BAB IV BMT SEPAKAT DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT. A. Fungsi BMT Sepakat Kasui dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BINAMA. muda yang didukung oleh para tokoh masyarakat. Pendirian ini didasarkan

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

BAB I PENDAHULUAN. syari ah yang paling sederhana yang saat ini banyak muncul di Indonesia bahkan hingga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perbankan syariah sistem pembiayaan mudharabah

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pemberi layanan perbankan bagi masyarakat. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang ada di Indonesia.

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum terdiri dari Bank milik

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

BAB I PENDAHULUAN. bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. saja. Lihatlah, seperti Bank Mandiri Syariah, Unit BNI syariah, dan Unit Bank BRI

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Indonesia, yang

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua

BAB III GAMBARAN UMUM BMT SM NU PEKALONGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan sektor perbankan telah tumbuh dengan pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. Sistem bank mana yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah kejadian yang menarik. Lahirnya Bank Syariah Mandiri di

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

BAB IV ANALISISIS MEKANISME PENCAIRAN DANA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN AGUNAN CAST COLLATERAL DI KSPPS ARTHAMADINA, BATANG.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam. Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Bank syariah secara umum bertujuan untuk mendorong dan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

(Survey pada Mahasiswa Akuntansi Di Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada Hukum Ekonomi Syariah yang ada di Lembaga Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2008.

BAB I PENDAHULUAN. koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas. kekeluargaan (Sholahuddin dan Hakim, 2008: 179).

BAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMILIH LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH (Studi Kasus di BNI Syari ah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai peningkatan kemampuan suatu

KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) SEBAGAI SARANA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk investasi, modal kerja, maupun konsumsi. Salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. Namun demikian, upaya tersebut kiranya perlu dibarengi pula dengan upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sistem ekonomi syariah semakin berkembang seiring dengan

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan berkembangnya industri perbankan syariah yang terjadi pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan dari permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem

BAB V PENUTUP. penulisan,kiranya dapat penulis simpulkan sebagai berikut : Kepercayaan nasabah terhadap simpanan sukarela pada BMT HARUM

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya

BAB IV ANALISIS SISTEM MARKETING TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH CALON ANGGOTA DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran

Transkripsi:

BAB IV BMT SEPAKAT DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT A. Fungsi BMT Sepakat Kasui dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Perkembangan lembaga keuangan syari ah khususnya BMT tampak jelas semakin maju dan mendapat tempat di sebagian masyarakat luas yang mayoritasnya adalah muslim. Alasannya adalah karena adanya keyakinan yang kuat dikalangan masyarakat muslim bahwa perbankan konvensional itu mengandung riba yang dilarang dalam agama Islam. Selain itu fakta berbicara bahwa pengembangan pengusaha sekala besar (konglomerasi) selama sepuluh tahun terakhir ini terbukti gagal menciptakan pengaruh efek yang baik pada usaha kecil menengah, pengusaha kecil serta mikro yang merupakan basis terbesar dalam perekonomian masyarakat Indonesia yang masih banyak memerlukan bantuan, arahan, pembinaan, kucuran dana untuk perkembangan usaha kecil dalam rangka mensejahterakan kehidupan masyarakat Indonesia. Fungsi sebagai katalisator bagi pengembangan lembaga keuangan syari ah yang bertugas sebagai penghimpun dan penyalur dana dan melakukan kegiatan pengembangan usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan makro terutama dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya adalah merupakan suatu wujud fungsi BMT sebagai lembaga keuangan syari ah yang memungkinkan umat Islam agar memiliki akses di pasar keuangan dan ekonomi Nasional umumnya, dengan berdiri diatas prinsip saling tolong menolong, bahu 86

87 membahu dan mempertahankan system syari ah. Prinsip ini menghendaki agar persamaan dan kebersamaan antara umat selalu terjaga dalam rangka mewujudkan system ekonomi berdasarkan prinsip syari ah serta mempertahankan system sistemnya. Dalam prakteknya BMT Sepakat Kasui mempertahankan dan mengoperasionalkan semua produknya sesuia dengan hukum Islam. Hal ini terbukti dengan tidak terlihatnya unsur ribanya, perjanjian yang jelas dan tidak adanya paksaan dalam pengembalian pinjaman walaupun khusus bagi nasabah yang menggunakan jasa pinjaman dikenakan juga biaya administrasi yang dilakukan atas kesepakatan bersama ( lihat bab III halaman 72-74). Berdasarkan tinjauan teori di bab II Kehadiran BMT Sepakat sebagai lembaga keuangan syari ah yang bertugas sebagai penghimpun dan penyalur dana dan melakukan kegiatan pengembangan usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan makro terutama dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi pengusaha kecil khususnya yang berada disekitar BMT Sepakat cukup besar, harapan mereka tidak lain agar umat Islam pada umumnya menjadi sejahtera, baik jasmani maupun rohani. (bab II halaman 33-36). Sebagai bagian dari suatu lembaga keuangan syari ah, BMT Sepakat Kasui telah berusaha membantu umat Islam agar mempunyai akses di pasar keuangan dan pasar modal (dalam arti yang sebenarnya) tanpa terlibat kepada unsur-unsur atau aktivitas yang tidak dibenarkan oleh syari ah Islam.

