BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami gangguan pertumbuhan. Hal ini dikarenakan pada usia ini anak yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur adalah kondisi istirahat alami yang. dilakukan oleh semua makhluk hidup, termasuk manusia.

HUBUNGAN ANTARA GANGGUAN TIDUR DENGAN PERTUMBUHAN PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI KOTA SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa termasuk dalam kelompok dewasa muda yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau. meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di TPA/PAUD dan TK di wilayah kota Semarang pada

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ada, maupun timbulnya perubahan karena unsur-unsur yang baru. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan dapat menyebabkan sulit tidur (Potter dan Perry, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk anak-anak dan remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai berusia 18 (delapan belas) tahun. 1. sering ditunjukkan ialah inatensi, hiperaktif, dan impulsif. 2 Analisis meta-regresi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

HUBUNGAN ANTARA GANGGUAN TIDUR DENGAN PERTUMBUHAN PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI KOTA SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade, terutama 10 tahun terakhir, prevalensi obesitas

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Masa remaja adalah periode yang signifikan pada. pertumbuhan dan proses maturasi manusia.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap orang mampu menyadari berbagai keadaan aktivitas otak, salah

BAB I PENDAHULUAN. aliran darah dalam vena mengalami arah aliran retrograde atau aliran balik

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pada usus yang diperantarai proses aktivasi imun yang patofisiologinya kompleks

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Usia, Jenis Kelamin, dan Indeks Masa Tubuh dengan Osteoartritis Lutut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di berbagai bidang telah memperbaiki kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Akne vulgaris (jerawat) merupakan penyakit. peradangan kronis pada unit pilosebaseus yang sering

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan. hasil tercapainya kemampuan reproduksi. Tanda pertama pubertas

BAB I PENDAHULUAN. jaringan yang paling kering, memiliki kandungan H 2 O hanya 10%. Karena itu

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, lima penyakit

BAB 1. PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu fase tumbuh kembang yang memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. Scottish Health Survey pada anak usia 2-15 tahun didapatkan persentasi anak lakilaki

Disusun Oleh : Nama : Ariyanto Nim : J

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DI PUSKESMAS JAGASATRU CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hasil survei Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 menyatakan bahwa dari

BAB I PENDAHULUAN. Inflammatory Bowel Disease atau IBD adalah. inflamasi kronik yang dimediasi oleh imun pada traktus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dijumpai di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa. maupun lanjut usia. Cedera kepala dapat dikaitkan

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyakit yang menduduki peringkat pertama penyebab

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ditimbulkan sesuai dengan etiologi yang terjadi (Pinzon, 2016).

How to Prevent Short Stature in Infant Born with Small Gestational Age

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan cairan empedu, dinding sel, vitamin dan hormon-hormon tertentu, seperti hormon seks dan lainnya (Gondosari, 2010).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tidur didefinisikan sebagai keadaan di mana terjadi penurunan atau kehilangan

I. PENDAHULUAN. 2004). Penyakit ini timbul perlahan-lahan dan biasanya tidak disadari oleh

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 1 : PENDAHULUAN. disatu pihak masih banyaknya penyakit menular yang harus ditangani, dilain pihak

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli mengatakan bahwa periode anak usia bawah tiga tahun (Batita)

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.

HUBUNGAN IMT PADA DM TIPE II DENGAN KEJADIAN DISFUNGSI SEKSUAL PADA WANITA USIA SUBUR (15-49 TAHUN) DI PUSKESMAS BROMO MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Preeklamsia dan eklamsia merupakan masalah kesehatan yang. memerlukan perhatian khusus karena preeklamsia adalah penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. suram, pesimistis, ragu-ragu, gangguan memori, dan konsentrasi buruk. 1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Sindroma metabolik merupakan kumpulan kelainan metabolik komplek

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus Tipe 2 (DM Tipe 2) adalah penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diarahkan pada meningkatnya mutu SDM yang berkualitas. Salah

HUBUNGAN AKTIVITAS OLAHRAGA DAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI DI DESA PUCANGMILIRAN TULUNG KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. degeneratif atau osteoarthritis (OA). Sendi merupakan faktor penunjang yang

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. RINGKASAN... vii. SUMMARY...

