BAB II SEJARAH DAN PROFIL GEREJA HKBP. 2.1 Sejarah Gereja Huria Kristen Batak Protestan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN GEREJA HKBP Tinjauan Umum Gereja Protestan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan

DAFTAR ISI. Bagian Pertama PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum agama Kristen masuk ke Tapanuli khususnya daerah Balige, masyarakat

TATA GEREJA PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. bahwa 31 Maret na parjolo tardidi sian halak Batak, ima Simon Siregar dohot

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat Penyebaran agama Kristen sudah dilakukan secara sistematis di

BAB I PENDAHULUAN. Tanah Batak. Dialah yang kemudian dijuluki sebagai Apostel Batak yang menjadikan

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan

PERATURAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

PROPOSAL JUBILEUM 70 TAHUN HKBP YOGYAKARTA ( ) DAN TAHUN KELUARGA HKBP 2016

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi.

BAB I PENDAHULUAN. pedalaman Sumatera Utara. Sumatera adalah Pulau terbesar kedua sesudah

PERATURAN HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI)

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA GEREJA BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP)

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR: 07/BPMS-BNKP/2008 tentang PELAYAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP

KEPUTUSAN BADAN PEKERJA HARIAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : 22/KEP/VII/2009 LAMPIRAN 1 (SATU)

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

PARA PENDETA DAN PARA PELAYAN JEMAAT LAINNYA PELAJARAN 9

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat Penyebaran agama Kristen Protestan sudah dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. Ganjang Kabupaten Humbang Hasundutan. Memiliki kekayaan alam yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

KETETAPAN MAJELIS SINODE BNKP NOMOR : II/TAP.MS-BNKP/2007 Tentang PENGESAHAN DAN PENETAPAN TATA GEREJA BANUA NIHA KERISO PROTESTAN

BAB V PENUTUP. dan masih akan terus berkembang dengan pesat. yakni Huta Dame, yang artinya desa-atau-kampung damai.

TATA GEREJA (TATA DASAR, TATA LAKSANA, DAN TATA ATURAN TAMBAHAN) SERTA PENGAKUAN-PENGAKUAN IMAN GEREJA KRISTEN IMMANUEL

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH

MEMUTUSKAN. Peraturan Banua Niha Keriso Protestan tentang Resort

BAB I PENDAHULUAN. penginjil Rheinische Mission Gesellschaft (RMG) masih sedikit. Keadaan ini

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN

PERATURAN SIASAT GEREJA DI GKPS (RUHUT PAMINSANGON)

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia, kristenisasi 1 merupakan hal penting

TATA GEREJA Gereja Kristen Immanuel Edisi SR XX TATA GEREJA. Gereja Kristen Immanuel. Edisi SR XX. Sinode Gereja Kristen Immanuel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PENATALAYANAN KEUANGAN GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

PERATURAN PERKAWINAN DI GKPS

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

KERANGKA ACUAN KONGRES XVI MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA JAKARTA, 2 4 NOVEMBER 2016

III. PROFIL GKI PALSIGUNUNG DEPOK

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI

BAB III PEMAHAMAN DAN PRAKTEK MISI NOMMENSEN DAN HKBP. Dengan masuknya para penjajah ke tanah Batak seakan membuka kehidupan baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. Gereja Methodist adalah suatu gereja Kristus (yang mengikuti ajaran

PEMAHAMAN MAKNA LITURGI (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan Bali/GKPB)

GARIS-GARIS BESAR PELAYANAN (GBP) KAKR GBKP

BAB I PENGORGANISASIAN BAGIAN PERTAMA GEREJA. Pasal 1 LOGO, MARS, DAN HYMNE

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar

BAB III. Deskripsi Proses Perumusan Tema-Tema Tahunan GPIB. 1. Sejarah Singkat GPIB. GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) adalah bagian

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN MAHASISWA KRISTEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. 1.1.a Pengertian Emeritasi Secara Umum

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERSEKUTUAN GEREJA KRISTEN PERJANJIAN BARU

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN

@UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

PERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA NOMOR : V TAHUN 2010 TENTANG TATA KERJA ORGANISASI

Pendeta Perempuan dalam Kepemimpinan. di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Tesis. Diajukan kepada

Acara Syukuran Memasuki Kantor di Gedung Sopo Marpingkir

POKOK POKOK PERATURAN (P2P) MAMRE GBKP

Jakarta, 22 Agustus : 3551/VIII-17/MS.XX : 1 (satu) Bundel : Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Fungsionaris Pelaksana Harian Majelis Jemaat

