2016 KONTROL SOSIAL HMI TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAHAN KOTA BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. 1. Program HMI Cabang Bandung dalam melakukan kontrol sosial terhadap

BAB I PENDAHULUAN. insan yang memiliki berbagai dimensi yaitu sebagai bagian dari civitas akademika

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terjadi karena mahasiswa adalah orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andriyana, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM MUKADDIMAH

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

TAFSIR INDEPENDENSI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2015 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN POLITIK DI ORGANISASI FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG BANDUNG

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO) HIMPUNAN MAHASISWA HUBUNGAN INTERNASIONAL (HIMAHI) UNIVERSITAS PARAMADINA

KONFERENSI CABANG KE IX HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Student Government (Pemerintahan Mahasiswa)

BUPATI BURU. Bismilahirahmanirahim Assalamualaikum Wr. Wb dan salam sejahtera

I PENDAHULUAN. yang lebih berorientasi pada kekuasaan yang berkembang di kalangan elit politik.

TAFSIR TUJUAN HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

BAB VI PENUTUP. visi bersama mahasiswa yang menjadi cita-cita atau arah perubahan yang hendak

BAB I PENDAHULUAN. Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang dipelopori oleh Wahidin

PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA

BAB V. PENUTUP. (dua) permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sunatra dalam Pendidikan Politik Kewarganegaraan (2016), suatu bangsa akan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan salah satu elemen penting dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan negara yang dikenal dengan masyarakatnya

PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI DENGAN TATANAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

proses perjalanan sejarah arah pembangunan demokrasi apakah penyelenggaranya berjalan sesuai dengan kehendak rakyat, atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. oleh masyarakat menunjukkan bahwa Indonesia sudah menjadi negara yang telah

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

2015 PERANAN KARANG TARUNA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP MENTAL GENERASI MUDA

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di lahirkan sebagai suatu mahluk yang utuh dan mandiri, namun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Marwan Gupron, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

Syafrizal Helmi Staff Ahli Rektor USU bidang Kemahasiswaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semenjak zaman sebelum kemerdekaan sebelum tahun 1945, masyarakat

2015 PERAN SOSIALISASI POLITIK ORGANISASI KEMAHASISWAAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLIITK MAHASISWA

Arti Penting Ideologi bagi Suatu Bangsa dan Negara

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

INSITUT ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK JAKARTA ANGGARAN DASARDAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART) HIMPUNAN MAHASISWA JURNALISTIK, IISIP JAKARTA 2017

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam proses. penyusunan rencana kerja pembangunan daerah.

Peran Mahasiswa Melalui Gerakan Indonesia Membaca untuk Mewujudkan Pendidikan Indonesia yang Berkarakter Oleh : Ghoffar Albab Maarif

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang menganut paham demokrasi. Sebagaimana dikemukakan Abraham Lincoln bahwa demokrasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS )

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERAN PERSATUAN MAHASISWA DALAM PEMBANGUNAN INDONESIA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

PEDOMAN DASAR LEMBAGA SENI BUDAYA MAHASISWA ISLAM HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. -Tinggi -Cepat bertindak -Canggih -Limbah memenuhi baku mutu -Canggih -Tanggung jawab tinggi. Diterapkan secara ketat dan konsisten

BAB I PENDAHULUAN. Daerah yang berkaitan dengan kedudukan, fungsi dan hak-hak DPRD, menangkap aspirasi yang berkembang di masyarakat, yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri.

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

SILABUS MATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA (WAJIB)

Draft : GBHP. Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Pengertian. 1.2 Landasan. 1.3 Tujuan. 1.4 Sistematika. Bab 2 Bidang-Bidang BP HIMATIKA ITB Periode

Waktu: 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi: Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

PUSANEV_BPHN PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK DALAM PERUNDANG-UNDANGAN. Sigit Nugroho.

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan, sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara takkan terlepas dari

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

MODUL 5 PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA. Dr. Dadan Anugrah, M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi. Program Studi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. setempat sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Selanjutnya UU Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUSYAWARAH BESAR XI KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

RENCANA KONSEP KADERISASI MAHASISWA TEKNIK METALURGI 2009

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI WAWASAN KEBANGSAAN BERBASIS KEORGANISASIAN MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN NASIONALISME

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia mempunyai kualitas yang tinggi. Sihombing (2001)

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kegiatan pendidikan yang mempunyai kemampuan dalam

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tanggal 17 Agustus Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat pagi dan Salam sejahtera bagi kita sekalian.

