Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan, serta metode penulisan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Seminar Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Balai Kota Denpasar di Lumintang 1

BAB I PENDAHULUAN. Seminar Tugas Akhir 2015 Penataan Pantai Purnama Gianyar 1

BAB I Pendahuluan Latar Belakang

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

kita bisa mengetahui dan memperoleh informasi mengenai destinasi pariwisata yang ada dan baru ada di Bali. Mengenai banyaknya jumlah biro perjalanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN UNIVERSITAS DHYANA PURA DI BADUNG 1

Seminar Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih. kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

I I SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi dan sekaligus merupakan investasi untuk keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Restoran aneka bali boga di Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu mewujudkan kesehatan optimal. Sedangkan sasaran

PERLUKAH RAWAT INAP DI PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB III METODE PERANCANGAN. atas permasalahan dan potensi yang bersumber dari dari data data dan isu-isu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. Kata Kunci: pendidikan, Pasraman, pengetahuan, agama Hindu

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di pengaruhi oleh empat faktor utama yaitu

BAB I PENDAHULUAN. puskesmas. Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014 tentang. Pusat Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan Masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan. Salah satu misi tersebut adalah memelihara dan

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya. penyelenggaraan kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem jaminan social nasional bagi upaya kesehatan perorangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk. memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya. Sehat adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. lainnya baik pemerintah maupun swasta. Puskesmas merupakan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN -1- pepeoeoeoekonhcfkjsnfo. SEMINAR TUGAS AKHIR FASILITAS PENUNJANG pepeoeoeoekonhcfkjsnfo

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

TENTANG STAN DAR PELAYANAN MINIMAL PUSKESMAS NON RAWAT INAP KOTA MOJOKERTO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Nomor SOP Tgl Pembuatan Tgl Revisi Tgl Efektif. Nama SOP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, Puskesmas adalah

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 46

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan ekonomis (Perpres no. 72 Tahun 2012). Menurut UU no. 36 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

RESORT HOTEL DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal antara lain latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

2016, No Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Depkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 29 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. beragam macamnya, salah satunya ialah puskesmas. Puskesmas adalah unit

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan, serta metode penulisan. 1.1. Latar Belakang Kesehatan masyarakat merupakan salah satu unsur yang tidak kalah penting dalam suatu daerah di Indonesia maupun dunia. Tingkat kesehatan masyarakat pada suatu daerah akan dapat menunjang prestasi serta pelayanan pada suatu daerah dikarenakan masyarakat yang menjadi sumber tenaga kerja memiliki tingkat kesehatan yang layak. Kesehatan tersebut dapat dicapai dengan berolahraga, pola hidup bersih dan sehat, serta tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan pada suatu daerah dengan jangkauan tertentu yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dalam hal ini yang dimaksud adalah Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat (UPT Puskesmas) yang merupakan pelaksana pelayanan kesehatan pada suatu daerah dibawah tanggungjawab Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. 1

