ISSN: Volume I Edisi 1/Desember 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 15 Mawar angin (a) dan histogram distribusi frekuensi (b) kecepatan angin dari angin bulanan rata-rata tahun

MODEL PREDIKSI GELOMBANG TERBANGKIT ANGIN DI PERAIRAN SEBELAH BARAT KOTA TARAKAN BERDASARKAN DATA VEKTOR ANGIN. Muhamad Roem, Ibrahim, Nur Alamsyah

Model Distribusi Kecepatan Angin untuk Peramalan Gelombang dengan Menggunakan Metode Darbyshire dan Smb di Perairan Semarang

KARAKTERISTIK GELOMBANG LAUT BERDASARKA N MUSIM ANGIN DI PERAIRAN PULAU BINTAN ABSTRACT

Perbandingan Peramalan Gelombang dengan Metode Groen Dorrestein dan Shore Protection Manual di Merak-Banten yang di Validasi dengan Data Altimetri

ANALISIS KARAKTERISTIK OMBAK PERAIRAN PANTAI DELTA MUARA SUNGAI SADDANG PERIODE Alexander Kondo, 1) Sakka, 2) dan D.A.

Studi Variabilitas Tinggi dan Periode Gelombang Laut Signifikan di Selat Karimata Mulyadi 1), Muh. Ishak Jumarang 1)*, Apriansyah 2)

SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2014), Hal ISSN :

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman Online di :

Wind speed data analysis for predictions of sea waves in Bitung Coastal Waters

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

POLA TRANFORMASI GELOMBANG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL RCPWave PADA PANTAI BAU-BAU, PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Sebaran Arus Permukaan Laut Pada Periode Terjadinya Fenomena Penjalaran Gelombang Kelvin Di Perairan Bengkulu

Gambar 2.1 Peta batimetri Labuan

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pembangkitan Gelombang oleh Angin

REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN PANTAI MARUNDA, JAKARTA (Puteri Kesuma Dewi. Agus Anugroho D.S. Warsito Atmodjo)

PENUNTUN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA

KONTRAK PERKULIAHAN. Mata Kuliah Pengelolaan Garis Pantai (MSP3193) Pedoman Perkuliahan Mahasiswa

Analisis Transformasi Gelombang Di Pantai Matani Satu Minahasa Selatan

PEMETAAN GELOMBANG LAUT DENGAN METODE PEMODELAN NUMERIK DAN PEMANFAATANNYA UNTUK MENGIDENTIFIKASI KERENTANAN WILAYAH PESISIR TERHADAP ABRASI

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rancu pemakaiannya, yaitu pesisir (coast) dan pantai (shore). Penjelasan mengenai

TRANSPORT SEDIMEN YANG DISEBABKAN OLEH LONGSHORE CURRENT DI PANTAI KECAMATAN TELUK SEGARA KOTA BENGKULU

ANALISA PERUBAHAN GARIS PANTAI TUBAN, JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION (EOF)

STUDI KARAKTERISTIK GELOMBANG PADA DAERAH PANTAI DESA KALINAUNG KAB. MINAHASA UTARA

PERENCANAAN PERLINDUNGAN PANTAI TANJUNG NIPAH, KALIMANTAN TENGAH

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PREDIKSI PERUBAHAN GARIS PANTAI PULAU GILI KETAPANG PROBOLINGGO DENGAN MENGGUNAKAN ONE-LINE MODEL

ANALISIS TRANSPOR SEDIMEN MENYUSUR PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAFIS PADA PELABUHAN PERIKANAN TANJUNG ADIKARTA

Ujian P3 Tugas Akhir. Oleh : RACHMAT HIDAYAH

MODEL PERUBAHAN GARIS PANTAI DENGAN METODE ONE-LINE MODEL (STUDI KASUS : PANTAI MANGARABOMBANG GALESONG SELATAN, KABUPATEN TAKALAR)

ANALISIS HIDROOSEANOGRAFI PERAIRAN KEERA KABUPATEN WAJO. Abstrak

Karakteristik Pulau Kecil: Studi Kasus Nusa Manu dan Nusa Leun untuk Pengembangan Ekowisata Bahari di Maluku Tengah