TUGAS AKHIR PANCASILA. Eksistensi Pancasila Dalam Konteks Modern. dan Global Reformasi

TUGAS KEWARGANEGARAAN LATIHAN 4

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEMILIH PEMULA. Oleh RANGGA Kamis, 19 Juni :56

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 07/TAP/BPM FEB UI/IV/2015

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

5/31/2013. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI-KORUPSI. No impunity to corruptors. Bab.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang berbentuk republik. Hal

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara tercermin dalam keseluruhan lembaga-lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. Manfaat Penelitian, (5) Penegasan Istilah. kuatlah yang membawa bangsa ini mewujudkan cita-citanya. Peran serta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia.

PROGRAM KERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN PEROIDE

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kepastian hukum bagi jalannya kehidupan organisasi pemerintahan di Indonesia,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki masyarakat yang banyak. Hal tersebut

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tolok ukur keberhasilan suatu daerah tidak hanya dapat dilihat dari keaktifan pemerintah dalam melakukan pembangunan insprastruktur daerah tersebut, namun juga dapat dilihat dengan seberapa besar peran pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan menyelesaikan permasalahanpermasalahan fundamental yang menyangkut kepentingan umum. Terakomodirnya kebutuhan masyarakat ini dapat dilihat dari pelayanan publik yang diberikan pemerintah dan seberapa besar tingkat kepuasan masyarakat atas kinerja pemerintah. Idealnya kebijakan yang dibuat oleh pemerintahan daerah adalah untuk tercapainya kesejateraan masyarakat yang ditunjukan dengan terpenuhinya kebutuhan dan kepentingan bukan justru sebaliknya. Kekuasaan malah digunakan untuk memenuhi ambisi dan kebutuhan pribadi, kelompok tertentu yang menimbukan penyalahgunaan wewenang, sebagaimana yang diuangkapkan oleh Lord Acton (dalam Budiarjo, 2010, hlm. 175) bahwa: manusia yang mempunyai kekuasan cenderung untuk menyalahgunakannya, akan tetapi manusia yang mempunyai kekuasaan absolut sudah pasti akan menyalahgunakannya (power tends to corrupt, but absolute power corrupts absolutly). Sebagaimana ungkapan di atas, ketika seseorang diberikan kekuasaan maka ada kecenderungan akan menyalahgunakan kekuasaannya, sehinggga perlu adanya kontrol sebagai upaya mencegah kesewenang-wenangan. Kontrol atas kekuasaan itu bisa dilakukan dalam bentuk aturan atau hukum, maupun kontrol sosial yang dilakukan oleh element masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam melakukan kontrol sosial menjadi sangat penting karena masyarakatlah yang merasakan dampak dari kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Mahasiswa sebagai elemen masyarakat yang memiliki kualitas

2 intelektual dan kepekaan sosial yang lebih tinggi di antara masyarakat pada umumnya, tentu memiliki peluang yang lebih besar untuk menjalankan fungsi kontrol terhadap kebijakan pemerintah. Melalui organisasi, mahasiswa akan lebih mudah menjalankan fungsinya sebagai pressure group. Seperti yang diungkapkan Rudiarto (2010, hlm. 2) ada beberapa catatan momentum yang monumental dari sejarah mahasiswa indonesia yaitu: Tahun 1908 lahirnya Boedi Oetomo, tahun 1928 lahirnya sumpah pemuda, tahun 1945 melahirkan gerakan mahasiswa 45, tahun 1966 melahirkan angkatan 66 orde baru, tahun 1974 melahirkan gerakan anti modal asing Jepang yang dikenal dengan malari 74, tahun 1978 melahirkan gerakan perlawanan perlawanan terhadap Soeharto langsung yang dikenal dengan gema 77/78, tahun 1980-an melahirkan gerakan mahasiswa pasca NKK /BKK, dan tahun 1998 melahirkan gerkan mahasiswa 98 yang menumbangkan rejim pemerintahan Soeharto. Dari pendekatan historis ini kita dapat mengetahui bahwa sejarah telah mencatat pergerakan mahasiswa dalam melakukan kontrol sosial dan perlawanannya terhadap ketidakadilan kebijakan pemerintah. Gerakan ini diinisiasi dari perhimpunan atau pengorganisasian sehingga pergerakannya memberikan dampak yang sangat signifikan. Semangat perjuangan yang didasarkan pada idealisme, patriotisme, kebernian, keterbukaan dan nilai-nilai luhur yang diyakininya. Landasan gerak inilah yang membuat mahasiswa begitu dikenang dan dirindukan keterlibatannya dalam membantu mengontrol pemerintahan di negeri ini. Keterlibatan mahasiswa dalam mengontrol kebijakan pemerintah saat ini tidak terlepas dari peranan organisasi mahasiswa, baik itu organisasi intra kampus maupun organisasi ekstra kampus. Perbedaan antara organisasi intra kampus dan organisasi ekstra kampus terletak dalam cakupan gerakannya. Jika organisasi intra kampus gerakan mahasiswanya hanya mencakup lingkup kampus tempat mereka berada sedangkan organisasi ekstra kampus cakupan gerakan mahasiswanya meliputi kampus, regional maupun nasional. Dari hal ini dapat di lihat bahwa