MENGORGANISASI, MENGGABUNGKAN, MEMBUBARKAN JEMAAT DAN PERKUMPULAN MENGORGANISASI JEMAAT PELAJARAN 10

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISA. Bagian ini merupakan hasil penelitian yang langsung dianalisa. Pada bab ini penulis akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

LOYALITAS DAN PARTISIPASI PEMUDA DALAM GEREJA ETNIS DI HKBP SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera utamanya di Sumatera Utara, awalnya Gereja Pentakosta Indonesia dibawa orangorang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang,

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sejarah misi terdahulu di Indonesia yang dikerjakan oleh Zending Belanda, orang

Panduan Administrasi. Kompleks Istana Mekar Wangi Taman Mekar Agung III No. 16 Bandung Telp ; Website:

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

abad ke-19 kota Tarutung dulunya sudah ramai dikunjungi oleh orang-orang disebut Onan Sitahuru (= pasar barter) di perkampungan Saitnihuta sekarang.

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki

Gembala Jemaat adalah pemimpin regu, untuk memberikan sokongan rohani dan arah pada jemaat Ketua Jemaat penolong Pendeta dalam kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. kata Methodist adalah banyak atau macam cara dalam tata cara beribadah (tidak

UKDW BAB I PENDAHULUAN

MINGGU QUASIMODOGENITI TANGGAL : 08 APRIL 2018

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) PEMILIHAN PELAKSANA HARIAN MAJELIS JEMAAT MASA BAKTI 2017 s.d 2020

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

2014), hal , Th. Van den End, Harta Dalam Bejana. Sejarah Gereja Ringkas, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2003), hal 267.

ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB V PENUTUP. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SAMOSIR DAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. pulau Sumatera. Pada tahun 1820, Gereja Baptis Inggris mengirimkan tiga orang

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 06/ BPMS-BNKP/ 2008 tentang UNIT PELAYANAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP

RGS Mitra 1 of 14 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR 01/BPMS-BNKP/2007 tentang BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BANUA NIHA KERISO PROTESTAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW

Bab I Pendahuluan UKDW

GKI Pasteur MAJELIS JEMAAT DAN TUGASNYA. Penatalayanan Bina

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN Nomor : 14/BPMS - BNKP/2014 tentang KOMISI DI JEMAAT. Dengan Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja

KEPUTUSAN SIDANG SINODE VII GEREJA NIHA KERISO PROTESTAN-INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR : 07/SS.VII/GNKP-Indonesia/VI/2014 TENTANG

Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar jawaban yang telah tersedia!

Transkripsi:

BAB II SEJARAH DAN PROFIL GEREJA HKBP 2.1 Sejarah Gereja Huria Kristen Batak Protestan Gereja Huria Kristen Batak Protestan lahir pada tanggal 7 Oktober 1861 yang ditetapkan melalui Sinode Pertama. Gereja HKBP dibawa oleh Misionaris Jerman dan Belanda yang merupakan asal nama Gereja HKBP yaitu Pdt. Heine, Pdt. Klemmer, Pdt. Betz, dan Pdt. Asselt. Penetapan hari jadi HKBP tanggal 7 Oktober 1861 memiliki makna sejarah dan teologis yang mendalam. Tanggal 7 Oktober 1861 menjadi titik balik sejarah penginjilan dan sejarah Gereja HKBP. Sejarah penginjilan dan sejarah gereja adalah ibarat dua sisi dari satu mata uang logam yang sama. Gereja tanpa penginjilan bukanlah Gereja.itulah sebabnya peristiwa 7 oktober 1861 diartikan dan dimaknai dari dua segi, yakni penginjilan dan gereja. hasilpenginjilan ditanah batak adalah agama kristenatau kekristenan yang didalamnya terdapat sejumlah jemaat atau pargodungan (setasi sending dan sekaligus huria/jemaat). jemaat-jemaat tersebu sejak awal sudah diarahkan akan membentuk sebuah gereja-sending yang kelak menjadi sebuah gereja yang mandiri dari lembaga zending barat (RMG). Pada awalnya tanggal 7 oktober 1861 adalah titik balik penginjilan dari lembaga sending Rhein di dunia ini.karena jauh sebelum tahun 1861 sending Rhein telah membuka daerah penginjilannya di Namibia-Afrika selatan, China, Kalimantan 26

