BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri properti saat ini sangat pesat. Kurang lebih 5 tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meningkatkan atau memperluas jaringan bisnisnya. terlebih lagi jika jumlah uang yang akan diinvestasikan sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. Gabungan (IHSG) turut mengalami peningkatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan nilai perusahaan. Fama (1987) menyebutkan bahwa nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, tidak terkecuali Indonesia. Menurut Mumtaz (2010), di

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan berinvestasi pada pasar modal. Kegiatan investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan non bank, pasar modal berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut, salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

I. PENDAHULUAN. ditopang oleh banyaknya permintaan akan hunian yang semakin tinggi sejalan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

I. PENDAHULUAN. keuntungan di masa yang akan datang. Hal ini juga di dukung dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. saham yang meningkat menggambarkan bahwa nilai perusahaan meningkat atau

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah kesejahteraan secara finansial. Di dalam investasi terdapat

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS DAN TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan deviden perusahaan bagi investor. perkembangan, dapat dibuktikan pada beberapa perusahaan baru ataupun

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Meskipun saham memungkinkan para pemodal untuk. perubahan-perubahan yang terjadi. Baik pengaruh eksternal maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

EKA YULIANA B

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Akan tetapi usaha-usaha tersebut belum menunjukan hasil

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditanamkan oleh para investor asing maupun domestik di pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang memberikan return yang paling optimal. Tujuan utama investor

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat setiap tahunnya yang dipengaruhi oleh melemahnya nilai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. emiten dan tempat terjadinya kegiatan investasi. Secara konsep, investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan ini mendorong para pelaku bisnis untuk mencari solusi yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk penggalangan dana publik. Bagi investor, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas, Eduardus Tandelilin (2010 : 26), instrument yang

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pasar modal mirip dengan pasar-pasar lainnya, dimana terjadi transaksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan bagi investor atau pemegang saham baik itu individu

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal di Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak

BAB 1. Pasar modal adalah bagian dari pasar financial dan tempat bertemunya investor dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkepanjangan membuat lesunya kegiatan perekonomian. Kondisi seperti ini

BAB 1 PENDAHULUAN. standar perilaku yang ditetapkan sebelumnya agar tercapai tujuan perusahaan. menentukan struktur dan strategi keuangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan usaha di Indonesia mendorong perusahaan untuk terus

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap akhir tahun, perusahaan membuat laporan keuangan yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan investasi disebut sebagai investor (Salim, 2010: 223). Investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimana pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi. Dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri properti saat ini sangat pesat. Kurang lebih 5 tahun terakhir, harga tanah di Jakarta dan sekitarnya melonjak cukup tinggi. Hal ini yang membuat properti merupakan sebuah investasi yang jauh menguntungkan dibanding dengan disimpan di bank. Lonjakan harga tanah ini juga mendorong peningkatan profitabilitas perusahaan-perusahaan properti, oleh karena itu kenaikan indeks properti lebih tinggi dibandingkan dengan IHSG, kenaikan indeks sektor properti tahun 2014 mencapai 53 persen dibanding dengan 21 persen IHSG (www.beritasatu.com,14 Desember 2014) Menurut Tim Statistik Sektor Rill Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (2014), pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 industri properti menunjukan tren positif. Hal ini ditunjukkan oleh fundamental ekonomi domestik yang semakin membaik dan permintaan terhadap industri properti yang terus meningkat serta kebijakan pemerintah yang kondusif setiap tahun. Kenaikan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) mengindikasikan pergerakan yang searah dengan Kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK). Tetapi di sisi lain, pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) sektor properti tidak selalu bergerak searah dengan kedua indeks tersebut. Tujuan utama manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai pemegang saham dengan cara memaksimalkan harga saham perusahaan tersebut (Brigham,et al, 2011). Oleh karena itu perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi return saham karena dengan mengetahui faktor-faktor tersebut perusahaan dapat memaksimalkan harga sahamnya. 1

