1960 Perusahaan Listrik Negara Eksploitasi XIII Bengkel Mesin Dan Listrik Negara

dokumen-dokumen yang mirip
1960 Perusahaan Listrik Negara Eksploitasi XIII Bengkel Mesin Dan Listrik Negara 1964 Perusahaan Listrik Negara Eksploitasi XI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. bentuk dari logo perusahaan, visi dan misi perusahaan, serta budaya budaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Objek Penelitian Perusahaan Listrik Negara

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara. Sumber : Bagian SDM PT PLN Persero APD Jatim

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PLN (PERSERO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT PLN (Persero) APD JATENG DAN DIY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) UIP II MEDAN. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II (PLN UIP II) adalah

Gambar 1.1 Logo lembaga PT.PLN (Persero) Sumber :

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PLN (PERSERO) RAYON SEMARANG TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Nama Perusahaan Listrik Negara Profil Perusahaan

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Pada awalnya perusahaan ini berdiri pada 1917 yang didirikan oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1905, di Jawa Barat khususnya di kota Bandung berdiri perusahaan Bandungsche

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil dan Sejarah Perusahaan Visi Misi dan Moto Perusahaan Visi Perusahaan

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PLN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PLN. Sumber:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Penelitian Sejarah Perusahaan

BAB II TINJAUAN UMUM PT. PLN (PERSERO) UPJ BANDUNG UTARA

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan pemeliharaan. Teknologi yang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Bandung berdiri Perusahaan Listrik milik Pemerintah Kolonial Belanda dengan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Perusahaan PT. PLN (PERSERO) pemerintah daerah otonom (GEMENTE) atau gabungan keduanya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perusahaan Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula, dan pabrik teh.

BAB III DATA HASIL TUGAS AKHIR. tenaga listrik bagi kepentingan publik. Nama perusahaan itu Bandungsche

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Berdirinya PT PLN (Persero) UPJ Singaparna

27 Desember 1957, GEBEO diambil alih oleh Pemerintah Indonesia yang kemudian dikukuhkan lewat Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 1958 j.o.

BAB II PROFIL ORGANISASI

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) UPT MEDAN. Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa

BAB II PT. PLN (PERSERO) KANTOR INDUK PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN UTARA

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PLN ( PERSERO )

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) Listrik Sebelum Kemerdekaan dan di Awal kemerdekaan sampai 1965

BAB II GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. secara umum di Indonesia, karena tanpa mengaitkan sejarah berdirinya

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi pasti mempunyai tujuan yang ingin

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. Area Pelayanan dan Jaringan Majalaya

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Akhir

PT. PLN (PERSERO) RAYON KRIAN

BAB II PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN. Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa

BAB I PENDAHULUAN. dihindarkan dalam dunia industri yang ditandai dengan perubahan-perubahan yang

harus meliputi lima komponen yakni lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, serta pengawasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Profil PT PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Perusahaan yang menyediakan jasa tenaga listrik sudah ada sejak zaman

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. tahun 1897, yaitu dengan dimulai digarapnya bidang listrik oleh salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

STIKOM SURABAYA BAB II. PROFIL PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TIMUR. 2.1 Sejarah dan perkembangan Sejarah PLN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Singkat PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di jaman modern seperti sekarang ini, listrik menjadi kebutuhan yang amat

BAB III GAMBARAN UMUM

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENULISAN. Dalam metode penulisan, sumber data yang digunakan oleh penulis adalah:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Institusi

BAB I PENDAHULUAN. dapat memanfaatkan semua kekuatan dan peluang yang ada. Semua dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian. Gambar 1.1 Logo Perusahaan Sumber: (06 Februari, pukul 19:57 WIB)

BAB IV GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Masalah

BAB II PROFIL PT PLN ( PERSERO ) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation).