POSITRON, Vol. VI, No. 1 (2016), Hal ISSN :

MODUL 5: DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BAHAYA GENANGAN PESISIR

POLA DISTRIBUSI SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

DINAMIKA TRANSFORMASI GELOMBANG MENGGUNAKAN MODEL CMS-WAVE (COASTAL MODELLING SYSTEM - WAVE) DI PANTAI BOOM TUBAN, JAWA TIMUR

DESAIN BREAKWATER PELABUHAN PERIKANAN PEKALONGAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

Variabilitas Suhu Permukaan Laut Di Pantai Utara Semarang Menggunakan Citra Satelit Aqua Modis

ANALISA PERUBAHAN GARIS PANTAI AKIBAT KENAIKAN MUKA AIR LAUT DI KAWASAN PESISIR KABUPATEN TUBAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III METODE PENELITIAN

PERUBAHAN GARIS PANTAI DARI PANTAI TERITIP BALIKPAPAN SAMPAI PANTAI AMBARAWANG KUTAI KERTANEGARA KALIMANTAN TIMUR IRA PUSPITA DEWI

Torani (Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan) Vol.24 (3) Desember 2014: ISSN:

ANALISIS DISTRIBUSI ARUS PERMUKAAN LAUT DI TELUK BONE PADA TAHUN

KAJIAN REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR

Variabilitas Angin dan Gelombang Laut Sebagai Energi Terbarukan di Pantai Selatan Jawa Barat

ANALISIS KARAKTERISTIK GELOMBANG DI PERAIRAN KABUPATEN BATU BARA, SUMATERA UTARA

STUDI ARUS DAN SEBARAN SEDIMEN DASAR DI PERAIRAN PANTAI LARANGAN KABUPATEN TEGAL

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH DI PANTAI NIAMPAK UTARA

Randy Aditya, Paulus Taru dan Adnan

PREDIKSI PARAMETER GELOMBANG YANG DIBANGKITKAN OLEH ANGIN UNTUK LOKASI PANTAI CERMIN

PEMODELAN TINGGI GELOMBANG UNTUK PENENTUAN TINGKAT KERENTANAN PESISIR KABUPATEN SUKABUMI. Ankiq Taofiqurohman

PENGARUH BESAR GELOMBANG TERHADAP KERUSAKAN GARIS PANTAI

Run-up dan Overtopping Gelombang Pada Off-shore Breakwater di Pantai Tirtamaya, Indramayu AgungWindadi *, HeryosoSetiyono *, SugengWidada * )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Angin adalah massa udara yang bergerak. Angin dapat bergerak secara horizontal

DEBIT AIR DI SUNGAI TERINDIKASI CEMAR DESA BERINGIN MALUKU UTARA

BAB II STUDI PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Umum

Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(3), Mei 2013 ISSN:

Jurnal Gradien Vol.4 No. 2 Juli 2008 :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Pola Sirkulasi Arus di Perairan Pantai Sungai Duri Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat Suandi a, Muh. Ishak Jumarang a *, Apriansyah b

ANALISIS KARAKTERISTIK TINGGI GELOMBANG EKSTREM DAN NILAI TRANSFOMRASI GELOMBANG PANTAI KUTA BALI. Muhamad Adi Nurcahyo, Engki A.

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

Perencanaan Bangunan Pemecah Gelombang di Teluk Sumbreng, Kabupaten Trenggalek

KAJIAN REHABILITASI SUMBERDAYA DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR PASCA TSUNAMI DI KECAMATAN PULO ACEH KABUPATEN ACEH BESAR M.

ANALISA PERBANDINGAN PERHITUNGAN MENGGUNAKAN METODE GENESIS DALAM PENANGANAN ABRASI PANTAI TANJUNG HARAPAN KAB. KUTAI KARTANEGARA

KAJIAN KERUSAKAN PANTAI AKIBAT EROSI MARIN DI WILAYAH PESISIR KELURAHAN KASTELA KECAMATAN PULAU TERNATE

EROSI MARIN SEBAGAI PENYEBAB KERUSAKAN LAHAN KEBUN DI KELURAHAN TAKOFI KOTA TERNATE

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Simulasi Pola Arus Dua Dimensi Di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu Pada Bulan September 2004

BAB IV ANALISIS. 4.1 Data Teknis Data teknis yang diperlukan berupa data angin, data pasang surut, data gelombang dan data tanah.

