BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha di bidang percetakan adalah usaha yang sangat luas pangsa pasarnya yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN MESIN CETAK OFFSET SEPARASI PADA PERCETAKAN PT PATENT PROCESS

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi semakin cepat kemajuannya sehingga pada

BAB I PENDAHULUAN. Dunia grafika mempunyai ilmu yang sangat luas dalam aplikasi cetak, kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. besar dengan spesifikasi pekerjaan offset printing (sablon, digital printing, cetak

BAB I PENDAHULUAN. hal semacam ini lah bisnis percetakan tidak akan redup.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut McClelland, Kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir ataupun dapat

STUDI KELAYAKAN USAHA PADA PEMBUKAAN CABANG BARU TOKO BANGUNAN SINAR MULIA 2. Rendy Niechual

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang amat pesat. Dunia industri Grafika adalah bagian dari

BAB II GAMBARAN UMUN PERUSAHAAN. CV. Bayu Mandiri berdiri sejak tahun 2002, dimulai dengan usaha kecilkecilan

BAB I PENDAHULUAN. offset dan digital printing. Perusahaan ini merupakan percetakan dimana jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. perusahaan percetakan yang mampu memenuhi permintaan pelanggan dengan

KATALOG HARGA SUMBER BAHAGIA KREASINDO CETAK MURAH CEPAT & AMAN.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Percetakan (printing) merupakan teknologi atau seni yang memproduksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat yang kita

BAB I PENDAHULUAN. (barang/jasa) dibutuhkan peranan supplyer untuk memasok produk yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Peluang Bisnis Dalam Usaha Percetakan

GAMBARAN UMUN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

TUGAS TECHNOPRENEUR. : Lio Candra NIM : PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA

3.1.1 Sejarah Perusahaan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN USAHA MIKRO DHI SABLON & PRINTING DAN THE JOKER S SABLON & OFFSET DI MALANG

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

B A B 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. tersebut sudah mempunyai 5 mesin, yaitu 3 mesin cetak offset (2 mesin 2

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA

TUGAS MID SEMESTER E BISNIS Pengembangan Usaha Percetakan. Nama : Fajar shaid Apriyadi Kelas : S1 TI 6E NIM:

BUSINESS DIGITAL PRINTING (Cuci Cetak Foto)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Perhitungan Biaya Cetak PRINTING PROSES - VCD 018

Nama : Ananda Chania Pratama NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Gatot Subiyakto, SH., MM

MAKALAH MEMULAI BISNIS DIGITAL PRINTING

Rencana usaha merupakan catatan ringkas yang dibuat oleh wirausaha. untuk menggambarkan operasi dan menerangkan soal keuangan, tahap

Bab I PENDAHULUAN. Sumber : ALAM RAYA GROUP tahun 2011

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA TOKO ALAM BAHAGIA FURNITURE

Company Profile CV. SUMBER BAHAGIA KREASINDO GRAPHIC DESIGN WEB DESIGN SUPPLIER CV. SUMBER BAHAGIA KREASINDO

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I PENDAHULUAN. keputusan untuk pertumbuhan perusahaan.menurutkrismiaji (2002), kesalahan

STRATEGI PEMASARAN PADA USAHA PERCETAKAN DI CV. TRIJAYA OFFSET PRINTING NORMA DWI ANDRAWINA MANAJEMEN 2010

Kewirausahaan. Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur

PROPOSAL PENERBITAN BUKU AGENDA KERJA MAJELIS SYURO UPAYA KESEHATAN ISLAM SELURUH INDONESIA ( MUKISI ) TAHUN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

MEMBANGUN BISNIS MAKANAN MELALUI MEDIA ONLINE

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat dengan cara mengantisipasi setiap perubahan-perubahan yang terjadi di. lingkungan bisnis dan mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan kuliah di jurusan DIII Komputer Grafis dan Cetak. Tidak hanya ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah

BAB V RENCANA AKSI. misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran, rencana operasional, rencana

BAB I PENDAHULUAN. semakin dilirik oleh para penghobi burung kicauan diberbagai daerah.

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

STUDI KELAYAKAN USAHA TOKO MEGA ELEKTRONIK JLN DUKUH ZAMRUD BEKASI TIMUR

III KERANGKA PEMIKIRAN

CETAK BISNISMU. Tugas Mata Kuliah Lingkungan Bisnis Semester Genap. : Prisca Oktavia Dwi Putri NIM :

JALUR SOP DARI ORDER DITERIMA SAMPAI ORDER JADI

Analisis Biaya Diferensial dalam Pengambilan Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Khusus pada Percetakan Teratai

BAB V RENCANA AKSI. Bagian terakhir dari pelaksanaan rencana model bisnis dari Barcelona Futsal

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan majunya perkembangan zaman, persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. pernah mengalami masa keemasan dan maju pesat hingga menembus ke

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Abah adalah melalui jasa sales, brosur, word of mouth. Pada awal mula berdirinya Bandrek Abah menggunakan strategi word of

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tingkat kemajuan di berbagai bidang perekonomian dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Produk yang sering diproduksi adalah brosur, label kemasan, dan hang tag.