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI INFORMASI PLN

BAB 1 PENDAHULUAN. selatan pulau Jawa, Desa Sukorejo, Kecamatan Sudimoro, sekitar 30 km arah

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Selain itu ketenagalistrikan akan mempengaruhi laju perekonomian dari berbagai

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II. PROFIL PT. PLN (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi standar. Sistem distribusi yang dikelola oleh PT. PLN (Persero)

A. Sejarah Ringkas PT PLN ( Persero ) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA

BAB I PENDAHULUAN. barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Dalam melakukan transaksi

BAB III OBJEK DAN METODE TUGAS AKHIR

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini menuntut organisasi ataupun perusahaan untuk

PENGARUH MOTIVASI, POLA KEPEMIMPINAN, DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Studi Kasus Program SAHABAT PLN di PT PLN (Persero), objek penelitiannya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. masih kurang mendapat perhatian dari perusahaan. Fakta ini adalah pendapat dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PLN (Persero) Sumber : Company Profile PT. PLN (Persero) Rayon Cimahi Kota

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG

BAB II PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN. Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern saat ini tidak bisa dilepaskan dari energi listrik.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA ( PERSERO )

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuannya secara maksimal. suatu Sistem Informasi yang sekaligus dapat memanajemen kegiatan-kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Semenjak terjadinya revolusi industri di Inggris pada akhir abad ke -

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolan sumber daya manusia yang baik akan berdampak besar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. ke seluruh wilayah Indonesia. Hal ini diatur dalam UU No 15 tahun Tentang Ketenaga-listrikan pada pasal 1 yang berbunyi:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah PT PLN (Persero) PUSHARLIS UWP IV Perusahaan Listrik Negara atau nama resminya adalah PT. PLN (Persero) adalah sebuah BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Kelistrikan dibumi Parahyangan sudah ada sejak masa pemerintahan kolonial Belanda ditataran tanah Sunda. Pada tahun 1905 di Jawa Barat khususnya Kota Bandung berdiri perusahaan yang mengelola penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan publik milik Pemerintah Kolonial Belanda yang bernama Bandoengsche Electriciteit Maatschappij (BEM). PT PLN mempunyai beberapa unit ketenagalistrikan yang tersebar diseluruh Indonesia, salah satunya yaitu PT PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan (PUSHARLIS) yang berada dibawah Unit Pengadaan. Salah satu PT PLN PUSHARLIS berada di Bandung, yaitu PT PLN PUSHARLIS Unit Workshop dan Pemeliharaan IV. PLN PUSHARLIS UWP IV berdiri sejak tahun 1920, berawal dengan dibangunnya PLTU Dayeuhkolot (2x750 Kw). Akan tetapi tahun 1940 dibongkar dan kemudian diganti menjadi PLTD Dayeuhkolot (2x550 kw) termasuk Gardu Induk, Gudang, dan Bengkel Dayeuhkolot. Dalam masa penjajahan Jepang tempat ini berganti nama menjadi Saebu Jawa Denki Jigyo Kosha. Setelah masa kemerdekaan tahun 1945 perusahaan berada dibawah pengawasan Pemerintah NKRI dan berganti nama menjadi Jawatan Listrik dan Gas Dayeuhkolot. Setelah dilakukan reorganisasi perusahaan ini menjadi bagian dari PLN Sektor Priangan dan ditetapkan dengan nama PLN Sektor Priangan Bengkel Dayeuhkolot. Reorganisasi terus berlangsung dengan sejarah sebahai berikut : 1960 Perusahaan Listrik Negara Eksploitasi XIII Bengkel Mesin Dan Listrik Negara 1

