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan perusahaan. Menurut Kotler (2003) menyatakan bahwa hubungan antara kepuasan, kepercayaan dan loyalitas adalah saat dimana konsumen mencapai tingkat kepuasan tertinggi yang menimbulkan ikatan emosi kuat dan komitmen jangka panjang dengan merek perusahaan. Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. M. Djamil Padang adalah rumah sakit tipe-b pendidikan yang sedang meningkatkan standar rumah sakit untuk meraih akreditasi menjadi rumah sakit tipe A. RSUP Dr. M. Djamil Padang sebagai rumah sakit tipe B pendidikan memiliki kegiatan utama memberikan

3 pelayanan kesehatan spesialis dan subspesialis kepada masyarakat. RSUP Dr M Djamil Padang sebagai penyedia pelayanan kesehatan, tempat pendidikan dan penelitian, juga harus mampu menjadi tempat yang menyenangkan bagi penerima jasa pelayanan termasuk sebagai tempat pendidikan dan penelitian yang berkualitas, disamping itu juga mengemban tugas sosial dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum. Untuk menjalankan kegiatan pelayanan saat ini mempunyai tempat tidur 800 Tempat Tidur, yang didukung oleh lebih kurang sebanyak 2440 orang karyawan (RSUP Dr M Djamil Padang, 2015). RSUP Dr. M. Djamil Padang adalah rumah sakit rujukan di Sumatera Bagian Tengah, namun sesuai dengan Surat Keputusan Menkes RI No HK.02.02/Menkes/390/2014 RSUP DR. M. Djamil Padang dicanangkan sebagai Rumah Sakit Pusat Rujukan Nasional dengan persyaratan sudah terakreditasi Paripurna oleh KARS versi 2012 dan Joint Commision Internasional (JCI). Dimana tujuan akreditasi adalah meningkatkan mutu layanan sehingga kepuasan pasien, kepercayaan pasien, citra rumah sakit meningkat dan tentu saja meningkatkan loyalitas pasien kepada RSUP Dr. M. Djamil Padang. Selain itu RSUP Dr. M. Djamil Padang dengan visinya ingin menjadi rumah sakit pendidikan dan rujukan nasional yang terkemuka di Indonesia tahun 2019 memiliki tantangan untuk terus meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pasien serta citra rumah sakit sehingga kualitas pelayanan yang bermutu tinggi dapat tercapai dan dapat meraih akreditasi paripurna. Hal ini tergambar di dalam rencana strategis RSUP Dr. M. Djamil Padang yang mana salah satu tantangan strategisnya adalah meningkatkan kepuasan dan citra rumah sakit serta

4 terwujudnya pelayanan excellent terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian. Diharapkan kedepannya dapat meningkatkan kepercayaan pasien dan loyalitas pasien kepada RSUP Dr. M. Djamil Padang (RSUP Dr. M. Djamil Padang, 2014) Keberhasilan suatu rumah sakit dalam memberikan pelayanan dapat dilihat dari kinerja rumah sakit dan kepuasan yang dirasakan oleh pasien. Dari kinerja rumah sakit dapat dilihat sejauh mana loyalitas pasien terhadap rumah sakit. Indikator penilaian yang dilihat yaitu Bed Occupacy Rate (BOR) yang merupakan persentase pemanfaatan tempat tidur, Length of Stay (LOS) yaitu jumlah hari rawat pasien rawat inap, Turn Over Internal (TOI) yang merupakan rata-rata tempat tidur kosong atau rata-rata tempat tidur tersedia pada periode tertentu yang tidak terisi antara pasien keluar atau mati dengan pasien masuk. Bed Turn Over Internal (BTO) adalah berapa kali tempat tidur terpakai oleh pasien dalm periode tertentu (Kemenkes, 2013). Data RSUP Dr. M Djamil diketahui bahwa selama empat tahun terakhir yaitu tahun 2011-2014 diketahui pencapaian BOR cenderung fluktuatif. Tahun 2014 BOR diketahui 65,57%, meningkat dibandingkan tahun 2013 yaitu 64,28%, namun mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2012 yaitu 66,73%. Selama empat tahun tersebut BOR RSUP Dr. M Djamil belum mencapai standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI yaitu 70-80% (RSUP Dr. M. Djamil Padang, 2015). Berdasarkan hal ini diketahui bahwa angka BOR yang masih rendah di RSUP Dr. M Djamil menunjukkan masih kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat. Salah satu penyebab rendahnya BOR adalah pasien yang pernah dirawat merasa kurang puas kemudian memutuskan tidak akan menggunakan jasa