ABSTRAK. Kata Kunci: ekowisata pesisir, edukasi, hutan pantai, konservasi, perencanaan. iii

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

SEDIMENTASI AKIBAT PEMBANGUNAN SHEET PILE BREAKWATER TELUK BINTUNI, PAPUA BARAT

Pola Angin Musiman di Perairan Malang Selatan, Jawa Timur

ANALISA LAJU SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI CILAUTEUREUN GARUT

BAB V PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

STUDI KESESUAIAN PANTAI LAGUNA DESA MERPAS KECAMATAN NASAL KABUPATEN KAUR SEBAGAI DAERAH PENGEMBANGAN PARIWISATA DAN KONSERVASI

Kondisi arus permukaan di perairan pantai: pengamatan dengan metode Lagrangian

STUDI PENGAMAN PANTAI DI DESA SABUAI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

ANALISA PERUBAHAN GARIS PANTAI MANGGAR BARU

ANALISIS ARUS DAN GELOMBANG PERAIRAN BATU BELANDE GILI ASAHAN DESA BATU PUTIH KECAMATAN SEKOTONG LOMBOK BARAT

KAJIAN PENJALARAN DAN TRANSFORMASI GELOMBANG DI PERAIRAN TANJUNG KELIAN KABUPATEN BANGKA BARAT

ANALISA PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI TERHADAP SEBARAN GUMUK PASIR DI PANTAI PARANGTRITIS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pantai km serta pulau dan luas laut sekitar 3,1 juta km 2, sehingga

MORFOMETRI LERENG GISIK DI PANTAI TUMPAAN KECAMATAN TUMPAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

PEMETAAN ARUS DAN PASUT LAUT DENGAN METODE PEMODELAN HIDRODINAMIKA DAN PEMANFAATANNYA DALAM ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI TUGAS AKHIR

DESAIN STRUKTUR PELINDUNG PANTAI TIPE GROIN DI PANTAI CIWADAS KABUPATEN KARAWANG

Penentuan Perubahan Garis Pantai dengan Teknologi Penginderaan Jauh dan Model Numerik di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah

BAB III DATA DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN. data dan pengolahannya. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting untuk. mengefektifkan waktu dan kegiatan yang dilakukan.

ESTIMASI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN GROIN UNTUK MENGATASI EROSI PADA KAWASAN PESISIR PANTAI UTARA TELUK BAGUALA AMBON. Tirza Jesica Kakisina * Abstract

Volume 14 No. 01 Maret 2013 ISSN :

STRUKTUR DAN POLA ZONASI (SEBARAN) MANGROVE SERTA MAKROZOOBENTHOS YANG BERKOEKSISTENSI, DI DESA TANAH MERAH DAN OEBELO KECIL KABUPATEN KUPANG

BAB IV ANALISIS DATA

Transkripsi:

ISSN: 2355-7664 Volume I Edisi 1/Desember 2014

JURNAL GISIK VOLUME I EDISI 1/DESEMBER 2014. DAFTAR ISI 1. ANALISIS INDEKS VEGETASI HUTAN MANGROVE DENGAN MENGGUNAKAN CITRA ALOS AVNIR-2 DI WILAYAH SIDANGOLI. (Alimin, Rustam Effendi P., Ma sitasari, Irmalita Tahir) 2. ANALISIS KONDISI TERUMBU KARANG DI KAWASAN PULAU SIBU KECAMATAN OBA UTARA KOTA TIDORE KEPULAUAN (Zulkarnain R. Umanahu, Abdurrachman Baksir, Ma sitasari) 3. LAJU PERTUMBUHAN KARANG Acropora aspera dan Acropora nobilis YANG DITRANSPLANTASI DI PERAIRAN KALUMATA KOTA TERNATE (Shinta Sumarni Pattiasina, Ikbal Marus, Eko S. Wibowo). 4. STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS NUDIBRANCHIA DI PERAIRAN PULAU TERNATE (Qhusnul, Abdurahman Baksir, Yunita Ramili) 5. STUDI PROFIL LAHAN GISIK DESA TONIKU DAN DESA KAIYASA, TELUK DODINGA (Risaldi, Jefry Bemba, Zulhan A. Harahap, M. Ridwan Lessy). 6. PROFIL PANTAI KOTA TERNATE SELATAN (Ririn Rahayu, Ma sitasari, Zulhan Arifin Harahap) 7. PREDIKSI TINGGI GELOMBANG LAUT LEPAS DENGAN MENGGUNAKAN DATA ANGIN RATA-RATA (2003 2012) DI PANTAI KUTAI TIMUR (Ira Puspita Dewi) GISIK Volume 1 Edisi 1/Desember 2014 i