1964 Perusahaan Listrik Negara Eksploitasi XI 1972 Perusahaan Umum Listrik Negara Pembangkit III- Bengkel Dayeuhkolot 1973 PLN Pembangkitan Jawa Barat dan Jakarta Raya-Unit Bengkel Dayeuhkolot 1983 PLN Pembangkitan dan Penyaluran Jawa Bagian Barat (KJB) Unit Bengkel Dayeuhkolot Pada tahun 1994 seiring dengan berubahnya status PLN dari Perum menjadi Perseroan Terbatas (PT), maka status Bengkel Dayeuhkolot menginduk ke PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Jawa Bagian Barat dengan perubahan nama menjadi PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Jawa Bagian Barat, Unit Bengkel Dayeuhkolot. Pada tahun 1995 PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Jawa Bagian Barat menjadi anak perusahaan dengan nama PT PLN (Persero) Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali I, dan status Unit Bengkel Dayeuhkolot dialihkan yang semula berada dibawah PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Jawa Bagian Barat menjadi dibawah PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat untuk selanjutnya memperoleh nama baru menjadi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat, Bengkel Mesin Dayeuhkolot (BMDK). Seiring dengan berubahnya status tersebut Bengkel Mesin Dayeuhkolot mendapat bantuan pinjaman lunak dari Jepang (JICA) untuk pengembangan Bengkel termasuk infrastruktur, mesin-mesin dan bangunan kantor. Tahun 1997 merupakan tonggak bersejarah karena PT PLN (Persero) Kantor Pusat membentuk unit baru PT PLN (Persero) Unit Bisnis Jasa Perbengkelan, yang selanjutnya dikenal dengan nama JASBENG. Sejalan dengan pengembangan peralatan pemesinan, jumlah produk, dan kemampuan perusahaan, maka pada tahun 2001 dilakukan penyempurnaan organisasi dengan nama baru PT PLN (Persero) Unit Bisnis Jasa & Produksi. Pada akhirnya, sesuai dengan Keputusan Direksi No.067.K/DIR/2011, tanggal 25 Februari 2011 organisasi tersebut berubah nama 2

hingga kini menjadi PT PLN (Persero) Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan (PLN PUSHARLIS). 1.1.2 Bidang Operasional PT PLN (Persero) PUSHARLIS UWP IV PLN PUSHARLIS UWP IV bergerak dalam bidang maintenance, repair dan overhaul (MRO) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) serta engineering, procurement dan construction (EPC) Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) skala kecil. PLN PUSHARLIS UWP IV sudah menggunakan Quality Manufacturing yang ditetapkan pada tahun 2015. Quality Manufacturing ini belum digunakan oleh unit lain, sehingga PLN PUSHARLIS UWP IV mempunyai keistimewaan dibandingkan dengan unit yang lainnya. Selain itu PLN PUSHARLIS UWP IV merupakan jasa penunjang penyedia peralatan ketenagalistrikan. Jadi antara unit satu dengan yang lain tidak terjadi pengelolaan yang tumpang tindih. 1.1.3 Logo Perusahaan PT PLN (Persero) mempunyai logo atau lambang perusahaan yang menjadi ciri khas serta pembeda antara BUMN satu dengan lainnya, logo tersebut bisa dilihat pada gambar berikut: Gambar 1.1 Logo PT PLN (Persero) Sumber: www.pln.co.id, 2016 3

Makna Logo Perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Bidang Persegi Panjang Vertikal Melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini. 2. Petir atau Kilat Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman. 3. Tiga Gelombang Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya. 4

