KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL WILDA GUSRITA NPM : 10060188 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh: Wilda Gusrita * Indra Ibrahim ** Ahmad Zaini ** * Mahasiswa ** Dosen Pembimbing Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Cooperation counselor and subject teachers are very important to increase learning students motivation because it can affect outcomes of students. However, there are still many students who are less motivation to learn. This research is descriptive qualitative research. Informants in this research are 2 couenselor, 2 math teachers, 2 english teachers, 2 indonesian teachers and 2 students as addition. Instrument of this research is interview and after that analiyze the data. Result of this study show that cooperation of counselor and subjek teachers to increase learning students motivation is done but it is not maximal. It seen from guiding students to use facilities efeetively less wells, and then guiding, students to know their personal to have prestations optimal is done, but it is not maximal. It can be concluded that cooperation of counselor and subject teachers to increase learning students mitivation at SMA Negeri 1 Talamau Pasaman Barat. Key word : Cooperation, counselor, subject teachers and motivation Pendahuluan Belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah motivasi. Menurut Purwanto (2007:60) Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang bertindak melakukan sesuatu. Motivasi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen sumber daya manusia. Karena tanpa adanya motivasi, akan sulit untuk mencapai tujuan. Peserta didik yang memiliki motivasi tinggi terhadap belajar menunjukkan perhatian yang besar terhadap kegiatan belajar. Perhatian berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap suatu objek yang direaksi pada suatu waktu. Kerjasama antara guru BK dan guru mata pelajaran sangat penting, karena guru mata pelajaran orang yang paling sering bertatap muka dengan peserta didik di kelas, sebab guru mata pelajaran mempunyai jadwal atau jam pelajaran lebih banyak untuk masuk kelas. Dengan bagitu guru mata pelajaran memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk mengetahui sikap, kemampuan, bakat dan melihat cita-cita peserta didik. Guru mata pelajaran lebih banyak mengenal data pribadi peserta didik seperti peserta didik yang tergolong pandai, sedang, rajin, sering absen, yang memiliki motivasi belajar dan sebagainya. Neviyarni (2009:108) menjelaskan bahwa kerjasama guru pembimbing dengan guru mata pelajaran adalah untuk: 1. Membimbing siswa mengenal prasyarat penguasaan materi pelajaran yang harus dikuasai peserta didik. 2. Membimbing peserta didik untuk memiliki keterampilan belajar.
3. Membimbing peserta didik untuk menggunakan sarana dan prasarana belajar yang ada secara efektif. 4. Membimbing peserta didik untuk mengenal keadaan diri pribadinya dalam rangka mengoptimalkan prestasinya. 5. Membimbing peserta didik dalam mengenal dan memanfaatkan lingkungannya untuk belajar. 6. Membimbing kegiatan kelompok belajar peserta didik. 7. Menjadi narasumber bagi guru mata pelajaran. 8. Merencanakan dan melaksanakan pendidikan perbaikan bagi peserta didik yang memerlukan. 9. Merencanakan dan melaksanakan program pengayaan bagi peserta didik yang cepat dalam belajar, yang semuanya bertujuan untuk membantu pengembangan peserta didik. Berdasarkan kutipan di atas, jelaslah bahwa guru mata pelajaran mempunyai peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, di antaranya membimbing peserta didik menguasai materi pelajaran, memiliki keterampilan belajar, mengenal keadaan diri, menjadi nara sumber dan sebagainya, tidak terkecuali dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Jadi antara guru BK dan guru mata pelajaran harus terjalin kerjasama yang harmonis, kerjasama yang dimaksud adalah saling bertukar informasi tentang perkembangan belajar peserta didik, mendorong peserta didik untuk lebih giat belajar, bersama-sama dalam menangani peserta didik yang sering malas dan tidak masuk pada mata pelajaran tertentu. Guru BK sangat membutuhkan informasi dari guru mata pelajaran untuk mencari penyebab siswa tersebut kurang termotivasi untuk belajar, selain itu untuk menangani masalah peserta didik tentunya guru mata pelajaran memerlukan bantuan guru BK supaya diselesaikan dengan baik. Itulah pentingnya kerjasama antara guru BK dan guru mata pelajaran khususnya dalam meningkatkan motivasi belajar. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 12 dan 13 Desember 2013 terhadap peserta didik, diperoleh hasil bahwa guru BK dan guru mata pelajaran masih ada yang belum memberikan motivasi terhadap peserta didik. Hal ini terlihat kurangnya respon yang diberikan guru mata pelajaran saat peserta didik keluar-masuk pada jam pelajaran, guru cenderung membiarkan peserta didik untuk tidak belajar. Apabila prilaku peserta didik sudah melewati batas, atau melanggar disiplin, seperti keluar-masuk pada jam pelajaran, tidak masuk pada jam pelajaran tertentu, meribut ketika kegiatan belajar-mengajar berlangsung, maka guru mata pelajaran langsung memberikan sanksi yaitu memasukkan perilaku peserta didik tersebut kedalam Data Disiplin Siswa (DDS). Sementara itu dari wawancara yang dilakukan pada tanggal 13 Desember 2013 dengan guru BK dan guru mata pelajaran, diperoleh gambaran bahwa kerjasama sudah dilakukan, misalnya seperti memproses peserta didik yang bermasalah, memanggil orang tua peserta didik akan tetapi belum berjalan maksimal, hal ini terlihat apabila ada peserta didik yang terlambat, tidak masuk serta keluar-masuk pada jam pelajaran, tidak berkonsentrasi dalam belajar bahkan masih ada yang tidak masuk (alpa). Guru mata pelajaran tidak memberi tahu guru BK, akan tetapi hal ini diketahui guru BK setelah adanya surat panggilan terhadap peserta didik dan guru mata pelajaran langsung memberi tahukannya kepada wali kelas bukan kepada guru BK. Dalam menangani berbagai permasalan peserta didik khususnya dalam bidang motivasi belajar, kolaborasi yang dilakukan oleh guru BK lebih cenderung terhadap wali kelas. Mengacu pada fenomena yang terjadi, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Kerjasama Guru BK dan Guru Mata Pelajaran dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di SMA Negeri 1 Talamau Kabupaten Pasaman Barat. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, artinya penelitian ini menggambarkan suatu keadaan tertentu sebagaimana adanya. Lahman (Yusuf 2005:83) berpendapat bahwa Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dari sifat populasi tertentu atau
mencoba menggambarkan fenomena sacara detail. Lufri (2005:57) menjelaskan Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari manusia dan prilaku yang diamati. Bardasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif berusaha menggambarkan dan mengkaji fenomena serta kejadian yang ada secara rinci dan apa adanya sesuai fakta yang terdapat di lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kerjasama antara guru BK dan guru mata pelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Informan penelitian adalah informan atau orang yang memberikan data dan informasi mengenai hal-hal yang dibutuhkan peneliti yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Menurut Sugiyono (2012:297) Dalam penelitian kualitatif informan penelitian yaitu sesuatu yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Sugiyono (2012:298) teknik pengambilan informan penelitian yang sering digunakan ialah snowball sampling dan porpsive sampling. Snowball sampling ialah teknik pengambilan sampel sumber data yang pada awalnya berjumlah sedikit namun lama-lama menjadi besar. Ternik porposive sampling ialah ternik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan informan penelitian, karena peneliti ini mengkaji tentang kerjasama yang dikakukan oleh guru BK dan guru mata pelajaran, maka peneliti menentukan informan penelitian berdasarkan pertimbangan tertentu. Informan dalam penelitian ini adalah 2 orang guru BK, 2 orang guru Matematika, 2 orang guru Bahasa Inggris, 2 orang guru Bahasa Indonesia dan 2 orang peserta didik sebagai informan tambahan. Dalam penelitian ini, alat pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Menurut Riduwan (2006:74) Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan informasi langsung dari sumbernya. Menurut Esterberg (Sugiyono, 2012:231) Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanggung jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.. Miles dan Huberman (Sugiyono 2013:430) menjelaskan bahwa aktivitas analisis data dalam penelitian kualitatif ada tiga tahapan, yaitu: 1. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keleluasaan dan kedalaman wawasan yang sangat tinggi dalam memilih hal-hal yang paling pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu dari data yang diperoleh di lapangan. Tahap ini memilih data yang relevan dengan tujuan dan fokus penelitian selanjutnya dikelompokkan. 2. Penyajian Data (Display Data) Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori atau dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. 3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Verifikasi/ Conclusion Drawing) Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Penarikan kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data dan display data sehingga data dapat disimpulkan dalam bentuk deskriptif sebagai laporan penelitian dan tahap ini terakhir dari data yang sudah disimpulkan.