88 Secara teoritis, keunggulan perbankan syari ah (BMT) terletak pada sistem operasional yang berdasarkan atas prinsip bagi hasil dan berbagai resiko. Sistem ini diyakini oleh para ulama sebagai jalan keluar untuk menghindari penerimaan dan pembayaran bunga (riba). BMT pada dasarnya merupakan sebuah lembaga yang menjadi perantara antara penabung dan investor, lagi pula sistem bagi hasil lebih menjamin penggunaan sumber daya dalam perusahaan secara murni untuk kepentingan masyarakat. Dalam perjalanannya BMT Sepakat Kasui dari mulai berdirinya sampai dengan sekarang yang beroperasi ± 4 tahun. BMT Sepakat telah menyadari bahwa amanah yang diembannya adalah dalam rangka menumbuh kembangkan ekonomi masyarakat yang mayoritasnya adalah usaha kecil menengah yang berlandaskan pada prinsip ekonomi kerakyatan. Dalam rangka menjalankan amanah tersebut diatas, para pengurus BMT Sepakat Kasui telah bersepakat menetapkan misinya sebagai berikut: 1. Meningkatkan sumber daya Insani yang profesional,dan membangun sistem ekonomi syari ah dengan menerapkan prinsip-prinsip syari ah Islam dalam kegiatan ekonomi sebagai wujud dari fungsi BMT sebagai lembaga keuangan syari ah, dengan sasaran dalam proses pemberdayaan ialah pengusaha kecil/mikro kebawah dan menengah, pertanian serta membina kepedulian para aghnia kepada para dhuafa secara terarah dan berkelanjutan. 2. Memberikan profit (laba) yang wajar kepadda pemegang saham dan nasabah/anggota. 3. Mengutamakan pertumbuhan perusahaaan (BMT) yang optimal

89 4. Memberikan konstribusi positif kepada masyarakat Islam, khususnya di lingkungan BMT Sepakat. Potensi yang terlihat dari data tersebut diatas menyatakan bahwa BMT Sepakat mampu memberikan peluang yang besar bagi pengusaha kecil untuk mengembangkan usahanya. Keadaan seperti ini dapat berjalan dikarenakan adanya modal usaha pada BMT Sepakat. Namun demikian sebagai lembaga swadaya masyarakat menengah kebawah khususnya dalam rangka pengembangan usaha usaha kecil BMT Sepakat berusaha menjembatani secara konsisten dengan mengeluarkan bantuan dana untuk modal usaha. Dari dana modal usaha yang telah dikeluarkan, secara keseluruhan bahwa proses untuk mendapatkanya telah ditentukan oleh pihak BMT Sepakat secara keseluruhan. Sistem pengembalian modal usaha tersebut dilakukan sesuia dengan akad yang telah disepakati oleh kedua belah pihak Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa dengan adanya BMT Sepakat Kasui eksestensi dan keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Menurut hemat penulis sebagaimana yang telah diuraikan diatas, hingga saat ini BMT Sepakat Kasui telah berupaya untuk dapat mengoptimalisasikan dan melaksanakan tugas atau fungsinya (BMT Sepakat) dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan cara melakukan kegiatan pengembangan usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan makro terutama dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi mereka (pengusaha

90 keci menengah dan pertanian) yang semuanya itu dilakukan dengan menerapkan prisip bagi hasil yang terbebas dari sistem bunga (riba). Melalui produk-produknya yang telah dikeluarkan atau dijalankan oleh BMT Sepakat Kasui, khususnya produk pembiayaan (Mudharabah dan Murabahah). Disamping itu kehadiran BMT Sepakat Kasui juga menjadi penghubung antara aghnia ( pemilik modal) dan dhu afa (nasabah yang dibantu atau dibiayai). B. Strategi BMT Sepakat dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan fungsi BMT Sepakat, maka pengurus mengadakan program kerja Strategi yang diterapkan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat yang ada di wilayah BMT Sepakat Kasui adalah a. Menggiatkan pelatihan tentang ke-bmt- an yang di ikuti oleh seluruh pengelola BMT Sepakat. b. Melakukan sosialisasi dengan cara terjun langsung ke masyarakat, hal ini dapat dilakukan dengan cara penyebaran brosur-brosur kewilayah sekitar BMT. c. Melakukan kontrol terhadap nasabah. d. Melakukan bimbingan rohani dengan memberikan pengajian bagi anggota dan melakukan evaluasi terhadap kegiatan anggota. Dalam melaksanakan tugas atau fungsinya para petugas/ karyawan BMT Sepakat melakukan pelayanan kepada nasabah dengan cara mendatangi langsung masyarakat (anggota BMT) untuk melihat kondisi usaha yang di jalankan oleh masyarakat (anggota BMT) yang mengajukan pembiayaan, setelah petugas

