Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah sistem, bahasa selain bersifat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah

LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikal. Penggunaan kata-kata dalam

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK (2); MORFOLOGI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat

ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat interaksi sosial peranan bahasa besar sekali. Hampir tidak ada

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. lain dapat berbeda bergantung pada aliran linguistik apa yang mereka anut.

KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL

Nama Binatang Sebagai Komponen Pembentuk Kompositum. Oleh Shaila Yulisar Balafif. Abstrak

TINJAUAN MATA KULIAH MORFOLOGI BAHASA INDONESIA

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Thema- Rhema dalam Bahasa Indonesia: Satu Tinjauan Tata Bahasa Fungsional. Oleh: Tatang Suparman NIP

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca.

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015

sebagai kecenderungan baru dalam telaah bahasa secara alami. Dikatakan demikian karena analisis wacana pada hakikatnya merupakan kajian tentang fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Pemikiran

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian. Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi

TATARAN LINGUISTIK (4) : SEMANTIK. meskipun sifat kehadirannya pada tiap tataran itu tidak sama.

DISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR

Oleh: RIA SUSANTI A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adapun Penelitian tentang makna kata dalam Al-Qur an sudah pernah diteliti

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

Pengertian Morfologi dan Ruang Lingkupnya

BAB II KAJIAN TEORI. gabungan kata morphe yang berarti bentuk, dan logos yang artinya ilmu. Chaer

KATA BESAR: BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Disusun Oleh: SHAFIRA RAMADHANI FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG,50257

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, isi pikiran, maksud, realitas, dan sebagainya. Sarana paling utama. utama adalah sebagai sarana komunikasi.

Bahasa sebagai Sistem. Bayu Dwi Nurwicaksono, M.Pd. Dosen Penerbitan Politeknik Negeri Media Kreatif

VERBA YANG BERKAITAN DENGAN AKTIVITAS MULUT: KAJIAN MORFOSEMANTIK

PEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE

Nama : Irine Linawati NIM : BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BENTUK SINONIMI KATA DALAM NOVEL KOLEKSI KASUS SHERLOCK HOLMES KARYA SIR ARTHUR CONAN DOYLE NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat terjalin dengan baik karena adanya bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa berkembang terus sesuai dengan perkembangan pemikiran

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya

PEMAKAIAN PERPADUAN LEKSEM BAHASA INDONESIA DALAM TABLOID NOVA EDISI JULI Jurnal Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut KBBI (2003 : 588), konsep adalah gambaran mental dari suatu objek,

ANALISIS PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SMA

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di wilayah Sulawesi Tenggara, tepatnya di Pulau Buton. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksudkan orang di dalam suatu konteks khusus dan bagaimana konteks itu

BAB V PENUTUP. berdasarkan konteks pemakaian dibedakan atas istilah umum, dan istilah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Kridalaksana,

KATA MENANGIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Kumairoh. Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Dipnegoro. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan. sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk

BAB I PENDAHULUAN. Idiom salah satu istilah dalam bidang kebahasaan yang digunakan untuk

M.K SEMANTIK Pertemuan Ke-4 RAGAM MAKNA

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA PADA JUDUL BERITA SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI OKTOBER 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa dalam berbahasa Perancis yang baik dan benar. Selayaknya

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan kata-kata yang mubajir dan terlalu berbelit-belit.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori dalam penelitian ini perlu dibicarakan secara terinci.

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BENTUKAN KATA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA YANG DITULIS PELAJAR THAILAND PROGRAM DARMASISWA CIS-BIPA UM TAHUN

ANALISIS MAKNA DALAM KATA MUTIARA PADA ACARA TELEVISI HITAM PUTIH DI TRANS7 BULAN AGUSTUS 2011: TINJAUAN SEMANTIK NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi atau terbesar. Wacana direalisasikan dalam bentuk yang utuh berupa

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

PEMEROLEHAN NOMINA BAHASA INDONESIA ANAK USIA 3;5 TAHUN: STUDI KASUS SEORANG ANAK DI LUBUK MINTURUN PADANG

KLASIFIKASI EMOSIONAL DALAM UNGKAPAN BAHASA INDONESIA YANG MENGGUNAKAN KATA HATI

KAJIAN LEKSIKAL, SINTAKSIS, DAN SEMANTIK DALAM TERJEMAHAN KITAB AQIDATUL AWAM KARYA SYEKH AHMAD MARZUKI

Transkripsi:

