BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri properti saat ini sangat pesat. Kurang lebih 5 tahun terakhir, harga tanah di Jakarta dan sekitarnya melonjak cukup tinggi. Hal ini yang membuat properti merupakan sebuah investasi yang jauh menguntungkan dibanding dengan disimpan di bank. Lonjakan harga tanah ini juga mendorong peningkatan profitabilitas perusahaan-perusahaan properti, oleh karena itu kenaikan indeks properti lebih tinggi dibandingkan dengan IHSG, kenaikan indeks sektor properti tahun 2014 mencapai 53 persen dibanding dengan 21 persen IHSG (www.beritasatu.com,14 Desember 2014) Menurut Tim Statistik Sektor Rill Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (2014), pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 industri properti menunjukan tren positif. Hal ini ditunjukkan oleh fundamental ekonomi domestik yang semakin membaik dan permintaan terhadap industri properti yang terus meningkat serta kebijakan pemerintah yang kondusif setiap tahun. Kenaikan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) mengindikasikan pergerakan yang searah dengan Kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK). Tetapi di sisi lain, pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) sektor properti tidak selalu bergerak searah dengan kedua indeks tersebut. Tujuan utama manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai pemegang saham dengan cara memaksimalkan harga saham perusahaan tersebut (Brigham,et al, 2011). Oleh karena itu perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi return saham karena dengan mengetahui faktor-faktor tersebut perusahaan dapat memaksimalkan harga sahamnya. 1
Dari sisi investor, tujuan umum seorang investor dalam melakukan investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan. Investasi sendiri mempunyai pengertian komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datan. Dalam berinvestasi di pasar modal tentu investor ingin mendapatkan return yang semaksimal mungki. Dengan demikian investor membutuhkan informasi yang terkait dengan investasi yang akan dilakukannya. Oleh karena itu informasi menjadi hal yang sangat penting karena terkait dengan pengambilan keputusan yang akan dilakukan. Jogiyanto (2010) mengatakan bahwa analisis fundamental merupakan analisis yang digunakan untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Aspek fundamental dapat mengetahui nilai intrinsik suatu saham sehingga akan mengetahui prospek dari suatu sahamdan menganalisis tingkat keuntungan yang akan diperoleh. Aspek fundamental merupakan faktor yang diidentifikasi dapat mempengaruhi harga saham yang dapat mencerminkan kondisi perusahaan emiten dengan menggunakan data dari laporan keuangan perusahaan untuk menghitung nilai intrinsik saham, oleh karena itu laporan keuangan merupakan informasi yang sangat penting. Investor perlu memiliki sejumlah informasi yang kuat sebelum melakukan transaksi di pasar modal agar dapat mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak dipilih. Analisis fundamental digunakan untuk menganalisis return yang akan diterima (Crab,2003). Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi sedangkan risiko adalah penyimpangan antara return yang diharapkan dengan return yang terealisasi dari sekuritas tersebut. O Connor (1973) melakukan penelitian tentang manfaat rasio keuangan ketika beberapa laporan keuangan digunakan untuk memprediksi return saham di pasar modal New York. O Connor menemukan bahwa prediksi return saham 2
dengan rasio keuangan terpilih untuk masa tiga tahun lebih rendah dibandingkan dengan serangkaian rasio keuangan untuk masa lima tahun. Pemilihan ini didasarkan pada seleksi stepwise yaitu seleksi dengan menentukan set terbaik dalam bentuk model prediksi melalui regresi berganda. Walaupun hasilnya menunjukkan perbedaan, rasio keuangan tersebut tetap mempunyai manfaat dalam memprediksi return saham. Risiko tinggi tercermin dari ketidakpastian return yang akan diterima oleh investor di masa datang. Olivier dan Philip (2000) menyatakan bahwa hubungan antara risiko dan return yang disyaratkan dengan Capital Assets Pricing Model (CAPM) bahwa semakin besar risiko suatu investasi semakin besar pula return yang disyaratkan investor sehingga hubungan antara risiko dan return yang diharapkan investor bersifat positif dan linear. Risiko yang ada pada pasar saham disebut juga dengan risiko sitematis (Beta). Beta dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti inflasi, pajak, dan tingkat suku bunga (Brigham,et al 2011). Beta saham sebagai indikator dari risiko sistematis adalah satu satunya faktor yang mempengaruhi return saham. Pengertian Beta menurut Jones (2012) adalah ukuran volatilitas ataurisiko sistematis relatif. Beta merupakan tingkat pengukur yang tepat dari indeks pasar karena risiko suatu sekuritas yang di diversikasikan dengan baik, tergantung pada kepekaan masing-masing saham terhadap perubahan pasar yaitu beta saham tersebut. Rasio keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi return saham menurut Campbel,et al (2010) adalah Return on Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Debt Equity Ratio (DER). ROA adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola setiap nilai aset yang dimiliki untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Semakin tinggi nilai ROA maka semakin baik pula kemampuan perusahaan dalam pengelolaan asetnya. Return on Equity (ROE) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang 3