DITERBITKAN OLEH : PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN, FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN, UNIVERSITAS KHAIRUN. PEMBINA: PENANGGUNG JAWAB: DEWAN PENYUNTING: REDAKTUR PELAKSANA: ADMINISTRASI: DEKAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN, UNIVERSITAS KHAIRUN KETUA PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN, FPIK, UNIVERSITAS KHAIRUN PROF. DR. MUHAJIR K. MARSAOLY DR. ABDURRACHMAN BAKSIR ABDUL MUTHALIB ANGKOTASAN, S.Pi., M.Si. HALIKUDDIN UMASANGAJI, S.Pi., M.Si. IKBAL MARUS, S.P., M.Si. IRMALITA TAHIR, S.Pi., M.Si. RUSTAM EFFENDI P., S.Kel, M.Si JEFRY BEMBA, S.I.K., M.Si. NAJAMUDDIN, S.T., M.Si. SALNUDDIN, S.Pi., M.Si. YUNITA RAMILI, S.Pi., M.Si. M. RIDWAN LESSY, S.Pi., M.Si EKO S. WIBOWO, S.I.K., M.Si. MA SITASARI, S.Kel, M.Si. Ir. ZULHAN ARIFIN HARAHAP, M.A. AHMAD KODA Alamat Redaksi: Gedung FPIK Lantai 3 Jl. Raya Pertamina, Kampus Gambesi Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara. 97119. Email: redaksigisik@gmail.com. GISIK Volume 1 Edisi 1/Desember 2014 ii

Dewan Redaksi GISIK menerima tulisan atau artikel ilmiah hasil penelitian dari mahasiswa, dosen, peneliti dan pihak lain yang membahas masalah keilmuan bidang kelautan. Ketentuan Umum Penerbitan Jurnal GISIK Artikel yang dimuat dalam jurnal ini adalah tulisan hasil penelitian (kajian ilmiah) yang belum pernah dipublikasikan dalam penerbitan lainnya, baik secara keseluruhan atau pun sebagian. Setiap penulis artikel yang akan dipublikasikan harus memiliki hak penuh untuk mempublikasikan data dan informasi yang termuat dalam tulisannya. GISIK, dalam hal ini Dewan Redaksi dan Program Studi Ilmu Kelautan, tidak bertanggung jawab terhadap munculnya tuntutan dari pihak pihak ketiga terhadap isi dari setiap artikel yang dimuat dalam jurnal ini. Ketentuan Umum Artikel Artikel yang diajukan untuk dimuat dalam GISIK dapat merupakan hasil dari peneliti atau penulis tunggal (satu orang) atau pun sebuah tim penulis yang terdiri dari dua orang penulis atau lebih. Untuk artikel karya tim penulis, urutan penulisan nama nama penulis ditetapkan oleh tim penulis, dan tidak akan dirubah oleh Dewan Redaksi. Panjang naskah artikel adalah 7-15 halaman A4 yang diketik dengan huruf Times New Roman ukuran 11 point dan spasi 1,5. Naskah diketik mengikuti format kerangka tulisan (outline) sebagai berikut: Judul dan Nama Penulis, Abstrak dan Kata Kunci, Pendahuluan, Metodologi Penelitian, Hasil (atau Pembahasan), Daftar Pustaka. Ukuran maksimal untuk foto, gambar, peta, bagan atau grafik, mau pun tabel atau matriks adalah lebar (horizontal): 13,5cm dan panjang (vertikal): 17,0cm. Artikel dapat diantar langsun ke kantor Redaksi GISIK di Gedung FPIK Lantai 3 Kampus Unkhair Gambesi, Ternate atau di kirim melalui email ke alamat: redaksigisik@gmail.com. GISIK Volume 1 Edisi 1/Desember 2014 iii