1.1.2 Tujuan Perusahaan Tujuan dari PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Area Pengatur Distribusi adalah mampu memberikan kepuasan kepada tiga pemeran utama perusahaan yaitu pelanggan, karyawan dan pemegang saham. Dalam pencapaian sasaran kinerja yang disepakati dengan cara memberdayakan unitunit kerja yang berhubungan langsung dengan pelanggan. Strategi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Area Pengatur Distribusi Bandung adalah mengoptimalkan sumber daya perusahaan yang berada dalam kendali manajemen dengan harapan segara memberikan peningkatan kinerja perusahaan, disertai dengan melaksanakan rencana restrukturisasi perusahaan secara efisien. 1.1.4 Visi dan Misi Perusahaan Visi Menjadi center of excellence dalam Maintenance, Repair dan Overhaul (MRO) Ketenagalistrikan dengan Bertumpu pada Potensi Insani. Misi 1) Sebagai pusat pemeliharaan ketenagalistrikan yang melakukan penanganan Maintenance, Repair dan Overhaul (MRO) ketenagalistrikan dalam rangka mendukung peningkatakan kinerja peralatan ketenagalistrikan terutama kinerja pembangkit PLTU 10.000 MW untuk menjamin ketersediaan pasokan tenaga listrik. 2) Berperan untuk memenuhi kebutuhan emergency repair. 3) Pengembangan hasil karya inovasi. 1.1.5 Struktur Organisasi Struktur organisasi PT PLN (Persero) Pusat Berdasarkan Peraturan Direksi No. 0179.P/DIR/2016, tanggal 03 Mei 2016 terdiri dari Direktur Utama yang membawahi Satuan Pengawasan Intern, Satuan Korporat, Satuan Pengendalian Kinerja Korporat, Sekertaris Perusahaan, Satuan Komunikasi Korporat, Satuan Pengadaan IPP, Satuan Tubara, Satuan Gas dan BBM. 5

Dibawah struktur organisasi tersebut terdapat Direktur Perencanaan Korporat, Direktur Pengadaan, Direktur Human Capital Management, Direktur Keuangan, Direktur Bisnis Regional Sumatera, Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat, Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah, Direktur Bisnis Regional Jawa & Bali, Direktur Bisnis Regional Kalimantan, Direktur Bisnis Regional Sulawesi & Nusra, dan juga Direktur Bisnis Regional Maluku & Papua. Dalam struktur organisasi PLN PUSHARLIS berada dibawah pimpinan Direktur Pengadaan yang dibawahi juga oleh Divisi Perijinan, Divisi Pengadaan Strategis, Divisi Supplay Chain Management, dan Divisi Administrasi Kontruksi. (Struktur organisai PT PLN (Persero) Pusat dapat dilihat pada gambar 1.2). Struktur organisasi PLN PUSHARLIS UWP IV, terdiri dari Manajer UWP IV yang membawahi Assistant Enginer System, SPV Pelaksana Pengadaan, Assistant Manajer Teknik, dan juga Assistant Manajer Administrasi. SPV Pelaksana Pengadaan membawahi Assistant Analyst Pelaksana Pengadaan. Assistant Manajer Teknik membawahi Assistant Enginer Pengendalian Produk, Assistant Enginer Pengendalian Proses, SPV Mekanikal dan Kontruksi, SPV Elektrikal, dan juga SPV Perencanaan. Sedangkan Assistant Manajer Administrasi membawahi SPV Keuangan, dan juga SPV Administrasi Umum. (Struktur organisai PLN PUSHARLIS UWP IV dapat dilihat pada gambar 1.3). 6

a. Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Pusat adalah sebagai berikut : Direktur Utama Direktur Perencanaan Korporat Direktur Pengadaan Direktur Human Capital Management Direktur Keuangan Divisi Perencanaan Sistem Divisi Perencanaan Korporat Divisi Perijinan & Pertahanan Divisi Pengadaan Strategis Divisi SCM Divisi Pengembangan Organisasi Divisi HCM System Divisi Pengembangan Talenta Divisi Keuangan Divisi Anggaran Divisi Treasury Divisi Energi Baru & Terbarukan Divisi Enjiniring & Perencanaan Pengadaan Divisi Adm.Kontruksi Pusat Manajemen Kontruksi PUSHARLIS Divisi Umum Divisi K3 & Lingkungan Divisi Akuntansi Divisi Niaga Divisi Transaksi Tenaga Listrik & Kemitraan Bisnis Gambar 1.2 Struktur Organiasasi PT PLN (Persero) Pusat Sumber: www.pln.co.id, 2016 7

b. Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan UWP IV adalah sebagai berikut: Gambar 1.3 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) PUSHARLIS UWP IV Sumber: Data Internal Perusahaan 8