Dari sisi investor, tujuan umum seorang investor dalam melakukan investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan. Investasi sendiri mempunyai pengertian komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datan. Dalam berinvestasi di pasar modal tentu investor ingin mendapatkan return yang semaksimal mungki. Dengan demikian investor membutuhkan informasi yang terkait dengan investasi yang akan dilakukannya. Oleh karena itu informasi menjadi hal yang sangat penting karena terkait dengan pengambilan keputusan yang akan dilakukan. Jogiyanto (2010) mengatakan bahwa analisis fundamental merupakan analisis yang digunakan untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Aspek fundamental dapat mengetahui nilai intrinsik suatu saham sehingga akan mengetahui prospek dari suatu sahamdan menganalisis tingkat keuntungan yang akan diperoleh. Aspek fundamental merupakan faktor yang diidentifikasi dapat mempengaruhi harga saham yang dapat mencerminkan kondisi perusahaan emiten dengan menggunakan data dari laporan keuangan perusahaan untuk menghitung nilai intrinsik saham, oleh karena itu laporan keuangan merupakan informasi yang sangat penting. Investor perlu memiliki sejumlah informasi yang kuat sebelum melakukan transaksi di pasar modal agar dapat mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak dipilih. Analisis fundamental digunakan untuk menganalisis return yang akan diterima (Crab,2003). Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi sedangkan risiko adalah penyimpangan antara return yang diharapkan dengan return yang terealisasi dari sekuritas tersebut. O Connor (1973) melakukan penelitian tentang manfaat rasio keuangan ketika beberapa laporan keuangan digunakan untuk memprediksi return saham di pasar modal New York. O Connor menemukan bahwa prediksi return saham 2

dengan rasio keuangan terpilih untuk masa tiga tahun lebih rendah dibandingkan dengan serangkaian rasio keuangan untuk masa lima tahun. Pemilihan ini didasarkan pada seleksi stepwise yaitu seleksi dengan menentukan set terbaik dalam bentuk model prediksi melalui regresi berganda. Walaupun hasilnya menunjukkan perbedaan, rasio keuangan tersebut tetap mempunyai manfaat dalam memprediksi return saham. Risiko tinggi tercermin dari ketidakpastian return yang akan diterima oleh investor di masa datang. Olivier dan Philip (2000) menyatakan bahwa hubungan antara risiko dan return yang disyaratkan dengan Capital Assets Pricing Model (CAPM) bahwa semakin besar risiko suatu investasi semakin besar pula return yang disyaratkan investor sehingga hubungan antara risiko dan return yang diharapkan investor bersifat positif dan linear. Risiko yang ada pada pasar saham disebut juga dengan risiko sitematis (Beta). Beta dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti inflasi, pajak, dan tingkat suku bunga (Brigham,et al 2011). Beta saham sebagai indikator dari risiko sistematis adalah satu satunya faktor yang mempengaruhi return saham. Pengertian Beta menurut Jones (2012) adalah ukuran volatilitas ataurisiko sistematis relatif. Beta merupakan tingkat pengukur yang tepat dari indeks pasar karena risiko suatu sekuritas yang di diversikasikan dengan baik, tergantung pada kepekaan masing-masing saham terhadap perubahan pasar yaitu beta saham tersebut. Rasio keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi return saham menurut Campbel,et al (2010) adalah Return on Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Debt Equity Ratio (DER). ROA adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola setiap nilai aset yang dimiliki untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Semakin tinggi nilai ROA maka semakin baik pula kemampuan perusahaan dalam pengelolaan asetnya. Return on Equity (ROE) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang 3

digunakan investor untuk mengetahui kemampuan perusahaan atas keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas yang digunakan untuk aktivitas operasi perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya (Ang, 1997). Rasio lain yang dapat mempengaruhi return suatu saham adalah Debt to Equity Ratio (DER) yang merupakan rasio solvabilitas untuk mengukur kemampuan kinerja perusahaan dalam mengembalikan hutang jangka panjangnya dengan melihat perbandingan antara total hutang dengan total ekuitasnya (Ang,1997). Pada penelitian Campbel,et al (2010) ROA, DER dan Risiko Sistematik berpengaruh secara signifikan terhadap return saham di Amerika. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Manjeet,et al (2000) dan Dyna & Jason (2012) bahwa ROA, DER dan Risiko Sistematik berpengaruh secara signifikan terhadap return saham di Korea dan Amerika. Penjelasan sederhana mengenai hal ini adalah semakin besar ROA dari suatu perusahaan makan akan semakin baik kinerja keuangan perusahaan. ROA yang tinggi juga dapat menarik minat investor untuk berinvestasi karena dianggap perusahaan mampu mendayagunakan asetnya untuk usaha. Lebih lanjut DER akan mempengaruhi kinerja perusahaan yaitu semakin meningkatnya beban tetap perusahaan sekaligus resiko keuangan perusahaan akan mempengaruhi turunnya harga dan return saham. Dengan demikian DER berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham yang akhirnya akan mempengaruhi return saham. Penelitian yang telah dilakukan oleh Campbel,et al (2010), Manjeet,et al (2000) dan Dyna & Jason (2012) tidak sejalan dengan penelitian Nguyen (2004) dan Suzana,et al (2012) bahwa DER, ROA dan Risiko Sistematis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham di Jepang dan Inggris. Sedangkan ROE berpengaruh secara signifikan terhadap return saham di Jepang dan Inggris. Penjelasan sederhana mengenai hal ini adalah ROE yang tinggi cenderung meningkatkan minat investor terhadap saham 4