3 eksistensi dari organisasi ekstra kampus lebih diperhitungkan daripada organisasi intra kampus. Eksistensi organisasi ekstra kampus yang sampai saat ini masih aktif dalam bergerak mengontrol kebijakan pemerintahan salah satunya adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Himpunan Mahasiswa Islam yang lebih dikenal dengan nama HMI adalah organisasi eksternal yang menghimpun aktivisaktivis mahasiswa islam. Dalam konstitusi HMI atau AD/ART disebutkan bahwa Organisasi ini pertama kali didirikan di Yogyakarta pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H atau bertepatan dengan tanggal 15 Februari 1947 yang diinisiasi oleh seorang mahasiswa kelahiran Padang Sidempuan yang bernama Larpan Pane. Himpunan ini berasaskan Islam dan memiliki tujuan terbinannya insan akademis pencipta pengabdi yang bernapakan islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata ala. Berfungsi sebagai organisasi kader dan berperan sebagai organisasi perjuangan. Sesuai dengan konteknya, berdasar dokumen Basic Training ada beberapa alasan yang melatarbelakangi lahirnya HMI adalah sebagai berikut (1) penjajahan belanda terhadap Indonesia dan tuntutan perang kemerdekaan, (2) kesenjangan dan kejumudan umat islam dalam pengetahuan, pemahaman dan penghayatan serta pengamalan ajaran islam, (3) kebutuahan akan pemahaman dan penghayatan keagamaan, (4) munculnya polarisasi politik, (5) perkembangan paham dan ajaran komunis dikalangan masyarakat dan mahasiswa, (6) kedudukan perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan yang strategis, (7) kemajemukan bangsa Indonesia (8) tuntutan modernisasi dan tantangan masa depan. Latar belakang lahirnya HMI merupakan salah satu bentuk kepedulian HMI sebagai organisasi kemahasiswaan yang independen dalam mengawal masalah bangsa dan negara. Menurut Affandi (2011, hlm. 89) keberadaan HMI konsisten dengan independen. Konsep ini yang membuat HMI sampai saat ini bertahan dan mampu mejawab berbagai persoalan organisasi, masyarakat, bangsa dan negara. Selaras dengan pendapat tersebut konsepsi independensi dalam HMI

