BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teripang atau timun laut (Sea Cucumber) termasuk dalam filum Echinodermata yang merupakan salah satu biota laut yang banyak ditemukan di perairan Indonesia, sebab secara geografis perairan Indonesia terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia merupakan habitat terbaik untuk hewan teripang (Conand dan Byrne, 1993). Teripang adalah hewan tidak bertulang dengan tubuh berbentuk silinder memanjang dengan mulut dan anus terletak di ujung poros berlawanan yaitu mulut di anterior dan anus di posterior, di sekitar mulut teripang terdapat tentakel yang digunakan sebagai penangkap makanan (Wibowo, et al., 1997). Pada tahun 2004, Indonesia mengekspor teripang ke Malaysia dan juga ke Cina untuk memenuhi 37% kebutuhan teripang di sana. Hal ini dikarenakan potensi teripang yang sangat memungkinkan untuk dikembangkan sebagai produk makanan kesehatan yang mengandung kandungan protein dan kolagen yang sangat tinggi. Selain itu, penggunaan teripang sudah dikenal sejak 300 tahun lalu pada masyarakat pulau Langkawi di Semenanjung Malaya digunakan sebagai antiseptik tradisional. Biasanya air sari teripang diminumkan kepada wanita sehabis melahirkan untuk menghentikan pendarahan dan mempercepat proses penyembuhan luka khitan pada anak laki-laki masyarakat tersebut (Karnila, 2011). 1
Daerah Sulawesi Selatan (Makassar) yang merupakan salah satu penghasil dan pengekspor teripang utama di Indonesia. Macam-macam teripang yang terdapat di Makassar adalah Actinopyga echinites, Actinopyga mauritiana, Bohadschia argus, Holothuria scabra, Stichopus hermanni, Thelenota ananas dan Pearsonothuria graeffei. Penggunaan teripang di Indonesia adalah untuk komoditi ekspor sub sektor perikanan yang cukup potensial dan bahan pangan oleh masyarakat setempat. Padahal, teripang tidak semata-mata untuk bahan makanan tetapi telah diteliti memiliki aktifitas farmakologi yang digunakan untuk pengobatan. Salah satu teripang yang memiliki manfaat untuk pengobatan adalah Pearsonothuria graeffei (Lovatelli, et al., 2004). Pearsonothuria graeffei atau disebut juga teripang bintik hitam yang dibudidayakan di Sulawesi Selatan (Makassar) berkhasiat sebagai antikanker karena memiliki kandungan glikosida triterpene sulfat yaitu holothurin A (HA) dan 24-dehydroechinoside A (DHEA). Selain HA dan DHEA, kandungan lain dari teripang ini yaitu triterpenoid saponin, glikolipid, dan kondroitin sulfat (Bordbar, et al., 2011). Menurut penelitian, senyawa triterpenoid saponin memiliki efek hipoglikemik (Burdi, et al., 2014) serta saponin yang mampu mencegah komplikasi diabetes (Elekofehintini, et al., 2013). Hal ini diperkuat dengan penelitian yang menyatakan bahwa pemberian serbuk teripang (Stichopus variegatus) dapat menurunkan kadar glukosa darah dari tikus putih jantan yang telah diinduksi aloksan (Fitriah, et al., 2013). Berdasarkan uraian-uraian di atas, peneliti tertarik untuk menguji pengaruh ekstrak etanol dari teripang Pearsonothuria graeffei terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit dengan metode induksi aloksan. 2
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah: a. apakah karakteristik simplisia teripang Pearsonothuria graeffei (Semper, 1868) yang diteliti memenuhi persyaratan mutu simplisia secara umum? b. apakah golongan senyawa kimia yang terkandung dari simplisia teripang Pearsonothuria graeffei (Semper, 1868)? c. apakah ekstrak etanol teripang Pearsonothuria graeffei (Semper, 1868) memberikan efek penurunan kadar glukosa darah mencit dengan menggunakan metode induksi aloksan? 1.3 Hipotesis Berdasarkan latar belakang di atas maka hipotesis dari penelitian ini adalah: a. karakteristik simplisia teripang Pearsonothuria graeffei (Semper, 1868) memenuhi persyaratan mutu simplisia secara umum. b. kandungan yang terdapat dalam simplisia etanol teripang Pearsonothuria graeffei (Semper,1868) adalah glikosida, saponin dan triterpenoid/steroid. c. ekstrak etanol teripang Pearsonothuria graeffei (Semper, 1868) memberikan efek penurunan kadar glukosa darah mencit dengan menggunakan metode induksi aloksan. 3
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah: a. mengetahui karakteristik simplisia teripang Pearsonothuria graeffei (Semper, 1868) yang diteliti memenuhi persyaratan mutu simplisia secara umum. b. mengetahui golongan senyawa kimia yang terdapat dalam simplisia teripang Pearsonothuria graeffei (Semper, 1868). c. mengetahui efek ekstrak etanol teripang Pearsonothuria graeffei (Semper, 1868) secara ilmiah terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit dengan menggunakan metode induksi aloksan. 1.5 Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas maka manfaat dari penelitian ini adalah: a. memberi informasi bagi masyarakat tentang manfaat dari teripang jenis Pearsonothuria graeffei (Semper, 1868). b. meningkatkan pemanfaatan biota laut terutama teripang. c. menambah inventaris obat yang berasal dari hewan. 4
1.6 Kerangka Pikir Penelitian Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Sebagai variabel bebas yaitu suspensi Na-CMC dosis 1% BB, EET Pearsonothuria graeffei dosis 200, 400, 600 mg/kg BB, suspensi metformin 65 mg/kg BB, waktu pengamatan dan sebagai variabel terikat adalah penurunan kadar glukosa darah mencit seperti yang di tunjukkan pada Gambar 1.1. Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter Kontrol Negatif Suspensi Na-CMC 1% BB EET 200 mg/kg BB EET 400 mg/kg BB EET 600 mg/kg BB Kontrol Positif Suspensi Metformin 65 mg/kg BB Waktu Pengamatan -Hari ke-3 -Hari ke-6 -Hari ke-9 -Hari ke-12 -Hari ke-15 Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Kadar Glukosa Darah Mencit Gambar 1.1 Skema Kerangka Pikir Penelitian 5