BAB I PENDAHULUAN. sederhana. Beberapa dekade lalu RRC dipimpin oleh Mao Zedong, Partai Komunis

dokumen-dokumen yang mirip
Perekonomian Suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pangan nasional. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein. dan pakan ternak serta untuk diambil minyaknya.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

merupakan salah satu anomali mengingat beberapa prasyarat tidak terpenuhi di Kashgar. Kashgar merupakan prefektur kecil di bagian selatan Xinjiang,

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PENGANTAR BISNIS. Memahami Sistem Bisnis Amerika Serikat. Oleh: Catur Widayati, SE.,MM. Modul ke: Fakultas EKONIMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas.industri kreatif tidak hanya menciptakan transaksi ekonomi, tetapi juga transaksi sosial budaya antar negara.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. satu kriterianya dilihat dari daya saing produk-produk ekspornya. Yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP

BAB I PENDAHULUAN. Dengan masih besarnya pengaruh Cina terhadap perekonomian dunia, maka

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi

Bab II. Rumusan dan Advokasi Arah Kebijakan Pertanian

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi beberapa dasawarsa terakhir, mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang menganut sistem. perekonomian terbuka di mana dalam menjalankan roda perekonomiannya,

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. disuatu negara yang diukur dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dari

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

Prospek Ekonomi Regional ASEAN ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) Ringkasan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

Indeks PMI Manufaktur Capai Posisi Terbaik Dibawah Kepemimpinan Presiden Jokowi

I. PENDAHULUAN. dalam hal lapangan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

PERBANDINGAN AKUMULASI CADANGAN DEVISA REPUBLIK RAKYAT CINA (RRC) DENGAN AKUMULASI CADANGAN DEVISA INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw. (2003), pendapatan nasional yang dikategorikan dalam PDB (Produk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa

DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Pengantar Makro Ekonomi. Pengantar Ilmu Ekonomi

BAB 5 KESIMPULAN. Dampak krisis..., Adjie Aditya Purwaka, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB VI. KESIMPULAN. integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: perdagangan di kawasan ASEAN dan negara anggotanya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan dengan. mengurangi ketergantungan pada sumber dana luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

Analisis Perkembangan Industri

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perdagangan, Globalisai, dan Neraca Pembayaran Internasional. Pengantar Ilmu Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan jangka panjang, sektor industri merupakan tulang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1)

BAB I PENDAHULUAN. penurunan yang sangat drastis. Krisis global adalah salah satu dilema yang sedang

I. PENDAHULUAN. strategi rantai pasok tersebut umumnya terjadi trade off antara kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah RRC dahulu sebuah negara miskin dengan pendidikan rendah dan teknologi sederhana. Beberapa dekade lalu RRC dipimpin oleh Mao Zedong, Partai Komunis Cina (PKC) sangat berkuasa dan semua yang dilakukan oleh masyarakat harus diberikan pada negara. Masyarakat tidak berani melawan negara karena akan langsung dihukum mati. Sehingga dalam era Mao masyarakat sangat tertutup ditambah pendidikan dilarang, masyarakat dikirim ke kamp-kamp pedesaan menjadi buruh. Bencana kelaparan versi Mao tidak membuktikan bahwa RRC menjadi kuat, sebaliknya negara semakin jatuh ke dasar jurang (Meredith, 2007: 10). Setelah Mao meninggal dunia, maka PKC dipimpin oleh reformis ekonomi yaitu Deng Xiaoping sebagai pemimpin RRC. Deng membuka perekonomian dengan negara lain maka membuka keran perdagangan lebih besar. Bersikap lunak terhadap masyarakat dalam mengurangi korupsi, regulasi transparan, insentif penciptaan teknologi, meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM), membentuk zona ekonomi khusus, serta membeli teknologi luar negeri dalam mendorong produktivitas nasional. Universitas mulai dibuka dan jutaan buku asing diterjemahkan guna mendukung pendidikan. Meluncurkan sistem tanggung jawab sektor pertanian yakni membebaskan para petani memilih tanaman selama mengalokasikan persentase