KOMPOSISI BERUNSUR ANGGOTA TUBUH DALAM NOVEL-NOVEL KARYA ANDREA HIRATA Sarah Sahidah Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dan hubungan maknamakna gramatikal leksem anggota tubuh yang ada di dalam Novel-Novel karya Andrea Hirata, antara lain; Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov. Yang akan difokuskan pada makna yang terkandung dalam tiap kata bentuk-bentuk komposisi (kata majemuk dan idiom).metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.fokus penelitian ini adalah komposisi dan bentuk-bentuk komposisi (kata majemuk dan idiom) berunsur anggota tubuh. Teknik analisis data yang terkumpul dianalisis dengan cara menjelaskan makna-makna yang terkandung dalam data komposisi berunsur anggota tubuh berdasarkan konteks kalimat kemudian menganalisis makna dan bentuk-bentuk komposisi berunsur anggota tubuh yang muncul dalam novel.hasil penelitian ditemukan 217 kalimat penggunaan komposisi berunsur anggota tubuh dalam novel-novel tersebut. Dari keempat novel tersebut yang paling banyak menggunakan komposisi berunsur anggota tubuh di dalam kalimat adalah Laskar Pelangi yang berjumlah 90 dengan persentase 41,5%, Maryamah Karpov berjumlah 51 kalimat dengan persentase 23,5%, Edensor berjumlah 41 kalimat dengan persentase 18,9% dan di urutan paling sedikit penggunaan komposisi dalam kalimat ialah Sang Pemimpi berjumlah 35 kalimat dengan persentase 16,1%.Nama anggota tubuh yang paling banyak digunakan adalah kepala yang berjumlah 22 kalimat dengan persentase 16,8%.Lalu, pada urutan kedua adalah hati berjumlah 19 kalimat dengan persentase 14,5% dan terakhir di urutan ketiga adalah mata yang berjumlah 10 kalimat dengan persentase 7,6%. Anggota tubuh yang memiliki frekuensi terkecil dalam penggunaan komposisi beurnsur anggota tubuh adalah lambung, nadi, sendi, darah, dada, otak, gigi, lidah, kulit, lutut, dan badan yang ymasing-masing berjumlah 1 kalimat dengan persentase 0,8%. Dari 131 kata komposisi berunsur anggota tubuh, komposisi bentuk kata majemuk lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan bentuk idiom. Kata majemuk ditemukan berjumlah 80 kalimat dengan persentase 61,5% dan idiom berjumlah 50 kalimat dengan persentase 38,5%. Komposisi bentuk kata majemuk dengan frekuensi kemunculan tertinggi adalah anggota tubuh berunsur kata kepala yang berjumlah 22 kalimat dengan persentase 16,8%, sedangkan komposisi bentuk idiom dengan persentase tertinggi adalah anggota tubuh berunsur kata hati yang berjumlah 19 kalimat dengan persentase 14,5%. Kata kunci: Anggota Tubuh, Komposisi, Semantik PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Salah satu hakikat bahasa yang sudah kita pahami dalam studi bahasa adalah bahwa bahsa itu sistematis dan sistemis. Sistematis artinya bahasa itu merupakan suatu sistem, dan bersifat sistemik. Artinya, bahasa itu terdiri atas subsistem bahasa yang cukup mendasar, yaitu fonologi, gramatika, dan leksikon. Ketiga subsistem ini bertemu, terutama antara dunia bunyi dan dunia makna. 111