PREDIKSI TINGGI GELOMBANG LAUT LEPAS DENGAN MENGGUNAKAN DATA ANGIN RATA-RATA (2003 2012) DI PANTAI KUTAI TIMUR Ira Puspita Dewi Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Mulawarman. e-mail: irapuspitadewi@gmail.com Abstract This study aims to determine the wave height on the high seas generated by winds blowing toward the coast of East Kutai (Kutai), using wind data from the years 2003 to 2012. High waves in Kutim raised when the wind from the east, southeast, south and southwest. The result of the calculation, the high waves that occurred during the years 2003-2012 ranged from 0.47 1.42 m when the average wind, the wave period ranged from 3.06 5.17 seconds. Dominant wave height in the range of 0.36 0.56 m (62.69%) and then at a rate greater than 0.56 m (20.90%), while the dominant wave direction from the south (73.13%), and southwest (22.39%). Keyword: wind direction, wind speed, wave height, wave period PENDAHULUAN Menurut Bengen (2001), wilayah pesisir merupakan wilayah dimana daratan berbatasan dengan laut. Batas di daratan meliputi daerah-daerah yang tergenang dengan air maupun yang tidak tergenang air yang masih dipengaruhi proses-proses laut seperti pasang surut, angin laut, intrusi garam, sedangkan batas di laut ialah daerahdaerah yang dipengaruhi oleh prosesproses alami di daratan seperti sedimentasi dan mengalirnya air tawar ke laut yang dipengaruhi oleh kegiatankegiatan manusia di daratan. Angin merupakan salah satu faktor penting dalam membangkitkan gelombang di laut lepas. Angin mentransfer energi ke partikel air sesuai dengan arah hembusan angin tersebut yang menyebabkan terjadinya pembentukan gelombang menurut Komar (1976). Lama hembusan angin/durasi angin, kecepatan angin dan fetch (jarak yang ditempuh oleh angin dari arah pembangkitan gelombang atau daerah pembangkitan gelombang) merupakan faktor yang menentukan karakteristik gelombang yang dibangkitkan oleh angin (Davis 1991; Shahidi et al. 2009). Semakin lama angin bertiup, semakin besar jumlah energi yang dapat dipindahkan dalam pembangkitan gelombang. Demikian halnya dengan fetch, gelombang yang bergerak keluar dari daerah pembangkitan gelombang hanya memperoleh sedikit tambahan energi.

Berdasarkan hal tersebut di atas, sehingga dilakukan penelitian tentang prediksi tinggi gelombang laut lepas di daerah Kutai Timur. Data hasil perhitungan tinggi dan periode gelombang tersebut nantinya diharapkan dapat menjadi sumber informasi mengenai salah satu faktor fisika oseanografi khususnya tinggi dan periode gelombang yang dibangkitkan olah angin di Kutai Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tinggi dan periode gelombang di laut lepas yang dibangkitkan oleh angin yang berhembus menuju pantai Kutim. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang hasilnya akan digunakan dalam perhitungan transformasi gelombang dari laut lepas menuju pantai. METODOLOGI Arah dan Kecepatan Angin Arah dan kecepatan angin diperoleh dari Stasiun Meteorologi Klas II Balikpapan. Data yang digunakan adalah data angin bulanan rata-rata selama tahun 2003 2012. Arah angin digunakan sebagai arah datang gelombang, sedangkan kecepatan angin dan panjang fetch digunakan untuk menghitung tinggi gelombang di laut lepas. HASIL DAN BAHASAN Karakter Angin Mawar angin dari data angin bulanan rata-rata selama tahun 2003-2012 diperlihatkan pada Gambar 1a. Hasil analisis data angin bulanan ratarata di Balikpapan menunjukkan bahwa arah angin dominan dari Selatan menyusul, Barat Daya, Utara, Barat Laut dan Barat. Kecepatan angin terkecil 1.7 m/det dan terbesar 4 m/det dengan arah resultan yaitu 221 o sebesar 46 %. Persentase angin tertinggi sebesar 30.2% pada interval kecepatan angin 2.0-2.5 m/det diikuti oleh 23.3% pada interval 2.5 3.0 dan 3.0 3.5 kemudian 11.6%, 9.3% dan terkecil 2.3% masing-masing pada interval 3.5-4.0 m/det, >=4.0 m/det dan yang terkecil pada interval 1.5-2.0 m/det (Gambar 1b). GISIK Volume 1 Edisi 1/Desember 2014 50