2 tertentu dari hasil pertanian untuk pemerintah. Surplus panen dan revolusi pertanian menciptakan teknologi pertanian sederhana (Meredith, 2007: 13). Pemerintah melaksanakan empat modernisasi reformasi ekonomi yaitu bidang pertanian, industri, iptek dan kemiliteran. Potret terbaik yaitu Deng menegaskan keberhasilan utama sosialisme adalah kemakmuran seluruh rakyat dan menjadi kaya merupakan tujuan mulia. Perekonomian didorong pembentukan empat zona ekonomi khusus atau Special Economic Zones (SEZ) dengan tujuan membuka pintu perekonomian lebih lebar kepada dunia. SEZ diluncurkan di empat daerah berbeda yaitu Shenzhen, Zhuhai, Shantou, Xiamen, di Provinsi Guandong dan Provinsi Fujian. SEZ mengawali aliran investasi asing pertama dalam perekonomian, penerapan teknologi, industri bekerja optimal dan peningkatan pengetahuan untuk masyarakat. Membuka keran investasi sebagai hasilnya banyak perusahaan multinasional asing berinvestasi (Meredith, 2007: 17). RRC resmi menjadi anggota World Trade Organization (WTO) pada tanggal 11 Desember 2001, mengintegrasikan industri domestik dalam perdagangan global. Kunci dalam perekonomian global dan menghubungkan pengetahuan orang-orang RRC ahli dalam bidangnya tersebar di seluruh negara. WTO sebagai organisasi menghimpun perdagangan dunia karena melibatkan banyak negara dalam perdagangan. FDI maupun perusahaan multinasional asing mendongkrak perekonomian RRC ke arah mapan. Perusahaan multinasional asing bekerja dengan insentif besar karena pemerintah memberi kebijakan fleksibel, menjamin keselamatan

3 bekerja dan kepastian hukum, dengan catatan harus mentransfer teknologi dan pengetahuan baru ke dalam perusahaan RRC (Zeng dan Williamson, 2007: 16). Akumulasi cadangan devisa yaitu penimbunan modal secara bertahap dalam membentuk dana meningkatkan cadangan devisa. Akumulasi cadangan devisa merupakan pembentukan dana mendorong kebijakan pemerintah meningkatkan devisa. Akumulasi antara lain diperoleh dari sektor ekspor, FDI dan pariwisata. Produk imitasi bermutu rendah tidak lagi menjadi target utama RRC dalam menjual output produksi. Semenjak banyak orang RRC bekerja diluar negeri dan perusahaan multinasional asing turut mendorong produktivitas pekerja lokal, RRC banyak melakukan perbaikan terhadap output produksi industri. Semakin banyak ilmuwan, insinyur dan tenaga ahli baik pekerja lokal maupun pekerja asing, telah mengubah pemikiran perusahaan-perusahaan besar. Industri-industri besar turut menggunakan strategi inovasi biaya guna mendukung produk setiap segmen. Kemampuan perusahaan global memperoleh harga tinggi dirusak industri RRC yang menawari konsumen lebih banyak jenis produk dengan kustomisasi lebih baik. Produk high-tech, produk variatif dan produk khusus tersedia bagi konsumen dengan harga rendah. Penawaran ke konsumen global oleh perusahaan multinasional RRC membuat banyak orang beralih membeli produk buatan RRC. Hal ini membuat jumlah kuota ekspor besar, negara tujuan ekspor lebih beragam dan perolehan sumber devisa lebih besar. Industri-industri RRC menjadi kompetitif dalam biaya produksi dibandingkan kompetitor globalnya.