1.2 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini persaingan yang ketat menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan, demi mengoptimalkan produk yang dihasilkan dan mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Salah satunya adalah sumber daya manusia mempunyai peran dan fungsi penting dalam sebuah organisasi atau perusahaan dalam mencapai keberhasilan, maka perlu adanya perhatian lebih kepada karyawan karena karyawan merupakan aset berharga bagi perusahaan. Sumber daya manusia dalam hal ini dikatakan sebagai salah satu faktor penggerak utama dalam tercapainya tujuan organisasi atau perusahaan. Perlunya sebuah manajemen sumber daya manusia sacara baik, terstruktrur, efektif dan efisien agar perusahaan dapat berkembang dengan baik. Berkembang atau tidaknya suatu perusahaan tergantung pada kualitas dan perilaku sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan perusahaan akan sumber daya manusia yang baik, maka diperlukan manajemen sumber daya manusia. Ada beberapa hal yang harus diberi perhatian khusus dalam manajemen sumber daya manusia salah satunya adalah keselamatan kerja. Perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja dan memepunyi potensi bahaya yang ditimbulkan oleh proses produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran, dan penyakit akibat kerja, wajib menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja. Berdasarkan PEMNAKER 05/MEN/1996 dan mengacu pada Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dapat dijadikan acuan bagi perlindungan tenaga kerja dari bahaya kecelakaan dan penyakit akibat bekerja maupun akibat lingkungan kerja. Menurut Sucipto (2014:2) kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental dan emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Dengan adanya jaminan keselamatan dan kesehatan kerja maka akan mengurangi jumlah kecelakaan kerja yang terjadi dalam suatu perusahaan atau organisasi. Kecelakaan kerja yang sering terjadi disebabkan oleh kesalahan manusia dan kondisi berbahaya yang disebabkan oleh peralatan 9

kerja. Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh manusia biasanya terjadi karena kurangnya pemahaman dan kesadaran akan pentingnya pemakaian alat pelindung diri. Sedangkan yang disebabkan karena peralatan kerja biasanya terjadi karena belum seimbangnya alat pelindung diri dengan jumlah karyawan yang ada. Menurut Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kementrian Kesehatan tahun 2014, jumlah kasus kecelakaan akibat kerja tahun 2011-2014 yang paling tinggi pada 2013 yaitu 35.917 kasus kecelakaan kerja (Tahun 2011 = 9.891; Tahun 2012 = 21.735; Tahun 2014 = 24.910). provinsi dengan jumlah kecelakaan akibat kerja tertinggi pada tahun 2011 adalah Provinsi Banten, Kalimantan Tengah dan Jawa Timur; Tahun 2012 adalah Provinsi Jambi, Maluku dan Sulawesi Tengah; Tahun 2013 adalah Provinsi Aceh, Sulawesi Utara dan Jambi; Tahun 2014 adalah Provinsi Sulawesi Selatan, Riau dan Bali. 40,000 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 Jumlah Kasus Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) Tahun 2011-2014 0 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Gambar 1.4 Jumlah Kasus Kecelakaan Akibat Kecelakaan Kerja Sumber: Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kementrian Kesehatan, 2014 10