NORTH 35 Wind Class Frequency Distribution 32% 40% 30 30.2 16% 24% 25 23.3 23.3 WEST 8% EAST % 20 15 11.6 WIND SPEED (m/s) 10 9.3 >= 4.0 Resultant Vector 3.5-4.0 5 221 deg - 46% SOUTH 3.0-3.5 2.5-3.0 2.0-2.5 1.5-2.0 0 2.3 Calms 1.5-2.0 2.0-2.5 2.5-3.0 3.0-3.5 3.5-4.0 >= 4.0 Wind Class (m/s) Calms: 0.00% a b Gambar 1. Mawar angin (a) dan histogram distribusi frekuensi (b) kecepatan angin dari angin bulanan rata-rata tahun 2003 2012. Berdasarkan arah angin, terlihat bahwa pada bulan Juni September (Musim Timur) angin berhembus lebih kencang (1.5 4.5 m/det) dengan arah angin terbanyak dari Selatan, sehingga dilokasi ini dikenal Musim Selatan. Dengan demikian dapat dikatakan pola angin di Balikpapan dipengaruhi oleh sistem angin musim. Pada bulan Desember Maret (Musim Barat) angin bertiup terbanyak dari Utara dengan kecepatan berkisar antara 2.0 3.7 m/det. Karakter angin di lokasi penelitian mirip dengan karakter angin di pantai timur Tarakan seperti yang telah diteliti oleh (Triwahyuni, 2010) dan (Dewi, 2011) dimana gelombang dibangkitkan oleh angin yang berasal dari Timur Laut, Timur, Tenggara dan Selatan. Bila dilihat dari orientasi garis pantai dan arah angin, maka lokasi ini dipengaruhi oleh gelombang yang dibangkitkan oleh angin dari Timur, Tenggara dan Selatan. Data arah dan kecepatan angin rata-rata bulanan tahun 2003 2012 di Balikpapan disajikan pada Tabel 1 di bawah ini. GISIK Volume 1 Edisi 1/Desember 2014 51

