Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

dokumen-dokumen yang mirip
Penentuan Kesadahan Dalam Air

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALTIK DASAR TITRASI KOMPLEKSOMETRI. Pembimbing : Dewi Widyabudiningsih. Oleh. Kelompok V. Indra Afiando NIM

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS

Laporan Praktikum KI1212. Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

PERCOBAAN 3 TEKNIK PEMISAHAN DENGAN ZAT PELEPAS-TOPENG (DEMASKING AGENT) PADA PENETAPAN MAGNESIUM, MANGAN, DAN ZINK DALAM SAMPEL SECARA TITRIMETRI

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

Air dan air limbah Bagian 12: Cara uji kesadahan total kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dengan metode titrimetri

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN. Kelompok Vol. EDTA 0.01 M Vol. Magnesium ml 11.3 ml 14.1 ml 12 ml 11.3 ml 11.3 ml

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Ke III. Olimpiade Kimia Indonesia. Kimia UJIAN PRAKTEK

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

Metodologi Penelitian



PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

Metodologi Penelitian

II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

BAB V METODOLOGI. Tabel 3. Alat yang digunakan dalam praktikum No Nama Alat Jumlah

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II)

KESADAHAN AIR. ADINDA DWI AYU D. RASYIDMUAMMAR FAWWAZ S.Farm.,M.Si.,Apt

Penentuan Kadar Vitamin C dengan Titrasi Iodometri Langsung

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

MAKALAH KIMIA KOORDINASI SENYAWA KOMPLEKS EDTA DALAM TITRASI KOMPLEKSOMETRI PENENTUAN KESADAHAN AIR

Larutan Dapar Dapar adalah senyawa-senyawa atau campuran senyawa yang dapat meniadakan perubahan ph terhadap penambahan sedikit asam atau basa.

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

Sophie Damayanti / SF ITB

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

PENENTUAN KADAR KLORIDA

Pelaksanaan Persiapan Instruktur melakukan pengecekan kelengkapan sarana-prasarana sebelum praktikum dimulai, meliputi:

Bab III Metodologi Penelitian. Sintesis CaCu(CH 3 COO) 4.xH 2 O. Karakterisasi. Penentuan Rumus kimia

BAB III METODE PENELITIAN

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Titrasi Volumetri. Modul 1 PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

JURNAL KFL GOL. VITAMIN (THIAMIN HCL)

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG

PERMANGANOMETRI. A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik

Haris Dianto Darwindra BAB V PEMBAHASAN

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun. kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah:

Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK BASA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo,

Transkripsi:

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 I. Waktu / Tempat Praktikum : Rabu,15 Februari 2012 / Lab Kimia Jur. Analis Kesehatan Poltekkes Denpasar II. Tujuan 1. Mahasiswa dapat membuat larutan baku EDTA 0,01 M yag diperlukan untuk titrasi 2. Mahasiswa dapat melakukan pembakuan EDTA dengan larutan CaCO3. III. Prinsip Bila etilen diamine tetra asetat (EDTA) ditambahkan ke dalam suatu larutan dari kation logam tertentu, maka akan membentuk kompleks khelat yang mudah larut. Bila sejumlah kecil zat warna seperti Eriochrom Blact T atau Calmigite ditambahkan pada larutan menjadi merah anggur. Apabila EDTA ditambahkan pada larutan tersebut, kalsium dan magnesium akan dikomplekskan, maka larutan berubah dari merah anggur menjadi biru, menandakan titik akhir titrasi. Untuk menghasilkan titik akhir titrasi yang baik diperlukan adanya ion magnesium. Ketajaman titik akhir titrasi meningkat dengan bertambahnya ph. ph 10,0 + 0,1 adalah ph yang memberikan hasil yang memuaskan. Batas waktu 5 menit dimaksudkan untuk mengatur lamanya titrasi guna memperkecil kemungkinan pengendapan CaCO3. IV. Dasar Teori Analisis kualitatif untuk zat zat anorganik yang mengandung ion ion logam seperti aluminium, bismuth, kalium, magnesium, dan zink. Dengan cara gravimeteri memakan waktu yang lama, karena prosedurnya meliputi pengendapan, penyaringan, pencucian dan pengeringan atau pemijaran sampai bobot konstan.

