ABSTRACT. Keywords : Process improvement, Failure Modes & Effect Analysis, Vehicle Lights FMEA.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I Pendahuluan I-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR ii. DAFTAR ISI..iv. DAFTAR TABEL viii. DAFTAR GAMBAR.ix. DAFTAR LAMPIRAN..x. 1.1 Latar Belakang Masalah..

BAB I PENDAHULUAN. di era globalisasi adalah dengan memperhatikan masalah kualitas, kualitas

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1

USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

TUGAS AKHIR. Analisa Pengendalian Kualitas Produk Jumbo Roll. Dengan Menggunakan Metode FTA (Fault Tree Analysis)

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

The use of Statitical Quality Control to reduce a defective product at shoes company CV. Fortuna shoes. Abstract

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENYEBAB KECACATAN PADA SAAT PROSES ASSEMBLY PEMASANGAN KOMPONEN MESIN MOTOR BERJENIS K15 DENGAN METODE FMEA PADA PT XYZ

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

REDUCING DEFECTS AND COSTS OF POOR QUALITY OF WW GRAY ROYAL ROOF USING DMAIC AND FMEAP (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PROCESS)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS SIX SIGMA UNTUK MENGURANGI JUMLAH DEFECT PADA PRODUKSI SABLON DIGITAL MUG SOOUVE STORE

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI...

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Pengendalian kualitas, peta kendali c, diagram sebab akibat, jam tangan kayu. vii

ABSTRACT. Keywords: Quality Control, Statistical Assistance Tools, Product Damage. Universitas Kristen Maranatha

4.3 Jenis-jenis dan Definisi Cacat Data Jenis-jenis dan Jumlah Cacat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Penggunaan Metode FMEA dan FTA untuk Perumusan Usulan Perbaikan Kualitas Sepatu Running

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI. HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR...

BAB V ANALISA HASIL. permukaan material terlihat bercak atau noda keputih-putihan. Bercak atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma...

: defect, six sigma, DMAIC,

ABSTRACT. Keywords: Quality Control, Types of Pants Defects, c Chart, Check Sheet, Pareto Diagram, Fish Bone Diagram. vi Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan

BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Kata kunci : Pengendalian Kualitas, peta kendali u, diagram sebab akibat, kulit. Universitas Kristen Maranatha. vii

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki Era pertumbuhan yang maju, lingkungan perusahaan beroperasi

DAFTAR ISI Pengertian Variasi Dalam Proses Produksi

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL. terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut :

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS

(Studi Kasus di PT Panca Bintang Tunggal Sejahtera)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

DEVIS ZENDY NPM :

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara

PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK MEMINIMALKAN JUMLAH CACAT PADA PRODUK KALENG AEOROSOL

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS MENGGUNAKAN DIAGRAM KENDALI DEMERIT (Studi Kasus Produksi Air Minum Dalam Kemasan 240 ml di PT TIW)

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS KECACATAN PRODUK KEMASAN DENGAN METODE DMAIC DI PT.SURABAYA PERDANA ROTOPACK SKRIPSI

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK TAHU BAXO IBU PUDJI MENGGUNAKAN METODE NEW SEVEN TOOLS (Studi Kasus pada CV. Pudji Lestari Sentosa)

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya kemajuan suatu negara dapat ditinjau dari peningkatan

Bab III. Metodologi Penelitian. digunakan dalam penyelesaian masalah pada PT. Calvin Metal Products.

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian kualitas dalam menjalankan proses produksi produk.

ANALISA KUALITAS PRODUK SEPEDA PHOENIX DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KECACATAN PRODUK DI PT RODA LANCAR ABADI - SIDOARJO SKRIPSI.

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam. mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : : Cholis Setyoko.

ANALISIS REJECT PART TYPE KYL PADA PROSES ASSEMBLY UNIT SEPEDA MOTOR DENGAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DAN SIX SIGMA (Study Kasus Pada PT.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Persiapan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN (BREAKDOWN) UNTUK PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA SEMI GANTRY CRANE 32 TON DI PT.

