BAB I PENDAHULUAN. cerita yang khas dan tidak lepas dari cerita magis yang sampai saat ini bisa. dirasakan oleh siapapun ketika berada didalamnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V IMPLEMENTASI KARYA

PENCIPTAAN BUKU ILUSTRASI REGALIA KERATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT SEBAGAI UPAYA PENGENALAN FILOSOFI KEPEMIMPINAN JAWA KEPADA REMAJA

BAB IV KONSEP DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kebangkitan Nasional: Keistimewaan Yogyakarta, Peluang atau Ancaman? Sri Mulyani*

BAB I PENDAHULUAN. memberikan manfaat bagi masyarakat pada sebuah destinasi. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta, Indonesia, dikenal sebagai bangunan bersejarah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Pesta Kesenian Bali ke-35, Denpasar, 15 Juni 2013 Sabtu, 15 Juni 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan. Pariwisata secara

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Abd al-majid,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus

No Sentralitas posisi masyarakat DIY dalam sejarah DIY sebagai satu kesatuan masyarakat yang memiliki kehendak yang luhur dalam berbangsa dan b

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

Sambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2013, tgl.23 Juli 2013, di Jakarta Selasa, 23 Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. Konflik merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tangganya sendiri yang dinamakan dengan daerah otonom. 1

BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat luas sampai saat ini adalah prosa rakyat. Cerita prosa rakyat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB VI KESIMPULAN. Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan. kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA MALAM RENUNGAN MENYONGSONG PERINGATAN HARI JADI KE 61 KABUPATEN KULONPROGO Wates, 14 Oktober 2012

BAB V PENUTUP. Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran dari. Pelaksanaan Surat Edaran Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BUPATI KULONPROGO Sambutan Pada Acara PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI II DPR RI DI KABUPATEN KULONPROGO. Wates, 11 Maret 2011

BUPATI KULONPROGO Sambutan Pada Acara PERINGATAN EMPAT PULUH TAHUN IKATAN WARGA WATES (IWWT) KULONPROGO, YOGYAKARTA DI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Khalid Saifullah Fil Aqsha, 2013

PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

PROPOSAL KERJASAMA SPONSORSHIP

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan ketrampilan sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Membaca dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang digemari oleh mayoritas

MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

PENANAMAN NILAI MORAL MELALUI METODE BERCERITA DI RAUDHATUL ATHFAL RAUDHATUL ISLAH MARGOSARI PAGELARAN UTARA PRINGSEWU

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

PENDAHULUAN. (feedback) dan respon yang sesuai dengan keinginan atau tujuan komunikator.

BAB V P E N U T U P. A. Kesimpulan. berikut ini. Pertama, dinamika historis masyarakat Hatuhaha Amarima selalu

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Natal Nasional, Jakarta, 27 Desember 2012 Kamis, 27 Desember 2012

yang meliputi Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dan Buka Bersama, di Jakarta, tgl. 30 Juni 2014 Senin, 30 Juni 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah mahkluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNANETRA

DIY DALAM KONTEKS NKRI, OTDA DAN DEMOKRASI

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. keragaman tradisi, karena di negeri ini dihuni oleh lebih dari 700-an suku bangsa

Sambutan Presiden RI pada Puncak Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2012, Jakarta, 29 Agustus 2012 Rabu, 29 Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ±

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan mencakup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

KESIMPULAN. Berdasarkan keseluruhan uraian dapat disimpulkan. penemuan penelitian sebagai berikut. Pertama, penulisan atau

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa menunjukkan cermin pribadi seseorang. Karakter, watak, atau pribadi

BAB III DATA DAN TEORY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Budaya bangsa Indonesia adalah budaya yang memiliki banyak keragaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali ke-32, 12 Juni 2010 Sabtu, 12 Juni 2010

