BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1 Daftar Populasi dan SampelPerusahaan Manufaktur Tahun

BAB 3 METODE PENELITIAN. consumer goods yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana

Lampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun NO Nama Perusahaan Kode

Lampiran 1 Daftar Populasi Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

Perkembangan Laba Bersih (Rp. Milyar) yang Dihasilkan Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI selama :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Daftar Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi

LAMPIRAN. Populasi dan Sampel Populasi Penelitian. Kriteria ADES PT Ades Waters Indonesia v v -

Daftar Populasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan yang going-public. Laporan keuangan ini juga sebagai. dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat dibandingkan.

LAMPIRAN. Populasi dan Sampel. Populasi

DAFTAR ITEM PENGUNGKAPAN SUKARELA. 1. Informasi yang merinci jumlah yang dibelanjakan untuk karyawan yang

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 : Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Consumer Goods

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian meliputi: tujuan studi, tipe hubungan variabel, setting penelitian,

LAMPIRAN. Daftar Sampel Perusahaan Tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut (Sugiyono, 2007). Dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Grey Area (1,1 s/d 2,6). Hal ini menunjukkan bahwa industri ini secara keseluruhan berada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data-data dari laporan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN sampai dengan Waktu penelitian dimulai bulan April sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur terutama pada sektor

BAB V PENUTUP. kinerja keuangan perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor barang. lebih banyak perusahaan yang memiliki nilai Tobin s Q > 1.

DAFTAR PUSTAKA. Anoraga, Pandji Pengantar Pasar Modal, Rineka Cipta, Jakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menurut analisis datanya termasuk penelitian kuantitatif, yaitu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan operasi sebuah perusahaan bagian yang terpenting yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Barang Konsumsi

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Tingkat PBV (Price Book Value) Sampel Perusahaan Consumer Goods. Periode Nama Emiten

BAB III METODE PENELITIAN. yang tepat dan relevan untuk tujuan yang diteliti. Dalam melakukan penelitian ini

Konvergensi Rasio Keuangan terhadap Rata-rata Industri Perusahaan Consumer Good yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia

DAFTAR ISI. Halaman. viii

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data

Tabel 4.1 Daftar Populasi Perusahaan Food and Beverages

Daftar Populasi Penelitian

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jendral Sudirman Kav Jakarta Selatan dan melalui situs resmi BEI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 1,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tinggi rendahnya tingkat likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. poitif. Bedasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Tabel 1.1 Omzet Penjualan Sektor Food And Beverage Tahun (dalam Triliun Rupiah) Tahun

: Yoga Wicaksana NPM :

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN. Daftar Perusahaan Sampel

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Statistik Pasar Modal Minggu ke-2 Desember 2012, Bapepam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Waktu Penelitian

PENGARUH MODAL KERJA DAN PERPUTARAN TOTAL AKTIVA TERHADAP RETURN ON ASSET. (Survey Pada Sektor Consumer Goods Industry yang Tercatat di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kemajuan bangsa membiayai

I. PENDAHULUAN. Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu kategori sektor industri

BAB 3 METODA PENELITIAN

ESTIMASI PENENTUAN KEBIJAKAN DIVIDEN DENGAN PENDEKATAN ANFIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BEI PERIODE

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA. Ali, S dan J. Hartono Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

I. PENDAHULUAN. melupakan fakta bahwa sebagian besar kas suatu perusahaan berada dalam

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah laju pertumbuhan ekonomi global yang semakin cepat, maka

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta. Salemba Empat

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan secara baik dan maksimal. Dalam hal ini menyebabkan. dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ditunjukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat.

Halimatus sa diyah Ekonomi Akuntansi ABSTRACT

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Jumlah nilai maksimal 5 0

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap profitabilitas dengan leverage dan perputaran persediaan sebagai

Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Saham menjadi salah satu alternatif investasi di pasar modal yang

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan (Ginting, 2010). Menurut James C Van. Rasio keuangan dibagi menjadi empat, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia,

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakter perekonomian yang

PENGARUH LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK PERUSAHAAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. untuk mengetahui adanya hubungan antara pengungkapan CSR yang merupakan

Kemampuan Efisiensi Perusahaan Dalam Menghasilkan Laba Pada Sektor Aneka Industri Dan Industri Barang Konsumsi Saat Krisis Perekonomian Global

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran Populasi (Obyek) Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan electronic research melalui situs IDX dan

METODE PENELITIAN. untuk menganalisis perbedaan yang ada dari ketiga teknik hedging dan open

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keuangan selama periode penelitian yang dilakukan. yang dijadikan bahan kajian penelitian lebih akurat.