ABSTRACT. Keywords: Product defects, quality control, statistical aid. Universitas Kristen Marantaha

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

ABSTRACT PT. X is an automotive indutsry produces front and back lamps for motorcycles and cars. Production processes are divided into injection, aluminizing, and assembling. In the production process, PT. X often meet failure that cause in producing under specification and standard product, and categorized as defect product. All the products defect percentage are above the assigned percentage that is 2%. To break all the problems above, Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) is used. And also some other tools to help solving the problems such as Fault Tree Analysis (FTA), Fishbone Diagram, and Pareto Diagram. The step began with processing production data in 2015. It helps to discover which process that experience failure and causing much defect and to discover causative factors. After all the steps were done, it shows that aluminizing process is the one that often experience failure with defect percentage 66,3 %. Dot defect is the most appeared defect with 47,3 % percentage. Causative factor of dot defect in aluminizing process is because the machine and tool. Machine often meet error (fan belt motor for exhaust blower is broken) because of the continous usage and jig and inside part of the machine is filthy because of the high usage intensity. Calculation using FMEA method results RPN in aluminizing process is 512 and placed at the first rank. Therefore, aluminizing process become priority to be fixed. The possible improvement to do is making periodic schedule in exchanging fan belt motor for exhaust blower, and improvement in jig cleaning schedule and inside part of the machine, which has always been done once a week become once in 4 days. Keywords : Process improvement, Failure Modes & Effect Analysis, Vehicle Lights FMEA.

ABSTRAK PT. X merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di industri otomotif yang memproduksi lampu-lampu kendaraan roda dua dan roda empat baik lampu depan maupun lampu belakang. Secara garis besar proses produksi dibagi ke dalam proses injection, aluminizing dan assembling. Pada proses produksinya PT. X seringkali mengalami kegagalan. Hal ini terlihat dari adanya produk-produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi dan standar yang ditetapkan oleh perusahaan dan dikategorikan sebagai produk cacat (defect). Seluruh produk menghasilkan persentase cacat diatas target presentase cacat yang ditetapkan yakni sebesar 2%. Untuk memecahkan permasalahan diatas dilakukan pendekatan dengan menggunakan metode Failure Modes and Effect Analysis (FMEA), juga beberapa tools lain seperti Fault Tree Analysis (FTA), Diagram Fishbone, Diagram Pareto digunakan sebagai alat bantu dalam memecahkan masalah diatas. Langkahlangkah pemecahan masalah dimulai dengan mengolah data produksi tahun 2015. Dengan data tersebut akan diketahui proses apa yang mengalami kegagalan sehingga menghasilkan cacat yang banyak dan diketahui faktor-faktor penyebabnya. Setelah langkah-langkah pemecahan tersebut dilakukan, diketahui bahwa proses aluminizing adalah proses yang sering mengalami kegagalan dengan persentase cacat sebsesar 66,3%. Cacat bintik merupakan jenis cacat yang paling banyak muncul sebesar 47,3%. Penyebab terjadinya cacat bintik akibat kegagalan pada proses aluminizing adalah karena faktor mesin dan alat. Penyebab kegagalan faktor mesin dan alat adalah karena mesin yang sering mengalami error (fan belt motor untuk exhaust blower sering putus) karena pemakaian yang terus menerus dan jig dan bagian dalam mesin kotor karena intensitas penggunaan yang tinggi. Hasil perhitungan dengan metode Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) didapatkan nilai Risk Priority Number (RPN) pada proses aluminizing sebesar 512 dan menempati ranking 1. Oleh karena itu proses aluminizing menjadi prioritas untuk dilakukan perbaikan pada prosesnya. Perbaikan yang mungkin dilakukan adalah membuat jadwal berkala untuk pergantian fan belt motor untuk exhaust blower, dan perbaikan jadwal cleaning jig dan bagian dalam mesin yang awalnya dilakukan setiap 1 minggu satu kali menjadi setiap empat hari satu kali. Kata kunci : Perbaikan Proses, Failure Modes & Effect Analysis, FMEA Lampu Kendaraan Bermotor.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai dengan nilai uang yang dikeluarkan (Leavenworth 1998:19). Kualitas dapat diartikan sebagai tingkat atau ukuran kesesuaian suatu produk dengan pemakainya, dalam arti sempit kualitas diartikan sebagai tingkat kesesuaian produk dengan standar yang telah ditetapkan (Juita Alisjahbana, 2005). Permasalahan kualitas telah mengarah pada taktik dan strategi perusahaan secara menyeluruh dalam rangka untuk memiliki daya saing dan bertahan terhadap persaingan global dengan produk perusahaan lain (La Hatani, 2007). Sehingga, kualitas yang baik akan dihasilkan dari proses yang baik dan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan berdasarkan kebutuhan pasar. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa perusahaan yang sukses dan mampu bertahan pasti memiliki program mengenai kualitas, karena melalui program kualitas yang baik akan dapat secara efektif mengeliminasi pemborosan dan meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan. PT. X merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di industri otomotif yang memproduksi lampu-lampu kendaraan roda dua dan roda empat baik lampu depan maupun lampu belakang. Secara garis besar proses produksi dibagi ke dalam proses injection, aluminizing dan assembling. Gambar 1.1 adalah produk-produk yang saat ini diproduksi oleh PT. X.