Sambutan Presiden RI pada Musabaqah Tilawatil Qur'an, 5 Juni 2010 Sabtu, 05 Juni 2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki warisan budaya yang beragam salah satunya keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Warisan budaya ini bukan sekedar peninggalan semata, dari bentangan sejarah yang begitu panjang keraton banyak memiliki cerita yang khas dan tidak lepas dari cerita magis yang sampai saat ini bisa dirasakan oleh siapapun ketika berada didalamnya. Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai warisan budaya bangsa telah menjadikan dirinya tidak hanya sebagai tempat bersejarah akan tetapi juga menjadi tempat wisata yang banyak dikunjungi wisatawan, dari lokal, nasional, hingga internasional. Kepopuleran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai obyek wisata di Indonesia tentunya tidak lepas dari peran serta keluarga besar Keraton Hadiningrat yang senantiasa menjaga keaslian dari keseluruhan budaya Keraton dan disetiap acara-acara besarnya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat selalu menggelarnya dengan adat Jawa yang penuh dengan cerita magis sehingga mampu membuat wisatawan terpesona disetiap pertunjukannya. Kepopuleran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau juga didukung dengan berbagai catatan sejarah yang menuliskan, Bahwa Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan istana Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang berlokasi di pusat Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di tahun 1950, Kasultanan tersebut telah menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, akan tetapi 1

2 sekalipun begitu, tradisi Kesultanan masih dijalankan hingga saat ini. Sampai saat ini juga, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat masih berfungsi baik sebagai tempat tinggal Sultan dan serangkaian kegiatan administrasi keraton. Ada beragam nilainilai luhur di Keraton, nilai-nilai budaya luhur yang dianut oleh masyarakat didalamnya. Nilai-nilai luhur itu masing-masing meniliki keragaman filosofi. Bahkan masyarakat biasa juga ikut menjaga budaya luhur keraton sehingga keaslian dan kemagisan keraton begitu kental. Filosofi merupakan studi yang mempelajari tentang kebijaksaan, dasardasar pengetahuan, dan proses yang digunakan untuk mengembangkan dan merancang pandangan suatu kehidupan. Filosofi kepemimpinan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang terdapat dalam 8 Regalia memberikan pelajaran bahwasannya setiap pemimpin dalam tindakannya harus dengan niat tulus dan suci, memiliki kecerdasan dan ketangkasan yang benar tidak disalahgunakan, berani dan bertanggungjawab, pemimpin senantiasa memberikan teladan bagi setiap rakyatnya karena pemimpin merupakan orang yang Agung yang dimuliakan, pemimpin harus kuat lahir dan batin, pemimpin harus tetap rendah hati dan hidup dalam kesederhanaan, pemimpin harus selalu mengayomi rakyatnya tidak pandang kasta, dan pemimpin harus siap memberikan pencerahan bagi rakyatnya lewat komunikasi empatik ketika rakyatnya menyuarakan aspirasi, pemimpin hendaknya mendengarkan dengan setulus hati. Dari filosofi 8 simbol kepemimpinan Keraton yakni Regalia mengambarkan bahwasannya kehidupan di Keraton sangatlah memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan, persatuan antar sesama dan demokrasi dalam wujud

3 musyawarah yang beranggotakan baik dari kalangan petinggi maupun rakyat biasa. Oleh karena itu, kehidupan sosial masyarakat yang terbangun penuh dengan damai, kasih sayang antar sesama dan penuh dengan persaudaraan. Seperti yang dijelaskan dalam bukunya Imam Barnadib (1982:11-12) bahwa filsafat atau filosofi sebagai pandangan menyeluruh dan sistematis. Disebut meyeluruh, karena pandangan filsafat bukan hanya berkutat pada sebuah pengetahuan, melainkan suatu pandangan yang dapat menembus di balik pengetahuan itu sendiri. Dengan pandangan seperti ini akan terbuka kemungkinan untuk menemukan hubungan pertalian antara semua unsur yang dipertinggi, dengan mengarahkan perhatian dan kedalaman mengenai kebijakan. Dikatakan sistematis, karena filsafat menggunakan berpikir secara sadar, teliti, teratur, sesuai dengan hukum hukum yang ada. Gambar 1.1 Delapan simbol Regalia (Sumber : Foto Peneliti)