dan di Amerika utara. tetapi sejak 7 oktober 1861 dibuka pula satu daerah penginjilan baru di Sumatera, di Bataklanden atau tanah Batak. Daerah penginjilan baru ini diberinama Battamission yang dikemudian hari disebut Batakmission atau Mission Batak. Tanggal lahir Batakmission ditentukan pada 7 Oktober 1861 bertepatan dengan tanggal dari rapat pertama para penginjil utusan RMG du tanah Batak. hari lahir Batakmission tersebut disambut pengurus sending Rhein RMG di Jerman dengan rasa sukacita. Selanjutnya perkembangan Gereja HKBP dilanjutkan oleh Ephorus pertama Gereja HKBP yaitu Pdt. I. L. Nommensen yang melalui banyak rintangan untuk mengembangkan Gereja HKBP di Tanah Batak. Penolakan penolakan yang pada awalnya dilakukan suku Batak mulai mencair saat Pdt Nommensen berhasil membaptis 4 pasangan suami istri pada tanggal 27 Agustus tahun 1865 di Silindung. Kemudian berlanjut hingga 20 sampai 50 orang ikut dalam suatu acara ibadah. Perkembangan agam Kristen semakin terasa setelah Pdt. Nommensen membangun sebuah perkampungan yang dinamakan Desa Huta Dame di Saitnihuta. Pada mulanya, Huta Dame dikelilingi dinding pengamanan dan dijaga setiap hari oleh orang-orang yang belum mengikuti Kristen, namun di kemudian hari semakin banyak yang menjadi agama Kristen. Setelah 3 tahun perkembangan agama Kristen menjadi lebih cepat setelah dibaptisnya Raja Batak Pontas Lumbantobing yang diikuti oleh masyarakat setempat. 27

Setelah itu ia pergi ke Humbang dan tiba di Desa Huta Ginjang. Kemudian pada 1876 ia berangkat ke Toba ditemani Pendeta Johannsen dan sampai di Balige. Tetapi, akibat situasi yang gawat waktu itu, ketika pertempuran antara pasukan Sisingamangaraja XII dengan pasukan Belanda sedang terjadi, mereka pun menangguhkan perjalanan dan kembali ke Silindung. Pada 1886 Nommensen kembali ke Toba (Laguboti dan Sigumpar), setelah pada 1881 Pendeta Kessel dan Pendeta Pilgram tiba dan berhasil menyebarkan injil di sana. Misi kedua pendeta ini kemudian dilanjutkan oleh Pendeta Bonn yang telah mendapat restu dari Raja Ompu Tinggi dan Raja Oppu Timbang yang menyediakan lahan gedung sekolah di Laguboti. Pendeta Boon pindah dari Sigumpar ke Pangaloan dan Nommensen menggantikan tugasnya. Sepeninggalan Boon, Nommensen mendapat rintangan di mana sempat terjadi perdebatan sesama penduduk atas izin sebidang tanah. Setelah akhirnya mendapat persetujuan dari penduduk, ia pun mendirikan gereja, sekolah, balai pengobatan, lahan pertanian dan tempat tinggalnya di sana. Konsep pembangunan satu atap ini disebut dengan pargodungan, yang menjadi karakter setiap pembangunan gereja Protestan di Tanah Batak. Dari Sigumpar, Nommensen bersama beberapa pendeta lainnya melanjutkan zending dengan menaiki solu (perahu) melintasi Danau Toba yang dikaguminya menuju Pulau Samosir. Maka, pada 1893 Pendeta J. Warneck pun tiba di Nainggolan, 1898 Pendeta Fiise di Palipi, 1911 Pendeta Lotz di Pangururan dan 1914 Pendeta Bregenstroth di Ambarita. Misi 28

zending tak berhenti sampai di sana. Nommensen lalu mengajukan permohonan kepada RMG Barmen agar misinya diperluas hingga wilayah Simalungun. Permohonan itu ditanggapi dengan mengutus Pendeta Simon, Pendeta Guillaume dan Pendeta Meisel menuju Sigumpar pada 16 Maret 1903. Dari sana mereka pergi ke Tiga Langgiung, Purba, Sibuha-buhar, Sirongit, Bangun Purba, Tanjung Morawa, Medan, Deli Tua, Sibolangit dan Bukum. Bersama Nommensen, mereka pun melanjutkan perjalanan melalui Purba, Raya, Pane, Dolok Saribu hingga Onan Runggu. Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) cepat berkembang hingga sekarang. HKBP adalah gereja Protestan terbesar di kalangan masyarakat Batak, bahkan juga di antara Gereja-gereja Protestan yang ada di Indonesia, dan menjadikannya pula organisasi keagamaan terbesar ketiga setelah Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Gereja ini tumbuh dari misi RMG (Rheinische Missionsgesellschaft) dari Jerman dan resmi berdiri pada 7 Oktober 1861.Saat ini, HKBP memiliki jemaat sekitar 6 juta anggota di seluruh Indonesia. HKBP juga mempunyai beberapa gereja di luar negeri, seperti di Singapura, Kuala Lumpur, Los Angeles, New York, Seattle dan di negara bagian Colorado. Meski memakai nama Batak, HKBP juga terbuka bagi suku bangsa lainnya. Sejak pertama kali berdiri, HKBP berkantor pusat di Pearaja (Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara) yang berjarak sekitar 1 km dari pusat kotatarutung, ibu kota kabupaten tersebut. Pearaja merupakan sebuah desa yang terletak di 29