BAB I PENDAHULUAN. percetakan mulai dari tahap penerimaan file dari customer hingga sampai ke tahap

BAB I PENDAHULUAN. apalagi perekonomian Indonesia bersifat terbuka. Menurut artikel yang ditulis oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya teknologi saat ini membuat persaingan

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. i ii iii iv

BAB V RINCIAN TUGAS. : Art paper 210 gr

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara yang berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum PT. Okantara

PERENCANAAN BISNIS (BUSINESS PLAN)

SIDANG TUGAS AKHIR ANALISIS ELAYAKAN USAHA MAKANAN TRADISIONAL PEPES

BAB II LANDASAN TEORI

SEKILAS TENTANG RONIta Digital Printing

KETERANGAN PELAKSANAAN TUGAS AKHIR... III LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Penentuan Harga Jual Berdasarkan Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada Cyber Advertising

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam membuat Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Harga

BAB IV IMPLEMENTASI DESAIN

ABSTRAK BISNIS KAOS ETNIK

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha di bidang percetakan adalah usaha yang sangat luas pangsa pasarnya yaitu lebih dari 14.594 perusahaan di Jakarta (data anggota KADIN Jakarta, www.kadin.or.id, 25 Mei 2007) dan jumlah usaha lainnya yang bukan anggota KADIN yang jumlahnya mencapai 42,4 juta unit usaha seluruh Indonesia (www.bps.go.id, 25 Mei 2007). Seluruh industri lain merupakan pasar dari industri percetakan karena setiap bidang usaha di dunia ini memerlukan jasa dari bisnis percetakan. Mulai dari kartu nama, kop surat, form bisnis, brosur, selebaran, katalog produk, company profile sampai kalender pasti perlu dicetak dan tentunya bidang usaha yang menerima pesanan ini adalah percetakan. Oleh karena pasarnya yang sangat luas dan hampir tidak terbatas itu menjadikan bisnis percetakan termasuk bisnis yang pelaku usahanya banyak yaitu sekitar 7760 perusahaan seluruh Indonesia yang terdaftar (Edwin Tirani, Media Indonesia Online, 2007) dan dipercaya masih banyak yang tidak terdaftar. Hal ini didukung oleh kecilnya hambatanhambatan yang ada untuk memasuki bidang usaha ini. Hanya berbekal sedikit pengetahuan mengenai bisnis percetakan dan tanpa harus memiliki modal yang banyak, mesin-mesin cetak dan sebagainya, maka seseorang dapat memulai usaha ini. Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan mengenai tempat-tempat dimana terdapat jasa desain, jasa output film, toko kertas serta jasa cetak (ongkos cetak). Tentunya diperlukan kecakapan dan keuletan sang wirausahawan untuk memperoleh order dan kepercayaan dari calon konsumen. Hal ini tidak gampang karena diperlukan juga

2 kemampuan untuk menghitung harga suatu barang cetakan. Bila salah menghitung harga, akibatnya fatal karena bisa tidak mendapat order ataupun menderita kerugian. Bila usaha ini berkembang dan modal pun terkumpul, maka langkah selanjutnya haruslah melengkapi bisnis percetakan tersebut dengan peralatan-peralatan pendukung seperti komputer (untuk desain grafis), peralatan sablon (untuk mencetak sebagian barang yang memang harus dicetak dengan teknik ini), mesin potong kertas, mesin caca (perforasi), mesin cetak offset mini (ukuran folio), mesin cetak offset separasi (ukuran cetak kertas dan kemampuan mesin bervariasi) dan mesin finishing seperti mesin vernish/laminating, mesin jilid buku (binding), mesin pond dan mesin packing. PT Patent Process adalah perusahaan yang bergerak di bidang percetakan yang sedang berkembang hingga saat ini memiliki karyawan lebih dari 50 orang serta peralatan pendukung seperti mesin cetak offset mini, mesin potong kertas, mesin perforasi, mesin nomorator, peralatan sablon kertas, mesin afdruk/expose plat dan sebagainya. Sub bidang utama dari PT. Patent Process adalah pencetakan kalender dan agenda pada bulan Juli sampai Januari dan menerima pesanan segala jenis barang cetakan lainnya. Saat ini PT Patent Process belum memiliki mesin cetak offset yang memiliki kemampuan untuk cetak separasi warna (full colour) sehingga bila mendapat order brosur, katalog, company profile dan sebagainya yang full colour harus mencetak di rekan percetakan lain yang khusus menerima ongkos cetak (hanya mencetak saja) dan ongkos cetaknya cukup mahal, minimal Rp. 400.000 sekali cetak. Seiring dengan membaiknya perekonomian, pertumbuhan ekonomi yang meningkat yaitu sebesar 5,6% pada tahun 2006 dan 6% pada tahun 2007 serta prospek ekonomi indonesia yang cerah (Diana Lestari & Gajah Kusumo, www.bisnis.com, 07-06-2007) akan meningkatkan kondisi bisnis seluruh industri yang ada. Pada kondisi yang demikian maka pasar untuk industri percetakan akan semakin besar dan berakibat pada semakin banyaknya