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang dijelaskan pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya pada wilayah kerjanya. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas diperkuat dengan adanya jaringan seperti puskesmas pembantu, puskesmas keliling dan pada wilayah terpencil dibantu dengan adanya praktek bidan desa yang selanjutnya dirujuk pada Puskesmas. Keberadaan Puskesmas sesungguhnya telah merata tersebar pada enam kecamatan yang terdapat di Kabupaten Badung, namun dengan banyaknya jumlah penduduk, banyak pula masalah kesehatan yang harus dihadapi sehingga untuk menanggulanginya didirikan lebih dari satu puskesmas pada satu wilayah kecamatan, misalnya di Kecamatan Abiansemal, Kecamatan Petang, Kecamatan Mengwi, dan Kecamatan Kuta. Berdasarkan Badung dalam angka 2014 Kecamatan Kuta Selatan memiliki jumlah penduduk 93.256 jiwa yang merupakan jumlah tertinggi di Kabupaten Badung, dan yang tercatat pada Profil Kesehatan Kabupaten Badung tahun 2014 Kecamatan Kuta Selatan memiliki masalah kesehatan terbanyak diantara kecamatan lainnya di Kabupaten Badung, seperti penyakit diare, pneumonia, DBD, dan lainnya serta wilayah Kecamatan Kuta Selatan yang merupakan daerah pariwisata dapat memicu munculnya jenis penyakit baru dengan penyebaran melalui wisatawan. Hal tersebut tidak sebanding dengan jumlah fasilitas kesehatan yang hanya terdapat satu unit Puskesmas. Selaku Kepala Puskesmas Kuta Selatan, Dr. IGNB Sastrawan mengatakan untuk standar pelayanan UPT Puskesmas dapat melayani 30.000 jiwa pada wilayah kerjanya. Menanggapi beberapa permasalahan tersebut maka dengan pengadaan UPT Puskesmas di Kecamatan Kuta Selatan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat yang pada hal ini mencakup lokasi dari Desa/Kelurahan, bagaimana agar seluruh Desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Kuta Selatan mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara merata dan 2

menyeluruh. Puskesmas baru yang dimaksud yang selanjutnya disebut dengan UPT Puskesmas Kuta Selatan II ini nantinya akan dilengkapi berbagai fasilitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar pada Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 mengenai persyaratan lokasi, fasilitas, dan aksesibilitas serta dengan menyesuaikan dengan standar puskesmas yang terdapat di Kabupaten Badung. Beberapa fasilitas sejenis seperti klinik swasta atau klinik praktek dokter dan bidan yang terdapat di Kecamatan Kuta Selatan dikhawatirkan akan dapat menjadi hambatan setelah UPT Puskesmas Kuta Selatan II ini dioperasikan, terutama pada pengunjung/pasien yang datang untuk berobat ke puskesmas. Namun solusi yang dapat dihadirkan yakni, seperti pelayanan yang diberikan mencakup kesehatan perseorangan dan kesehatan masyarakat secara umum, pembiayaan yang dibantu oleh pemerintah untuk masyarakat dengan perekonomian menengah kebawah, pemberian pelayanan rujukan ke RSUD, pelayanan seperti itu belum tentu didapatkan pada klinik swasa. Serta dengan menetapkan wilayah kerja untuk Puskesmas Kuta Selatan I dan UPT Puskesmas Kuta Selatan II untuk lebih mengoptimalkan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada enam Desa/kelurahan yang terdapat di Kecamatan Kuta Selatan. Dengan demikian pengadaan UPT Puskesmas Kuta Selatan II ini dimaksudkan untuk mewujudkan masyarakat yang sehat di Kabupaten Badung khususnya Kecamatan Kuta Selatan yang memiliki jumlah penduduk dan jumlah permasalahan kesehatan terbanyak di Kabupaten Badung. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang diatas, dalam upaya peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan di Kecamatan Kuta Selatan, maka di dapat rumusan masalah sebagai berikut: a) Apa saja fasilitas pelayanan kesehatan yang akan disediakan pada perancangan UPT Puskesmas Kuta Selatan II untuk memenuhi standar Unit Pelayanan Teknis Puskesmas? 3