karena menganggap perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik dalam meningkatkan laba. Apabila minat investor meningkat terhadap suatu saham, maka return saham tersebut akan meningkat. Dari uraian diatas, maka dapat ditarik suatu benang merah bahwa return dan risiko yang akan dihadapi oleh investor dapat dilihat dari dua sisi yaitu faktor internal dan eksternal. Untuk memperkirakan tingkat pengembalian dengan melihat dari dalam atau internal perusahaan maka investor bisa menganalisis faktor fundamental perusahaan tersebut yang berasal dari sumber sumber laporan keuangan yang ada di perusahaan tersebut (Mukherji,et al, 2009). Kinerja perusahaan akan bisa terlihat dengan menggunakan rasio rasio keuanganyang ada. Apabila setelah dilakukan analisis keuangan ditemukan ada indikator kinerja perusahaan mengalami penurunan, investor bisa memindahkan investasinya pada perusahaan yang memiliki kinerja yang bagus. Untuk menganalisisnya hal inisemua terkandung dalam aspek fundamental perusahaan tersebut. Lebih lanjut untuk menganalisis tingkat pengembalian suatu saham dengan melihat risiko yang berasal dari luar atau eskternal perusahaan maka hal yang bisadilakukan adalah dengan melihat risiko sistematisnya dengan melihat Beta perusahaan. Beta mempunyai hubungan yang positif terhadap return saham (Fama dan MacBeth, 1973). Risiko sistematis adalah risiko yang tidak bisa dihilangkan oleh perusahaan tersebut atau disebut juga dengan risiko pasar. Risiko ini berkaitan dengan kondisi yang terjadi dipasar secara umum,misalnya perubahan dalam perekonomian secara makro, risiko tingkat bunga, risiko politik, risiko inflasi, risiko nilai tukar dan risiko pasar. Risiko ini mempengaruhi semua perusahaan dan Oleh karena itu tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi. Faktor eksternal tidak bisa diubah 5

sendiri oleh perusahaan karena faktor tersebut sifatnya berasal dari luar sehingga digunakan risiko sistematis untuk mengukur risiko. Mengacu kepada hasil penelitian sebelumnya di berbagai negara seperti United Kingdom (Inggris), United Stated (Amerika), Japan (Jepang) dan Korea yang telah dijabarkan diatas, peneliti memiliki ketertarikan untuk melakukan penelitian serupa yang di terapkan di Indonesia pada sektor industri yang berbeda dan rentang waktu yang berbeda pula guna menguji pengaruh analisis fundamental dan resiko sistematis terhadap return saham. Penelitian ini menggunakan model yang dipakai oleh Campbel,et al (2010). Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan maka akan diteliti pengaruh faktor fundamental (return on assets, return on equity, debt to equity ratio) dan risiko sistematik (Beta) terhadap return saham perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah faktor fundamental dalam hal ini yaitu return on assets, return on equity, debt to equity ratio, dan risiko sistematik (Beta) memiliki pengaruh terhadap return saham perusahaan properti di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian sebagai berikut: Apakah faktor fundamental yang terdiri dari return on assets, return on equity, debt to equity ratio, dan risiko sistematik (Beta) memiliki pengaruh terhadap return saham perusahaan properti di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Tujuan Penelitian Berkaitan dengan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh faktor fundamental (return on assets, return on 6

equity, debt to equity ratio, dan risiko sistematik (Beta) terhadap return saham perusahaan properti di Bursa Efek Indonesia. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menambah wawasan dan pandangan kepada peneliti, tentang faktor fundamental dan risiko sistematik dalam mempelajari pergerakan return saham properti di Bursa Efek Indonesia serta variabel-variabel yang mempengaruhinya. 2. Sebagai referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik mendalami dunia investasi, untuk mendapatkan penemuan-penemuan baru yang berguna bagi kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan. 7

1. 6 Sistematika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan. BAB II. LANDASAN TEORI Bab ini mengkaji konsep atau teori, pendapat, fakta, maupun informasi lain yang berkaitan dengan topik penelitian. Secara garis besar, bab dua ini mencakup teori-teori yang terkati dan penelitian-penelitian yang terkait dengan penelitian ini. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menyajikan beberapa hal yang berkaitan dengan rancangan penelitian, variabel dan pengukuran, sampel dan prosedur penarikan sampel, metode pengumpulan data serta metode analisis data. BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang analisis hasil penelitian dan pembahasan mengenai hasil penelitian BAB V: SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan tentang hasil penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya. 8