Sekarang telah ditemukan prosedur titrimetri yang baru disebut titrasi kompleksometri. Titrasi kompleksometri atau kelatometri adalah suatu jenis titrasi dimana reaksi antara bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk suatu kompleks senyawa. Kompleks senyawa ini dsebut kelat dan terjadi akibat titran dan titrat yang saling mengkompleks. Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komponen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati. Kelatometri dalam perkembangan analisis kimia sempat mengalami kemunduran karena kelemahan-kelemahannya serta karena adanya cara-cara baru yang lebih baik. Akan tetapi hal ini diperbaiki dengan berkembangnya penelitian-penelitian tentang pengkelat polidentat. Perhatian baru terhadap kompleksiometri ini diawali oleh Schawazenbach tahun 1954, ia menyadari bahwa potensi pengkelat dalam analisis volumetrik sangat baik. Ahli kimia asal Swiss in mengkhususkan perhatiannya pada penggunaan asam-asam aminopolikarboksilat, salah satunya Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA). Faktor-faktor yang membuat EDTA ampuh sebagai pereaksi titrimetri antara lain: 1) Selalu membentuk kompleks ketika direaksikan dengan ion logam, 2) Kestabilannya dalam membentuk kelat sangat konstan sehingga reaksi berjalan sempurna (kecuali dengan logam alkali) 3) Dapat bereaksi cepat dengan banyak jenis ion logam 4) Telah dikembangkan indikatornya secara khusus 5) Mudah diperoleh bahan baku primernya 6) Dapat digunakan baik sebagai bahan yang dianalisis maupun sebagai bahan untuk standardisasi. Faktor-faktor inilah yang membuat syarat-syarat untuk titrasi telah terpenuhi dengan baik jika menggunakan EDTA. Prinsip dan dasar reaksi dalam penentuan ion ion logam secara titrasi kompleksometri umumnya digunakan komplekson III (EDTA) sebagai zat pembentuk kompleks khelat, dimana EDTA bereaksi dengan ion logam yang polivalen seperti Al+3, Bi+3, Ca+3, dan Cu+3 membentuk senyawa atau kompleks khelat yang stabil dan larut dalam air. V. Alat dan Bahan Alat Bahan - Buret 50 ml - Pipet volume 10 ml - Pipet Ukur 5 ml

- Gelas beaker 50 dan 250 ml - Spatula - Batang pengaduk - Ball pipet - Neraca analitik - Corong - Kompor listrik - Asbes - Mortal & pestle - Gelas ukur - Labu ukur 250 ml dan 500 ml - Labu Erlenmeyer - etilen diamine tetra asetat (EDTA) - Larutan dapar (MgSO4.7H2O,NH4Cl,NH4OH) - Indikator Eriochrom Blact T (EBT) - NaOH 1 N - Indikator murexid - Serbuk kalsium karbonat (CaCO3) 0,01 N - HCl - NH4OH 3N - Aquades steril - ph stick VI. Cara Kerja 1. Prosedur Titran Baku EDTA 0,01 M: 1,8615 g EDTA (p.a) dilarutkan dalam air suling dan diencerkan sampai 500 ml. 2. Pembuatan larutan baku Kalsium Karbonat (CaCO3) :

- 0,25 g serbuk kalsium karbonat (CaCO3) anhidrat (baku primer atau reagen khusus yang rendah kandungan logam berat, alkali dan magnesium) ditimbang dalam gelas beaker 50 ml - Diencerkan sedikit demi sedikit dengan aquades lalu dimasukkan dalam gelas beaker 250 ml dengan bantuan corong - Ditambahkan aquades 200 ml lalu ditambahkan HCl (1 : 1) sedikit demi sedikit sampai semua CaCO3 larut - Larutan dididihkan selama beberapa menit untuk mengusir CO2 - Setelah dingin ditambah beberapa tetes indicator NH4OH 3N atau HCl (1:1) secukupnya sampai larutan berwarna jingga - Larutan dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 250 ml dan diencerkan sampai tepat 250 ml dengan aquades. 1 ml = 1 mg CaCO3 3. Pembuatan larutan dapar : Dilarutkan 1,179 g garam dinatrium dari EDTA dihidrat (p.a) 780 mg magnesium sulfat (MgSO4.7H2O) dalam 50 ml aquades. Larutan ini ditambahkan 16,9 g Ammonium klorida (NH4Cl) dalam 143 ml ammonium hidroksida (NH4OH) pekat, sambil diaduk dan diencerkan sampai 250 ml aquades. 4. Pembuatan indicator EBT : - 0,5 g EBT ditimbang - 100 g NaCl ditimbang - Keduanya digerus sampai homogen 5. Pembuatan indicator Murexid : - Ditimbang 100 g NaCl - Ditimbang 0,2 g murexid - Keduanya digerus sampai homogen 6. Prosedur standarisasi EDTA 0,01 M : - 10 ml larutan CaCO3 dipipet dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer - Ditambahkan 1 2 ml larutan dapar, lalu ph dicek 10,0 + 0,1 - Ditambah kan indicator EBT sepucuk ujung sendok, lalu dikocok. - Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna merah anggur menjadi biru