Salah satu tujuan penerapan keselamatan kerja adalah mencegah terjadinya kecelakaan kerja, tetapi di Indonesia masih banyak terjadi kecelakaan kerja. Seperti pada kasus kecelakaan kerja pada Nanang, petugas teknik PT PLN (Persero) Rayon Sampang yang jatuh dari atas tiang listrik yang padam pada Selasa tanggal 16 Agustus 2016 (sumber: radarmadura.jawapos.com, tahun 2016). Pada kasus kecelakaan kerja juga yang terjadi di Cilegon Banten, pekerja PLN bernama Nur tewas pada Rabu tanggal 27 Februari 2013 karena tersengat listrik (sumber: merdeka.com, tahun 2013). Hal-hal demikian bisa muncul karena adanya keterbatasan fasilitas keamanan kerja, juga karena kelemahan pemahaman faktorfaktor prinsip yang perlu diterapkan perusahaan. Pemahaman tentang keselamatan kerja dan hak atas perlindungan kehidupan kerja yang nyaman belum sepenuhnya dipahami oleh pihak manajemen perusahaan atau karyawan. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang menjaga keselamatan karyawannya dengan membuat aturan tentang keselamatan kerja yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan dan pimpinan perusahaan. Pada PT PLN (Persero) Pusharlis Unit Workshop dan Pemeliharaan IV yang bergerak pada bidang mengelola jasa perbengkelan termasuk perbaikan dan pembuatan komponen sarana tenaga listrik sesuai dengan kontrak kerja yang telah ditetapkan. Dalam memelihara dan melakukan perbaikan, para pegawai mempunyai resiko yang tinggi karena kegiatan mereka dilapangan langsung berhubungan dengan kabel bertegangan tinggi dan dapat menyebabkan kematian. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Bapak Labib dan Bapak Kukuh selaku penanggung jawab bagian Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) PLN Pusharlis, K3L PLN Pusharlis mempunyai standard operation procedure yang mesti dilaksanakan dan dikerjakan, dan mereka mempunyai job safety analyst untuk melihat resiko kerja dan menciptakan zero accident pada perusahaan. PLN PUSHARLIS selalu mengadakan pelatihan terhadap kecelakaan kerja sebanyak dua kali selama setahun. Hal ini guna untuk mencegah banyaknya korban kecelakaan jika terjadi kecelakaan kerja Setiap karyawan di dalam perusahaan yang terlibat langsung dengan lapangan diwajibkan untuk menggunakan alat pelindung diri dalam menjaga 11

keselamatannya pada setiap melakukan pekerjaan, dengan adanya alat pelindung diri dalam menjaga keselamatannya pada setiap melakukan pekerjaan, dengan menggunakan alat pelindungan diri mampu meminimalisir bahaya yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja yang akan terjadi. Pada PLN Pusharlis mempunyai standar alat pelindungan diri dalam melakukan pekerjaan, dengan rincian alat pada tabel 1.2: Tabel 1.1 Data Alat Pelindung Diri NO. JENIS 1 Safety Helmets 2 Safety Shoes 3 Rompi K3 4 Kedok Las 5 Sarung Tangan Las 6 Masker 7 Safety Glasses 8 Apron 9 Wearpack 10 Sarung Tangan kain 11 Earplug 12 Visor Holder ( Kedok Gerinda) Sumber: Data Internal Perusahaan Dari obeservasi yang dilakukan peneliti pada kegiatan lapangan karyawan PLN Pusharlis, peneliti melihat bahwa penggunaan alat pelindung diri pada karyawan masih kurang, hal ini terlihat dengan beberapa bukti yang didapatkan dilapangan, seperti pada gambar terlihat karyawan tidak menggunakan sarung tangan dan safety helmets saat melakukan pekerjaan di Workshop. Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan alat pelindung diri masih kurang. Kurangnya penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) mampu meningkatkan resiko pekerjaan. Resiko pekerjaan itu mampu mempengaruhi keselamatan dari karyawan tersebut. 12