sepanjang jalan menuju kota Sibolga (ibu kota Kabupaten Tapanuli Tengah). Kompleks perkantoran HKBP, pusat administrasi organisasi HKBP, berada dalam area lebih kurang 20 hektar. Di kompleks ini jugaephorus (=uskup) sebagai pimpinan tertinggi HKBP berkantor. HKBP adalah anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), anggota Dewan Gereja-gereja Asia (CCA), dan anggota Dewan Gereja-gereja se-dunia (DGD). Sebagai gereja yang berasaskan ajaran Lutheran, HKBP juga menjadi anggota dari Federasi Lutheran se-dunia (Lutheran World Federation) yang berpusat di Jenewa, Swiss. 30

2.2 Struktur dan Tugas Kepengurusan Gereja HKBP Gambar 2.1 Ephorus Sekjen HKBP Departemen Praeses Departemen Koinonia Distrik Departemen Marturia Ressort Departemen Diakonia Jemaat Sumber : HKBP HKBP ditata mengikuti sistem keuskupan, mirip dengan Gereja-gereja yang menganut sistem episkopal seperti Gereja Katolik Roma, Gereja Anglikan, Gereja Methodist, dll. Pimpinan tertingginya disebut Ephorus. Ephorus HKBP yang pertama adalah Dr.I.L. Nommensen dan saat Ephorus saat ini yaitu Pdt. Willem Simarmata, 31

MA. Ephorus dibantu oleh seorang Sekretaris Jenderal dan sejumlah Kepala Departemen. Terdapat 3 Kepala Departemen yaitu Kepala Departemen Koinonia, Kepala Departemen Marturia, dan Kepala Departemen Diakonia. Di bawahnya adalah praeses yang memimpin distrik-distrik gereja, sementara di bawah distrik terdapat resort yang dipimpin oleh pendeta resort, dan di tingkat yang paling bawah adalah jemaat individual yang dipimpin oleh pendeta. Saat ini HKBP mempunyai 28 praeses di seluruh Indonesia. Dalam pelayanannya, seorang pendeta HKBP biasanya dibantu oleh Guru Huria, sementara ada pula jabatan lain yaitu Bibelvrouw dan diakones. Adapun tugas tugas dari jabatan struktur HKBP adalah sebagai berikut: 1. Ephorus Ephorus adalah yang memimpin segenap HKBP dan wakil HKBP terhadap pemerintah, gereja dan badan-badan organisasi lainya.jabatannya harus diembannya sesuai dengan Konfesi, Tata Gereja dan Siasat Gereja HKBP. Periode kepemimpinannya selama 4 tahun dan dia dapat dipilih kembali untuk mimpin selama 2 periode. Adapun yang menjadi tugas-tugas Eporus sesuai dengan Aturan dan Peraturan HKBP 1994-2004 adalah sebagai berikut: a. Menggembalakan jemaat-jemaat dan pelayan-pelayan di segenap HKBP. 32

b. Melaksanakan pembinaan terhadap pelayan-pelayan tahbisan dalam rangka upaya meningkatkan kemampuan mereka melaksanakan tugastugas pelayanannya, terutama dalam pelayanan firman dan penggembalaan. c. Memelihara dan menyuarakan tugas kenabian HKBP terhadap pemerintah atau penguasa melalui kata-kata maupun perbuatan nyata untuk menegakkan kebenaran dan keadilan di tengahtengah bangsa dan negara. d. Mewakili HKBP terhadap pemerintah, gereja, dan badan-badan lain di dalam maupun di luar negeri. e. Memimpin segenap HKBP bersama-sama dengan Sekretaris Jenderal dan kepala departemen berdasarkan Alkitab, Konfessi, Aturan Paraturan, dan Peraturan Penggembalaan dan Siasat Gereja sebagai manifestasi kepatuhannya kepada Yesus Kristus, Raja Gereja. Ephorus dapat mendelegasikan wewenang melaksanakan tugas-tugas tertentu kepada Sekretaris Jenderal, kepala departemen, atau praeses sesuai dengan kebutuhannya. f. Menyelenggarakan Sinode Agung sesuai dengan ketentuan persidangan Sinode Agung. g. Memimpin Rapat Pimpinan HKBP. 33

