DAMPAK OTONOMI DAERAH TERHADAP PEMEKARAN PROVINSI BANTEN OLEH CITRA MULIANTY NAZARA H14102010 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
RINGKASAN CITRA MULIANTY NAZARA. Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pemekaran Provinsi Banten (Dibawah bimbingan WIDYASTUTIK). Melalui otonomi daerah, pembangunan daerah yang dilakukan oleh masyarakat lokal dipandang merupakan strategi atau cara yang paling efektif dibandingkan strategi pembangunan ynag bersifat sentralistis yang dilakukan oleh pemerintahan pusat. Dalam masa otonomi daerah, setiap daerah berusaha untuk mengembangkan daerahnya, tentu saja dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia, Propinsi Banten yang dahulu merupakan bagian dari Propinsi Jawa Barat, ikut serta mengimplikasikan kebijakan otonomi daerah, sehingga Propinsi Banten memiliki kemandirian dalam melaksanakan pemerintahan dan menentukan sendiri kemajuan pembangunan melalui pemekaran wilayah. Infrastruktur yang tersedia di Propinsi Banten sangat memadai, misalnya dari segi transportasi darat, udara dan laut. Dari segi transportasi laut, adanya pelabuhan Merak yang menghubungkan pulau Jawa dengan pulau Sumatera terutama Lampung sehingga mempermudah akses perdagangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Propinsi Banten jika dibandingkan dengan Propinsi Jawa Barat sebelum dan pada masa otonomi daerah, baik itu laju pertumbuhannya maupun daya saing sektor tersebut. Selain itu, diidentifikasi juga sektor-sektor yang termasuk dalam kelompok pertumbuhan yang progresif (maju) dan kelompok pertumbuhan yang lambat yang dapat diketahui melalui pertumbuhan PDRB Propinsi Banten dan pergeseran bersih. Pada penelitian ini, untuk melihat pertumbuhan sektor-sektor ekonomi yang terjadi sebelum dan pada masa otonomi daerah digunakan analisis shift share. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Banten dan Propinsi Jawa Barat atas dasar harga konstan 1993 sebelum otonomi daerah (1994-1999) dan pada saat otonomi daerah (2000-2002). Periode waktu yang digunakan untuk melihat pertumbuhan masing-masing sektor dibagi dalam tiga periode, yaitu tahun 1994-1996 periode sebelum otonomi daerah yang menggambarkan kondisi perekonomian yang stabil, tahun 1997-1999 periode sebelum otonomi yang menggambarkan kondisi ekonomi pada saat krisis, dan tahun 2000-2002 periode pada masa otonomi daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kurun waktu 1994-1996, sektor industri pengolahan di Propinsi Banten merupakan sektor yang memiliki laju pertumbuhan paling cepat, sedangkan sektor pertanian merupakan sektor yang laju pertumbuhannya paling lambat. Akan tetapi sektor industri pengolahan justru menjadi sektor yang kurang mampu bersaing, sedangkan sektor pertanian di Propinsi Banten merupakan sektor yang memiliki daya saing paling baik. Tahun 1997 sampai 1999, sektor yang memiliki laju pertumbuhan paling cepat adalah
sektor jasa-jasa, dan sektor bangunan memiliki laju pertumbuhan paling lambat. Sektor pertanian masih merupakan sektor yang memiliki daya saing paling baik, sedangkan sektor pengangkutan dan komunikasi merupakan sektor yang kurang memiliki daya saing yang baik. Pada masa otonomi daerah, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki laju pertumbuhan yang paling cepat, dan sektor pertambangan merupakan sektor yang laju pertumbuhannya paling lambat. Sektor pertambangan merupakan sektor yang memiliki daya saing yang baik, sedangkan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan kurang memiliki daya saing yang baik. Pada masa otonomi daerah tahun 2000-2002, seluruh sektor-sektor ekonomi Propinsi Banten memiliki pertumbuhan yang cepat, sehingga termasuk dalam kelompok pertumbuhan yang progresif. Sedangkan Propinsi Jawa Barat termasuk dalam kelompok pertumbuhan yang lambat. Hasil penelitian juga menunjukkan, pada masa otonomi daerah pertumbuhan sektor-sektor perekonomian Propinsi Banten termasuk dalam kelompok pertumbuhan progresif. Pada tahun 1994 sampai 1996 dan tahun 1997 sampai 1999, jumlah dan total kontribusi yang disumbangkan tiap kabupaten-kabupaten dan kota di Provinsi Banten yang dulu merupakan bagian dari Jawa Barat lebih kecil dari pada Provinsi Jawa Barat dan demikian juga pada masa otonomi daerah (tahun 2000 sampai 2002). Pemerintah daerah diharapkan mampu dan semakin meningkatkan kinerja sektor pertanian misalnya dengan mengembangkan jenis-jenis pertanian yang lebih unggul (cepat panen dan tahan hama). Selain itu, agar produk daerah memiliki peluang pasar yang besar (meningkatkan ekspor) maka pemerintah daerah perlu mempromosikan produk-produk unggulan melalui sistem jaringan informasi. Selain itu, sektor pertanian perlu dikembangkan melalui peningkatan akses terhadap permodalan melalui kredit lewat koperasi.