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abdul Chaer, 2009:62). Makna gramatikal (gramatical meaning), atau makna fungsional (fungsional meaning), atau makna struktural (structural meaning), atau makna internal (internal meaning) adalah makna yang mucul sebagai akibat berfungsinya kata dalam kalimat. Contoh makna gramatikal berunsur anggota tubuh dalam kalimat yang terdapat dalam buku Pateda dan Mansoer yang berjudul Semantik Leksikal Hei, mana matamu? kata mata tidak mengacau lagi pada makna alat untuk melihat atau tidak menunjuk pada indra untuk melihat, tetapi menunjuk pada cara bekerja, cara mengerjakan yang hasilnya kotor, tidak baikm(pateda, Mansoer, 2001:5). Makna gramatikal hadir sebagai akibat adanya proses gramatikal seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi. M.Ramlan dalam Morfologi menjelaskan proses afiksasi adalah proses pembubuhan afiks. Suatu satuan yang dilekati afiks disebut bentuk dasar (M.Ramlan, 2009). Kridalaksana menyebutkan bahwa afiksasi adalah proses yang mengubah leksem menjadi kata kompleks. Kridalaksana mendeskripsikan afiksasi sebagai proses atau hasil penambahan afiks pada dasar. Richard mengatakan bahwa afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa afiksasi adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata baru dengan arti yang berbeda. Contoh proses afiksasi awalan ber- pada kata dasar anggota tubuh [+ otak] akan melahirkan makna gramatikal mempunyai, yaitu berotak atau mempunyai otak. Untuk kata-kata tertentu makna gramatikal harus dilihat tidak hanya dalam tataran morfologi saja, tetapi bagaimana kedudukan kata tersebut dalam kalimat. Contoh: 1). Wanita itu bermulut seksi. 2). Guru matematika di sekolahku bermulut tajam. Menurut Hasan Alwi, proses pengulangan atau reduplikasi adalah proses atau hasil perulangan kata atau unsur kata. Reduplikasi atau perulangan adalah proses pengulangan kata atau unsur kata. Reduplikasi juga merupakan proses penurunan kata dengan perulangan utuh maupun sebagian (Hasan Alwi, 2003). Proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatikal, baik seluruhnya maupun sebagian nya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Pengulangan adalah proses pembentukan kata dengan mengulang bentuk dasar, baik secara utuh maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Pengulangan merupakan peristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afik maupun tidak. Proses pengulangan atau reduplikasi adalah proses pengulangan kata, baik secara utuh maupun sebagian, baik dengan menggunakan variasi fonem maupun tidak.. Contoh reduplikasi berunsur anggota tubuh: 1). Ayah mengendarai mobil dengan sangat hati-hati. Hati-hati disini bukanlah makna yang sesungguhnya yaitu organ bagian hati, namun dalam konteks kalimat tersebut hati-hati bermakna mengendarai mobil dengan tenang dan pelan. Abdul Chaer menyebutkan proses komposisi atau proses penggabungan dalam bahasa Indonesia juga banyak melahirkan makna gramatikal. Komposisi adalah proses penggabungan morfem dasar dengan morfem dasar, baik yang bebas maupun terikat (Abdul Chaer, 2007). Contoh komposisi berunsur anggota tubuh: berasal dari kata kepala yang mengandung arti bagian organ tubuh paling atas, kemudian berkembang dan muncul gabungan kata keras kepala yang mengandung arti susah diatur, tidak mau mendengerkan atau menuruti nasihat orang lain. Produktifnya proses komposisi dalam 112

bahasa Indonesia terjadi melalui 2 cara, yang akan menjadi fokus penelitian ini yaitu kata majemuk dan idiom. Proses gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi, dan komposisi akan menyebabkan pula terjadinya perubahan makna. Tetapi dalam hal ini yang terjadi sebenarnya bukan perubahan makna, sebab bentuk kata itu sudah berubah sebagai hasil proses gramatikal. Jadi, tidaklah dapat dikatakan kalau dalam hal ini telah terjadi perubahan makna, sebab yang terjadi adalah proses gramatikal, dan proses gramatikal itu telah melahirkan makna-makna gramatikal. Leksem adalah hasil abstraksi yang tidak merubah identitasnya. Identitas disini dimaksudkan identitas yang tidak merubah paradigma. Secara lebih spesifik dikatakan bahwa leksem adaalah hasil abstraksi terkecil yang tidak merubah identitas paradigma. Baik paradigma nomina, verba, ajektiva dll. Novel-Novel karya Andrea Hirata dipilih sebagai objek penelitian karena penulis melihat banyaknya data yang dapat ditemukan di dalam novel-novel tersebut, sehingga menarik perhatian penulis untuk menjadikan novel-novel tersebut sebagai objek penelitian. Novel-Novel karya Andrea hirata, antara lain berjudul: Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov. Dari keempat novel tersebut penulis mendapatkan 217 data terkait penelitian ini. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan, yakni: 1) Apakah yang menyebabkan munculnya makna komposisi? 2) Bagaimana fungsi konteks kalimat pada makna suatu kata di dalam kalimat? 3) Bagaimana makna komposisi berunsur anggota tubuh yang terdapat dalam Novel- Novel karya Andrea Hirata? 4) Apa sajakah bentuk-bentuk komposisi berunsur anggota tubuh yang terdapat dalam Novel-Novel karya Andrea Hirata? HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis dan deskripsi data yang dilakukan, maka dapat diinterpretasikan bahwa telah ditemukan 217 kalimat penggunaan komposisi berunsur anggota tubuh dalam novel-novel karya Andrea Hirata tersebut. Dari keempat novel tersebut yang paling banyak menggunakan komposisi berunsur anggota tubuh di dalam kalimat adalah Laskar Pelangi berjumlah 90 kalimat dengan persentase 41,5%. Lalu,di urutan kedua ada novel Maryamah Karpov berjumlah 51 kalimat dengan persentase 23,5%. Urutan ketiga ada novel Edensor yang berjumlah 41 kalimat dengan persentase 18,9%, dan pada urutan terakhir novel Sang Pemimpi berjumlah 35 kalimat dengan persentase 16,1%. Dari 217 kallimat penggunaan komposisi berunsur anggota tubuh ditemukan 130 data komposisi yang digunakan dari 30 nama anggota tubuh. Nama anggota tubuh yang paling sering digunakan adalah kepala yang berjumlah 22 kalimat dengan persentase 16,8%. Lalu, pada urutan kedua adalah hati berjumlah 19 kalimat dengan persentase 14,5% dan terakhir di urutan ketiga adalah mata yang berjumlah 10 kalimat dengan persentase 7,6%. Sementara itu, setelah tiga urutan anggota tubuh yang paling sering digunakan ada anggota tubuh lain yang menyusulnya, yaitu bibir berjumlah 9 kalimat dengan persentase 6,9%, mulut berjumlah 8 kalimat dengan persentase 6,1%, muka berjumlah 6 kalimat dengan persentase 4,6%, akal dan jiwa berjumlah 5 kalimat dengan persentase 3,8%, lalu punggung, bahu, kaki,hidung, dan jantung berjumlah 4 kalimat dengan persentase 3%, kemudian leher, tulang, dan jari berjumlah 3 kalimat dengan persentase 2,3%, lengan, 113