BAB I PENDAHULUAN. lokal dan sisanya merupakan perusahaan penanaman modal asing.

Lampiran 1 Data Sampel Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi demi memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan lain. Salah satu

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. tidak langsung dengan melalui internet. Data sekunder dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur, dimana perusahaan tersebut bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai untuk mendapatkan modal yaitu dengan melalui pasar modal.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan sebuah wadah atau tempat yang memfasilitasi perdagangan saham, surat utang, maupun perdagangan derivatif (http://www.idx.co.id/). Sebagai regulator dan fasilitator, BEI senantiasa mengembangkan diri untuk menjadi bursa efek yang mampu mewakili kepentingan nasional, memfasilitasi pasar yang lebih luas dan efisien, dengan kredibilitas tingkat dunia (annual report PT Bursa Efek Indonesia tahun 2013). Semua perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia diklasifikasikan ke dalam sembilan sektor BEI. Salah satunya adalah sektor consumer goods industry. Sektor consumer goods industry digolongkan sebagai salah satu sektor perusahaan manufaktur. Sektor ini terbagi menjadi lima macam subsektor yaitu subsektor makanan dan minuman, subsektor rokok, subsektor farmasi, subsektor kosmetik dan keperluan rumah tangga serta subsektor peralatan rumah tangga. Sektor consumer goods industry merupakan sektor yang memiliki keterkaitan yang tinggi dengan konsumen karena aktifitas dari perusahaan ini adalah memproduksi barang-barang kebutuhan masyarakat atau konsumen. Produk-produk dari perusahaan sektor consumer goods industry sering kita nikmati sehari-hari. Misalnya saja dari subsektor makanan dan minuman seperti air mineral Ades, Indomie, Chitato, dan lain-lain. Pada periode tahun 2007 sampai dengan 2013 terdapat 41 perusahaan sektor consumer goods industry yang pernah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berikut daftar perusahaan sektor consumer goods industry yang pernah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2013. 1

Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods Industry yang Pernah Terdaftar di BEI Tahun 2007-2013 No Kode Emiten Nama Perusahaan 1 ADES Akasha Wira International Tbk. 2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. 3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk. 4 AQUA Aqua Golden Mississippi Tbk 5 BATI BAT Indonesia Tbk. 6 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 7 DAVO Davomas Abadi Tbk. 8 DLTA Delta Djakarta Tbk. 9 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk. 10 GGRM Gudang Garam Tbk. 11 HMSP HM Sampoerna Tbk. 12 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 13 INAF Indofarma Tbk. 14 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. 15 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk. 16 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 17 KICI Kedaung Indah Can Tbk. 18 KLBF Kalbe Farma Tbk. 19 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk. 20 MBTO Martina Berto Tbk. 21 MERK Merck Tbk. 22 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk. 23 MRAT Mustika Ratu Tbk. 24 MYOR Mayora Indah Tbk. 25 PROD Sara Lee Body Care Indonesia Tbk. 26 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk. 27 PYFA Pyridam Farma Tbk. 28 RMBA Bentoel International Investama Tbk. 29 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk. 30 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. 31 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. 32 SKBM Sekar Bumi Tbk. 2 Tabel 1.1 bersambung

Sambungan Tabel 1.1 33 SKLT Sekar Laut Tbk. 34 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. 35 SQBI Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. 36 STTP Siantar TOP Tbk. 37 TCID Mandom Indonesia Tbk. 38 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk. 39 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk. 40 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 41 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk. (Sumber: data diolah,2014) 1.2 Latar Belakang Penelitian Perusahaan bagaikan pedang bermata dua. Perusahaan dapat merusak sekaligus membangun. Disatu sisi perusahaan dapat menggairahkan pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Namun disisi lain perusahaan juga berpotensi merusak seperti terjadi pencemaran air tanah, pencemaran udara, dan kerusakan lingkungan lainnya. Beberapa pencemaran tersebut tentunya juga akan berdampak pada masyarakat. Masyarakat sekitar akan sulit mendapatkan air bersih dan udara segar yang akan berdampak pada munculnya berbagai penyakit. Sifat merusak perusahaan ini perlu diperhatikan secara saksama (Prastowo dan Huda, 2011:39). Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu sarana bagi perusahaan-perusahaan, terutama yang usahanya terkait dengan sumber daya alam, untuk menyeimbangkan antara keuntungan ekonomi dengan kontribusinya bagi ekonomi masyarakat, sosial, dan lingkungan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan (http://www.pustaka.pu.go.id/). Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Suprapto pada tahun 2005 terhadap 375 perusahaan di Jakarta menunjukkan bahwa 166 atau 44,27 % perusahaan menyatakan tidak melakukan kegiatan CSR dan 209 atau 55,75 % perusahaan melakukan kegiatan CSR. Sedangkan bentuk CSR yang dijalankan meliputi; pertama, kegiatan kekeluargaan (116 perusahaan), kedua, sumbangan pada lembaga agama (50 perusahaan), ketiga, sumbangan pada yayasan sosial (39) perusahaan) keempat, pengembangan komunitas (4 perusahaan). Bagi 3