DAMPAK OTONOMI DAERAH TERHADAP PEMEKARAN PROVINSI BANTEN Oleh CITRA MULIANTY NAZARA H14102010 Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh, Nama Mahasiswa : Citra Mulianty Nazara Nomor Registrasi Pokok : H14102010 Program Studi : Ilmu Ekonomi Judul Skripsi : Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pemekaran Provinsi Banten dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing, Widyastutik, SE, M.Si NIP. 132311725 Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi, Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS NIP. 137846872 Tanggal Kelulusan: 05 September 2006
PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, Agustus 2006 Citra Mulianty Nazara H14102010
RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Citra Mulianty Nazara lahir pada tanggal 26 April 1984 di Gunungsitoli, Sumatera Utara. Penulis adalah anak pertama dari empat bersaudara, dari pasangan Yustinus Nazara dan Masih Riang Telambanua. Jenjang pendidikan penulis lalui tanpa hambatan, penulis menamatkan sekolah dasar di SD Negeri I Gunungsitoli pada tahun 1996. Kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri I Gunungsitoli dan lulus pada tahun 1999. Pada tahun yang sama penulis diterima di SMU Negeri I Gunungsitoli dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis meninggalkan kota Gunungsitoli untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Institut Pertanian Bogor menjadi pilihan penulis dengan harapan dapat memperoleh ilmu dan mengembangkan pola pikir. Penulis masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di berbagai kepanitiaan dan menjadi pengurus pada organisasi Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) IPB. Penulis juga menjadi salah satu mahasiswa yang memperoleh beasiswa BBM pada semesater 5 pada tahun 2004.
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala kasih dan karunia-nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi yang disusun penulis berjudul Dampak Otonomi Daerah Terhadap Pemekaran Provinsi Banten. Otonomi daerah merupakan topik yang sangat menarik karena dengan adanya otonomi daerah menyebabkan munculnya pemekaran wilayah sehingga setiap daerah memiliki kemandirian dalam melaksanakan pemerintahan dan menentukan sendiri kemajuan pembangunan daerahnya. Selain dari pada itu, skripsi ini juga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam proses penulisan skripsi ini, yaitu: 1. Ibu Widyastutik, SE., M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan membuka wawasan penulis. 2. Ibu Wiwiek Rindayati, M.Si sebagai dosen penguji utama yang telah memberi saran dan kritik. 3. Ibu Tanti Novianti, M.Si sebagai komisi pendidikan yang telah mengajarkan tata cara penulisan yang baik. 4. Kedua orang tua penulis, Yustinus Nazara dan Masih Riang Telambanua serta Adik penulis Yusmar, Yarman, dan Mashur dan juga kekasihku Bang Restu yang membantu dan memberi inspirasi dan keluarga besar penulis yang memberi semangat, doa dan kasih sayang. 5. Sahabat-sahabat penulis, KPP, BPH, Bidang Intern PMK dan VOE yang telah mengisi hari-hari penulis dengan keceriaan 6. Teman-teman satu bimbingan penulis, Nurlatifah dan Sucie atas kerjasama dan kebersamaan. 7. Sahabat-sahabat di Gladys yang telah memberi semangat, doa dan kebersamaan.
Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan. Bogor, Agustus 2006 Citra Mulianty Nazara H14102010
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR...viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Permasalahan...6 1.3 Tujuan Penelitian...7 1.4 Manfaat Penelitian...8 1.5 Batasan Penelitian...8 II. TINJAUAN PUSTAKA...9 2.1 Tinjauan Teoritis...9 2.1.1 Konsep Otonomi Daerah dan Desentralisasi...9 2.1.2 Konsep Wilayah...17 2.1.3 Perencanaan dan Pengembangan Wilayah...19 2.1.4 Teori Kebijaksanaan Pembangunan Wilayah...22 2.1.5 Analisis Shift Share...26 2.1.6 Keterbatasan Keterbatasan Analisis Shift Share...29 2.2 Tinjauan Empiris...30 2.3 Kerangka Pemikiran Konseptual...35