4 Pengembangan research and development, teknologi dan pengetahuan SEZ mendorong produktivitas. Kemudahan prosedur serta berbagai insentif memberi kesempatan bagi perusahaan multinasional asing menggunakan beragam fasilitas seperti banyaknya tenaga ahli dan pekerja lokal relatif murah serta sarana infrastruktur lokasi kawasan pabrik. Transfer teknologi oleh perusahaan multinasional asing mendorong kreatifitas pekerja diseluruh industri. Ledakan outsourcing ditambah ukuran pasar domestik besar, memberi perusahaan RRC potensi memproduksi banyak output. Ketika revolusi pertanian dan revolusi pendidikan dibenahi, maka RRC membuka industri pariwisata. Konsep pariwisata, devisa diperoleh melalui invisible export yakni menarik wisatawan berkunjung ke sebuah negara dan devisa diperoleh dari pengeluaran wisatawan (tourist expenditure) untuk bermacam kebutuhan selama berkunjung. Pariwisata meningkatkan kesempatan kerja, pendapatan nasional, penerimaan pajak, memperkuat BOP dan meningkatkan perolehan devisa. Peran pariwisata tidak hanya penghasil devisa tetapi sebagai faktor menentukan lokasi industri dan pengembangan wilayah miskin SDA. Industri pariwisata terkelola baik memberi signal bahwa pertumbuhan sektor devisa bertumbuh. Tabel 1.1 Ekspor Impor Barang dan Jasa RRC (miliar USD) memperlihatkan bahwa produktivitas mendukung kinerja perdagangan. Impor RRC senilai USD 251 miliar tahun 2000 kemudian meningkat USD 1,23 triliun tahun 2009. Komoditas utama ekpor antara lain tekstil, mesin dan perlengkapan transportasi, barang manufaktur serta sector jasa transportasi dan pariwisata. Mesin dan perlengkapan

5 transportasi menyumbang USD 673 miliar tahun 2008, meningkat USD 674 miliar tahun 2009. Manufaktur menyumbang USD 352 miliar tahun 2010. Komoditas utama impor yaitu bahan kimia, karet olahan serta mesin dan perlengkapan transportasi. Bahan kimia menyumbang USD 65 miliar tahun 2004 meningkat USD 119 miliar tahun 2010. Beijing terus melatih tenaga kerja menjadi daya saing unggul. Tabel 1.1 Ekspor Impor Barang dan Jasa RRC (miliar USD) Tahun Ekspor Impor Tekstil Mesin dan P. Transp ortasi B. Manuf aktur Trans porta si Pwst B.Ki mia Karet Olahan Mesin dan P. Transp ortasi 2000 42.54 82.61 86.27 21.33 17.28 30.21 48.82 91 2001 43.81 94.91 87.11 22.05 17.92 32.11 41.93 107 2002 52.96 126.97 101.15 23.39 18.17 39.03 48.49 137 2003 69.02 187.78 126.08 23.34 19.02 48.97 63.91 192 2004 100.65 268.26 156.39 24.54 19.14 65 73.98 252 2005 129.12 352.23 194.18 28.45 21.75 77 81.16 290 2006 174.81 456.34 238.02 34.37 24.32 87 86.93 357 2007 219.88 577.04 296.85 43.27 29.78 107 102.87 412 2008 262.39 673.32 335.96 50.32 36.15 119 107.16 441 2009 263.19 674.12 336.12 54.33 38.17 118 106.91 441 2010 264.12 675.35 352.71 56.71 42.03 119 107.26 442 Sumber : The People s Bank of China, diolah Kita dapat melihat Grafik 1.1 PDB (miliar USD). PDB (Produk Domestik Bruto) dikenal sebagai GDP (Gross Domestic Product) didefinisikan sebagai nilai barang dan jasa diproduksi dalam suatu negara dalam satu tahun tertentu. Tahun dasar digunakan adalah tahun 2005. Pengaruh pendapatan nasional memperbesar pendapatan masyarakat dan memperbesar permintaan terhadap barang dan jasa. Pendapatan nasional bertambah, investasi akan bertambah pula. PDB RRC berjumlah USD 952,65 miliar tahun 1997 didukung ekspor dan inflasi rendah menyebabkan