kebanyakan perusahaan, CSR dianggap sebagai parasit yang dapat membebani biaya capital maintenance (http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/). Gambar 1.1 Number of Indonesia Sustainability Reports (Sumber: Report of the judges ISRA 2011) Gambar 1.1 menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan jumlah perusahaan yang membuat laporan keberlanjutan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2011. Bukan hanya jumlah laporan yang meningkat tetapi juga kualitas dari laporan yang dibuat juga semakin meningkat. Terjadinya peningkatan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan semakin menyadari akan pentingnya CSR dimana sebelumnya bagi kebanyakan perusahaan, CSR dianggap hanyalah sebagai parasit yang dapat membebani biaya capital maintenance. Adanya informasi pengungkapan CSR yang baik dapat digunakan untuk mengidentifikasi perusahaan yang mempunyai komitmen yang tinggi terhadap CSR. Perusahaan yang mempunyai komitmen yang tinggi terhadap CSR akan diapresiasikan oleh masyarakat seperti meningkatnya reputasi perusahaan. Reputasi yang baik akan lebih memudahkan perusahaan menjalankan bisnisnya sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kinerja keuangannya. Berkaitan dengan adanya peningkatan jumlah laporan keberlanjutan yang ditunjukkan pada Gambar 1.1, apabila melihat berdasarkan sektor industri, awalnya pembuat laporan keberlanjutan didominasi oleh perusahaan dari sektor pertambangan. Namun seiring berjalannya waktu, perusahaan pembuat laporan keberlanjutan mulai cukup bervariasi. Ada yang berasal dari sektor manufaktur 4

dan ada yang berlatar belakang dari bidang jasa serta perusahaan dari jasa perbankan pun juga sudah mulai membuat laporan keberlanjutan (http://swa.co.id/). Di tengah masih berlangsungnya ketidakpastian perekonomian dunia dan memburuknya kinerja neraca perdagangan nasional, kondisi perekonomian Indonesia tetap berlangsung dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Tabel 1.2 Laju Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha (Sumber: Laporan Kinerja Sektor Industri dan Kinerja Kementerian Perindustrian Tahun 2012) Berdasarkan Tabel 1.2 bisa dilihat bahwa pada triwulan III tahun 2012, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 6,17% dan merupakan pertumbuhan tertinggi kedua di Asia setelah China, dan ke-5 tertinggi di dunia. Cukup tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III tahun 2012 terutama didukung oleh pertumbuhan yang relatif tinggi pada sektor industri pengolahan (manufaktur) yang menyumbang pertumbuhan sebesar 1,62%. Industri pengolahan (manufaktur) merupakan perusahaan yang memproses bahan mentah hingga berubah menjadi barang yang siap untuk dipasarkan dengan melibatkan berbagai sumber bahan baku, proses produksi, dan teknologi. Oleh karena itu, sudah selayaknya perusahaan manufaktur melaksanakan kegiatan CSR sesuai dengan UU Perseroan Terbatas No. 40 pasal 74 tahun 2007 yang menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang 5

dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan (http://prokum.esdm.go.id/) Terdapat tiga sektor yang tergolong sebagai indeks manufaktur yaitu sektor aneka industri, sektor industri dasar, dan sektor consumer goods industry (sektor industri barang konsumsi). Geliat industri di tanah air, khususnya sektor consumer goods industry mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat dan cepat. Hal ini ditopang dari tingginya tingkat konsumsi masyarakat seiring meningkatnya pendapatan kelas menengah dan perubahan gaya hidup mereka (http://www.neraca.co.id/). Pertumbuhan sektor consumer goods industry sebesar 28% pada tahun 2013 menjadi penopang daya tahan sektor manufaktur. Kinerja sektor consumer goods industry juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan dua sektor lainnya yakni sektor aneka industri dan industri dasar yang juga menjadi bagian indeks manufaktur (http://www.kemenperin.go.id/). Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor consumer goods industry memiliki prospek yang baik. Dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan tersebut, tentunya akan membawa dampak persaingan yang lebih ketat di dalam sektor ini. Oleh karena itu, dengan adanya implementasi CSR diharapkan akan mampu membantu perusahaan tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan di tengah persaingan tersebut. Akan tetapi berdasarkan data yang diperoleh dari situs resmi Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA), sektor consumer goods industry yang terdiri atas 41 perusahaan yang pernah terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2013, hanya terdapat dua perusahaan sektor consumer goods industry yang membuat laporan keberlanjutan, yaitu HM Sampoerna Tbk. dan Unilever Indonesia Tbk. Walaupun telah membuat laporan keberlanjutan namun kedua perusahaan tersebut masih belum konsisten dalam pembuatan laporan keberlanjutan tersebut. HM Sampoerna Tbk. membuat laporan keberlanjutan hanya pada tahun 2010 sedangkan Unilever Indonesia tbk. membuat laporan keberlanjutan hanya pada tahun 2008 dan 2011. 6