h. Melantik praeses. i. Memimpin Rapat Praeses. j. Mempersiapkan dan menyusun Rencana Induk Pengembangan Pelayanan HKBP yang akan disampaikan kepada Sinode Agung untuk ditetapkan. k. Menyusun Rencana Strategis HKBP untuk disampaikan ke Sinode Agung, dan Rencana Tahunan dan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja yang akan disampaikan kepada Majelis Pekerja Sinode untuk ditetapkan. l. Mengunjungi jemaat-jemaat untuk memimpin upacara penahbisan gereja dan peletakan batu alas. m. Menahbiskan pendeta, guru jemaat, bibelvrouw, diakones, dan evangelis. n. Menyampaikan Laporan Tahunan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya memimpin HKBP ke Sinode Agung. o. Menyusun Almanak HKBP. p. Menerbitkan surat-surat ketetapan tentang jemaat, resort, distrik baru, yayasan, lembaga, dan komisi, demikian juga yang berhubungan dengan personalia. q. Menerima usul amandemen terhadap Aturan Peraturan HKBP. 34

2. Sekertaris Jenderal Tugasnya : a. Menyertai Ephorus memimpin HKBP bersama-sama dengan kepala departemen. b. Memimpin administrasi HKBP sesuai dengan Aturan Peraturan HKBP c. Mewakili Ephorus melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Ephorus sesuai dengan kebutuhannya. d. Menerima laporan pelayanan dari organ-organ pelayanan di bawahnya. e. Bersama-sama dengan kepala departemen menyertai Ephorus menyusun Berita Pelayanan, Rencana Tahunan, dan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Tahunan HKBP, yang akan mereka sampaikan ke Majelis Pekerja Sinode; Laporan Pertanggungjawaban dan Rencana Strategis ke Sinode Agung. f. Mempersiapkan segala keperluan yang berkenaan dengan pelaksanaan Sinode Agung dan rapat-rapat lain ditingkat Pusat. g. Bersama-sama dengan Ephorus dan kepala departemen menyelenggarakan Rapat Pimpinan HKBP. h. Membuat evaluasi dan menyampaikan pertanggungjawaban kepada Ephorus melalui laporan rutin. 35

3. Kepala Departemen Koinonia Tugasnya : A. Menyertai Ephorus bersama-sama dengan Sekretaris Jenderal dan kepala departemen lainnya memimpin HKBP. B. Memimpin semua pekerjaan di Departemen Koinonia: a. Mengkordinasikan perencanaan dan pelaksanaan semua usaha yang mengembangkan dan meneguhkan persekutuan seluruh warga HKBP di semua tingkat, persekutuan oikumenis di tingkat lokal, nasional, regional dan internasional. b. Menyusun kebijakan-kebijakan, peraturan-peraturan, dan pedoman-pedoman yang perlu dalam kegiatan mengembangkan dan meneguhkan persekutuan sel uruh warga di semua tingkat, dan menjadi pegangan semua petugas. c. Mewakili Ephorus dalam pelaksanaan tugas yang diberikan Ephorus sesuai dengan kebutuhan. d. Menerima laporan pelaksanaan tugas dari semua organ pelayanan di bawahnya. e. Bersama-sama dengan Sekretaris Jenderal dan kepala departemen lainnya menyertai Ephorus menyusun Berita Pelayanan, Rencana Tahunan, dan Rencana Anggaran 36

Pendapatan Belanja Tahunan HKBP, yang akan mereka sampaikan ke Majelis Pekerja Sinode; Laporan Pertanggungjawaban dan Rencana Strategis ke Sinode Agung. f. Bersama-sama dengan Ephorus, Sekretaris Jenderal, Kepala Departemen Diakonia dohot Departemen Marturia menyelenggarakan Rapat Pimpinan HKBP. Membuat evaluasi dan memberikan pertanggungjawaban kepada Ephorus melalui laporan rutin. 4. Kepala Departemen Marturia Tugasnya : 1. Menyertai Ephorus bersama-sama dengan Sekretaris Jenderal dan kepala departemen lainnya memimpin HKBP. 2. Memimpin semua pekerjaan di Departemen Marturia: a. Mengkordinasikan perencanaan dan pelaksanaan pekabaran Injil di setiap tingkat pelayanan HKBP. b. Menyusun kebijakan-kebijakan, peraturan-peraturan, dan pedoman-pedoman yang perlu dalam pekerjaan pemberitaan firman Allah yang akan menjadi pegangan bagi semua pelayan di semua tingkat pelayanan. 37