Gambar 1.1 Produk-produk PT. X Pada proses produksi PT. X seringkali mengalami kegagalan. Hal ini terlihat dari adanya produk-produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi dan standar yang ditetapkan oleh perusahaan dan dikategorikan sebagai produk cacat (defect). Tabel 1.1 adalah data historis persentase cacat produk pada tahun 2015. Tabel 1.1 Persentase Produk Cacat Tahun 2015 Produk Rasio Cacat (%) 700A RH 8.8 700A LH 9.1 K45A ext. A 12.74 K45A ext. B 12.4 SZYA RH 5.4 SZYA LH 5.5 TE7A RH 10.4 TE7A LH 11.1 SZYW RH 3.1 SZYW LH 4.6 (Sumber : PT. X, 2015) Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa seluruh produk menghasilkan persentase cacat diatas target presentase cacat yang ditetapkan yakni sebesar 2%. Dengan presentase cacat yang jauh dari target cacat sebesar 2%, kemungkinan ada kesalahan dalam menetapkan target cacat untuk setiap produk atau mungkin kemampuan produksi yang tidak seimbang dengan kapasitas produksinya. Kondisi

seperti ini tentu saja sangat merugikan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu melakukan perbaikan untuk mengendalikan kualitas proses agar tidak menghasilkan presentase cacat yang tinggi. Perbaikan proses dapat dilakukan oleh perusahaan mulai dari mengidentifikasi proses apakah yang menyebabkan angka cacat melebihi target yang ditetapkan dan kemudian merancang perencanaan perbaikan yang dapat dilakukan. Oleh karena itu proses produksi adalah objek yang dijadikan objek penelitian oleh penulis. Kegagalan (failure) yang terjadi mengakibatkan tidak tercapainya target produksi, pemakaian bahan baku tidak optimal sehingga terjadi pemborosan biaya produksi, turunnya produktivitas perusahaan dan kemampuan memenuhi kepuasaan pelanggan semakin rendah. Melihat kondisi serta pentingnya jaminan terhadap kualitas produk, maka perlu dilakukan strategi yang mampu mengendalikan serta meningkatkan kualitas proses. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mencari penyebab utama masalah yang terjadi dan sebuah metoda untuk melakukan perbaikan kualitas di PT. X agar dapat menanggulanngi kegagalan proses yang terjadi. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan dan melihat pentingnya perbaikan yang harus segera dilakukan untuk dapat menurunkan angka cacat maka, rumusan masalah yang diangkat adalah: 1. Proses apa yang paling dominan menyebabkan kegagalan (failure) di PT.X? 2. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kegagalan (failure) pada proses di PT. X? 3. Bagaimana usulan perbaikan yang dilakukan untuk memperbaiki kegagalan (failure) pada proses di PT. X?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi proses apa yang paling dominan menyebabkan kegagalan (failure) di PT.X. 2. Menidentifikasi faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kegagalan (failure) pada proses di PT. X dengan cara melakukan observasi lapangan dan wawancara langsung dengan operator, inspector (QC). 3. Memberikan usulan perbaikan yang dilakukan untuk memperbaiki kegagalan (failure) pada proses di PT. X dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) dan metode Failure Modes and Effect Analysis (FMEA). Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Diketahui proses apa yang paling dominan menyebabkan terjadinya kegagalan (failure) proses di PT. X. 2. Diketahui faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kegagalan (failure) proses di PT. X. 3. Kegagalan (failure) proses dapat diperbaiki dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) dan metode Failure Modes and Effect Analysis (FMEA). 1.4 Pembatasan dan Asumsi Agar penelitian dapat lebih fokus dan terarah maka batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data tahun 2015. 2. Penelitian dilakukan di PT. X dengan identitas yang dirahasiakan karena kebijakan dari perusahaan. 3. Data kegagalan (failure) proses yang digunakan adalah data cacat dengan kategori Grade A.

4. Pada penelitian dampak kegagalan proses yang dikendalikan adalah 2 jenis cacat terbesar hasil analisis. 5. Rancangan perbaikan yang dilakukan hanya sampai tahap plan, tidak dilanjutkan sampai tahap implementasi. Adapun asumsi-asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Sistem produksi dan spesifikasi produk yang diamati tidak mengalami perubahan. 2. Tidak dilakukan penambahan atau pengurangan terhadap mesin-mesin ataupun peralatan produksi. 1.5 Sistematika Penulisan Laporan BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan merupakan gambaran umum mengenai permasalahan yang ditemukan di PT. X Indonesia. Pendahuluan membahas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, pembatasan dan asumsi, dan sistematika penulisan laporan BAB II LANDASAN TEORI Berisi teori-teori yang menjadi pedoman dari penelitian ini dan berkaitan dengan permasalahan mengenai penelitian yang dilakukan. Dalam Bab ini, penulis akan mengkaji berbagai literatur dan landasan teori yang menjadi acuan penulis seperti teori mengenai Kualitas, Manajemen Kualitas, Pengendalian Kualitas, Seven Quality Control, Fault Tree Analysis (FTA) dan Failure Method & Effect Analysis (FMEA). BAB III USULAN DAN PEMECAHAN MASALAH Pada Bab ini pendekatan yang digunakan adalah konsep TQM (Total Quality Management) dengan menggunakan metode FMEA (Failure Mode and

Effect Analysis) dengan metode pendukung FTA (Fault Tree Analysis) yang kemudian digunakan pada objek penelitian. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab pengumpulan dan pengolahan data berisi tentang profil perusahaan, sejarah perusahaan, produk-produk yang dihasilkan, pengolahan data produksi tahun 2015 mengenai jumlah cacat, identifikasi penyebab kegagalan (failure) proses aluminizing dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA), penghitungan nilai bobot resiko kegagalan (RPN). BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas analisis dari hasil pengolahan data, pembahasan dari pemecahan masalah dan melihat upaya perbaikan proses yang bisa dilakukan. BAB VI KESIMPULAN Bab terakhir ini merupakan penarikan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan masalah yang telah dilakukan sebelumnya untuk memberikan jawaban yang sesuai dengan tujuan penelitian yang diinginkan serta memberikan usulan yang bermanfaat bagi perbaikan di perusahaan.