Tabel 1. Arah dan kecepatan angin rata-rata bulanan tahun 2003 2012 Bulan 2003 2004 2005 2006 2007 Arah ( o ) Kec. m/det Arah ( o ) Kec. m/det Arah ( o ) Kec. m/det Arah ( o ) Kec. m/det Arah ( o ) Kec. m/det Januari 360 2.5 180 2.5 360 2.5 360 2.5 360 2.5 Februari 360 3 360 3 360 3 360 3 360 2.5 Maret 360 3 360 3 90 3 360 2.5 360 2.5 April 360 2 315 2 315 2 315 2.5 315 2.5 Mei 180 2.5 180 2.5 180 2.5 180 2.5 180 2 Juni 180 2.5 180 2.5 180 2.5 180 3 180 2.5 Juli 180 3 180 3 180 3 180 4.5 180 2.5 Agustus 180 3 180 3 180 3 180 4.5 180 3 september 180 3.5 180 3.5 180 3.5 180 4 180 3 Oktober 180 2.5 180 2.5 180 2.5 180 3.5 180 2.5 November 180 2.5 180 2.5 360 2.5 180 2.5 180 2.5 Desember 360 2 315 2 180 2 360 2.5 360 2.5 Bulan 2008 2009 2010 2011 2012 Arah ( o ) Kec. m/det Arah ( o ) Kec. m/det Arah ( o ) Kec. m/det Arah ( o ) Kec. m/det Arah ( o ) Kec. m/det Januari 360 2.6 360 2.1 360 2.0 360 2.4 225 2.2 Februari 360 2.5 360 2.3 360 3.7 360 2.4 225 2.2 Maret 360 2.2 360 2.35 315 2.8 315 1.7 360 2.0 April 315 2.25 315 2.45 315 2.0 315 2.1 90 1.9 Mei 180 2.6 180 2.15 90 2.2 225 2.1 225 2.2 Juni 180 2.7 180 2.7 270 2.0 225 2.6 225 2.3 Juli 180 2.8 180 3.2 225 2.0 225 2.9 225 3.0 Agustus 180 2.6 180 3.15 225 2.3 225 3.6 225 3.4 september 180 2.6 180 3.55 225 1.9 225 2.7 225 3.2 Oktober 180 2.1 180 2.45 270 2.5 225 2.2 225 2.2 November 360 2.05 180 2.05 315 2.2 270 2.1 0.0 Desember 360 2.05 360 2.05 315 2.5 270 2.1 0.0 Sumber: Stasiun Meteorologi Klas II Balikpapan Pembangkitan Gelombang pada Tabel 2. Fetch terpanjang Berdasarkan Kondisi Angin Fetch yang panjang dan kecepatan angin yang besar menghasilkan gelombang yang besar (Garrison, 2005), sehingga panjang fetch menentukan tinggi gelombang yang terbentuk. Hasil analisis panjang fetch dapat dilihat pada Gambar 2. Panjang fetch efektif dari nilai fetch yang dapat membangkitkan gelombang disajikan terdapat pada arah Timur, Tenggara dan Selatan. Hal ini disebabkan karena pada lokasi ini pada arah Timur, Tenggara dan Selatan lebih terbuka (laut terbuka). Angin yang berhembus dari arah Utara, Barat dan Timur Laut tidak diperhitungkan karena berasal dari darat (tidak membangkitkan gelombang). Lebar fetch tidak mempengaruhi kondisi GISIK Volume 1 Edisi 1/Desember 2014 52

gelombang pada area fetch relatif sehingga tidak digunakan dalam memprediksi fetch efektif menurut Resio dan Vincent (1979) dalam USACE (2003a). Jika perhitungan panjang fetch lebih besar dari 200 km maka panjang fetch yang digunakan adalah 200 km. Hal ini dilakukan untuk mereduksi hasil prediksi gelombang yang terlalu besar (Saville et al. 1962 dalam CERC 1984). Gambar 2. Panjang fetch di Kutim Tabel 2. Panjang fetch efektif di Kutim No Arah Arah ( o ) Fetch (km) Fetch (m) 1 Utara 360 38 38000 2 Timur Laut 45 42.2 42200 3 Timur 90 200 200000 4 Tenggara 135 200 200000 5 Selatan 180 200 200000 6 Barat Daya 225 79.5 79500 7 Barat 270 43.4 43400 8 Barat Laut 315 36.1 36100 Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2012 GISIK Volume 1 Edisi 1/Desember 2014 53

Berdasarkan letak geografis daerah penelitian yang menghadap ke tenggara, pantai di daerah tersebut dapat diterjang oleh hempasan gelombang yang dibangkitkan oleh angin yang berhembus dari Selat Makassar, terutama pada saat angin dari arah timur, tenggara, selatan dan barat daya. Perhitungan tinggi dan periode gelombang di laut lepas dilakukan dengan menggunakan data panjang fetch dan kecepatan angin bulanan selama tahun 2003 sampai 2012. Hasil perhitungan tinggi dan periode gelombang pada kedalaman 20 m diperlihatkan pada Gambar 3 pada saat kecepatan angin rata-rata. Hasil perhitungan tersebut diringkaskan seperti diperlihatkan pada Tabel 3. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa tinggi gelombang yang terjadi selama tahun 2003-2012 berkisar antara 0.47-1.42 m pada saat angin rata-rata, dengan periode gelombang berkisar antara 3.06-5.17 detik. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa tinggi gelombang di Kutim selama 10 tahun terakhir sangat bervariasi. Pada saat kecepatan angin ratarata tinggi gelombang dominan berada pada kisaran 0.36-0.56 m (62.69%) dan kemudian pada kisaran lebih besar dari 0.56 m (20.90%), sedangkan arah gelombang dominan dari arah selatan (73.13%), dan barat daya (22.39%), seperti diperlihatkan pada Tabel 3. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa selama tahun 2003 2012, pada saat gelombang berasal dari arah selatan tinggi gelombang yang terjadi di Kutai Timur lebih besar dibandingkan dengan gelombang yang berasal dari arah lainnya. Tinggi gelombang yang terjadi di lokasi penelitian sangat dipengaruhi oleh kondisi angin musiman di Selat Makassar. Kecepatan dan arah angin di Selat Makassar dipengaruhi oleh sistem angin muson yang selalu berubah tergantung pada musim. GISIK Volume 1 Edisi 1/Desember 2014 54