6 naik sebesar USD 2429 miliar tahun 2007 juga USD 4990 miliar tahun 2009. PDB Indonesia berjumlah USD 165,72 miliar tahun 2000 dan USD 538 miliar akhir 2009. 7000 Grafik 1.1 PDB (miliar USD) miliar USD 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 RRC Indonesia Sumber: International Monetary Fund, Asian Development Bank, diolah Grafik 1.2 Jumlah Uang Beredar (miliar USD) menunjukkan seberapa besar peredaran uang dimasing-masing negara. miliar USD 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 Grafik 1.2 Jumlah Uang Beredar (miliar USD) 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 RRC Indonesia Sumber: Asian Development Bank, Bank Indonesia, diolah

7 Definisi M1 merupakan uang kertas dan uang logam ditambah simpanan dalam bentuk rekening koran (demand deposit) di bank umum maupun bank pemerintah. Definisi M2 adalah M1 ditambah deposito berjangka dan saldo tabungan milik masyarakat menyimpan uang di bank umum maupun bank pemerintah. RRC tahun 1996 peredaran uang sebesar USD 1087 miliar, meningkat menjadi USD 4012 miliar tahun 2005. Kebutuhan investasi domestik maupun pertumbuhan ekonomi nasional semakin besar mendorong JUB tahun 2009 menjadi USD 6830 miliar. Tabel 1.2 Investasi Asing Langsung (miliar USD) Tahun RRC Indonesia Rusia Australia AS 1995 101.09 4.34 2.06 12.02 57.80 1996 128.06 6.20 2.57 6.18 86.52 1997 153.99 4.67 4.86 7.63 105.59 1998 175.15-0.24 2.76 5.95 179.03 1999 186.18-1.80 3.32 3.32 289.44 2000 193.34 4.55 2.72 13.62 321.27 2001 203.14 2.74 2.74 8.26 167.02 2002 216.51 2.46 3.45 16.99 84.37 2003 228.37 2.56 7.96 8.02 63.75 2004 245.46 3.89 15.45 36.83 145.96 2005 272.09 8.35 12.89-35.14 112.63 2006 292.56 8.92 29.76 26.42 243.15 2007 327.08 7.58 55.07 41.07 275.75 2008 378.08 9.32 75.02 47.28 319.73 2009 493.08 15.98 37.14 48.21 322.80 Sumber : Asian Development Bank, International Financial Statistics, diolah RRC memiliki keunggulan yaitu memiliki tenaga kerja murah, kemudahan akses negara dan otonomi manajemen baik sehingga mengakibatkan perusahaan asing berinvestasi secara besar-besaran. Tabel 1.2 Investasi Asing Langsung (miliar USD) menjelaskan tentang peningkatan investasi asing di negara bersangkutan. FDI RRC pada tahun 1997 berjumlah USD 154 miliar, meningkat menjadi USD 272 miliar

8 tahun 2005. Eropa menanamkan investasi USD 378 miliar tahun 2008. Investasi asing Indonesia masih minim tahun 1995 berjumlah USD 4,34 miliar, USD 8,35 miliar tahun 2005 dan USD 16 miliar akhir tahun 2009. Tabel 1.3 Pendapatan Pariwisata (miliar USD) menyumbang devisa bagi negara. Pendapatan pariwisata RRC semakin baik semenjak membuka diri terhadap dunia luar. Pembenahan industri mendorong perolehan devisa sebesar USD 34 miliar tahun 2006 kemudian meningkat menjadi USD 72 miliar akhir 2009. Pendapatan pariwisata Indonesia masih relatif kecil dengan pembenahan industri pariwista minim. Tahun 2005 pendapatan pariwisata sebesar USD 5,52 miliar. Perbaikan industri pariwisata minim menyebabkan pendapatan USD 10,72 miliar akhir 2009. Tabel 1.3 Pendapatan Pariwisata (miliar USD) Tahun RRC Indonesia Rusia AS 1995 3.05 2.18 4.05 81.79 1996 5.04 3.12 4.13 93.07 1997 7.82 3.47 7.10 95.24 1998 7.92 4.28 7.16 98.55 1999 8.73 5.96 6.52 109.18 2000 16.23 4.98 3.72 118.63 2001 17.79 5.27 4.73 106.70 2002 20.38 5.28 5.42 101.79 2003 17.41 4.03 5.43 98.90 2004 25.73 5.83 7.26 112.95 2005 29.26 5.52 7.80 123.03 2006 33.94 6.78 9.72 128.94 2007 37.23 8.34 12.58 145.41 2008 45.84 8.38 15.92 166.53 2009 71.97 10.72 18.64 168.23 Sumber: Asian Development Bank, The People's Bank of China diolah Grafik 1.3 Cadangan Devisa RRC dan Indonesia (miliar USD). Cadangan devisa RRC meningkat setiap tahun disebabkan tidak memiliki hutang luar negeri dan