Hasil dan Pembahasan Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam membimbing peserta didik untuk menggunakan sarana dan prasarana yang ada secara efektif yaitu dalam mengkondisikan dan menyiakan kelas tidak ada dilakukan. Mulai dari membimbing peserta didik untuk menyiapkan kelas, berdo a, membaca ayat suci Al-qur an, mengambil absen dan memulai pelajaran dilakukan oleh masin-masing guru mata pelajaran tanpa melibatkan guru BK. Begitu juga dengan guru BK tidak pernah melibatkan guru mata pelajaran dalam menyiapkan dan mengkondisikan kelas sebelum proses pembelajaran dimulai. Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam mempersiapkan mental peserta didik untuk belajar efektif juga belum dilakukan. Guru mata pelajaran memberikan motivasi dan nasehat kepada peserta didik tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan guru BK. Begitu juga dalam memanfaatkan fasilitas belajar kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran kurang baik yaitu guru mata pelajaran menyiapkan fasilitas belajar sebelum proses pembelajaran dimulai, ada yang disiapkan di rumah dan ada yang di sekolah. Apabila ada kendala langsung dikonsultasikan dengan wakil sarana dan prasarana tanpa melibatkan guru BK. Akan tetapi kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam menangani peserta didik yang mengalami masalah sudah dilakukan. Apabila peserta didik mengalami permasalahan dalam belajar, guru mata pelajaran mengalihtangankan kepada guru BK, begitu juga dalam menangani berbagai permasalahan peserta didik guru BK melakukan kerjasama dengan guru mata pelajaran agar permasalahan peserta didik terentaskan dengan baik. Adapun pembahasan temuan penelitian adalah kerjasama Guru BK dan Guru Mata Pelajaran dalam Membimbing Peserta Didik untuk Menggunakan Sarana dan Prasarana yang Ada Secara Efektif. 1. Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam menyiapkan dan mengkonsikan kelas untuk belajar efektif tidak dilakukan. Mulai dari membimbing peserta didik untuk menyiapkan kelas, berdo a, membaca ayat suci Al-qur an, mengambil absen dan memulai pelajaran dilakukan oleh masin-masing guru mata pelajaran tanpa melibatkan guru BK. Begitu juga dengan guru BK tidak pernah melibatkan guru mata pelajaran dalam menyiapkan dan mengkondisikan kelas sebelum proses pembelajaran dimulai. 2. Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam mempersiapkan mental peserta didik untuk belajar efektif juga belum dilakukan. Guru mata pelajaran memberikan motivasi dan nasehat kepada peserta didik tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan guru BK 3. Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam memanfaatkan fasilitas belajar belum terlihat, masing-masing guru membimbing peserta didik memanfaatkan fasilitas belajar tanpa adanya kerjasama yaitu masing-masing guru mata pelajaran menyiapkan fasilitas belajar sebelum membelajaran proses dimulai, ada yang disiapkan di rmah dan ada yang di sekolah. Apabila ada kendala langsung dikonsultasikan denga wakil sarana dan prasarana tanpa melibatkan guru BK. 4. Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam menangani peserta didik yang mengalami permasalahan dalam belajar sudah dilakukan. Apabila peserta didik mengalami permasalahan dalam belajar, guru mata pelajaran mengalihtangankan kepada guru BK, begitu juga dalam menangani berbagai permasalahan peserta didik guru BK melakukan kerjasama dengan guru mata pelajaran agar permasalahan peserta didik terentaskan dengan baik. Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam membimbing peserta didik untuk mengenal keadaan pribadi dalam rangka mengoptimalkan prestasinya yaitu dalam pertukaran informasi tentang keadaan peserta didik sudah dilakukan tetapi belum semua guru mata pelajaran yang melakukan ini. Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam melakukan tes bakat dan minat tidak dilakukan. Guru BK melaksanakan tes bakat dan minat tanpa melibatkan guru mata pelajaran. Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler sudah dilakukan, hal ini terlihat dari guru