3 pesanan cetakan yang menggunakan teknik cetak separasi full colour karena dapat meningkatkan citra perusahaan. Banyaknya pesanan dengan teknik cetak separasi full colour tersebut membuat biaya ongkos cetak ke percetakan lain semakin tinggi dan potensi mendapatkan pendapatan dari menerima ongkos cetak juga hilang (apabila memiliki mesin sendiri) dan yang paling penting adalah tidak dapat mengatur jadwal cetak/produksi yang tepat karena harus tergantung pada pihak lain. Hal ini sangat fatal karena dapat mengakibatkan keterlambatan pengantaran barang ke konsumen sehingga pihak konsumen kecewa. Oleh sebab itu PT Patent Process berencana untuk menambah satu divisi untuk keperluan cetak separasi (full colour). Keuntungan lain dari memiliki mesin cetak offset full separasi sendiri adalah efesiensi waktu dan biaya transpor (tidak perlu mengantar dan menjemput cetakan), pengontrolan kualitas dan kecepatan produksi (bila mencetak di tempat lain harus antri). Membentuk divisi cetak separasi berarti harus menambah mesin cetak yang berkemampuan untuk cetak separasi, peralatan pendukung (mesin afdruk plat/platmaker yang sesuai dengan ukuran mesin, kompresor udara, trolley dan sebagainya), tempat untuk menaruh mesin yang ukurannya cukup besar serta sumber daya manusia yang diperlukan. Diperlukan perhitungan yang cermat dan pertimbangan yang matang dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sumber daya manusia, aspek hukum, aspek lingkungan serta aspek keuangan yang dirangkum pada studi kelayakan bisnis sebelum membuat keputusan untuk membeli suatu peralatan pendukung bisnis percetakan karena mesin-mesin tersebut mahal harganya terlebih lagi mesin cetak offset separasi yang bisa mencapai harga ratusan juta per unit untuk buatan RRC dan milyaran rupiah untuk buatan Jepang atau Eropa. Oleh karena itu, untuk kelancaran usaha dan meminimalisir kerugian, perlu dibuat suatu Studi Kelayakan Bisnis (SKB) yang dapat membantu pengambilan keputusan tersebut.

4 Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti : Analisis Kelayakan Investasi Pengadaan Mesin Cetak Offset Separasi Pada Percetakan PT Patent Process 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan hal-hal diatas maka perumusan masalahnya adalah: 1. Bagaimana mengidentifikasi kelayakan investasi ini dari aspek Pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sumber daya manusia, aspek hukum, aspek lingkungan dan aspek keuangan? 2. Berdasarkan aspek Keuangan bagaimana dengan kelayakan usaha dilihat dari NPV, IRR, Payback Period dan PI? 1.3 Tujuan Penelitian Ada pun tujuan dari penelitian yang kami lakukan adalah: 1. Untuk mengidentifikasi kelayakan investasi ini dari aspek Pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sumber daya manusia, aspek hukum, aspek lingkungan dan aspek keuangan. 2. Untuk mengetahui kelayakan investasi dilihat dari aspek keuangan yaitu NPV, IRR, Payback Period, dan PI. 1.4 Manfaat penelitian Ada pun manfaat dari penelitian yang kami lakukan adalah:

5 1. Bagi calon investor a. Memperoleh saran dan bahan masukan yang dapat berguna bagi para calon-calon investor dalam mempertimbangkan investasinya ke dalam bidang usaha percetakan khususnya dalam penambahan mesin cetak offset separasi. b. Membantu calon investor untuk menganalisis kelayakan investasi penambahan mesin cetak offset separasi dari aspek finansialnya. 2. Bagi ilmu pengetahuan adalah untuk mendorong dilakukannya penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam serta mendorong pengembangan ilmu pengetahuan terutama pada bidang studi kelayakan bisnis. 3. Bagi pihak lain, yang membutuhkan dan berkepentingan dapat digunakan sebagai referensi tambahan dalam pengembangan pengetahuan dan juga sebagai bahan pertimbangan untuk dalam merintis usaha baru.