5 pelayanan rumah sakit lagi baik bagi dirinya maupun keluarganya. Keluhan ketidakpuasan tersebut disampaikan kepada orang lain yang akhirnya membentuk persepsi kurang baik terhadap pelayanan yang didapatkan di rumah sakit, sehingga orang lain juga tidak mau mendapatkan perawatan. Sedangkan pasien yang merasa puas terhadap pelayanan suatu rumah sakit 91% akan menganjurkan orang lain untuk menggunakan rumah sakit tersebut dan pasien yang merasa kurang puas hanya 40% menganjurkan orang lain menggunakan rumah sakit tersebut (Atmojo, 2006). LOS RSUP Dr. M 2012 yaitu 7,23 hari, meningkat menjadi 7,38 hari pada tahun 2013 dan meningkat signifikan pada tahun 2014 menjadi 8,38 hari sementara standar yang ditetapkan Kementrian Kesehatan 6-9 hari. Dalam hal ini LOS RSUP Dr. M. Djamil Padang cenderung tinggi sehingga disimpulkan rumah sakit belum menerapkan efisiensi terhadap pelayanan yang diberikan. Begitu pula dengan TOI dan BTO RSUP Dr. M. Djamil Padang juga menunjukkan kualitas pelayanan yang masih belum optimal, dalam hal ini data TOI RSUP Dr. M. Djamil Padang cukup tinggi tahun 2014 yaitu 4,31 dibandingkan standar yaitu 1-3 hari dan BTO tahun 2014 yang cukup rendah yaitu 29,15 dibandingkan standar 40-50 kali (RSUP Dr. M. Djamil Padang, 2015). Pelayanan yang terbaik dan bermutu tinggi sesungguhnya dapat dilihat dari ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit dalam hal ini adalah RSUP Dr. M. Djamil Padang berdasarkan data pengaduan/keluhan pelanggan. Pengaduan/keluhan pelanggan ini dapat berpengaruh pada citra rumah sakit. Data Instalasi Humas dan Pengaduan Masyarakat RSUP Dr. M Djamil Padang pada tahun 2014 terdapat 106 pengaduan. Pengaduan dengan persentase tertinggi

6 adalah pelayanan obat (28,3%), komunikasi petugas (23,5%), fasilitas (20,7%), pelayanan dokter dan perawat masing-masing (8,5%), tempat parkir (7,5%) dan pelayanan administrasi (2,8%) (Instalasi Humas RSUP Dr. M. Djamil Padang, 2015). Hal ini menggambarkan bahwa baik dari perspektif pelayanan, fasilitas, dan manajerial hampir semua unit tersebut terdapat keluhan masyarakat. Data sms pengaduan dan pemberitaan di media massa koran lokal Kota Padang terhadap citra RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2014 yang menjadi penyebab masih rendahnya kunjungan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan perawatan dan pengobatan diketahui jenis pengaduan yang tertinggi adalah tempat parkir 50%, pelayanan petugas 42%, dan biaya yang dikeluarkan oleh pasien 8%. Data pengaduan dari bulan Januari s/d Agustus tahun 2015 menunjukkan peningkatan jumlah pengaduan tentang pelayanan RSUP Dr. M. Djamil Padang sebesar 75% dari tahun 2014. Data survey kepuasan pasien terhadap pelayanan di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2014 diketahui bahwa dari 404 responden, sebanyak 70,8% menyatakan cukup puas terhadap pelayanan yang diberikan, 24% menyatakan puas, dan 5,2% menyatakan tidak puas. Hal ini menggambarkan masih belum optimalnya pelayanan yang diberikan karena masyarakat yang menyatakan pelayanan puas hanya 24% dan masih ada masyarakat yang menyatakan tidak puas sebanyak 5,2%, padahal jika dilihat dari tipe rumah sakit dan pelayanan yang diberikan, sesungguhnya RSUP Dr. M Djamil Padang mampu memberikan pelayanan yang optimal karena cukupnya fasilitas dan sumber daya tenaga kesehatan yang berkualitas. Penelitian Pusat Kajian Masarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat UI di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2012 dan 2014