Pengukuran kinerja perusahaan merupakan suatu hal yang penting. Kinerja perusahaan yang baik memperlihatkan kepada investor, pelanggan maupun masyarakat bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang baik (http://www.bppk.depkeu.go.id/). Kinerja yang harus diukur oleh perusahaan meliputi kinerja kuantitatif (keuangan) dan kualitatif (non keuangan). Kinerja keuangan diukur dalam satuan nilai uang yaitu dengan manganalisa laporan keuangan. Misalnya dengan membandingkan realisasi dengan anggaran atau menghitung dan menginterpretasikan rasio keuangan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Savitri dan Kinanti (2013), terdapat dua variabel yang digunakan yaitu CSR sebagai variabel independen dan ROE serta return saham sebagai variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CSR memiliki pengaruh positif terhadap ROE dan return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi dkk (2014), menunjukkan bahwa meningkatnya indeks CSR berpengaruh terhadap peningkatan Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) perusahaan tetapi kurang berpengaruh terhadap peningkatan Market Value Added (MVA). Candrayanthi dan Saputra (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) serta berpengaruh negatif terhadap Net Profit Margin (NPM). Berdasarkan pada penelitian terdahulu yang telah disebutkan di atas, peneliti rata-rata lebih banyak menggunakan ROA dan ROE sebagai variabel dalam mewakili kinerja keuangan perusahaan yang ditelitinya. Dengan didasarkan atas hal-hal tersebut, maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: Pengaruh Corporate Social Disclosure Index (CSDI) Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Consumer Goodss Industry yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2013 7

1.3 Perumusan Masalah Perumusan masalah dari skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Corporate Social Disclosure Index (CSDI) pada perusahaan sektor consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2013? 2. Bagaimana kinerja keuangan (ROA dan ROE) perusahaan sektor consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2013? 3. Seberapa besar pengaruh Corporate Social Disclosure Index (CSDI) terhadap ROA perusahaan sektor consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2013? 4. Seberapa besar pengaruh Corporate Social Disclosure Index (CSDI) terhadap ROE perusahaan sektor consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2013? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui Corporate Social Disclosure Index (CSDI) pada perusahaan sektor consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2013. 2. Mengetahui kinerja keuangan (ROA dan ROE) perusahaan sektor consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2013. 3. Mengetahui seberapa besar pengaruh Corporate Social Disclosure Index (CSDI) terhadap ROA perusahaan sektor consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2013. 4. Mengetahui seberapa besar pengaruh Corporate Social Disclosure Index (CSDI) terhadap ROE perusahaan sektor consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2013. 8

1.5 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Aspek Akademik Penelitian ini merupakan pengalaman yang sangat berharga dimana penulis memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang Corporate Social Responsibility dan kinerja keuangan perusahaan. Serta dapat digunakan untuk masukan pengembangan teori dan juga untuk membantu penelitian lebih lanjut. 2. Aspek Praktisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan informasi kepada penyelenggara perusahaan dalam memahami Corporate Social Responsibility serta pengaruhnya terhadap kinerja keuangan, sehingga dapat meningkatkan nilai dan pertumbuhan perusahaan bagi penyelenggara perusahaan dan dapat membantu proses pengambilan keputusan bagi pemakai laporan keuangan. 1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Penyusunan penulisan tugas akhir ini dilakukan dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi pembahasan mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini berisi tinjauan pustaka penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian dan ruang lingkup penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang nantinya akan digunakan sebagai alat untuk menjawab perumusan masalah. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9

Bab ini akan menjelaskan dan membahas mengenai pengujian hipotesis yang telah diutarakan dalam bab sebelumnya dengan menggunakan alat analisis yang juga telah diutarakan dalam metode penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian. 10