digunakan investor untuk mengetahui kemampuan perusahaan atas keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas yang digunakan untuk aktivitas operasi perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya (Ang, 1997). Rasio lain yang dapat mempengaruhi return suatu saham adalah Debt to Equity Ratio (DER) yang merupakan rasio solvabilitas untuk mengukur kemampuan kinerja perusahaan dalam mengembalikan hutang jangka panjangnya dengan melihat perbandingan antara total hutang dengan total ekuitasnya (Ang,1997). Pada penelitian Campbel,et al (2010) ROA, DER dan Risiko Sistematik berpengaruh secara signifikan terhadap return saham di Amerika. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Manjeet,et al (2000) dan Dyna & Jason (2012) bahwa ROA, DER dan Risiko Sistematik berpengaruh secara signifikan terhadap return saham di Korea dan Amerika. Penjelasan sederhana mengenai hal ini adalah semakin besar ROA dari suatu perusahaan makan akan semakin baik kinerja keuangan perusahaan. ROA yang tinggi juga dapat menarik minat investor untuk berinvestasi karena dianggap perusahaan mampu mendayagunakan asetnya untuk usaha. Lebih lanjut DER akan mempengaruhi kinerja perusahaan yaitu semakin meningkatnya beban tetap perusahaan sekaligus resiko keuangan perusahaan akan mempengaruhi turunnya harga dan return saham. Dengan demikian DER berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham yang akhirnya akan mempengaruhi return saham. Penelitian yang telah dilakukan oleh Campbel,et al (2010), Manjeet,et al (2000) dan Dyna & Jason (2012) tidak sejalan dengan penelitian Nguyen (2004) dan Suzana,et al (2012) bahwa DER, ROA dan Risiko Sistematis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham di Jepang dan Inggris. Sedangkan ROE berpengaruh secara signifikan terhadap return saham di Jepang dan Inggris. Penjelasan sederhana mengenai hal ini adalah ROE yang tinggi cenderung meningkatkan minat investor terhadap saham 4
karena menganggap perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik dalam meningkatkan laba. Apabila minat investor meningkat terhadap suatu saham, maka return saham tersebut akan meningkat. Dari uraian diatas, maka dapat ditarik suatu benang merah bahwa return dan risiko yang akan dihadapi oleh investor dapat dilihat dari dua sisi yaitu faktor internal dan eksternal. Untuk memperkirakan tingkat pengembalian dengan melihat dari dalam atau internal perusahaan maka investor bisa menganalisis faktor fundamental perusahaan tersebut yang berasal dari sumber sumber laporan keuangan yang ada di perusahaan tersebut (Mukherji,et al, 2009). Kinerja perusahaan akan bisa terlihat dengan menggunakan rasio rasio keuanganyang ada. Apabila setelah dilakukan analisis keuangan ditemukan ada indikator kinerja perusahaan mengalami penurunan, investor bisa memindahkan investasinya pada perusahaan yang memiliki kinerja yang bagus. Untuk menganalisisnya hal inisemua terkandung dalam aspek fundamental perusahaan tersebut. Lebih lanjut untuk menganalisis tingkat pengembalian suatu saham dengan melihat risiko yang berasal dari luar atau eskternal perusahaan maka hal yang bisadilakukan adalah dengan melihat risiko sistematisnya dengan melihat Beta perusahaan. Beta mempunyai hubungan yang positif terhadap return saham (Fama dan MacBeth, 1973). Risiko sistematis adalah risiko yang tidak bisa dihilangkan oleh perusahaan tersebut atau disebut juga dengan risiko pasar. Risiko ini berkaitan dengan kondisi yang terjadi dipasar secara umum,misalnya perubahan dalam perekonomian secara makro, risiko tingkat bunga, risiko politik, risiko inflasi, risiko nilai tukar dan risiko pasar. Risiko ini mempengaruhi semua perusahaan dan Oleh karena itu tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi. Faktor eksternal tidak bisa diubah 5
sendiri oleh perusahaan karena faktor tersebut sifatnya berasal dari luar sehingga digunakan risiko sistematis untuk mengukur risiko. Mengacu kepada hasil penelitian sebelumnya di berbagai negara seperti United Kingdom (Inggris), United Stated (Amerika), Japan (Jepang) dan Korea yang telah dijabarkan diatas, peneliti memiliki ketertarikan untuk melakukan penelitian serupa yang di terapkan di Indonesia pada sektor industri yang berbeda dan rentang waktu yang berbeda pula guna menguji pengaruh analisis fundamental dan resiko sistematis terhadap return saham. Penelitian ini menggunakan model yang dipakai oleh Campbel,et al (2010). Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan maka akan diteliti pengaruh faktor fundamental (return on assets, return on equity, debt to equity ratio) dan risiko sistematik (Beta) terhadap return saham perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah faktor fundamental dalam hal ini yaitu return on assets, return on equity, debt to equity ratio, dan risiko sistematik (Beta) memiliki pengaruh terhadap return saham perusahaan properti di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian sebagai berikut: Apakah faktor fundamental yang terdiri dari return on assets, return on equity, debt to equity ratio, dan risiko sistematik (Beta) memiliki pengaruh terhadap return saham perusahaan properti di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Tujuan Penelitian Berkaitan dengan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh faktor fundamental (return on assets, return on 6
equity, debt to equity ratio, dan risiko sistematik (Beta) terhadap return saham perusahaan properti di Bursa Efek Indonesia. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menambah wawasan dan pandangan kepada peneliti, tentang faktor fundamental dan risiko sistematik dalam mempelajari pergerakan return saham properti di Bursa Efek Indonesia serta variabel-variabel yang mempengaruhinya. 2. Sebagai referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik mendalami dunia investasi, untuk mendapatkan penemuan-penemuan baru yang berguna bagi kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan. 7
1. 6 Sistematika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan. BAB II. LANDASAN TEORI Bab ini mengkaji konsep atau teori, pendapat, fakta, maupun informasi lain yang berkaitan dengan topik penelitian. Secara garis besar, bab dua ini mencakup teori-teori yang terkati dan penelitian-penelitian yang terkait dengan penelitian ini. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menyajikan beberapa hal yang berkaitan dengan rancangan penelitian, variabel dan pengukuran, sampel dan prosedur penarikan sampel, metode pengumpulan data serta metode analisis data. BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang analisis hasil penelitian dan pembahasan mengenai hasil penelitian BAB V: SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan tentang hasil penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya. 8