4 Keragaman filosofi yang ada dalam Keraton tersebut salah satunya adalah filosofi tentang kepemimpinan yang disebut regalia. Regalia merupakan pusaka yang melambangkan karakter Sri Sultan Hamengku Buwono dalam memimpin Kasultanan dan orang-orangnya. Regalia diwujudkan dalam 8 simbol kepemimpinan yang ada di keraton berupa benda-benda yang masing-masing memiliki nama, arti dan makna tersendiri. Benda-benda tersebut berupa Banyak atau Angsa, Dhalang atau Kijang, Sawung atau Ayam Jantan, Galing atau Merak, Hardawalika atau Naga, Kutuk atau Kotak, Kacu Mas atau Saputangan Emas, Kandil atau Lentera. Filofosi 8 simbol kepemimpinan tersebut tidak banyak diketahui oleh masyarakat luas. Kondisi ini sangat berlawan dengan kepopuleran keraton yang dikenal hingga seluruh dunia. Sehingga penulis melakukan penelitian terhadap Regalia yang merupakan simbol kepemimpinan Jawa di keraton dikarenakan selama ini belum adanya penelitian tentang Regalia maka dari itu penulis melakukan penelitian tentang Regalia dengan maksud ingin mengetahui lebih luas dan rinci mengenai makna simbol filosofi Regalia yang tidak banyak diketahui oleh remaja. Daerah Istimewa Yogyakarta yang menghadirkan ribuan masyarakat dari berbagai daerah dengan berbagai karakter senantiasa mampu menciptakan kehidupan sosial masyarakat yang sejahtera dan harmonis. Kepemimpinan Jawa di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat telah banyak memberikan pengaruh dalam kerukunan antar umat di dalamnya. Kepemimpin Jawa di keraton tercermin dalam kepemimpinan pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta yang menjadikan Sultan sebagai Gubernur dan Paku Alam sebagai Wakil Gubernur, hal tersebut

5 merupakan hasil perjanjian pada saat dua Negara tersebut diminta untuk bergabung dalam wilayah NKRI. Sehingga Kasultanan dan Kadipaten tetap berdiri bersama dan masyarakat dari berbagai lapisan selalu diikutsertakan dalam setiap musyawarah demi terbangunnya Daerah Istimewa Yogyakarta yang berintegritas, ini yang menjadikan Daerah Istimewa Yogyakarta tetap berbudi luhur dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Kepopuleran Keraton sebagai warisan budaya ternyata tidak mendapat perhatian lebih dari masyarakat khususnya remaja. Remaja saat ini memiliki minat kepada hal-hal yang bersifat modern. Ketertarikan remaja pada sejarah, budaya, dan warisan leluhur hampir meredup. Usia remaja sangatlah rentan dengan berbagai pengaruh disekitarnya. Seperti yang dijelaskan Hurlock (1996) bahwasannya dia memberi batasan masa remaja berdasarkan usia kronologis, yaitu antara 13 hingga 18 tahun. Dengan kondisi demikian maka dibutuhkan rekonstruksi sosial dari sikap, mental, dan pemikiran remaja saat ini sebagai upaya-upaya untuk mengenalkan kembali filosofi kepemimpin keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai warisan budaya yang istimewa. Remaja saat ini kurang familiar dengan buku. Menurut mereka, membaca merupakan serangkaian kegiatan yang menghabiskan banyak waktu dan membosankan. Segala apa yang mereka kerjakan selalu mengikuti trend tanpa ada pemilahan. Bagi mereka, pantas atau tidak yang terpenting diri mereka tidak dikatakan sebagai manusia yang ketinggalan zaman. Sebenarnya, belajar dari warisan budaya akan dapat memperdalam ilmu sejarah dan budaya yang didapatkan dari pendidikan di sekolah. Jadi jika dilakukan perubahan cara pandang kepada remaja

