METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Analisis Vegetasi Hutan Alam

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang analisis habitat monyet ekor panjang dilakukan di hutan Desa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Febuari 2015 di kanan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan

Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta lokasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas,

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016.

Manfaat METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

12/29/2010. PEMODELAN SPASIAL KESESUAIAN HABITAT TAPIR (Tapirus indicus Desmarest 1819) DI RESORT BATANG SULITI- TAMAN NASIONAL KERINCI-SEBLAT

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2017 selama kurun waktu satu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di blok pemanfaatan kawasan hutan pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Proses Pemulihan Vegetasi METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-November Penelitian ini

III. METODE PENELITIAN

Profil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Aseupan Banten BAB II METODE

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELTTIAN Tempat dan Waktu. Penelitian dilaksanakan di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu,

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok koleksi tumbuhan Taman Hutan Raya Wan Abdul

SEBARAN POHON PAKAN ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii. Lesson,1827.) MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SKRIPSI

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014

4 METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. dalam kawasan wisata alam Trinsing yang secara administratif termasuk ke dalam

4 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

111. METODOLOGI. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Oktober tahun 2000 selama kurang lebih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan

IV. METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN. Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah.

III. Bahan dan Metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Blok Perlindungan Tahura Wan Abdul

BAB III METODOLOGI. Gambar 1 Lokasi Taman Nasional Ujung Kulon.

METODE PENELITIAN. A. Materi (Bahan dan Alat), Waktu dan Lokasi Penelitian


METODE PENELITIAN. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bagan Serdang Kecamatan Pantai

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan mangrove Desa Margasari

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS VEGETASI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE KPH BANYUMAS BARAT

Penelitian dilakukan di areal HPH PT. Kiani. penelitian selama dua bulan yaitu bulan Oktober - November 1994.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif dengan metode

INVENTARISASI TANAMAN JELUTUNG (DYERA COSTULATA HOOK) SEBAGAI TUMBUHAN LANGKA YANG TERDAPAT DI ARBORETUM UNIVERSITAS RIAU

PANDUAN PENGELOLAAN RIPARIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN VEGETASI BERDASARKAN NILAI NDVI DAN FAKTOR BIOFISIK LAHAN DI CAGAR ALAM DOLOK SIBUAL-BUALI SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. Desa Pesawaran Indah ini merupakan salah satu desa yang semua penduduknya

Profil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Pulosari Pegunungan Akarsari - Banten BAB II METODE

KERAGAMAN JENIS ANAKAN TINGKAT SEMAI DAN PANCANG DI HUTAN ALAM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 di Repong Damar Pekon

Profil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Karang Banten BAB II METODE

BAHAN DAN METODE. Gambar 3 Lokasi penelitian ( ) Alat dan Bahan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Analisis vegetasi hutan mangrove mulai dari pohon, pancang dan semai berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN. analisa Indeks Keanekaragaman (H ) Shannon Wienner, Indeks Dominansi (D)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januarisampai dengan Februari

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

Transkripsi:

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014. Penelitian ini dilakukan di kawasan Cagar Alam Dolok Sibual-buali (Studi Kasus: Desa Bulu Mario, Aek Nabara dan Huraba), Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Gambar 1). Gambar 1. Peta lokasi penelitian di Kawasan Cagar Alam Dolok Sibual-buali, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah pita ukur, abney level, tali rafia, binokuler, GPS (Global Positioning System), komputer, software ArcView GIS 3.3, software ArcGis 10.1, software Erdas Imagine 8.5, kalkulator, kamera, dan alat tulis.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa tally sheet, peta jalan,sungai, kontur, dan administrasi Cagar Alam Dolok Sibual-buali Kabupaten Tapanuli Selatan tahun 2013, data citra Kabupaten Tapanuli Selatan tahun 2013, serta data sekunder tentang pohon pakan yang diperoleh dari pengelola Cagar Alam Dolok Sibual-buali. Pengumpulan Data di Lapangan Data primer Data primer adalah data yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan di lapangan. Data primer yang akan dikumpulkan, yaitu : Data jumlah individu tingkat semai dan pancang, serta data jumlah individu, tinggi dan diameter tingkat tiang dan pohon, Data sebaran titik vegetasi pakan di Cagar Alam Dolok Sibual-buali, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Data citra Landsat 8 Mei 2013, tutupan awan 10%, path/row 129/59 (Kecamatan Sipirok). Data sekunder Data sekunder yang mendukung penelitian ini diperoleh dari Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah I Sumatera Utara, yaitu: peta kontur, administrasi, tutupan lahan, jalan dan sungai di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Selain itu, data vegetasi pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) yang diperoleh melalui sumber-sumber literatur dan data pohon pakan dari pengelola Cagar Alam Dolok Sibual-buali.