b) Bagaimana menciptakan puskesmas yang baik dan dapat mendorong masyarakat di kawasan Kecamatan Kuta Selatan untuk berkunjung dan berobat? c) Bagaimana tema dan konsep perencanaan dan perancangan yang dapat digunakan pada UPT Puskesmas Kuta Selatan II ini? 1.3. Tujuan Tujuan dari perancangan UPT Puskesmas Kuta Selatan II adalah sebagai berikut: a) Menyediakan unit pelayanan kesehatan berupa Puskesmas yang sesuai dengan standar yang berlaku pada Permenkes no. 75 tahun 2014 dan mampu melayani kebutuhan kesehatan masyarakat di Kecamatan Kuta Selatan. b) Sarana dan fasilitas ruang pada puskesmas diharapkan dapat menjadi acuan atau contoh bagi masyarakat sekitar bagaimana membuat rumah dengan mengacu pada kesehatan civitas. 1.4. Metode Penelitian Metodologi penelitian yang diterapkan pada perancangan Puskesmas Kuta Selatan II ini dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu dengan teknik pengumpulan data yang berupa data primer dan sekunder, serta teknik pembahasan yang meliputi metode deskriptif dan metode komparatif. Yang kemudian diuraikan sebagai berikut. 1.4.1 Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan kemudian dikelompokkan berdasarkan dua jenis data, yaitu data primer dan sekunder yang dijabarkan sebagai berikut: A. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh oleh perseorangan maupun organisasi langsung dari sumber terkait serta semua keterangan yang untuk pertama kalinya diamati dan dicatat oleh peneliti. Teknik pengumpulan data primer adalah sebagai berikut: 4

1. Interview/wawancara Wawancara dilakukan dengan narasumber yang merupakan para ahli pihak-pihak terkait untuk memperoleh data yang berkaitan dengan kajian penelitian dan akan digunakan untuk pendekatan dan penganalisisan data. Dalam hal ini wawancara di UPT Puskesmas Kuta Selatan kepada Dr. IGNB Sastrawan Dj, M. Kes. selaku Kepala Puskesmas Kuta Selatan dan Pak Budi Selaku Staff karyawan. Pada UPT Puskesmas Mengwi I dilakukan wawancara kepada Bapak Wayan Ariana selaku Staff. Dan pada UPT Puskesmas Kuta I yakni pada Bu Sri Wahyuni, Bu Ferra dan Bu Prima selaku Staff karyawan. 2. Survey Instansional Pengumpulan data yang diperoleh dari instansi instansi pemerintah terkait yang berhubungan dengan proyek yang akan dibuat, baik itu berupa peraturan atau kebjakan maupun data data lain yang dibutuhkan.survey dilakukan pada tiga Puskesmas yang terdapat di Kabupaten Badung, yaitu UPT Puskesmas Mengwi I, UPT Puskesmas Kuta I, dan UPT Puskesmas Kuta Selatan. 3. Dokumentasi Melakukan akumulasi berupa arsip serta foto foto yang menunjang penyusunan konsep programatik seperti dokumentasi terhadap tapak bangunan, lingkungan sekitar dan objek bangunan sejenis yang berkaitan dengan proyek. B. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain seperti buku, majalah, koran, internet, atau bahan literatur lainnya yang terkait, yang artinya data tersebut tidak diusahakan sendiri. Data sekunder diperoleh melalui : 1. Studi Literatur Pengumpulan data penunjang sebagai bahan pertimbangan proses perencanaan dan perancangan yang terdiri dari buku buku, jurnal, 5

majalah, koran, internet, dan lain lain, yang terkait dengan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat. 2. Studi Banding Studi banding dilakukan pada objek sejenis di Kabupaten Badung pada UPT Puskesmas Kuta I, UPT Puskesmas Mengwi I dan UPT Puskesmas Kuta Selatan. Dengan pengamatan secara langsung maupun melalui media lainnya (internet) dengan maksud untuk mendapatkan gambaran mengenai fasilitas fasilitas yang terdapat di dalamnya, penataan ruang dalam, pengaturan fungsi fungsi ruang dan lainnya yang nantinya akan menunjang pada proses perencanaan dan perancangan. 1.4.2 Teknik Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan adalah sebagai berikut: A. Metode Deskriptif Metode ini dilakukan agar dapat memaparkan dan menjelaskan berbagai proses perencanaan dan perancangan puskesmas rawat inap. B. Metode Komparatif Merupakan teori teori yang didapat di bangku perkuliahan maupun literaturliteratur terkait yang berhubungan dengan proyek, digunakan sebagai pembanding pada kebutuhan di lapangan. 6