c. Mewakili Ephorus dalam pelaksanaan tugas yang diberikan Ephorus sesuai dengan kebutuhan. d. Menerima laporan pelaksanaan tugas dari semua organ pelayanan di bawahnya. e. Bersama-sama dengan Sekretaris Jenderal dan kepala departemen lainnya menyertai Ephorus menyusun Berita Pelayanan, Rencana Tahunan, dan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Tahunan HKBP, yang akan mereka sampaikan ke Majelis Pekerja Sinode; Laporan Pertanggungjawaban dan Rencana Strategis ke Sinode Agung. f. Bersama-sama dengan Ephorus, Sekretaris Jenderal, Kepala Departemen Koinonia, dan Departemen Diakonia menyelenggarakan Rapat Pimpinan HKBP. g. Membuat evaluasi dan memberikan pertanggungjawaban kepada Ephorus melalui laporan rutin. 5. Kepala Departemen Diakonia Tugasnya : 1. Manyertai Ephorus bersama-sama dengan Sekretaris Jenderal dan kepada departemen lainnya memimpin HKBP. 38

2. Memimpin semua pekerjaan di Departemen Diakmonia: a. Mengkordinasikan pengelolaan semua pelayanan social yang berhubungan dengan pemberian bantuan kepada yang kesusahan, demikian juga yang berhubungan dengan yayasan pendidikan dasar, menengah, dan yayasan pendidikan tinggi, yayasan kesehatan dan pengembangan masyarakat di setiap tingkat pelayanan. b. Menyusun kebijakan-kebijakan, peraturan-peraturan, dan pedoman-pedoman yang perlu dalam pekerjaan diakonia yang menjadi pegangan bagi semua pelayan di semua tingkat pelayanan. c. Mewakili Ephorus dalam pelaksanaan tugas yang diberikan Ephorus sesuai dengan kebutuhan. d. Menerima laporan pelaksanaan tugas dari semua organ pelayanan di bawahnya. e. Bersama-sama dengan Sekretaris Jenderal dan kepah departemen lainnya, menyertai Ephorus menyusun Berita Pelayanan, Rencana Tahunan, dan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Tahunan HKBP, yang akan mereka 39

sampaikan ke Majelis Pekerja Sinode; Laporan Pertanggungjawaban dan Rencana Strategic ke Sinode Agung. f. Bersama-sama dengan Ephorus, Sekretaris Jenderal, Kepala Departemen Koinonia, dan Departemen Marturia menyelenggarakan Rapat Pimpinan HKBP. Membuat evaluasi dan memberikan pertanggungjawaban kepada Ephorus melalui laporan rutin. 2.3 Struktur dan Tugas Kepengurusan Gereja HKBP Distrik X Medan Aceh Gambar 2.2 Praeses Kabid Koinonia Kabid Marturia Kabid Diakonia Ressort Pendeta Ressort Guru Huria Bibelvrow Diakones Penatua Sumber : HKBP 40

Setiap distrik dipimpin oleh seorang Praeses. Pada saat ini Praeses yang menjabat di Distrik X Medan Aceh yaitu Pdt. Kardi Simanjuntak, disertai 3 Kepala bidang yaitu Kepala Bidang Koiononia, Kepala Bidang Marturia, Kepala Bidang Diakonia. Kemudian dibawahnya terdapat Pendeta yang memimpin di setiap ressort, dan dibantu oleh Guru Huria dan juga Bibelvrow, kemudian diikuti oleh diakones dan penatua. Saat ini terdapat 238 gereja yang berada di distrik X Medan Aceh dan terdapat 83 Ressort, dimana 55 ressort dan 146 gereja berada di kota Medan. Adapun tugas dari struktur Gereja dari distrik yaitu : 1. Praeses Tugasnya : a. Memimpin distrik bersama-sama dengan para kepala bidan b. Menyusun rencana strategis dan program kerja tahunan distrik sesuai dengan keputusan Sinode Agung, Majelis Pekerja Sinode, dan Rapat Pimpinan HKBP. c. Membina dan menggembalakan pelayan-pelayan tahbisan dalam pekerjaan yang sesuai dengan tugas pelayanannya masing-masing. 41

d. Membimbing dan mengawasi semua kegiatan yan berkenaan dengan kerohanian dan kekayaan di jemaatjemaat dan resortresort. e. Memimpin sinode distrik, majelis pekerja sinode distri dan rapat pimpinan distrik. f. Meresmikan jemaat-jemaat dan resort-resort barn yan sudah ditetapkan oleh Pimpinan HKBP. g. Mengunjungi jemaat-jemaat dan memimpin pesta-pesta jubileum jemaat. h. Melantik pelayan-pelayan tahbisan penuh waktu pada jabatannya masing-masing di distrik itu. i. Menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di jemaat dan resort yang tidak dapat diselesaikan oleh majelis resort. j. Mengawasi pelaksanaan keputusan Sinode Agung, Majelis Pekerja Sinode, sinode distrik, rapat majelis pekerja sinode distrik, dan rapat distrik. k. Mengadakan dan memimpin rapat-rapat para pelayan tahbisan penuh waktu di distrik. k. Mengawasi dan menerima laporan dari yayasan tentang pengelolaan lembaga-lembaga pendidikan HKBP yang ada di distrik itu. 42