Gambar 1.5 Pekerja yang Tidak Menggunakan Helm Keselamatan Saat di Area Workshop Sumber: Dokumentasi Peneliti Gambar 1.6 Pekerja yang Tidak Menggunakan Sarung Tangan Saat di Area Workshop Sumber: Dokumentasi Peneliti Peneliti menemukan beberapa teori yang menyatakan, bahwa dengan menerapkan keselamatan kerja dengan baik akan berdampak positif terhadap kepuasan kerja karyawan. Menurut Triatna (2015:110) kepuasan kerja adalah 13

keadaan emosional seseorang terhadap pekerjaannya, apakah ia menyenangi pekerjaan itu atau tidak. Kepuasan kerja dikaitkan dengan bagaimanan respons pegawai terhadap apa yang mereka terima dari organisasi disebabkan mereka telah melakukan pekerjaannya. Pada berbagai hal, tingkat keselamatan kerja dan pelatihan kerja yang tinggi menciptakan kondisi-kondisi yang mendukung kenyamanan serta kepuasan kerja, sehingga faktor pemberian pelatihan menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan dalam keselamatan kerja karyawan. Menurut Mutiara S. Panggabean dalam Hartatik (2014:318) kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan karyawan dapat dikelompokkan dalam dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakaan faktor-faktor yang ditimbulkan oleh karyawan itu sendiri, sedangkan faktor eksternal mencakup faktor-faktor yang berasal dari lingkungan kerja perusahaan. Kecelakaan kerja yang sering terjadi disebabkan oleh kesalahan manusia dan kondisi berbahaya yang disebabkan oleh peralatan kerja. Tingginya resiko tingkat kecelakaan kerja sangat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, karena semakin kecil tingkat kecelakaan kerja suatu pekerjaan mampu mempengaruhi kepuasan kerja karyawan itu sendiri Berdasarkan uraian diatas, peneliti melihat ada pengaruh antara keselamatan kerja karyawan terhadap kepuasan kerja karyawan, dan apakah kurangnya pelatihan atau pemakaian alat pelindung diri merupakan salah satu faktor dalam keselamatan kerja yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan PT PLN (Persero) Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan Unit Workshop dan Pemeliharaan IV dengan mengadakan penelitian yang berjudul Pengaruh Keselamatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT PLN (Persero) Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan Unit Workshop dan Pemeliharaan IV Bandung. 14

1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka diambil rumusan masalah yaitu: 1. Bagaimana keselamatan kerja PT PLN (Persero) Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan Unit Workshop dan Pemeliharaan IV? 2. Bagaimana terhadap kepuasan kerja karyawan PT PLN (Persero) Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan Unit Workshop dan Pemeliharaan IV? 3. Bagaimana pengaruh keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan PT PLN (Persero) Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan Unit Workshop dan Pemeliharaan IV? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Untuk menganalisis presepsi karyawan terhadap keselamatan kerja karyawan PT PLN (Persero) Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan Unit Workshop dan Pemeliharaan IV. 2. Untuk menganalisis presepsi karyawan kepuasan kerja karyawan PT PLN (Persero) Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan Unit Workshop dan Pemeliharaan IV. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan PT PLN (Persero) Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan Unit Workshop dan Pemeliharaan IV. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan akan memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas bagi perusahaan akan pengaruh keselamatan kerja berkaitan dengan kepuasan kerja karyawan di PT PLN (Persero) Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan Unit Workshop dan Pemeliharaan IV. 15

b. Sebagai bahan penelitian lebih lanjut dan sebagai bahan referensi bagi penulis lain yang mengambil masalah yang sama. 1.5.2 Manfaat Praktis Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi PT PLN (Persero) Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan Unit Workshop dan Pemeliharaan IV. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembaca dalam memahami pembahasan yang terdapat dalam skripsi, maka sistematika penelitian skripsi ini disusun sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tinjauan terhadap objek studi, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penilaian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang tinjauan pustaka, kerangka pemikiran, hipotesis, dan ruang lingkup penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan mengenai jenis penelitian, operasionalisasi variabel dan skala pengukuran variabel penelitian, uji validitas dan reabilitas, analisis data, dan pengujian hipotesis. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan hasil uji validitas dan reabilitas, hasil analisis data, hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan untuk permasalahan yang sudah dirumuskan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab terakhir dari penelitian ini. Pada bagian ini dikemukakan oleh peneliti untuk perbaikan masalah. 16