tangan, dan perut berjumlah 2 kalimat dengan persentase 1,5%, dan di urutan terakhir ada lambung, nadi, sendi, darah, dada, otak, gigi, lidah, kulit, lutut, dan badan yang berjumlah satu kalimat dengan persentase 0,8%. Pembahasan penelitian ini mencakup pembahasan tentang penggunaan komposisi berunsur anggota tubuh dalam novel-novel karya Andrea Hirata. Hasil penelitian menemukan ada 217 kalimat yang menggunakan komposisi berunsur anggota tubuh dalam novel-novel tersebut. Dari keempat novel tersebut yang paling banyak menggunakan komposisi berunsur anggota tubuh dalam kalimat adalah novel Laskar Pelangi yang berjumlah 90 kalimat dengan persentase 41,5%,. Dari 217 kalimat ditemukan 130 komposisi dari 30 nama anggota tubuh, dan nama anggota badan yang frekuensi penggunaannya paling banyak digunakan adalah kepala berjumlah 22 kalimat dengan persentase 16,8%. Komposisi berunsur kata kepala banyak ditemukan dalam kalimat dikarenakan ia adalah komponen paling penting dalam tubuh yang menyimpan otak di dalamnya, yang mana otak adalah sumber segala sesuatu yang terjadi pada tubuh manusia. Komposisi berunsur kata kepala sering digunakan oleh manusia untuk merujuk ke pernyataan seorang pemimpin atau ketua yang mana posisi pemimpin selalu berada di atas, sama halnya dengan posisi kepala yang berada di atas. Maka dari itu, frekuensi tertinggi dalam pembentukkan kata bentuk kata majemuk ialah kepala. Kemudian, setelah kepala penggunaan komposisi berunsur anggota tubuh juga ditemukan unsur anggota tubuh lainnya terbanyak kedua dan yang sering muncul yaitu hati. Banyaknya bentuk kata hati yang ditemukan setelah kata kepala dalam kalimat dikarenakan hati juga biasa disangkutpautkan dengan perasaan manusia. Bentuk komposisi hati banyak ditemukan dalam kalimat biasanya dalam keadaan yang sedang sedih atau pun gembira, atau segala yang sedang dirasakan oleh manusia. Maka dari itu, bentuk idiom kata hati sering muncul dalam urutan kedua pada kalimat dikarenakan seringnya digunakan untuk mewakili perasaan seseorang dalam keadaan apapun. Pada urutan ketiga komposisi berunsur anggota tubuh yang sering muncul dalam kalimat adalah mata. Biasanya, bentuk komposisi mata digunakan pada kalimat yang menggambarkan suatu pandangan atau penglihatan mengenai sesuatu. Karena mata adalah anggota tubuh yang memiliki fungsi melihat segala sesuatu yang terjadi langsung dalam hidup manusia. Dalam urutan-urutan selanjutnya bentuk kata komposisi berunsur anggota tubuh lainnya pun kerap kali digunakan untuk mengganti makna yang sesungguhnya sesuai dengan kalimat yang terdapat dalam novel-novel karya Andre Hirata. Banyak digunakannya komposisi berunsur anggota tubuh dalam novel-novel ini menandakan bahwa anggota tubuh manusia salah satu kata yang sangat dominan digunakan oleh masyarakat luas untuk menggambarkan/mewakili sesuatu yang ingin mereka katakan/yang sedang mereka rasakan. Komposisi berunsur anggota tubuh juga dibagi menjadi 2 bentuk yaitu kata majemuk dan idiom. Setelah dibaca dan diteliti, keempat novel karya andrea hirata ini ditemukan 80 kalimat dalam bentuk kata majemuk dan 50 kalimat dalam bentuk idiom, yang mana semua bentuk telah dijelaskan satu persatu makna yag telah dianalisis sebelumnya. Pada saat memaknai semua bentuk komposisi berunsur anggota tubuh dalam novel tersebut, sebelumnya harus dilihat terlebih dahulu dari penggunaan bentuk komposisi tersebut di dalam masing-masing kalimat, karena makna komposisi dapat ditemukan dengan melihat secara keseluruhan kalimat dalam novel. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis, interpretasi, dan pembahasan mengenai penggunaan komposisi berunsur anggota tubuh dalam novel-novel karya Andrea Hirata ditemukan 217 114