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tahun. Selama masa pembelajaran, mahasiswa diharapkan dapat menguasai

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menurut Global Nutrition Report 2014, Indonesia termasuk dalam 17 negara

BAB 1 PENDAHULUAN. hari yang dicirikan dengan penurunan voluntary body movement dan penurunan

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Bayi berat lahir nornal mempunyai potensi tumbuh kembang yang. lebih baik dibandingkan dengan berat lahir rendah.

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak prasekolah (3-6 tahun) merupakan kelompok anak yang rawan untuk mengalami gangguan pertumbuhan. Hal ini dikarenakan pada usia ini anak yang sedang berada dalam periode sensitif atau masa peka, yaitu suatu periode di mana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak terlambat pertumbuhan dan perkembangannya. 1 Prevalensi gangguan pertumbuhan memiliki angka yang cukup besar. Prevalensi perawakan pendek mencapai 42%. Sedangkan anak-anak yang gagal tumbuh memiliki prevalensi 40% pada anak di bawah lima tahun, total sekitar 125 juta, dengan peningkatan prevalensi seiring peningkatan usia. Retardasi pertumbuhan yang merupakan masalah utama yang dihadapi oleh negara-negara berkembang memiliki prevalensi sebesar 50% pada anak usia di bawah lima tahun. 2 Pertumbuhan pada anak dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, meliputi faktor-faktor prakonsepsi, prenatal, natal, dan pascanatal. Faktor pascanatal salah satunya adalah faktor kelainan hormonal. 3 Kelainan hormonal bisa dikarenakan oleh gangguan tidur yang dapat mengganggu sintesis dan fungsi hormon pertumbuhan. Aktivitas tidur merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia khususnya usia anak. Bila dicermati tampaknya gangguan tidur pada anak adalah keluhan yang cukup sering dikeluhkan oleh orangtua pada dokter, namun seringkali

2 keluhan ini tidak ditangani secara baik dan benar. Gangguan tidur pada anak bisa merupakan gangguan tidur primer atau sebagai konsekuensi sekunder dari gangguan medis atau kejiwaan yang mendasari, dan bisa berakibat pada fungsi sosial, akademik, dan neurobehavioral. 4 Banyak pendapat baik dari masyarakat awam dan sebagian klinisi atau dokter yang masih mengatakan bahwa gangguan tidur adalah hal yang biasa pada anak yang nantinya pada usia tertentu akan membaik dengan sendirinya. Padahal gangguan ini bila tidak tertangani dengan baik dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini dikarenakan sekitar 75% GH (growth hormone) dikeluarkan pada saat anak tidur, di mana GH ini tiga kali lebih banyak dibandingkan ketika dia terbangun. 5 Tingginya kadar GH ini erat hubungannya dengan kondisi fisik anak karena hormon ini punya tugas merangsang pertumbuhan tulang dan jaringan, serta mengatur metabolisme tubuh, termasuk juga otak anak. Di samping itu, GH juga memungkinkan tubuh anak memperbaiki dan memperbaharui seluruh sel yang ada di tubuh, mulai dari sel kulit, sel darah sampai sel saraf otak. 5 Gangguan tidur pada anak ternyata cukup sering terjadi. Tingkat prevalensi berkisar antara 25% sampai 40% dan itu merupakan angka yang persisten. 6,7 Di Indonesia, tingkat prevalensi gangguan tidur pada anak usia di bawah tiga tahun sebesar 44,2%. 8 Penelitian lain menyebutkan bahwa 30% dari anak-anak di bawah 4 tahun mengalami gangguan tidur yang berupa sering terbangun pada malam hari. 9 Di Beijing, China didapatkan prevalensi gangguan tidur pada anak usia 2-6 tahun sebesar 23,5%. 8

3 Hingga saat ini, belum ada penelitian di Indonesia yang meneliti hubungan antara gangguan tidur dengan pertumbuhan pada anak. Dan berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang hubungan antara gangguan tidur dengan pertumbuhan pada anak. 1.2 Permasalahan Penelitian anak? Apakah terdapat hubungan antara gangguan tidur dengan pertumbuhan pada 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Membuktikan hubungan antara gangguan tidur dengan pertumbuhan pada anak. 1.3.2 Tujuan khusus 1) Untuk mengetahui adanya perbedaan pada rerata Z-score berat badan terhadap umur (WAZ) antara kelompok anak yang mengalami gangguan tidur dan tidak mengalami gangguan tidur pada anak usia 3-6 tahun di kota Semarang 2) Untuk mengetahui adanya perbedaan pada rerata Z-score tinggi badan terhadap umur (HAZ) antara kelompok anak yang mengalami gangguan tidur