VII. Hasil Pengamatan Sebelum ditambahkan indicator, larutan CaCO3 berwarna bening. Setelah diberi indicator EBT larutan menjadi berwarna merah anggur. Setelah larutan titrat berubah menjadi warna biru, titrasi dihentikan. Volume titran dicatat sebagai vol. titrasi. Perhitungan. Hasil titrasi EDTA dengan CaCO3 : ph larutan dapar = 10 Vol. titrasi 1 : 9,3 ml Vol. titrasi 2 : 9,1 ml Vol. titrasi 3 : 9,1 ml Vol. titrasi rata rata : 9,167 ml 10 ml CaCO3 = 9,167 ml EDTA 1 ml EDTA = = 1,09 ml CaCO3 Jadi 1 ml EDTA digunakan untuk standarisasi 1,09 ml CaCO3. Pemeriksaan ulang V CaCO3 x M CaCO3 = V EDTA x M EDTA 10 x 0,01 = 9,167 x M EDTA M EDTA = = 0,0109 M VIII. Pembahasan Titrasi kompleksometri atau kelatometri adalah suatu jenis titrasi dimana reaksi antara bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk suatu kompleks senyawa. Kompleks senyawa ini dsebut kelat dan terjadi akibat titran dan titrat yang saling mengkompleks. Dalam hal ini titran larutan EDTA 0,01 M dan titrat larutan CaCO3 saling mengompleks dengan bantuan indicator warna EBT. Dalam pengamatan ini dilakukan analisa terhadap logam Ca+3, sehingga untuk memudahkan analisanya maka digunakan metode titrasi kompleksometri yang menggunakan titran EDTA karena larutan ini sangat mudah bereaksi dengan banyak ion logam. Selain itu EDTA mudah membentuk kelat yang dapat larut dalam air sehingga reaksi dapat berjalan sempurna. Perubahan warna dari merah anggur (karena pemberian indicator EBT) menjadi warna biru karena ion kalsium dari larutan CaCO3 dengan ion magnesium dari larutan dapar mengkompleks saat terjadi reaksi dengan larutan EDTA.

Untuk pembuatan larutan CaCO3, ditambahkan HCl (1:1) yang artinya, HCl dilarutkan terlebih dahulu dengan aquades pada perbandingan volume yang sama, misalnya, dilarutkan dalam 3 ml aquades maka volume HCl juga 3 ml, setelah itu ditambahkan ke larutan CaCO3 untuk membuat CaCO3 melarut sempurna. Namun dalam pengamatan ini, karena factor kelarutan CaCO3 berada dalam keadaan jenuh, sehingga, pada awalnya, CaCO3 dapat larut namun, semakin lama CaCO3 tidak dapat melarut lagi karena sudah berada pada titik jenuh. Sehingga ditambahkan HCl karena ion dalam CaCO3 bisa seimbang dengan tambahan asam kuat seperti HCl. Ketika kalsium karbonat dipanaskan dalam wadah tertutup, akan terjadi kesetimbangan heterogen (heterogeneus equilibrium), reaksi reversibel yang melibatkan reaktan dan produk yang fasanya berbeda. Kesetimbangan yg terjadi menghasilkan CO2, reaksinya sebagai berikut: CaCO3 (s) CaO (s) + CO2 (g) Dalam standarisasi ini ingin diketahui perandingan volume dari EDTA dan CaCO3 untuk selanjutnya digunakan dalam pemeriksaan kadar ion kalsium dalam suatu larutan sampel. Dalam perhitungan, dilakukan pemeriksaan ulang dari molaritas EDTA guna memastikan hasil perhitungan dari vol titrasi. Agar pada pemeriksaan berikutnya titrasi dapat berlangsung dengan baik. Dalam pengamatan ini, didapat perbandingan untuk 1 ml EDTA sebanding dengan 1,09 ml CaCO3. Dimana perbandingannya tidak terlalu jauh. IX. Simpulan 1. Untuk standarisasi EDTA dengan larutan CaCO3 digunakan titrasi dengan metode kompleksometri karena EDTA dapat bereaksi sempurna dengan ion logam pada CaCO3 dengan menggunakan indicator EBT. 2. Larutan EDTA digunakan sebanyak 9,167 ml untuk titrasi 10 ml CaCO3. 3. Titik akhir titrasi terjadi saat larutan CaCO3 berubah warna dari merah anggur menjadi biru.