l. Memberikan laporan dan saran kepada Ephorus tentang kemampuan dan perpindahan pelayan-pelayan tahbisan penuh waktu yang ada di distrik itu. m. Membuat evaluasi dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban secara berkala kepada Ephorus HKBP, dan laporan pekerjaan ke majelis pekerja sinode distrik, Serta laporan tahunan ke sinode distrik. 2. Pendeta Resort Sesuai dengan Pedoman Penatalayanan HKBP 2010, berikut diuraikan Tugas Pendeta Ressort.Tugas pokok Pendeta Ressort yaitu memimpin semua pelayanan di Ressort dan Sabungan. Uraian Tugas Pendeta Ressort : a. Bertanggung jawab kepada Ephorus HKBP, Praeses di Distrik dan Rapat Ressort, laporan pertanggungjawaban disampaikan secara periodik sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Aturan dan Peraturan HKBP (2002) ; b. Melaksanakan pembagian tugas sesuai dengan keterampilan, minat dan talenta yang dimiliki para pelayan penuh waktu yang menerima SK dari Ephorus HKBP. Sebelum menetapkan pembagian tugas, Pendeta Ressort terlebih 43

dahulu melakukan rapat koordinasi dengan pelayan penuh waktu lainnya ; c. Mengawasi jalannya tugas para pelayan penuh waktu yang telah disepakati atau ditetapkan ; d. Menerima pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dari para pelayan penuh waktu di wilayah pelayanannnya ; e. Menandatangani surat-surat keluar, akte lahir, menyaksikan iman, nikah dan surat-surat keterangan lainnya ; f. Memimpin rapat-rapat di sabungan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Aturan dan Peraturan HKBP (2002) atau menugaskan salah seorang dari pelayan penuh waktu lainnya untuk mewakilinya ; g. Menyetujui isi warta jemaat yang akan diwartakan pada setiap kebaktian minggu yang dipersiapkan Guru Jemaat atau pelayan penuh waktu yang ditugaskan menyusunnya. 3. Guru Jemaat Tugasnya : a. Memimpin jemaat setempat, merencanakan dan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pelayanan sesuai dengan tritugas panggilan gereja. 44

b. Mempimpin pelayan tahbisan sesuai dengan bidang tugasnya masingmasing. c. Memimpin rapat jemaat, rapat pelayan, rapat pelayan tahbisan, dan rapat pemilihan pengurus-pengurus dewan, seksi, dan panitia pembangunan. d. Melaksanakan keputusan Sinode Agung, Majelis Pekerja Sinode, sinode distrik, majelis pekerja sinode distrik, rapat resort, rapat majelis resort, spat jemaat, dan rapat pelayan tahbisan. e. Mengawasi, membimbing, dan meningkatkan mutu pelayanan di bidang penatalayanan dan administrasi jemaat. f. Menerima laporan pertanggunglawaban setiap dewan. g. Menyampaikan laporan pelayanan, statistik, dan keuangan jemaat ke pendeta resort, dan rapat jemaat. 4. Pelayan tahbisan Di HKBP Jabatan tahbisan adalah jabatan gerejawi yang diembankan kepada seseorang pelayan melalui penahbisan sesuai dengan Agenda HKBP. Jenis Jabatan Tahbisan ada enam jenis di HKBP sesuai dengan Konfesi dan Agenda HKBP. Pelayan Tahbisan di HKBP yaitu : 45

1. Pendeta Pendeta adalah yang menerima jabatan kependetaan dari HKBP melalui Ephorus sesuai dengan Agenda HKBP.Dalam jabatan kependetaan itu tercakup ketiga jabatan Kristus, yaitu nabi, imam, dan raja. Syarat Menjadi Pendeta : a. Lulusan Sekolah Tinggi Teologi HKBP atau sekolah tinggi teologi lain yang diakui oleh HKBP yang sama kurikulumnya dengan Sekolah Tinggi Teologi HKBP jurusan kependetaan. b. Warga HKBP yang menghayati kasih karunia Allah yang diterimanya melalui baptisan dan pengakuan iman. c. Sudah praktek sedikit-dikitnya dua tahun di HKBP, dan dianggap sudah mampu menerima jabatan kependetaan sesuai dengan rekomendasi praeses dan pendeta resort. d. Sehat rohani dan jasmani. e. Menerima tahbisan jabatan kependetaan dari HKBP. f. Pendeta yang diutus oleh gereja lain yang seiman dengan HKBP diperhitungkan sama dengan pendeta HKBP. 46