9 kebiasaan masyarakat menabung lebih besar daripada mengkonsumsi mengakibatkan tabungan membengkak memupuk international reserves. Cadangan devisa Indonesia kecil disebabkan kebiasaan masyarakat mengkonsumsi lebih besar daripada menabung serta utang luar negeri cukup besar. FDI mendongkrak cadangan devisa Indonesia senilai USD 59 miliar tahun 2007 dan USD 66,32 miliar akhir 2009. 3000 Grafik 1.3 Cadangan Devisa RRC dan Indonesia (miliar USD) miliar USD 2500 2000 1500 1000 500 0 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 RRC Indonesia Sumber: The People's Bank of China, Asian Development Bank, Bank Indonesia, diolah Grafik 1.4 Cadangan Devisa RRC (miliar USD) menunjukkan peningkatan disebabkan membengkaknya FDI masuk secara besar-besaran, depresiasi dolar AS dan tabungan domestik relatif besar menyulut surplus cadangan devisa. RRC tidak memiliki hutang luar negeri, bahkan lonjakan ekspor cukup besar. Bank sentral RRC (The People s Bank of China) memperlihatkan tahun 1995 devisa sebesar USD 80,28 miliar, naik menjadi USD 295 miliar tahun 2002. Selain faktor FDI dan ekspor neto, sektor pariwisata memperbesar devisa menjadi USD 2425,86 miliar tahun 2009. Beijing membenamkan devisa USD 2,5 triliun akhir tahun 2010.

10 3000 Grafik 1.4 Cadangan Devisa RRC (miliar USD) milliar USD 2500 2000 1500 1000 500 0 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 RRC Sumber: The People's Bank of China, Asian Development Bank, diolah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka judul makalah adalah: Perbandingan Akumulasi Cadangan Devisa Republik Rakyat Cina (RRC) Dengan Akumulasi Cadangan Devisa Indonesia Tahun 1995-2009. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, permasalahan yang diteliti adalah bagaimana gambaran secara komprehensif akumulasi cadangan devisa Republik Rakyat Cina (RRC) dibandingkan dengan akumulasi cadangan devisa Indonesia Tahun 1995-2009. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian bertujuan membandingkan secara komprehensif akumulasi cadangan devisa Republik Rakyat Cina (RRC) dengan akumulasi cadangan devisa Indonesia Tahun 1995-2009.

11 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Hasil penelitian diharapkan dapat membantu pemerintah meningkatkan akumulasi cadangan devisa. 2. Sebagai referensi bagi peneliti yang melakukan penelitian sejenis. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dibagi menjadi lima bab dengan urutan penulisan: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai pendahuluan, memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas mengenai teori cadangan devisa serta hubungan antara variabel dan studi terkait penelitian sebelumnya. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi uraian variabel akumulasi cadangan devisa dan alat analisis. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bagian ini menguraikan pembahasan hasil analisis, pengolahan data dan pengujian statistik. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bagian ini menguraikan kesimpulan diperoleh dari hasil penelitian dan saran berdasarkan kesimpulan serta implikasinya dalam perekonomian.