Prosedur Penelitian a. Survei Lapangan Kegiatan survei lapangan ini berupa peninjauan langsung ke Cagar Alam Dolok Sibual-buali dan desa-desa yang berdekatan dengan kawasan Cagar Alam Dolok Sibual-buali untuk melihat keberadaan sebaran vegetasi pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) dari tingkat semai, pancang, tiang dan pohon. Selain itu, pada kegiatan ini juga diambil data primer dan sekunder. b. Pembuatan Kurva Spesies Area dan Analisis Vegetasi Menurut Munthe (2013) Kurva Spesies Area berguna untuk menunjukkan sistem keterwakilan dari hutan terwakili sehingga analisis vegetasi yang dilakukan dapat mewakili hutan yang diteliti. Langkah-langkah pembuatan Kurva Spesies Area adalah : 1. Pembuatan plot awal dimana plot ini terletak secara sengaja di daerah penelitian yang menurut peneliti mewakili seluruh jenis yang ada. Menurut Wihyawari (2013), luas ukuran plot Kurva Spesies Area tergantung pada peneliti, yang penting adalah konsistensi plot selanjutnya dibuat berukuran dua kali luas plot awal. 2. Dihitung jumlah spesies tumbuhan yang terdapat dalam plot 1,2,3, dan seterusnya. 3. Dibuat Kurva Spesies Area dengan menghubungkan antara ukuran plot dengan jumlah spesies (Gambar 2). 4. Dari Kurva Spesies Area tersebut dapat ditentukan luas plot minimal atau minimal area yang digunakan. Bila dengan penambahan luas plot tidak lagi

menyebabkan kenaikan jumlah jenis lebih dari 5 %, maka ukuran petak yang digunakan adalah seluas tersebut. Wilayah Penambahan < 5% Jumlah Spesies Ukuran Minimum Petak Pengamatan Luas Petak (Ha) Gambar 2. Kurva Spesies Area (Wihyawari, 2013) Perhitungan analisis vegetasi ini dilakukan dengan metode jalur berpetak lanjut (continuous plot sampling) dengan setiap jalur berukuran 20 meter x 100 meter. Menurut Soerianegara dan Indrawan (1988) pengumpulan data primer kondisi dengan melakukan inventarisasi vegetasi dengan metode jalur berpetak pada tiga formasi hutan yaitu hutan gambut, hutan peralihan (ecoton) dan hutan Dipterocarpaceae atas. Pada setiap formasi hutan dibuat jalur dengan luas 0,2 ha, yaitu lebar 20 m dan panjang 100 m. Jumlah plot yang dibuat adalah lima plot untuk setiap jalur analisis vegetasi. Inventarisasi vegetasi dilakukan untuk mengetahui struktur dan komposisi vegetasi habitat Orangutan Sumatera. Desain petak jalur tertera pada Gambar 3.

20 m D 5 m 10 m A 2 m B C Gambar 3. Desain Metode Jalur Berpetak Lanjut (Continuous Plot Sampling) Keterangan: A. Semai berukuran 2 m x 2 m. Semai adalah anakan pohon mulai kecambah sampai setinggi <1,5 m. B. Pancang berukuran 5 m x 5 m. Pancang adalah anakan pohon yang tingginya 1,5 m sampai diameter < 10 cm C. Tiang berukuran 10 m x 10 m. Tiang adalah pohon muda yang diameternya mulai 10 cm sampai < 20 cm. D. Pohon berukuran 20 m x 20 m. Pohon adalah pohon dewasa berdiameter 20 cm. Menghitung Kerapatan Jenis a. Kerapatan (K) Jumlah individu K = Luas Petak Contoh b. Kerapatan Relatif (KR) Jumlah individu KR = Luas Petak Contoh x 100% c. Frekuensi (F) Jumlah petak ditemukan 1 individu F = Jumlah seluruh petak