7 menunjukkan terjadi penurunan persentase persepsi pasien terhadap kepuasan kepada RS dari tahun 2012 dan tahun 2014 sebesar 10% serta penurunan persepsi pasien dalam merekomendasikan RSUP Dr. M. Djamil Padang sebesar 4% dan penurunan persentase persepsi pasien dalam keterlibatan di pelayanan sebesar 9 % (Puska FKM UI, 2014). Selain itu data kunjungan rawat jalan RSUP Dr. M. Djamil Padang dari tahun 2012 sampai dengan 2014 mengalami penurunan dimana total kunjungan tahun 2012 sebanyak 235.198 kunjungan, tahun 2013 sebanyak 231.904 kunjungan dan tahun 2014 sebanyak 214.618 kunjungan. Sementara itu kunjungan pasien lama juga mengalami penurunan, dimana tahun 2012 sebanyak 160.079 kunjungan, tahun 2013 sebanyak 155.146 kunjungan dan tahun 2014 sebanyak 137.910 kunjungan. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan kepada 20 responden diketahui bahwa 13 orang dari 20 responden (65%) menyatakan bahwa pasien yang berkunjung memiliki loyalitas yang kurang baik, 11 orang dari 20 responden (55%) menyatakan citra rumah sakit kurang baik, dan 12 orang dari 20 responden (60%) menyatakan memiliki kepercayaan dan kepuasan yang kurang baik. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Kepuasan, Citra Rumah Sakit dan Kepercayaan Pasien dengan Loyalitas Pasien di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. M Djamil Padang.

8 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Apakah ada hubungan kepuasan dengan loyalitas pasien rawat jalan di RSUP Dr. M Djamil Padang? 2. Apakah ada hubungan citra rumah sakit dengan loyalitas pasien rawat jalan di RSUP Dr. M Djamil Padang? 3. Apakah ada hubungan kepercayaan pasien dengan loyalitas pasien rawat jalan di RSUP Dr. M Djamil Padang? 1.3. Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui hubungan kepuasan pasien, citra rumah sakit dan kepercayaan pasien dengan loyalitas pasien di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. M Djamil Padang. 1.3.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan umum penelitian ini adalah: 1. Diketahuinya hubungan kepuasan pasien dengan loyalitas pasien di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. M Djamil Padang. 2. Diketahuinya hubungan citra rumah sakit dengan loyalitas pasien di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. M Djamil Padang.

9 3. Diketahuinya hubungan kepercayaan pasien dengan loyalitas pasien di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. M Djamil Padang. 4. Diketahuinya faktor dominan yang mempengaruhi loyalitas pasien di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. M Djamil Padang. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Dapat memberikan manfaat dalam hal pengembangan ilmu manajemen pemasaran rumah sakit melalui pendekatan dan metode-metode yang digunakan, terutama hubungan kepuasan, citra rumah sakit dan kepercayaan pasien dengan loyalitas pasien. 1.4.2 Manfaat Praktis Sebagai bahan masukan pada RSUP Dr. M. Djamil Padang untuk tetap terfokus memperhatikan bagaimana cara untuk meningkatkan loyalitas pasien melalui peningkatan kepuasan, citra rumah sakit dan kepercayaan pasien terhadap pelayanan rumah sakit. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Lingkup bahasan yang diteliti adalah kepuasan, citra rumah sakit dan kepercayaan pasien dengan loyalitas pasien di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. M Djamil Padang. Pengambilan variabel penelitian ini disebabkan karena main drive loyalitas pada pelayanan jasa dalam konsep perspektif mutu total dikatakan bahwa pasien merupakan penilai terakhir dari kualitas, sehingga kualitas dapat dijadikan

10 salah satu hal untuk mempertahankan pasien di masa yang akan datang sehingga kualitas pelayanan sangat penting dalam meningkatkan kepuasan pasien dan dengan sendirinya akan menumbuhkan citra rumah sakit dan kepercayaan pasien. Sampel penelitian ini adalah sejumlah pasien umum yang melakukan kunjungan rawat jalan di RSUP Dr. M. Djamil Padang.