4 telah tersirat dalam konstitusi HMI pasal 6. Independensi HMI menjadikan organisasi ini tidak terikat dengan kepentingan apapun, baik itu partai politik maupun lembaga-lembaga lainnya yang berkaitan dengan unsur pemerintahan. Tidak terikatnya HMI dari interpensi kepentingan pemerintahan membuat organisasi ini lebih leluasa dalam melakukan kontrol sosial terhadap kebijakan pemerintahan. Dengan memiliki modal intelektual, keberanian dan jiwa patriotisme, maka kader kader HMI terus konsisten melakukan pengawalan dan kontrol terhadap sistem pemerintahan demi tercapainya cita cita yang dituliskan dalam mission HMI yaitu terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Apalagi dengan semakin terbukanya kebebasan mengemukakan pendapat dan kemudahan untuk mendapatkan informasi mengenai kebijakan pemerintah, hal ini akan lebih mempermudah bagi HMI dalam melakukan kontrol terhadap kebijakan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka peneliti tertarik untuk melakuakan penelitian mengenai kontrol Sosial HMI terhadap Kebijakan Pemerintah Kota Bandung. Mengingat HMI merupakan element masyarakat yang mempunyai peranan cukup besar dalam proses pengontrolan terhadap kebijakan pemerintah dari masa kemasa, maka akan sangat menarik untuk melakukan penelitian terhadap peranan HMI dewasa ini dalam melakukan kontrol sosial terhadap kebijakan pemerintah. B. Rumusan Masalah Dalam rangka menjawab masalah dalam penelitian ini maka peneliti membuat rumusan masalah secara umum adalah bagaimana persepsi pengurus HMI cabang Bandung terhadap partisipasi kader dalam mengkritisi kebijakan pemerintah Kota Bandung. Untuk mempermudah operasional penelitian maka peneliti membuat beberapa rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa saja program HMI Cabang Bandung dalam mengontrol perencanaan kebijakan pemerintah Kota Bandung?

5 2. Bagaimana sikap HMI Cabang Bandung terhadap Implementasi kebijakan pemerintah Kota Bandung? 3. Bagaimana hambatan HMI Cabang Bandung dalam mengontrol kebijakan pemerintah Kota Bandung? 4. Bagaimana upaya yang dilakukan HMI Cabang Bandung dalam mengatasi hambatan mengontrol kebijakan pemerintah Kota Bandung? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kontrol sosial HMI terhadap kebijakan pemerintah Kota Bandung. 2. Tujuan khusus Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan informasi dan mengolah informasi tersebut yang berkaitan dengan: a. Mengetahui program kerja HMI Cabang Bandung dalam mengontrol perencanaan kebijakan pemerintah Kota Bandung. b. Mengetahui sikap HMI Cabang Bandung terhadap implementasi Kebijakan pemerintah Kota Bandung. c. Mengetahui Bagaimana hambatan yang dihadapi HMI Cabang Bandung dalam mengontrol implementasi kebijakan pemerintah Kota Bandung d. Mengetahui solusi yang telah dibuat pengurus HMI Cabang Bandung terhadap hambatan yang dihadapi dalam mengontrol kebijakan pemerintah Kota Bandung. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Secara Teoritis Melalui penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan sumbangsih gagasan atau pemikiran yang mudah-mudahan berguna dalam tataran teoritis bagi

6 pengembangan keilmuan sesuai dengan penelitian ini. Peneliti juga berharap penelitian yang dilakukan ini bisa menambah wawasan berupa fakta fakta di lapangan tentang partisifasi dalam berorganisasi. 2. Manfaat secara praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara langsung maupun tidak langsung dalam membangun buadaya partisipasi dalam kehidupan sehari hari. a. Bagi kalangan pendidik khususnya bagi calon pendidik PKn, penelitian ini memberikan bekal dalam membangun civic partisipatory peserta didik. b. Bagi kalangan organisatoris, penelitian ini bisa menjadi salah satu rujukan dalam menganalisis partisipasi anggota organisasi tersebut. c. Bagi pengurus HMI Cabang Bandung, mudah-mudahan penelitian ini bisa menjadi jawaban atas tantangan organisasi, untuk meningkatkan budaya partisifasi organisasi serta kekeritisan kader terhadap kebijakan pemerintah. E. Struktur Penulisan Skripsi Struktur organisasi dalam penelitian ini berisi rincian urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab, dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. BAB I Pendahuluan. Bab ini akan menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. 2. BAB II Kajian Pustaka. Pada bab ini diuraikan teori-teori yang mendukung penelitian.

7 3. BAB III Metode Penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan metodologi penelitian, teknik pengumpulan data dan tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian yang penulis teliti. 4. BAB IV Temuan dan Pembahasan. Pada bab ini peneliti mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian tentang kontrol sosial HMI terhadap kebijakan pemerintah Kota Bandung. 5. BAB V Simpulan,Implikasi, dan Rekomendasi. Dalam bab ini penulis berusaha memberikan kesimpulan, implikasi dan saran sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.