d. Frekuensi Relatif (FR) FR = Jumlah petak ditemukan 1 individu Jumlah seluruh petak x 100% e. Dominansi (D) LBDS satu spesies D = Luas petak contoh f. Dominansi Relatif (DR) Dominansi satu spesies DR = Dominansi total x 100% g. Indeks Nilai Penting (INP) INP digunakan untuk menetapkan dominasi suatu jenis terhadap jenis lainnya atau dengan kata lain nilai penting menggambarkan kedudukan ekologis suatu jenis dalam komunitas (Latifah, 2005). INP = KR + FR (untuk tingkat semai dan pancang) INP = KR + FR + DR (untuk tingkat tiang dan pohon) h. Indeks Shannon-Wiener Untuk menghitung dan mengetahui keanekaragaman vegetasi di areal habitat H' = - s I=1 Pi ln Pi Keterangan: H' = Indeks Shannon-Wiener Pi = Kelimpahan Relatif dari species ke -1 Pi = (Ni/Nt) Ni = Jumlah individu spesies ke-1 Nt = Jumlah total untuk semua individu

c. Pemetaan Sebaran Vegetasi Pakan Pemetaan keanekaragaman vegetasi pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) dilakukan dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan software ArcView GIS 3.3 dan ArcGis 10.1. Pengambilan titik plot vegetasi pakan (semai, pancang, tiang dan pohon) dilakukan dengan menggunakan GPS (Global Positioning System) untuk mengetahui sebaran vegetasi pakan yang ada di kawasan Cagar Alam Dolok Sibual-buali, Desa Bulu Mario, Aek Nabara dan Huraba. Citra Landsat 8 diolah menggunakan software Erdas Imagine 8.5 untuk menggabungkan band 2 (biru), band 3 (hijau), band 4 (merah), dan band 5 (inframerah). Pemetaan NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) menggunakan band 4 (merah), dan band 5 (inframerah). Pada pemetaan vegetasi pakan Orangutan ini diperoleh peta ketinggian dari titik lapangan, peta kelerengan dari kontur dan peta tutupan lahan dengan NDVI (Normalized Difference Vegetation Index). Bagan alir pemetaan ketinggian, kelerengan, NDVI dan tutupan lahan tertera pada Gambar 4, 5, 6 dan 7. Sedangkan bagan alir penelitian tertera pada Gambar 8.

Data Lapangan Berupa Titik Koordinat Titik Koordinat Vegetasi Pakan DNR Ubah ke *shp ArcView GIS 3.3 Peta Titik Koordinat Vegetasi Pakan Peta Kelas Ketinggian Overlay Sebaran Vegetasi Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Berdasarkan Kelas Ketinggian Gambar 4. Bagan alir sebaran vegetasi pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) berdasarkan kelas ketinggian

Data Lapangan Berupa Titik Koordinat Titik Koordinat Vegetasi Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) DNR Garmin Ubah ke *shp ArcView GIS 3.3 Peta Titik Koordinat Vegetasi Pakan Peta Kelas Kelerengan Overlay Sebaran Vegetasi Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Berdasarkan Kelas Kelerengan Gambar 5. Bagan alir sebaran vegetasi pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) berdasarkan kelas kelerengan Citra dengan format *TIFF Layer Stack Ubah ke *img Erdas Imagine 8.5 Citra dibuka di Software ArcView GIS 3.3 Vegetation Index Citra NDVI Ubah dalam format *shp Peta NDVI Peta Titik Koordinat Vegetasi Pakan Overlay Sebaran Vegetasi Pakan Berdasarkan NDVI Gambar 6. Bagan alir sebaran vegetasi pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) berdasarkan NDVI

Data Lapangan Berupa Titik Koordinat Titik Koordinat Vegetasi Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) DNR Garmin Ubah ke *shp Peta Titik Koordinat Vegetasi Pakan Peta Tutupan Lahan Overlay Sebaran Vegetasi Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Berdasarkan Tutupan Lahan Gambar 7. Bagan alir sebaran vegetasi pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) berdasarkan tutupan lahan Survei Lapangan Pembuatan Kurva Spesies Area Analisis Vegetasi Tally Data Analisis Vegetasi Titik koordinat sebaran vegetasi pakan Sebaran vegetasi pakan berdasarkan kelas Ketinggian, Kelerengan, NDVI dan tutupan lahan Gambar 8. Bagan Alir Penelitian