4 dan tidak mengalami gangguan tidur pada anak usia 3-6 tahun di kota Semarang 3) Untuk mengetahui adanya perbedaan pada rerata Z-score indeks masa tubuh (IMT) terhadap umur antara kelompok anak yang mengalami gangguan tidur dan tidak mengalami gangguan tidur pada anak usia 3-6 tahun di kota Semarang 4) Untuk mengetahui adanya perbedaan pada rerata Z-score lingkar kepala terhadap umur antara kelompok anak yang mengalami gangguan tidur dan tidak mengalami gangguan tidur pada anak usia 3-6 tahun di kota Semarang

5 1.4 Keaslian Penelitian Tabel 1. Daftar Penelitian Sejenis No Nama dan Judul Metode Tujuan Hasil 1 Rini Sekartini, Nuri Purwito Adi. Gangguan Tidur pada Anak Usia Bawah Tiga Tahun di Lima Kota di Indonesia. 2006. 8 Penelitian analitik seksi silang, menggunakan metode wawancara dengan kuesioner BISQ. Subjek penelitian 385 anak usia bawah 3 tahun di 5 kota di Indonesia. Mengetahui prevalensi gangguan tidur pada anak usia bawah tiga tahun menggunakan kuesioner BISQ serta hubungan antara faktor sosiodemografi dengan gangguan tidur. Prevalensi gangguan tidur ditemukan pada 44,2% dari 385 subjek terdiri dari 198 anak laki-laki dan 187 anak perempuan. 2 Ananthakrishnan AN, Long MD, Martin CF, Sandler RS, Kappelman MD. Sleep Disturbance and Risk of Active Disease in Patients with Chron s Disease and Ulcerative Colitis. 10 Penelitian ini menggunakan desain cohort, dilakukan pada 3173 pasien IBD (inflammatory bowel disease), menggunakan kuesioner gangguan tidur PROMIS. Untuk mengetahui peranan gangguan tidur pada risiko kambuh IBD. Di antara 1.291 pasien yang berada pada fase remisi CD (Chron s Disease) pada awal dan mengalami gangguan tidur memiliki 2 kali lipat peningkatan risiko penyakit aktif pada 6 bulan (adjusted odds ratio [OR], 2,00; confidence interval 95% [CI], 1,45-2,76), tidak ada efek pada pasien dengan UC (Ulcerative Colitis) (OR 1,14, 95% CI 0,75-1,74). 3 Nathaniel FW, Kathryn PH, Dedra b, Michael VV, et al Penelitian ini menggunakan desain Genotypeenvironment interaction twin Untuk menguji apakah durasi tidur memodifikasi pengaruh genetik Heritabilitas durasi tidur adalah 34%. Durasi tidur lebih lama dikaitkan dengan penurunan BMI (P

6 Sleep Duration and Body Mass Index in Twins: A Gene- Environtment Interaction. 11 study. Sampel anak kembar (1.088 pasang, 604 monozigot, 484 dizigot, 66% perempuan, usia ratarata = 36,6 tahun, standar deviasi (SD) = 15,9 tahun). dan lingkungan terhadap indeks massa tubuh (BMI). <0,05). Heritabilitas BMI saat durasi tidur adalah <7 jam (h2 = 70%) adalah lebih dari dua kali lebih besar heritabilitas BMI saat durasi tidur adalah 9 jam (h2 = 32%), interaksi ini adalah signifikan (P <0,05 ). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada usia, desain, instrumen, dan variabel. Sampel yang digunakan adalah anak usia 3-6 tahun. Penelitian ini dilakukan dengan desain cross sectional dengan metode wawancara dengan kuesioner SDSC dan pengukuran antropometri pada sampel. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini meliputi gangguan tidur dan pertumbuhan pada anak usia 3-6 tahun.