kalimat penggunaan komposisi berunsur anggota tubuh dalam novel-novel tersebut. Dari keempat novel tersebut yang paling banyak menggunakan komposisi berunsur anggota tubuh di dalam kalimat adalah Laskar Pelangi yang berjumlah 90 dengan persentase 41,5%, Maryamah Karpov berjumlah 51 kalimat dengan persentase 23,5%, Edensor berjumlah 41 kalimat dengan persentase 18,9% dan di urutan paling sedikit penggunaan komposisi dalam kalimat ialah Sang Pemimpi berjumlah 35 kalimat dengan persentase 16,1%. Dari 217 kalimat ditemukan 130 bentuk komposisi dari 30 nama anggota tubuh yang digunakan. Nama anggota tubuh yang paling banyak digunakan adalah kepala yang berjumlah 22 kalimat dengan persentase 16,8%. Komposisi berunsur kata kepala banyak ditemukan dalam kalimat dikarenakan ia adalah komponen paling penting dalam tubuh yang menyimpan otak di dalamnya, yang mana otak adalah sumber segala sesuatu yang terjadi pada tubuh manusia. Komposisi berunsur kata kepala sering digunakan oleh manusia untuk merujuk ke pernyataan seorang pemimpin atau ketua yang mana posisi pemimpin selalu berada di atas, sama halnya dengan posisi kepala yang berada di atas. Lalu, pada urutran kedua adalah hati berjumlah 19 kalimat dengan persentase 14,5% dan terakhir di urutan ketiga adalah mata yang berjumlah 10 kalimat dengan persentase 7,6%. Anggota tubuh yang memiliki frekuensi terkecil dalam penggunaan komposisi beunsur anggota tubuh adalah lambung, nadi, sendi, darah, dada, otak, gigi, lidah, kulit, lutut, dan badan yang ymasing-masing berjumlah 1 kalimat dengan persentase 0,8%. Penyebab anggota-anggota tubuh ini jarang muncul dalam penggunaan komposisi dikarenakan sebagian dari anggota tubuh tersebut jarang dikaitkan untuk memaknai sesuatu atau menggambarkan suatu hal/benda. Dari 130 kata komposisi berunsur anggota tubuh, komposisi bentuk kata majemuk lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan bentuk idiom. Kata majemuk ditemukan berjumlah 80 kalimat dengan persentase 61,5% dan idiom berjumlah 50 kalimat dengan persentase 38,5%. Komposisi bentuk kata majemuk dengan frekuensi kemunculan tertinggi adalah anggota tubuh berunsur kata kepala yang berjumlah 22 kalimat dengan persentase 16,8%, sedangkan komposisi bentuk idiom dengan persentase tertinggi adalah anggota tubuh berunsur kata hati yang berjumlah 19 kalimat dengan persentase 14,5%. DAFTAR RUJUKAN Abdul Chaer, 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Abdul Chaer, 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Edi Subroto, 2011. Pengantar Studi Semantik dan Pragmatik. Surakarta: Cakrawala Media Fatimah Djajasudarma, 1993. Semantik I. Bandung: Eresco Hasan Alwi,2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi ke III. Jakarta: Balai Pustaka. Mansoer Pateda, 2010. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta. 115