Tugasnya : a. Sebagaimana tertera dalam Agenda Pemberian Jabatan Kependetaan HKBP. b. Menghadiri rapat-rapat pendeta HKBP. 2. Guru Jemaat Guru jemaat adalah yang menerima tahbisan jabatan guru jemaat dari HKBP melalui Ephorus. Tugasnya : a. Sebagaimana tertera dalam Agenda Pemberian Jabatan Guru Jemaat b. Menyampaikan berkat tanpa menumpangkan tangan. c. Menghadiri Rapat Guru Jemaat. d. Ephorus yang memberikan persetujuan kepada guruguru jemaat untuk bekerja di luar HKBP. e. Guru-guru jemaat yang bekerja di luar HKBP tanpa persetujuan Ephorus, mereka tidak dianggap lagi pelayan HKBP 47

3. Bibelvrouw Bibelvrouw adalah perempuan yang menerima jabatan bibelvouw dari HKBP melalui Ephorus sesuai dengan Agenda HKBP. Syarat Menjadi Bibelvrouw : a. Lulusan Sekolah Tinggi Bibelvrouw HKBP. b. Sudah praktek sedikit-dikitnya dua tahun di HKBP, dan sudah menerima rekomendasi dari praeses dan pendeta ressort c. Sehat rohani dan jasmani. d. Menerima tahbisan jabatan bibelvrouw dari HKBP. Tugasnya : a. Sebagaimana tertera dalam Agenda Pemberian Jabatan Bibelvrouw. b. Menyampaikan berkat tanpa menumpangkan tangan. c. Menghadiri Rapat Bibelvrouw. 4. Diakones Diakones adalah perempuan yang menerima jabatan diakoii dari HKBP rnelalui Ephorus sesuai dengan Agenda HKBP. Syarat Menjadi Diakones : a. Lulusan Sekolah Tinggi Diakones HKBP. 48

b. Sudah praktek sedikit-dikitnya dua tahun di HKBP dan sudah menerima rekomensasi dari praeses dan pendeta resort. c. Sehat rohani dan jasmani. d. Menerima tahbisan jabatan diakones dari HKBP. Tugasnya : a. Sebagaimana tertera dalam Agenda Pemberian Jabatan Diakones. b. Menyampaikan berkat tanpa menumpangkan tangan. c. Menghadiri Rapat Diakones. 5. Evangelis Evangelis adalah yang menerima jabatan evangelis dari HKBP melalui Ephorus sesuai dengan Agenda HKBP. Syarat Menjadi Evangelis : a. Yang sudah mengikuti program pelatihan dan memperoleh sertifikat evangelis dari Sekolah Tinggi Teologi HKBP. b. Yang sudah praktek sedikit-dikitnya tiga bulan di HKBP, dan sudah menerima rekomendasi dari praeses dan pendeta resort. c. Sehat rohani dan jasmani. d. Kemampuannya sudah dievaluasi oleh Ephorus. Tugasnya : 49

a. Memberitakan Injil melalui kegiatan pewartaan, pengajaran, evangelisasi, dan kesaksian ke masyarakat tertentu, seperti kampus, sekolah, perkantoran, buruh, masyarakat marginal, dan lainlain. b. Menyampaikan berkat tanpa menumpangkan tangan. 6. Penatua Penatua adalah yang menerima jabatan penatua dari HKB melalui pendeta resort sesuai dengan Agenda HKBP. Syarat Menjadi Penatua : a. Warga jemaat yang mempersembahkan dirinya menjadi penatua di jemaat. b. Rajin mengikuti kebaktian minggu dan perjamuan kudus. c. Berperilaku tidak bercela. d. Paling sedikitnya berumur 25 tahun. e. Sehat rohani dan jasmani. f. Sedikit-dikitnya berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. g. Dipilih oleh warga jemaat dari antara mereka dan ditetapkan oleh Rapat Pelayan Tahbisan. Tugasnya : a. Sebagai tertera dalam Agenda Penerimaan Penatua HKBP. b. Melaksanakan baptisan darurat. 50

c. Menyusun statistik warga jemaat di lingkungannya masing-masing. d. Mengikuti sermon dan rapat penatua. e. Menyampaikan berkat tanpa menumpangkan tangan. 51