91 melihat kondisi usaha yang dimiliki oleh anggota/calon anggota tersebut, selanjutnya petugas/karyawan BMT Sepakat melakukan analisa pembiayaan yang diajukan oleh nasabah itu layak atau tidak untuk di biayai. Analisis pembiayaan yang di lakukan oleh petugas BMT Sepakat bertujuan untuk memperoleh data dan informasi mengenai watak, kemampuan, modal (capital), kondisi/prospek usaha dan agunan pembiayaan. Adapun teknis pelaksanannya yaitu : a. Wawancara dengan nasabah. b. Kunjungan ke lokasi usaha nasabah. c. Wawancara dengan pihak-pihak lain yang mengatahui karakter nasabah, bisnis nasabah, dan keterangan lain yang di perlukan. d. Penyelidikan tentang tujuan penggunaan pembiayaan. e. Kunjungan ke lokasi agunan pemohon untuk mengetahui kebenaran dan menilai agunan. f. Penelitian atas data-data yang di terima dari nasabah (laporan keuangan, legalitas usaha, dll). Analisa di lakukan agar petugas mengetahui bahwa dana yang akan di berikan benar-benar di gunakan oleh nasabah untuk mengembangkan usaha yang di miliki oleh nasabah dan sesuia dengan sasaran pemberdayaan yang di inginkan oleh BMT Sepakat benar-benar berhasil sesuia dengan yang diharapkan. Kemudian setelah analisa yang dilakukan oleh petugas BMT Sepakat terhadap objek usaha yang dimiliki telah sesuai dan memenuhi syarat pembiayaan yakni : (a). layak nilai, maksudnya kualitas akhlaq calon debitur

92 dapat memberikan jaminan kepercayaan. (b). Layak pembiayaan, maksudnya bantuan modal yang diberikan BMT Sepakat dinilai dapat meningkatkan omset usaha calon debitur sekaligus manaikan pendapatannya. Maka pihak BMT memberikan pembiayaan kepada nasabah setelah calon debitur/nasabah pembiayaan melaksanakan teknis pelaksanaan untuk mendapatkan pembiayaan sebagai berikut : a. Mengikuti penyuluhan tentang produk dan sistem pembiayaan yang dilakukan BMT. Hal ini sangat penting dilakukan agar calon debitur mengerti maksud dan tujuan BMT serta perbedaannya dengan rentenir/sistem bunga. b. Calon debitur mengisi formulir permohonan pembiayaan yng sudah disediakan. c. Calon debitur mengikuti wawancara yang dilakukan oleh petugas bagian pembiayaan. Dengan wawancara ini akan di uji kesesuiaian antara yang tertulis dan yang diucapkan. d. Petugas pembiayaan melakukan verifikasi dan analisa pembiayaan dari datadata yang didapat dari calon debitur. e. Apabila kesimpulan dari analisa proyek usaha tersebut layak maka diadakan peninjauan ke lapangan (tempat usaha calon debitur). f. Bila terbukti semuanya lancar maka pembiayaan siap dicairkan ( lihat halaman 72-74). C. Kendala-Kendala yang dihadapai BMT Sepakat Kasui Potensi yang terlihat dari data-data diatas (tentang fungsi, produk, peran dan manfaat BMT) ( lihat bab II halaman 31-37) menyatakan bahwa BMT Sepakat

93 Kasui mampu memberikan peluang besar bagi para pengusaha kecil untuk mengembangkan usahanya dengan cara mendorong masyarakat untuk menabung dan menunjang pembiayaan bagi usaha mereka (pedagang kecil/mikro, pertanian dan menengah kebawah). Namun demikian sebagai lembaga swadaya masyarakat menengah kebawah khususnya dalam rangka mengembangkan usaha-usaha kecil, tidak terlepas dari berbagai macam kendala, baik kendala internal maupunn eksternal, seperti : kurangnya sumberdaya manusia, persepsi masyarakat dan penerimaan masyarakat terhadap keberadaan BMT belum begitu kuat, dan banyak kendala-kendala lain (lihat bab III halaman 88-89). Selain itu dalam pelaksanaan operasionalnya pihak BMT Sepakat senantiasa selalu bersikap bijak kepada semua nasabah dan berasumsi bahwa setiap orang yang terlibat dalam BMT adalah jujur. Dengan demikian BMT sangat rawan terhadap mereka yang beriitikad kurang baik, sehingga dibutuhkan upaya/usaha tambahan untuk mengawasi nasabah yang menerima pembiayaan dari BMT. Akan tetapi menurut hemat penulis, walaupun demikian dan bagaimana keadaan sektor yang telah ada perlu terus dipertahankan dan diupayakan untuk dikembangkan. Dan dengan pelaksanaan system bagi hasil dan berbagai resiko kerugian secara konsisten dan keberhasilan mengatasi kendala-kendala yang ada, maka perbankan Islam dalam hal ini KJKS BMT Sepakat Kasui akan dapat meningkatkan potensi dengan lebih baik dalam rangka pengembangan usaha kecil dan menengah serta dalam rangka mewujudkan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang berlandaskan syari at Islam.