Gambar 3. Tinggi dan periode gelombang bulanan pada saat kecepatan angin ratarata Tabel 3. Presentase tinggi dan arah gelombang pada saat kecepatan angin rata-rata Arah Gelombang Tinggi Gelombang (m) (dari) 0.21-0.35 0.36-0.56 > 0.56 Total Timur 0.00 4.48 0.00 4.48 Tenggara 0.00 0.00 0.00 0.00 Selatan 0.00 53.73 19.40 73.13 Barat Daya 16.42 4.48 1.49 22.39 Total 16.42 62.69 20.90 100 Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2012 SIMPULAN Kutim menghasilkan tinggi gelombang yang dibangkitkan oleh angin yang berasal dari arah timur, tenggara, selatan dan barat daya. Arah angin dominan dari selatan yang berhembus lebih kencang (1.5 4.5 m/det) pada bulan Juni September, sehingga dilokasi ini dikenal Musim Selatan. Tinggi gelombang yang terjadi selama tahun 2003-2012 berkisar antara 0.47-1.42 m pada saat angin rata-rata, dengan periode gelombang berkisar antara 3.06-5.17 detik. Tinggi gelombang dominan dari arah selatan berada pada kisaran 0.36-0.56 m sebesar 53.73%. Kemudian pada kisaran lebih besar dari 0.56 m sebesar GISIK Volume 1 Edisi 1/Desember 2014 55

19.40%, sehingga arah gelombang dominan dari arah selatan 73.13%. PUSTAKA Bengen, Dietriech G. 2001. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB, Bogor. Komar PD. 1976. Beach Processes and Sedimentation. Englewood Cliffs. New Jersey: Prentice-Hall Inc. Saville T. 1962. An Approximation of the Wave Run-Up Frequency Distribution. U.S. Army Beach Erosion Board. Washington D.C. [CERC] Coastal Engineering Research Center. 1984. Shore Protection Manual Volume I, Fourth Edition. Washington: U.S. Army Coastal Engineering Research Center. [USACE] U.S. Army Corps of Engineers. 2003a. Coastal Hydrodynamic Part II. Washington DC. Depatement of The Army, U.S. Army Corps of Engineers. Davis RA Jr. 1991. Oceanography; An Introduction to the Marine Environment, New Jersey: WCB Publisher International Published. Shahidi AE, Kazeminezhad MH, Mousavi SJ. 2009. On the Prediction of Wave Parameters Using Simplified Method. J Coas Eng 56:505-509. Triwahyuni A, Purba M, Agus SB. 2010. Pemodelan Garis Pantai Timur Tarakan, Kalimantan Timur. Ilmu Kelautan: Indo J Mar Sci 1(Edisi Khusus):9-23. Dewi IP, Purba M, Nurjaya IW. 2011. Perubahan Garis Pantai Teritip Balikpapan Sampai Pantai Ambarawang Kutai Kertanegara Kalimantan Timur. Tesis Garrison. 2005. Oceanography, An Invitation to Marine Science. USA. Learning, Inc. [USACE] U.S. Army Corps of Engineers. 2003a. Coastal Hydrodynamic Part II. Washington DC. Depatement of The Army, U.S. Army Corps of Engineers. GISIK Volume 1 Edisi 1/Desember 2014 56