BK memberikan hasil pengolahan angket yang diberikan kepada peserta didik dalam menentukan bidang ekstrakurikuler yang akan dipilih peserta didik. Pembahasan selanjutnya kerjasama Guru BK dan Guru Mata Pelajaran dalam Membimbing Peserta Didik untuk Mengenal Keadaan Pribadi dalam Rangka Mengoptimalkan Prestasinya. 1. Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam pertukaran informasi tentang keadaan peserta didik sudah dilakukan tetapi belum semua guru mata pelajaran yang melakukan ini. Ada guru mata pelajaran yang memberikan informasi kepada guru BK, tetapi tidak mendapatkan informasi keadaan diri npeserta didik kepada guru BK. Beberapa orang guru mata pelajaran tidak memberikan informasi dari guru BK bahkan ada yang tidak melakukan kerjasama dalam pertukaran informasi mengenai keadaan diri peserta didik. 2. Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam melakukan tes bakat dan minat tidak dilakukan. Guru BK melaksanakan tes bakat dan minat tanpa melibatkan guru mata pelajaran. Hasil tes yang dilakukan kemudian diolah oleh guru BK, setelah didapatkan hasil barulah berbagai hasil tes bakat dan minat yang dibutuhkan oleh guru mata pelajaran diberikan oleh guru BK. 3. Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler sudah dilakukan, hal ini terlihat dari guru BK memberikan hasil pengolahan angket yang diberikan kepada peserta didik dalam menentukan bidang ekstrakurikuler yang akan dipilih peserta didik. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan temuan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam membimbing peserta didik untuk menggunakan sarana dan prasarana yang ada secara efektif yaitu dalam mengkondisikan dan menyiapkan kelas belum dilakukan kerjasama, dalam mempersiapkan mental peserta didik untuk belajar efektif belum dilakukan, kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam memanfaatkan fasilitas belajar tidak ada dilakukan, akan tetapi kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam menangani peserta didik yang mengalami masalah sudah berjalan baik. 2. Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam membimbing peserta didik untuk mengenal keadaan pribadi dalam rangka mengoptimalkan prestasinya sudah dilakukan yaitu dalam pertukaran informasi tentang keadaan peserta didik sudah dilakukan tetapi belum maksimal, kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam melakukan tes bakat dan minat tidak terlihat dan kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler sudah dilakukan. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait sebagai berikut: a. Kepada guru BK peneliti menyarankan supaya lebih meningkatkan kerjasama dengan guru mata pelajaran dalam hal meningkatkan motivasi belajar peserta didik, karena dengan kerjasama yang baik akan mudah dalam menangani berbagai hal termasuk dalam meningkatkan motivasi belajar. b. Kepada guru mata pelajaran peneliti menyarankan supaya lebih meningkatkan kerjasama dengan guru BK, hal ini akan memudahkan dalam berbagai permasalahan peserta didik di dalam kelas termasuk dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik. c. Peneliti menyarankan supaya kepala sekolah memperhatikan dan mengusahakan supaya ada kerjasama antara guru BK dan guru mata pelajaran. d. Kepada pengelola Program Studi BK Sebagai bahan masukan dalam upaya mengembangkan pendidikan calon guru BK yang berkarakter, cerdas yang terkait dengan kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik. e. Kepada peneliti selanjutnya peneliti menyarankan agar dapat dijadikan hasil penelitian ini
sebagai acuan atau pedoman untuk melakukan penelitian yang relevan. Daftar Pustaka Lutfi. (2005). Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press. Neviyarni. (2009). Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berorientasi Khalifah Fil Ard. Bandung: Alfabeta. Purwanto, Ngalim (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosida Karya. Riduwan. (2006). Belajar Mudah Peneliti untuk Guru/Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2012). Motodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta. Yusuf, A Muri. (2005). Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.