6 yang selama ini mengedepankan modernitas, nantinya mereka akan merasa memiliki warisan budaya bangsa karena remaja adalah aset bangsa, penerus bangsa. Upaya-upaya untuk meningkatkan minat remaja dalam mengenalkan warisan budaya bangsa sangatlah diperlukan. Sikap remaja yang lebih respon terhadap modernitas dan enggan untuk membaca buku. Maka cara yang ditempuh untuk meningkatkan minat remaja dalam mengenalkan warisan budaya adalah menggabungkan buku sebagai bacaan dengan gambar-gambar yang mempunyai fungsi tidak hanya sebagai ilustrasi akan tetapi juga mampu mengajak para generasi muda yakni remaja untuk menyelesaikan bacaan dalam buku hingga selesai. Salah satunya melalui buku ilustrasi yang tersaji dalam buku ilutrasi Regalia Keraton Ngayogyakarta Hadingrat untuk mengkomunikasikan pesanpesan dalam tulisan kepada pembaca khususnya para remaja yang tidak suka memabaca sehingga mereka mampu menangkap penjelasan dengan cepat dan tepat. (Kusmiati, 1999) menjelaskan bahwa ilustrasi digunakan untuk membantu mengkomunikasikan pesan dengan tepat, cepat, tegas, dan merupakan terjemahan dari sebuah judul. Ilustrasi tersebut diharapkan mampu memberikan emosi batin kepada remaja sehingga suasana dalam hati akan terbangun layaknya sedang dalam kehidupan nyata. buku ilustrasi sangat tepat dan penting dalam hal ini, karena perkembangan remaja berpotensi sekali untuk stress dan harapan-harapan baru dari orang tua yang dialami remaja membuat mereka mudah sekali mengalami gangguan pikiran, perasaan, maupun gangguan perilaku (Fubrmann,

7 1990). Sehingga dengan buku ilutrasi, mereka akan merasa bebas dalam mengembangkan pikiran mereka untuk menterjemahkan gambar tersebut dalam memahami 8 filosofi kepemimpinan Jawa di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Untuk mengenalkan 8 filosofi simbol kepemimpinan Jawa yakni Regalia kepada remaja diperlukan penciptaan buku ilustrasi Regalia Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai upaya pengenalan kepemimpinan Jawa kepada remaja. Dari permasalahan tersebut diperlukan Penciptaan buku ilustrasi Regalia Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai upaya pengenalan filosofi kepemimpinan Jawa kepada remaja. Dengan tampilan gambar-gambar menarik yang akan membantu pembaca khususnya remaja dalam memahami setiap kalimat yang menjelasakan filosofi kepemimpin Jawa Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat karena untuk mempelajari nilai filosofi dan magis diperlukan kemampuan berfikir yang besar, terlebih ini adalah nilai filosofi dan magis kepemimpinan Jawa keraton yang penuh dengan sejarah dan menyimpan berbagai pengetahuan di dalamnya, jika ada kemampuan serta media informasi yang dapat digunakan untuk membedahnya, maka banyak pengetahuan yang akan didapatkan seputar kepemimpinan Jawa Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka dapat disusun rumusan masalah yaitu bagaimana membuat buku ilustrasi Regalia Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai upaya pengenalan filosofi kepemimpinan Jawa kepada remaja

8 1.3 Batasan Masalah Penelitian dalam tugas akhir ini yang berjudul Penciptaan Buku Ilustrasi Regalia Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sebagai Upaya Pengenalan Filosofi Kepemimpinan Jawa Kepada Remaja. Maka, dalam penelitian ini terfokus pada pengenalan filosofi Regalia yang merupakan simbol kepemimpinan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. 1.4 Tujuan Penelitian Membuat buku ilustrasi Regalia Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai upaya untuk memperkenalkan filosofi kepemimpinan Jawa kepada remaja. 1.5 Manfaat 1. Secara teoritis tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi bagi setiap mereka yang ingin melakukan penelitian terkait dengan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang penuh dengan mitos dan mistik. 2. Secara praktis tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar dalam memahami kebudayaan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Juga dapat digunakan sebagai bahan bacaan wisatawan yang berkunjung di Keraton Ngayogyakarta Hadingrat sebagai upaya dalam memperoleh informasi yang inovatif. Tak hanya menyajikan rangkaian kata yang akurat dimana kebenaran informasi yang disampaikan bisa dibuktikan, akan tetapi juga

9 dilengkapi dengan gambar ilustrasi. Sehingga kemampuan dari seluruh wisatawan dalam memahami kebudayaan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat bisa efektif dan efisien. 3. Secara psikologis tugas akhir ini diharapkan mampu memberikan teladan bagi generasi muda atau remaja tentang kepemimpinan, cara hidup, pandangan hidup yang sikap, mental, dan pribadi mereka seringkali melewati batas norma-norma kehidupan.